BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan (PSAK) 55 (Revisi 2006)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN PSAK 50 DAN 55 (REVISI 2006) ATAS KEWAJIBAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT JASA MARGA (PERSERO))

FINANCIAL INSTRUMENT

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

LIABILITAS JANGKA PANJANG

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 13 UTANG OBLIGASI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

Tujuan pembelajaran LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI

BAB II AKUNTANSI SEWA

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

C H A P T E R 14 LIABILITAS JANGKA PANJANG

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN

Investasi Stock. Pertemuan ke 7

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

Investasi - Bonds Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

INVESTASI SEMENTARA SURAT-SURAT BERHARGA (OBLIGASI DAN SAHAM) (Temporary Investments or Marketable Securities)

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ii. Kredit 4,251,765 iii. Pembiayaan Syariah 40,726

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

30 Juni 31 Desember

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

TOTAL ASET 81,190,623

TOTAL ASET 85,982,283

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,923,383

TOTAL ASET 83,967,262

TOTAL ASET

TOTAL ASET

TOTAL ASET 89,648,272

TOTAL ASET 88,075,236

TOTAL ASET 85,932,429

TOTAL ASET 85,474,937

TOTAL ASET 87,302,409

TOTAL ASET 87,686,543

TOTAL ASET 87,035,918

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Juli 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 April 2018 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

- 7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

PENGGUNAAN INSTRUMEN KEUANGAN PADA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 30 November 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

TOTAL ASET 72,968,991

TOTAL ASET 73,184,906

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 29 Februari 2016 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 30 Nopember 2015 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Oktober 2015 POS POS

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Desember 2015 POS POS

TOTAL ASET

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN 31 Maret 2016 POS POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

TOTAL ASET 80,467,881

TOTAL ASET 80,369,848

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

AKUNTANSI KEWAJIBAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 09 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan (PSAK) 55 (Revisi 2006) Pernyataan standar akuntasi keuangan (PSAK) merupakan sebuah standar yang mengatur tentang sistem pelaporan keuangan yang mengadopsi dari International Accountuing Standards (IAS) untuk mengacu pada international financial reporting standards (IFRS) oleh karena itu beberapa PSAK mengalami perubahan agar sesuai dengan IFRS seperti pada PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006). PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) mengalami perubahan dalam ruang cakup seperti penyajian, pengungkapan, pengukuran dan pengakuan dan sebagaimana yang tertuang dalam surat No.1705/DSAK/IAI/12/2008 "DSAK-IAI mengubah tanggal efektif pemberlakuan PSAK 50 dan PSAK 55 yang semula berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2009 menjadi pada atau setelah 1 Januari 2010," tentang pengumuman perubahan tanggal efektif PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) tertanggal 30 desember 2008, entitas harus menerapkan implementasi PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2010. 2.1.1. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan (PSAK) 55 PSAK 50 dan 55 merupakan revisi dari PSAK 50 revisi 1998 yang mencakup tentang Efek yang diperdagangkan dan PSAK 55 yang merupakan revisi dari PSAK 55 revisi 1999 yang mencakup tentang derivatif dan lindung nilai dan PSAK 50 dan PSAK 55 mengalami revisi kembali dan menjadi PSAK 50 dan PSAK 55( revisi 2006) yang mencakup tentang instrumen keuangan, PSAK 50 yang mengadopsi dari IAS 32 yang mencakup tentang penyajian dan 6

7 pengunkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 yang mengadopsi dari IAS 39 yang mencakup tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Berikut ini perubahan yang terjadi : 1. Ruang Lingkup Instrumen keuangan (PSAK 50 dan 55 revisi 2006): a. Efek yang Diperdagangkan (PSAK 50 revisi 1998) b. Derivatif dan Lindung Nilai (PSAK 55 revisi 1999) 2. Klasifikasi Dahulu : a. Diperdagangkan b. Tersedia untuk Dijual c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2006) : a. Diukur pada Nilai Wajar melalui laporan laba rugi b. Tersedia untuk Dijual c. Dimiliki hingga Jatuh Tempo d. Pinjaman dan Piutang 3. Pengakuan dan Pengukuran Dahulu : a. Contractual Rate b. Nilai Kontrak PSAK 50 dan PSAK 55 (revisi 2006) : a. Effective interest rate b. Nilai Wajar Nilai Wajar +/- Biaya Transaksi a. PSAK 50 (revisi 2006) instrumen keuangan penyajian dan pengungkapan 1. Ruang lingkupnya meliputi seluruh penyajian dan pengungkapan tipe instrumen keuangan yaitu aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas adalah kontrak yang memberikan

8 kepada pemiliknya hak residu atas aset entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas. 2. Alokasi nilai buku instrumen keuangan untuk komponen ekuitas dan utang. Nilai utang ditetapkan terlebih dahulu. 3. Pembelian saham diperoleh kembali (treasury stock) dicatat sebagai perubahan atas ekuitas sehingga tidak ada keuntungan/kerugian yang diakui. 4. Termasuk dalam definisi aset dan liabilitas keuangan adalah kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas suatu entitas. 5. Aset dan liabilitas keuangan diakui ketika entitas mengambil bagian dalam suatu kontrak provisi atas suatu instrumen. semua ketentuan tentang pengungkapan dipindahkan ke PSAK 60 (IFRS 7) b. PSAK 55 (revisi 2006) instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran 1.Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar. 2.Penghapusan (decerognition) aset keuangan didasarkan atas kombinasi risk and reward dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk and reward dilakukan sebelum evaluasi transfer pengendalian. 3.Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term) yang berbeda dengan utang lama. 4.Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru. 5.Empat kategori aset keuangan : a. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo. c. Pinjaman yang diberikan atau piutang, dan

9 d. Aset keuangan tersedia untuk dijual. 6.Dua katagori liabilitas keuangan : a.kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. b.kewajiban lain. 7.Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar dalam arti luas. 8.Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi derivative majemuk. 9.Haraga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga penawaran (bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan (asking price). 10. Pengukuran instrumen keuangan nilai amortisasi, premium, dan diskon diamortisasi dengan menggunakan Effective Interest Rate. 11. Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori investasi. 12. Bukti obyektifitas atas penurunan nilai aset keuangan dan penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan. 13. Penilaian penurunan nialai dilakukan secara individu dan kolektif 14. Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM 15. AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. 16. Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain untuk tujuan hedging. 2.1.2. Tujuan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) 50 dan PSAK 55 (revisi 2006) Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Penyajian dan pengungkapan informasi keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006).

10 Meningkatnya penjualan saham-saham milik perusahaan Indonesia di dunai membuat perusahaan-perusahaan yang memilik penjualan saham go public bahkan sampai internasional harus mulai menyiapkan laporan keuangan yang bisa dibaca oleh seluruh dunia atau dengan kata lain harus mulai menerapkan PSAK yang mengacu pada IFRS agar saham kita dapat dengan mudah diterima di pasar modal dunia. 2.2. Kewajiban Keuangan Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan merupakan salah satu bagian dari instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai asset keuangan, sebelum melakukan pencatatan atas kewajiban keuangan, belum tentu kewajiban keuangan akan ditulis dilaporan keuangan karena mungkin terjadi penghapusan atau pembelian terhadap kewajiban keuangan. 2.2.1 Pengertian Kewajiban Keuangan Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu entitas setelah dikurangi seluruh kewajibannya, penting bagi entitas untuk memahami definisi dan klasifikasi dari kewajiban keuangan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang berhubungan dengan kewajiban keuangan yang didapat dari berbagai sumber : Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006), kewajiban keuangan adalah setiap kewajiban berupa: 1) Kewajiban kontraktual : a) Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain; atau b) Untuk mempertukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut; atau

11 2) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang bersangkutan dan merupakan : a) Non derivative dimana entitass harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau b) Derivative yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk kewajiban keuangan ini, pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan b) Kewajiban keuangan yang diukur menggunakan biaya perolehan diamortisasi. Suatu kewajiban keuangan dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut ini: a) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; atau b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Definisi kewajiban menurut beberapa ahli: Kewajiban keuangan berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2009;9) didefinisikan sebagai berikut : A liability is a present obligation of the enterprise arising from past events, the statement of which is excepted to result in an outflowfrom the enterprise of resources embodying economic benefits. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kewajiban keuangan merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

12 penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Menurut Munawir hutang atau kewajiban keuangan perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Menurut Munawir (2007:18) pengertian hutang lancar yaitu : Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Munawir (2007:19) pengertian hutang tidak lancar, yaitu : Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca). 2.2.2. Tujuan Kewajiban Keuangan Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan proses barang atau jasa yang kemudian hasilnya dijual kepada konsumen untuk menghasilkan laba yang dapat menambah modal perusahaan untuk mengembangkan perusahaan, tetapi selain dari hasil penjualan barang atau jasa perusahaan mendapat tambahan modal lain dari kewajiban keuangan yang menambah aset perusahaan. Kewajiban keuangan diperusahaan dibuat untuk menambah modal atau aset perusahaan, bentuk dari kewajiban keuangan sendiri beragam ada hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. 2.2.3. Klasifikasi Kewajiban Keuangan Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2006) kewajiban keuangan oleh perusahaan terdiri dari beberapa bentuk: a. Biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari kewajiban keuangan adalah jumlah kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi

13 pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya. b. Metode suku bunga efektif Metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari asset keuangan atau kewajiban keuangan (atau kelompok asset keuangan atau kewajiban keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. c. Suku Bunga Efektif Suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. d. Pengakuan Awal Entitas mengakui kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. e. Penghentian Pengakuan kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam neraca entitas, harus dikeluarkan dari neraca jika dan hanya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Apabila terjadi pertukaran diantata entitas dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai

14 penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. f. Pengukuran awal kewajiban keuangan Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan yang dimiliki, entitas harus mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal kewajiban keuangan tidak diukur pada nilia wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan kewajiban keuangan tersebut. Biaya transaksi yang dimaksud adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan. Biaya tambahan adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan nilai wajar dari kewajiban keuangan adalah sebagai berikut: a. Apabila entitas memperoleh pinjaman langsung dari pihak Bank, maka pinjaman tersebut pada dasarnya dilakukan pada nilai wajarnya; atau b. Apabila entitas memperoleh pinjaman melalui pihak lain (missal: pemerintah), maka entitas harus melakukan analisa mengenai apakah bunga yang harus dibayarkan sesuai kontrak berbeda dengan bunga yang harus dibayarkan apabila entitas mengajukan pinjaman yang identik dengan pinjaman tersebut kepada pihak bank. Jika bunga kontrak berbeda dengan bunga bank maka nilai wajar pinjaman ditentukan dengan menggunakan teknik. g. Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal Setelah pengakuan awal, entitas mengukur kewajiban keuangan sebagai berikut: a. kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya; dan

15 b. kewajiban keuangan yang diukur menggunakan biaya perolehan dan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. h. Saling Hapus Antar Aset keuangan dan Kewajiban keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, entitas: a. saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; atau b. berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan kewajiban terkait. 2.2.4. Jenis Kewajiban Keuangan Menurut Lasile Chadwik dalam bukunya ESENSI AKUNTANSI KEUANGAN berikut ini beberapa jenis kewajiban keuangan: 1. Kewajiban Jangka Panjang (Long- Term Debt) Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun, berikut beberapa jenis kewajiban jangka panjang. a. Hutang Obligasi Obligasi adalah jenis hutang jangka panjang yang paling sering dilaporkan dalam neraca perusahaan, tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman. b. Kewajiban Lease Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu,

16 berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. c. Wesel Jangka Panjang Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lembaga keuangan lainnya.ketika dana dibutuhkan untuk tujuan jangka panjang dibutuhkan kiranya peningkatkan pendapatan digunakan untuk membayar utang tersebut hampir selalu kewajiban jangka panjang berhubungan dengan bunga dan memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap. Perusahaan mungkin saja memperoleh dana yang dibutuhkan dari dana pinjaman dari pada mengeluarkan obligasi untuk dijual kepada masyarakat, kadang-kadang wesel dikeluarkan sambil menunggu waktu yang tepat disbanding mengeluarkan obligasi. d. Hipotik Suatu jenis pinjaman yang khusus biasanya menggunakan jaminan berupa aktiva dari si peminjam, suatu hipotek mengandung kewajiban hukum untuk membayar bunga pokonya pada tanggal yang telah ditentukan. e. Bank Overdraft Banyak perusahaan, organisasi yang menggunakan overdraft untuk menjadi sumber keuangan jangka panjangnya, namun perlakuannya dapat mempengaruhi resiko yang dihitung untuk maksud analisa dan perbandingan. 2. Kewajiban Jangka Pendek (Current liabilities) Kewajiban jangka pendek adalah jumlah yang terhutang yang akan diselesaikan dalam jangka pendek misalnya enam bulan atau setengah tahun, berikut beberapa jenis kewajiban jangka pendek :

17 a. Hutang Dagang Hutang adalah jumlah yang belum terbayar kepada kredit atas barang yang dibeli secara kredit. Periode pelunasan kredit ini biasanya ditentukan dalam syarat penjualan, misalnya : 2/10, n/30 atau 1/10, E.O.M dan biasanya 30 hari hingga 60 hari. b. Biaya yang Terhutang Biaya biaya untuk periode yang bersangkutan yang belum dibayar. c. Wesel Bayar (Notes Payable) Janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan atau transaksi lainnya. Penerbitan wesel dengan bunga dan penerbitan wesel tanpa bunga. d. Hutang Pajak Jumlah pajak yang terhutang. Pajak yang dipungut dari transaksi penjualan barang atau jasa dapat disebut pajak pertambahan nilai (PPN). PPN harus disetor ke kas Negara pada periode tertentu. Jenis jenis Hutang Pajak : 1. Hutang Pajak Properti 2. Hutang Pajak Penghasilan 3. Hutang Pajak penjualan e. Dividen yang Dijanjikan Dividen yang dijanjikan ini adalah jumlah yang terhutang kepada pemegang saham untuk dividen yang dijanjikan akan dibayar. f. Bank Overdraft Pengambilan dana dari rekening bank yang melebihi jumlah uang simpanan. Bank overdraft dapat diperhitungkan sebagai kewajiban jangka pendek bila tidak digunakan sebagai sumber keuangan jangka panjang.

18 2.3. Hutang Obligasi Hutang obligasi merupakan salah satu dasri hutang jangka panjang dalam kewajiban keuangan, hutang obligasi sering dipakai karena bisa dipakai untuk meminjam dalam jangka panjang dan lebih mudah diuangkan pada saat dibutuhkan. 2.3.1. Pengertian Obligasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan. Perkembangan produk obligasi di Indonesia itu sendiri masih cukup lamban dibandingkan perkembangan produk saham. Sejak 1990, tercatat lebih dari 23 perusahaan yang menerbitkan obligasi sampai September 2003 dengan nilai lebih dari Rp. 45 triliun. Perkembangan obligasi mulai menunjukkan peningkatan yang berarti sebagai alat investasi dan instrumen keuangan pada periode tahun 2000. Adanya pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau melakukan pelunasaan utangnya mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah satu alternatif penggalangan dana. Beberapa alasan di antaranya adalah penerbitan obligasi lebih mudah dan fleksibel dibandingkan melakukan prosedur pinjaman di bank. Selain itu, tingkat suku bunga obligasi bisa dibuat lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan tingkat suku bunga pinjaman dari bank yang cenderung meningkat. Berikut definisi obligasi menurut Sapto Rahardjo (2004:2) : Instrumen obligasi merupakan bagian dari instrumen investasi berpendapatan tetap (fixed income securities). Obligasi termasuk kedalam kelompok investasi berpendapatan tetap sebab jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kapada investor obligasi didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya menerut perhitungan tertentu. Tingkat pendapatan

19 tersebut bisa berbentuk tingkat suku bunga tetap (fixed rate) dan tingkat suku bunga mengambang (variable rate). Sedangkan menurut Jaka E. Cahyana (2004) obligasi negara adalah: Surat utang Negara Republik Indonesia dalam mata uang rupiah yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan pembayaran secara periodik dan atau dengan pembayaran bunga secara diskonto. 2.3.2. Tujuan Penerbitan Obligasi Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada publik. Apabila investor berminat, ia bisa membeli melalui pihak penjamin (underwriter) atau agen penjual lewat penjualan dipasar perdana, atau melalui broker dealer apabila dibeli melalui pasar sekunder. Menurut Sapto Rahrdjo (2004:10) dalam bukunya PANDUAN INVESTASI OBLIGASI bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai beberapa tujuan penting di antaranya: a. Mendapatkan Jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel. Dengan menerbitkan obligasi maka perusahaan diharapkan mampu mendapatkan tambahan dana yang disesuaikan dengan kebetuhan. Jumlah besar kecilnya dana obligasi bisa disesuaikan dengan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan mengajukan pinjaman dana ke bank, keputusan besarnya pinjaman biasanya disesuaikan dengan nilai jaminan (collateral) yang dimiliki perusahaan. Dengan menerbitkan obligasi, pihak perusahaan akan lebih fleksibel menetukan besar kecilnya dana yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan pasar (investor) dalam meneyerap penerbitan obligasi tersebut serta kemampuan pihak penjamin emisi dalam memberikan komitmen jumlah penerbitan obligasi. b. Mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel. Dibandingkan dengan meminjam dana dari perbankan, penentuan tingkat suku bunganya cenderung berpihak pada kepentingan kreditur (Bank). Sedangkan apabila menerbitkan obligasi, proses penentuan

20 tingkat suku bunganya relatif fleksibel disesuaikan dengan kemampuan dan kepentingan penerbit obligasi. c. Mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal. Seperti diketahui, obligasi termasuk juga jenis utang jangka panjang. Perusahaan yang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan bisa mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi sejumlah dana yang dibutuhkan. 2.3.3. Jenis jenis obligasi Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture obligasi (Bond Indenture) dan merupakan janji untuk membayar : 1. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo ditambah 2. Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai nominal) 3. Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai nominal. 4. Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah tahunan. Jenis jenis hutang obligasi : a. Obligasi berjamin dan tanpa jaminan b. Obligasi berjangka, obligasi berseri, obligasi yang dapat ditebus c. Obligasi konvertibel, obligasi yang didukung komoditas, dan dengan diskonto besar. d. Obligasi terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon). e. Obligasi laba dan obligasi pendapatan. Harga jual obligasi ditetapkan berdasarkan : a. Penawaran dan permintaan dari pembeli serta penjual, resiko relative, kondisi pasar dan keadaan perekonomian. b. Menilai obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depan yang terdiri dari : bunga dan pokok.

21 c. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga yang memberikan nilai pengembalian atas investasi yang dapat diterima yang sebanding dengan karakteristik resiko penerbitan penilaian hutang obligasi, diskonto dan premi. d. Suku bunga yang tertulis dalam indenture obligasi dikenal sebagai suku bunga ditetapkan, kupon atau nominal. Suku bunga ini ditetapkan oleh penerbit obligasi dinyatakan sebagai persentasi nilai nominal yang disebut nilai pari atau nilai jatuh tempo. 1. Jika obligasi dijual < nilai nominal selisihnya : Diskonto 2. Jika obligasi dijual > nilai nominal selisihnya : Premi Suku Bunga a. Suku bunga actual yang dihasilkan oleh pemegang obligasi disebut hasil efektif (effective vield) atau suku bunga pasar (market rate) b. Obligasi dijual dengan diskonto : Hasil efektif > suku bunga ditetapkan. c. Obligasi dijual dengan premi : Hasil efektif < suku bunga ditetapkan. Obligasi diterbitkan diantara tanggal bunga : 1. Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga, maka pembeli obligasi itu akan membayar bunga obligasi yang terutang dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai tanggal penerbitan. 2. Sebenarnya pembeli obligasi membayar dimuka kepada penerbit obligasi untuk bagian dari pembayaran bunga 6 bulan penuh yang bukan haknya, yaitu karena belum memiliki obligasi itu selama periode. 3. Pembeli akan menerima pembayaran bunga 6 bulan penuh pada tanggal pembayaran bunga setengah tahun berikutnya.

22 2.3.4. Konsep Penilaian Obligasi Dalam melakukan investasi yang benar, seorang investor harus mampu memahami konsep penilaian produk yang dijadikan investasinya. Obligasi sebagai instrument investasi jangka panjang mempunyai karakteristik penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrument investasi lainnya seperti saham. Pada setiap pembelian obligasi, seorang investor yang menyimpannya sampai waktu jatuh tempo akan menerima pendapatan dalam bentuk kupon (tingkat suku bunga) dari obligasi tersebut. Kenaikan dan penurunan tingkat suku bunga setiap saat dipengaruhi oleh aspek risiko sistematis yang disebabkan oleh pasar dan juga oleh aspek nonsitematis. Kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga perbankan serta tingginya inflasi bisa menjadi pemicu fluktuitas yang mempengaruhi pendapatan obligasi. Menurut Sapto Rahardjo (2004:61) dalam bukunya PANDUAN INVESTASI OBLIGASI untuk perhitungan obligasi maka perusahaan menggunakan sistem sepeti ini : a. Time Value of Money Time Value of Money adalah perhitungan pendapatan atas nilai utang tertentu, dimana investor akan menghtitung nilai investasinya samapai periode jatuh tempo yang akan bertambah dari pendapatan suku bunga. Perhitungannya adalah jika R (return) merupakan tingkat suku bunga dan Po merupakan nilai pokok investasi (principal) maka bisa dibuat rasio: RETURN = Jadi penentuan tingkat suku bunga meupakan konsep time value of money,setiap investasi uang akan mendapatkan peluang pendapatan tambahan dari hasil bunga.

23 b. Present Value Pengertian present value atau nilai sekarang adalah berapa jumlah yang harus diinvestasikan sekarang untuk mendapatkan sejumlah uang tertentu pada suatu periode nanti. Metode ini dinamakan juga dengan metode arus kas diskonto. Rumus dari present value adalah: PV = 2.3.5. Risiko Obligasi Dalam setiap investasi untuk mendapatkan keuntungan selalu muncul potensi adanya resiko kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan investasi tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diinginkan. Seorang investor dipasar saham atau di pasar obligasi menyadari sepenuhnya potensi risiko yang muncul dari tujuan investasi yang dilakukannya. Dengan melakukan investasi, seorang investor diharapkan telah mengetahui setiap resiko investasinya tersebut. Menurut Sapto Rahardjo (2004) Risiko investasi bentuknya bisa bermacam-macam, baik disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal dari produk investasi tersebut. Setiap tindakan investasi mempunyai tingkat resiko dan keuntungan yang berbeda-beda. Tingkat resiko investasi sangat berbeda tergantung dari jenis investasi yang dilakukan. Investasi pada mata uang asing, deposito, komoditi berjangka, produk derivative, saham ataupun obligasi masingmasing mempunyai tingkat risiko yang berbeda. 2.3.6. Manfaat obligasi Orang-orang yang memiliki tujuan finansial seperti biaya pendidikan anak, membeli rumah baru, meningkatkan penghasilan selama pensiun atau tujuan finansial lain, berinvestasi di obligasi dapat membantu mencapai pilihan tersebut. Bahkan untuk tujuan keuangan yang sangat penting dan harus tercapai, maka obligasi merupakan pilihan yang bisa lebih baik dibandingkan instrument

24 investasi lain, menurut Jaka E. Cahyana (2004:268) berikut beberapa manfaat berinvestasi diobligasi: 1. Aliran arus bunga dan pokok dapat diprediksi jumlah dan waktunya. 2. Nilai bunga lebih kompetitif daripada imbalan yang ditawarkan segala macam bentuk simpanan perbankan dan surat utang jangka pendek lain. 3. Obligasi pada umumnya bisa diperdagangkan sehingga pemodal bisa menjual bilamana membutuhkan dana sebelum periode jatuh tempo tiba. 4. Dengan berinvestasi di obligasi pemodal dapat memperoleh gain. Hal ini terjadi jika dia menjual obligasi sebelum masa jatuh tempo dengan harga jauh lebih tinggi dari pada harga belinya.