PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 70/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 68/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TANGGAL : 31 Agustus 2006

FORMULIR PERMOHONAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK DAN TERNAK POTONG. No KODE NAMA FORMULIR DITANDATANGANI OLEH

PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN Formulir Model-01

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 67/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

Nama Perusahaan :... A l a m a t. Sebagai produsen atau pembuat pakan dengan bahan pakan :...

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 1017/Kpts/TP.120/12/98 TENTANG

Lampiran dst

Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan persyaratan sebagai berikut :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Izin Usaha. Obat Hewan. Pemberian. Pencabutan.

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 39/Permentan/OT.140/8/2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK ALAT DAN MESIN PERTANIAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 264/Kpts/OT.140/4/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

No.1826, 2014 KEMENTAN. Benih Tanam. Pemasukan. Pengeluaran. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kewenangan. Izin Usaha. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG

No.1374, 2014 KEMENTAN. Calon Kebun Sumber Benih. Sertifikasi Benih. Evaluasi Kebun Sumber Benih. Teh. Standar Operasional Prosedur.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN SURVEILANS RESIDU DAN CEMARAN MIKROBA PADA PRODUK HEWAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Tanaman Hutan. Perbenihan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 31/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DAN PENGUJIAN KEAMANAN DAN MUTU PRODUK HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 32/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/7/2011 TANGGAL : 14 Juli 2011

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembara Negara Republik

TENTANG PENGUJIAN, PENILAIAN, PELEPASAN DAN PENARIKAN VARIETAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 60/Permentan/HK.060/8/2007 TENTANG UNIT PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 05/Permentan/HK.060/3/06 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 354/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRODUKSI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 74/Permentan/PD.410/7/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 38/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG

DAFTAR PEMASUKAN JENIS TERNAK POTONG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 3. Undang-Un

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 734/Kpts/OT. 140/12/2006 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI NASIONAL SUMBER DAYA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 22/Permentan/SR.130/4/2011 /Permentan/OT.14 0/ /2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Budidaya. Izin Usaha.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.80/Menhut-II/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 308/Kpts/OT.050/5/2016 TENTANG KOMISI PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Pengeluaran Benih Hortikultura sudah tidak sesuai lagi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 1/Menhut-II/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/PD.200/6/2014 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA BUDIDAYA HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117/Permentan/SR.120/10/2014 TENTANG PENETAPAN DAN PELEPASAN RUMPUN ATAU GALUR HEWAN

PERUSAHAAN\ KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 505/Kpts/SR.130/12/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 64/Kpts/SR.130/3/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/Permentan/KB.410/5/2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 56/Menhut-II/2007 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN TELUR ULAT SUTERA MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL


PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR SK. 44/MENHUT-II/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN/ DEWAN HARIAN KETAHANAN PANGAN NOMOR : 456/Kpts/OT.160/7/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 16/KPA/SK.310/C/2/2016 TENTANG

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 106/Kpts/SR.130/2/2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 10/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 70/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, SERTA LAMPIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 telah ditetapkan Pemasukan dan Pengeluaran Benih; b. bahwa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan tugas Pusat Perizinan dan Investasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan pemberian izin, dipandang perlu mengubah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, Serta Lampiran; : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- 315

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan dan Pertanian) Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4612); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4498); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Repbublik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 12. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 13. Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998/Kpts/OT.210/9/1999,Nomor 790.a/Kpts/IX/1999, 316

Nomor 1145.A/MENKES/SKB/IX/1999, dan Nomor 015.A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik; 14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/ OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/ 2/2007; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/ OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/ OT.140/2/2007; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006 tentang Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, SERTA LAMPIRAN. PASAL 1 1. Mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, sebagai berikut: a. mengubah ketentuan Pasal 5 ayat (2), sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: 317

Pasal 5 ayat (2) Pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian. b. mengubah ketentuan Pasal 6, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 6 Izin pemasukan benih atau materi induk untuk penelitian diberikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk atas nama Menteri Pertanian. c. mengubah ketentuan Pasal 8, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 8 Izin Pemasukan benih bukan untuk penelitian diberikan oleh Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian. d. mengubah ketentuan Pasal 19, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 19 (1) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan dari Kepala Pusat Perizinan dan Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan belum memberikan jawaban menerima, menunda atau menolak, maka permohonan dianggap diterima dan diterbitkan izin pemasukan benih dalam bentuk Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian seperti formulir model-2. 318

(2) Izin pemasukan yang diterbitkan dalam bentuk Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi selanjutnya untuk diberikan kepada pemohon. e. mengubah ketentuan Pasal 24 ayat (3), sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 24 ayat (3) Pencabutan izin pemasukan benih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, e dan f Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian dalam bentuk Keputusan Menteri Pertanian dengan menggunakan formulir model-4. f. mengubah ketentuan Pasal 27 ayat (2), sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 27 ayat (2) Pelaksanaan pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderaaal yang bersabgkutan yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian. g. mengubah ketentuan Pasal 30 ayat (2), sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 30 ayat (2) Jenis tanaman tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian. h. mengubah ketentuan Pasal 32, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut : 319

Pasal 32 (1) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan dari Kepala Pusat Perizinan dan Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan belum memberikan jawaban menerima. menunda atau menolak, maka permohonan dianggap diterima dan diterbitkan izin pengeluaran benih dalam bentuk Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian, seperti formulir model-6. (2) Izin pengeluaran yang diterbitkan dalam bentuk Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur Jenderal yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Pusat Perizinan dan Investasi selanjutnya untuk diberikan kepada pemohon. i. mengubah ketentuan Pasal 37 ayat (3), sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut : Pasal 37 ayat (3) Pencabutan izin pengeluaran benih karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf c, e dan f Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Direktur yang bersangkutan untuk atas nama Menteri Pertanian dalam bentuk Keputusan dengan menggunakan formulir model-8. 2. Mengubah Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006, seperti tercantum pada Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. 3. Dengan ditetapkannya Peraturan ini, ketentuan lain dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 masih tetap berlaku. PASAL II Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 320

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 Nopember 2007 MENTERI PERTANIAN, ttd. ANTON APRIYANTONO SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Dalam Negeri; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Kehutanan; 5. Menteri Perdagangan; 6. Menteri Perindustrian; 7. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; 8. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 9. Pimpinan Unit Kerja Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 10. Gubernur Provinsi diseluruh Indonesia; 11. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia. 321

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 70/Permentan/OT.140/11/2007 TANGGAL: 7 Nopember 2007 NO KODE NAMA FORMULIR DITANDATANGANI OLEH 1 Formulir Model-1 Surat Permohonan Izin Pemohon Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara R.I. 2. Formulir Model-2 Keputusan Pemberian Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara R.I. A.n.Menteri Pertanian, Kepala Badan Litbang Pertanian atau Direktur Jenderal 3. Formulir Model-3 Surat Penolakan/ Penundaan Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara R.I. 4. Formulir Model-4 Keputusan Pencabutan Izin Pemasukan Benih ke dalam Wilayah Negara R.I. 5. Formulir Model-5 Surat Permohonan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara R.I. 6. Formulir Model-6 Keputusan Pemberian Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara R.I. 7. Formulir Model-7 Surat Penolakan/ Penundaan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara R.I. 8. Formulir Model-8 Keputusan Pencabutan Izin Pengeluaran Benih dari Wilayah Negara R.I. Kepala Pusat Perizinan dan Investasi A.n.Menteri Pertanian Kepala Badan Litbang Pertanian atau Direktur Jenderal Pemohon A.n.Menteri Pertanian Kepala Badan Litbang Pertanian atau Direktur Jenderal Kepala Pusat Perizinan dan Investasi A.n.Menteri Pertanian Kepala Badan Litbang Pertanian atau Direktur Jenderal MENTERI PERTANIAN, ttd. ANTON APRIYANTONO. 322

Formulir Model-1 Nomor :... Lampiran : Kepada Yth. Perihal : Permohonan Izin Kepala Pusat Perizinan dan Pemasukan Benih ke Investasi Dalam Wilayah Negara di RI JAKARTA Dengan ini kami: 1. N a m a :... 2. Alamat :...... 3. Bentuk Usaha : perorangan/badan hukum/instansi pemerintah*) 4. N P W P :... mengajukan permohonan izin untuk memasukkan benih ke dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk penelitian, khususnya pemuliaan/bukan untuk penelitian *), dengan kejelasan sebagai berikut: a. Jenis tanaman/spesies :... b. Varietas/Klon/Hibrida :... c. Bentuk benih :... d. Banyaknya benih :... e. Perlakuan fisik/kimia :... f. Negara/tempat asal Benih di produksi :... g. Nama produsen/ pengolahan benih :... h. Negara pengirim :... i. Nama pengirim :... j. Alamat pengirim :... k. Pekerjaan pengirim :... l. Tempat pemasukan :... m. Tujuan penggunaan benih :... Demikian disampaikan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Nama dan Tanda Tangan Pemohon Jabatan Cap Meterai (nama lengkap) Tembusan disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Direktur Jenderal/Kepala Badan... 323

Formulir Model - 2 GARUDA BIRU KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERIAN IZIN PEMASUKAN BENIH KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa permohonan Saudara/Direktur/Instansi Pemerintah... Nomor... tanggal... bulan... tahun... setelah dikaji, memenuhi syarat untuk dapat memasukkan benih tanaman dari... kedalam wilayah Negara Republik Indonesia; b. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 8 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006, dipandang perlu memberikan izin pemasukan benih tanaman kepada Saudara/Direktur/Instansi Pemerintah...; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 324

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (Perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan dan Pertanian) (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4612); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4498); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 325

12. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 13. Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998/Kpts/OT.210/9/1999, Nomor 790.a/Kpts- IX/1999, Nomor 1145.A/MENKES/SKB/IX/1999, dan Nomor 015.A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik; 14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/ OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2007; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/ OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/ OT.140/2/2007; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 19. Keputusan Menteri Pertanian nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006 tentang Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; Memperhatikan : 1. Surat Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Nomor...tanggal...; 2. Surat Saudara/Direktur PT/Instansi Pemerintah Nomor... tanggal...; 326

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Memberikan izin untuk memasukan benih tanaman... kepada: a. Nama : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/badan hukum/instansi pemerintah*) d. NPWP : e. Jenis tanaman/spesies : f. Varietas/klon/hibrida : g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia : j. Negara/tempat asal benih: di produksi k. Negara pengirim : l. Nama pengirim : m. Alamat pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pemasukan : p. Tujuan penggunaan benih : KEDUA : Beinih... sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dipergunakan untuk penelitian/bukan untu penelitian dan harus memenuhi standar mutu benih yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian. KETIGA : Pemasukan benih sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan. KEEMPAT : Izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan, dan selama jangka waktu tersebut pemegang izin harus memasukkan seluruh benih yang diizinkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan harus melaporkan kepada Direktur Jenderal.../Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Kepala Pusat Perizinan dan Investasi. 327

KELIMA : Izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dicabut apabila: a. tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA dan KETIGA; b. melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; c. memindahkan izin kepada pihak lain. KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal A.n MENTERI PERTANIAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/ DIREKTUR JENDERAL...*)... NIP. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai laporan); 2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan; 3. Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 4. Ketua Badan Benih Nasional; 5. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih yang membidangi Pertanian; 6. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak; 7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Pertanian; 8. Karantina Tumbuhan. KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu. 328

Formulir Model 3 Jakarta, Nomor : Kepada Yth. Lampiran :... Perihal : Penolakan/penundaan *) di - Izin Pemasukan Benih... Ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia Sehubungan dengan surat Saudara Nomor... tanggal... perihal permohonan izin pemasukan benih... dengan ini diberitahukan sesuai dengan Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, permohonan Saudara ditolak/ditunda *) dengan alasan: a....; b....; c....; d....; e....; Saran / Arahan :...... Demikian disampaikan, agar menjadi maklum. KEPALA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI,... NIP. Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai Laporan); 2. Para Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 3. Ketua Badan Benih Nasional; 4. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih yang membidangi Pertanian; 5. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. KETERANGAN: *) Coret yang tidak perlu. 329

Formulir Model-4 GARUDA BIRU KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TENTANG PENCABUTAN IZIN PEMASUKAN BENIH DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, telah diberikan izin pemasukan benih tanaman; b. bahwa Saudara/direktur PT/Instansi Pemerintah... telah terbukti tidak mengikuti ketentuan Pasal 24 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; c. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 24 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/ 2006, dipandang perlu mencabut Keputusan Izin pemasukan benih; : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 330

Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (Perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan dan Pertanian) (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4612); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4498); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 12. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia. 331

13. Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998/Kpts/OT.210/9/1999, Nomor 790.a/Kpts- IX/1999, Nomor 1145.A/MENKES/SKB/IX/1999, dan Nomor 015.A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hayati Rekayasa Genetik; 14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/ OT.140/1/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2007; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/ OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/ OT.140/2/2007; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006 tentang Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; Memperhatikan : 1. Surat Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Nomor... tanggal...; 2. Surat Saudara/Direktur PT/Instansi Pemerintah Nomor... tanggal...; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Pencabutan Keputusan izin pemasukan benih tanaman Nomor.....kedalam wilayah negara Republik Indonesia kepada: a. Nama : b. Alamat : 332

c. Bentuk usaha : perorangan/badan hukum/ instansi pemerintahan *) d. NPWP : e. Jenis tanaman/ spesies : f. Varietas/klon/hibrida: g. Bentuk benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan fisik kimia: j. Negara/tempat asal benih diproduksi : k. Negara pengirim : l. Nama pengirim : m. Alamat pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pemasukan : p. Tujuan penggunaan : benih KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dicabut apabila: a. tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA dan diktum KETIGA; b. melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; c. memindahkan izin kepada pihak lain. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal A.n MENTERI PERTANIAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/DIREKTUR JENDERAL...*)... NIP. 333

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai laporan); 2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 3. Para Pejabat Eselon I Di Lingkungan Departemen Pertanian; 4. Ketua Badan Benih Nasional; 5. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih yang membidangi Pertanian; 6. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak; 7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Pertanian. KETERANGAN: *) Coret yang tidak perlu. 334

Formulir Model-5... Nomor : Lampiran : Kepada Yth. Perihal : Permohonan Izin Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Pengeluaran Benih di - Dari Wilayah Negara Jakarta RI Dengan ini kami: 1. Nama : 2. Alamat : 3. Pekerjaan :... (perorangan) 4. Bentuk usaha : perorangan/badan hukum/instansi pemerintah *) 5. NPWP :... mengajukan permohonan izin untuk mengeluarkan benih dari wilayah Negara Republik Indonesia, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Jenis tanaman/spesies : b. Varietas/klon/hibrida : c. Bentuk benih : d. Banyaknya benih : e. Perlakukan fisik/kimia : f. Nama produsen/pengolah : benih g. Negara tujuan : h. Nama penerima : i. Alamat penerima : j. Tempat pengeluaran : k. Tujuan pengeluaran benih : Demikian disampaikan dan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Nama dan Tanda tangan pemohon Jabatan Cap Meterai Tembusan disampaikan Kepada Yth: (nama terang) 1. Menteri Pertanian 2. Direktur Jenderal/Kepala Badan Litbang Pertanian 335

GARUDA BIRU Formulir Model-6 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TENTANG PEMBERIAN IZIN PENGELUARAN BENIH... DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006, telah ditetapkan Pemasukan dan Pengeluaran Benih; b. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 27 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian tersebut huruf a, dipandang perlu memberikan izin pengeluaran benih kepada Saudara/Direktur PT/Instansi Pemerintah...; : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 336

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (Perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan dan Pertanian) (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4612); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4498); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 12. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 337

13. Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998/Kpts/OT.210/9/1999, Nomor 790.a/Kpts- IX/1999, Nomor 1145.A/MENKES/SKB/IX/1999, dan Nomor 015.A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik; 14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/ OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2007; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/ OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/2/2007; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006 tentang Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; Memperhatikan :1. Surat Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Nomor... tanggal...; 2. Surat Saudara/Direktur PT/Instansi Pemerintah Nomor... tanggal...; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Memberikan izin untuk mengeluarkan benih tanaman... kepada: a. Nama : b. Alamat : 338

c. Bentuk usaha : perorangan/badan usaha/instansi pemerintah*) d. NPWP : e. Jenis tanaman/spesies : f. Varietas/klon/hibrida : g. Bentuk Benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan Fisik/kimia : j. Nama produsen/ : pengolah benih k. Negara tujuan : l. Nama penerima : m. Alamat : n. Tempat pengeluaran : o. Tujuan pengeluaran : KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak ditandatangani Keputusan ini, dan dalam jangka waktu tersebut pemegang izin harus selesai mengeluarkan seluruh benih yang diizinkan dari wilayah negara Republik Indonesia. KETIGA : Pengeluaran benih sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU harus mengikuti peraturan perundangundangan di bidang karantina tumbuhan. KEEMPAT : Izin pengeluaran benih sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dicabut apabila: a. melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; b. tidak mengikuti peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan; c. memindahkan izin kepada pihak lain. KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal A.n MENTERI PERTANIAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/DIREKTUR JENDERAL...*)... NIP. 339

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai laporan); 2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan; 3. Para Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 4. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih yang membidangi Pertanian; 5. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak; 6. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Pertanian; 7. Karantina Tumbuhan. 340

Formulir Model-7 Nomor : Jakarta, Lampiran : Kepada Yth. Perihal : Penolakan/Penundaan*)... Izin Pengeluaran Benih Ke Dalam Wilayah Negara di Republik Indonesia... Sehubungan dengan surat Saudara Nomor... tanggal... perihal permohonan izin pengeluaran benih... dengan ini diberitahukan sesuai dengan Pasal 33 dan Pasal 34 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, permohonan Saudara ditolak/ditunda *) dengan alasan: a.... b.... c.... d.... e.... Saran/Arahan:...... Demikian disampaikan, agar menjadi maklum. KEPALA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI,... NIP. Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai laporan); 2. Para Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 3. Ketua Badan Benih Nasional; 4. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih yang membidangi Pertanian; 5. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. KETERANGAN: *) Coret yang tidak perlu. 341

GARUDA BIRU Formulir Model - 8 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TENTANG PENCABUTAN IZIN PENGELUARAN BENIH... DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006, telah ditetapkan Pemasukan dan Pengeluaran Benih; b. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 37 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/ 2006, tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih, dipandang perlu mencabut Keputusan izin pengeluaran benih; : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 342

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pengesahan International Treaty on Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (Perjanjian mengenai Sumber Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan dan Pertanian) (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4612); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4196); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4498); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1971 tentang Badan Benih Nasional; 10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 12. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 13. Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Nomor 998/Kpts/OT.210/9/1999, Nomor 790.a/Kpts- IX/1999, Nomor 1145.A/MENKES/SKB/IX/1999, dan Nomor 015.A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetik; 343

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/ OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/2/2007; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/ OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/ OT.140/2/2007; 16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; 19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/ PD.310/9/2006 tentang Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura; Memperhatikan :1. Surat Kepala Pusat Perizinan dan Investasi Nomor... tanggal...; 2. Surat Saudara/Direktur PT/Instansi Pemerintah Nomor... tanggal...; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Pencabutan Keputusan izin pengeluaran benih tanaman... dari wilayah negara Republik Indonesia kepada: a. Nama : b. Alamat : c. Bentuk usaha : perorangan/badan Hukum/instansi pemerintah*) d. NPWP : e. Jenis tanaman/spesies : f. Varietas/klon/hibrida : g. Bentuk Benih : h. Banyaknya benih : i. Perlakuan Fisik/kimia : 344

j. Nama/Tempat Asal : benih diproduksi k. Negara Pengirim : l. Nama Pengirim : m. Alamat Pengirim : n. Pekerjaan pengirim : o. Tempat pemasukan : p. Tujuan penggunaan benih: KEDUA : Izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dicabut apabila: a. tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA dan diktum KETIGA; b. melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum; c. memindahkan izin kepada pihak lain. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal A.n MENTERI PERTANIAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/DIREKTUR JENDERAL...*)... NIP. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Pertanian (sebagai laporan); 2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan; 3. Para Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian; 4. Ketua Badan Benih Nasional; 5. Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Yang membidangi Pertanian; 6. Kepala Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak; 7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Pertanian. KETERANGAN: *) Coret yang tidak perlu. 345