BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. resiko. Modal kerja dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan keadaan perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan yang. dengan melakukan efisiensi modal kerja (Ristanti dkk, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu, peran seorang manajer keuangan sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang fluktuatif (Wibowo dan Wartini,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin ketatnya persaingan negara-negara di dunia berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan mencerminkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dari lingkungan, politik, budaya serta bisnis. Griffin dan Ebert dalam Solihin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri yang meningkat pesat. telah menciptakan suatu persaingan yang ketat diantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2013). Aset lancar yang dimaksudkan seperti kas, persediaan, dan piutang. Ini

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari Indonesia merupakan negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Kondisi seperti ini bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan manufaktur di Indonesia semakin pesat, Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode ke periode semakin bertambah banyak karena melihat adanya prospek yang menjanjikan di Indonesia. Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas tesebut yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki. Menurut Munawir (2004) Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu disebut profitabilitas. Suatu perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut selalu memerlukan dana baik untuk membiayai operasional perusahaan maupun investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional perusahaan sehari-harinya disebut modal kerja. Modal kerja yang dikeluarkan diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan produksi selanjutnya. 1

Menurut Esra dan Apriweni (2002), dalam pengelolaan modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas adalah kas dan persediaan. Kas merupakan salah satu komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya (Riyanto, 2001). Kas digunakan oleh perusahaan untuk membeli persediaan, membayar hutang, membayar upah dan gaji pegawai, membeli perlengkapan kantor, dll. Kemampuan uang kas berputar selama satu periode tertentu untuk memperoleh pendapatan disebut perputaran kas. Jumlah kas yang berlebih disertai dengan perputaran kas yang rendah dapat menimbulkan sejumlah dana yang menganggur, sehingga penggunaan kas kurang efisien dan menyebabkan menurunnya profitabilitas (Rahma, 2011). Akan tetapi, jumlah kas yang cukup disertai dengan periode perputaran kas yang tinggi, mampu mempengaruhi minimnya kemungkinan risiko ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban, berarti penggunaan kas semakin efisien dan memperbesar kemungkinan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas. Komponen penting modal kerja selain kas adalah persediaan. Persediaan sangat dibutuhkan oleh perusahaan guna menjaga kelancaran proses produksi sehingga mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan, terutama pada perusahaan 2

manufaktur yang sebagian besar aktivitas proses produksi membutuhkan adanya persediaan. Inventory atau persediaan adalah elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu berputar dan mengalami perubahan (Riyanto, 2001), karena persediaan selalu mengalami perubahan maka manajer harus berhati-hati dalam mengelola dan menentukan jumlah persediaan, agar tidak timbul kelebihan atau kekurangan persediaan. Apabila persediaan terlalu besar, maka biaya yang ditanggung perusahaan untuk pemeliharaan dan penyimpanan di gudang bertambah, dan meningkatkan risiko kerusakan karena penyimpanan yang terlalu lama, sehingga menurunkan kualitas dan profitabilitas. Apabila perusahaan mengalami kekurangan persediaan, akan berakibat pada tersendatnya proses produksi sehingga biaya produksi rata-rata mengalami kenaikan dan menekan perolehan keuntungan perusahaan (Riyanto, 2001). Guna mencegah hal tersebut, pengelolaan persediaan sangat diperlukan. Modal kerja merupakan hal penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan uang muka pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya (husaini, 2012). Uang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal. Ini berarti Manajemen modal kerja 3

penting karena akan berdampak pada profitabilitas dan risiko perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan. Grablowsky (1984) menunjukkan bahwa manajemen modal kerja penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan kecil. Dalam pengelolaan aset, perusahaan memerlukan perhatian yang lebih terhadap pengelolaan modal kerjanya agar lebih efisien. Hal ini karena proporsi modal kerja yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya: untuk persekot pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain. Uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Aktiva lancar cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar, sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, membuang kesempatan memperoleh laba. Indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja. Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran persediaan (Inventory turnover), Rasio manajemen aktiva (asset management ratio). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputaran modal kerja, makin cepat perputarannya sehingga 4

perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas semakin meningkat. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Jenis perusahaan yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah manufaktur dari sektor pertanian sub sektor perkebunan. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan proses produksi mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku, hingga berbentuk barang jadi, guna memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur maka Indonesia memiliki daya dukung yang cukup besar untuk mengembangkan berbagai aspek pertanian salah satunya adalah aspek perkebunan yang dinilai berprospek cerah. Budidaya perkebunan secara umum merupakan kegiatan usaha tanaman yang hasilnya untuk diekspor atau bahan baku industri (Suwarto dan Octavianty, 2010 : 6). Salah satu hasil perkebunan Indonesia yang memberikan kontribusi devisa terbesar bagi Negara adalah sawit. Data BPS (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan sawit di Provinsi Sumatera Utara 50% dikelola oleh swasta, 30% oleh 5

rakyat dan 20% oleh pemerintah. Pengelolaan lahan kelapa sawit rakyat yang berada di Sumatera Utara masih terpusat di daerah kabupaten Labuhan Batu dengan luas lahan produkti sekitar 126.000 hektar, diikuti dengan kabupaten Asahan dengan luas lahan produktif sebesar 49.000 hektar, sedangkan luas lahan sawit yang tidak produktif terdapat di Kabupaten Labuhan Batu sebesar 11.000 hektar, dan Kabupaten Langkat sebesar 1000 hektar. Dengan luas lahan sawit yang begitu luas maka banyak perusahaan pengekspor sawit yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia, khususnya penyedia lapangan kerja, sumber pandapatan dan devisa Negara. Perusahaanperusahaan tersebut harus bisa mengelola modal kerjanya dengan baik demi keberlangsungan perusahaan khususnya dalam perolehan profit maupun sebagai penghasil devisa negara. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti jenis perusahaan yang berada pada sub sektor perkebunan. Selain itu menurut Nugroho (2012) dalam jurnal analisis yuridis terhadap insolvensi, Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Terjadinya delisting beberapa perusahaan public di Bursa Efek Indonesia karena kesulitan likuiditas merupakan fenomena bahwa suatu perusahaan cenderung akan mengalami insolvency seperti: PT. Bahtera Adimina Samudera Tbk. Yang bergerak di sektor perikanan. Perusahaan tersebut telah dihapus dari daftar Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 25 agustus 2008 karena tidak ada lagi kegiatan 6

operasionalnya. Perusahaan ini mengalami keterpurukan sejak terjadinya penghapusan subsidi BBM pada bulan Oktober tahun 2005. Perusahaan lain yang mengalami hal yang sama yaitu PT. Texmaco Jaya Tbk. (TEJA) yang juga dihapus dari Bursa Efek Indonesia sejak Ovency seperti: PT. Bahtera Adimina Samudera Tbk. Yang bergerak di sector perikanan. Perusahaan tersebut telah dihapus dari daftar Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 25 agustus 2008 karena tidak ada lagi kegiatan operasionalnya. Perusahaan ini mengalami keterpurukan sejak terjadinya penghapusan subsidi BBM pada bulan Oktober tahun 2005. Perusahaan lain yang mengalami hal yang sama yaitu PT. Texmaco Jaya Tbk. (TEJA) yang juga dihapus dari Bursa Efek Indonesia sejak Oktober 2008 karena kesulitan likuiditas (http://www.idx.co.id, 2008). Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh Amalendu (2012) menunjukkan perputaran kas berpengaruh positif terhadap ROI. Sedangkan menurut, Rajesh dan Reddy (2011) menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh negatif terhadap ROI. Penelitian yang dilakukan oleh Rajesh dan Reddy (2011) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap ROI. Namun, hasil penelitian dari Amalendu (2012), menunjukkan perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap ROI. Dengan adanya perbedaan dari hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini akan menguji kembali variabel-variabel sebelumnya yang pernah diteliti. 7

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan mengambil judul Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Analisis Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Pertanian sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012). Dengan variable yang akan digunakan yaitu variabel dependen atau variabel Y adalah Return on Investment (ROI). Sedangkan variabel independen atau variable X adalah perputaran kas (Cash Turnover), dan perputaran persediaan (inventory turnover). 1.2 Rumusan Masalah Maka permasalahan dalam penelitian ini terhadap suatu profitabilitas perusahaan adalah: 1. Bagaimana pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI? 2. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI? 3. Bagaimana pengaruh perputaran modal kerja (working capital turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI? 8

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran kas (cash turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI. 2. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI. 3. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran modal kerja (working capital turnover) terhadap Return on Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor pertanian sub sektor perkebunan yang terdaftar di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat yaitu : 1. Secara praktis bagi : a. Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan untuk mengambil keputusan manajerial dalam hal pengelolaan modal kerja yang berhubungan dengan keberlangsungan perusahaan terkait dengan masalah pengelolaan dana perusahaan baik yang berasal dari internal maupun external perusahaan. 9

Membantu bagi para pengusaha untuk melakukan pengelolaan modal kerja yang baik sehingga perusahaan-perusahaan yang berada di sektor pertanian tidak akan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) atau perusahaan harus dilikuidasi. b. Investor Dapat membantu investor dalam melakukan pemilihan perusahaanperusahaan industri pertanian yang berada di Bursa Efek Indonesia berdasarkan faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan tersebut. Dengan mengetahui suatu laporan keuangan perusahaan yang sehat maka investor bisa menginvestasikan uangnya di perusahan-perusahaan tersebut. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomis di masa yang akan datang seperti melihat rasio profitabilitas untuk menjadi pertimbangan investor berinvestasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI supaya tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang maksimum. 2. Secara akademisi : Membantu para akademik mengembangkan teori efisiensi modal kerja yang berpengaruh penting bagi perusahaan dalam memaksimumkan laba sehingga 10

dapat digunakan untuk kemajuan bidang ilmu pengetahuan dengan memperhatikan rasio-rasio yang terdapat di laporan keuangan. Memberikan bukti empiris mengenai adanya pengaruh positif perputaran modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan pertanian di BEI tahun 2010-2013. Menambah pengetahuan tentang penerapan teori-teori yang ada dalam masalah yang sesungguhnya. Bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut. 11