BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaran pemerintah daerah di era

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Harianto dan Sudomo dalam Rofiaoh (2002:342) agency theory

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

BAB I PENDAHULUAN. memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance), upaya pemulihan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. audit yang berkualitas. Di sisi lain manajemen sangat terbantu dengan auditor. dibuat manajemen dalam mengambil keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi. orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menantang pemerintah daerah untuk. mewujudkan pemerintah yang akuntabilitas dan transparan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua Auditor Internal dibatasi oleh kode etik, dan pelanggaran atasnya akan dikenakan sanksi pencabutan keanggotaan dan gelar CIA. Kode etik berperan penting bagi auditor internal karena merupakan pernyataan alasan utama adanya profesi auditor internal. Manajemen harus yakin bisa mempercayai auditor internalnya secara implisit. Manajemen mesti merasa aman bahwa jika auditor internal melaporkan sesuatu, maka pastilah sesuatu yang benar, absah, dan objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8). Fungsi audit internal hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi, atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagaian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut (Mulyadi, 2006:11). Berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan, internal audit Departement tidak memiliki wewenang langsung dalam suatu organisasi yang sedang direview. Oleh karena itu, auditor harus bersikap bebas (independent) untuk mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana-rencana, dan prosedur serta catatancatatan yang ada, sehingga auditor yang melakukan penilaian dan review harus terbebas dari pekerjaan rutin dalam organisasi perusahaan sesuai dengan jabatan dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka (Kaunang, 2012:7). 1

2 Objektivitas juga sangat diperlukan oleh fungsi audit untuk memberikan saran dan meninjau kembali implementasi prosedur, membuat catatan atas semua aktivitas yang secara normal diharapkan dapat di-review dan dinilai oleh management atau auditor independent lainnya dan tidak terlibat dengan tugas yang sama (Kaunang, 2012:8). Selain itu, seorang audit internal juga dituntut untuk memiliki sikap objektivitas agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif. Objektivitas yaitu sikap mental yang tidak memihak yang memungkinkan auditor internal untuk melaksanakan tugas sedemikian rupa sehingga mereka memiliki keyakinan yang jujur dengan hasil kerja mereka. Objektivitas mengharuskan auditor internal untuk melaksanakan penugasan sedemikian rupa sehingga mereka sejujurnya meyakini hasil pekerjaannya. (Standar Profesi Audit Internal, 2004:9). Menurut Hiro Tugiman (2006:11) adalah : internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Menurut Kumaat (2011:25) : internal audit adalah agen yang pas untuk mewujudkan internal control, risk management & good corporate governance yang pastinya akan memberi nilai tambah bagi SDM dan Perusahaan. Sedangkan auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan menejemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

3 penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalaan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2002:39). Dalam melakukan audit terkadang auditor internal menemui kendala dalam proses pelaksanaannya yaitu adanya rasa kekeluargaan, kekerabatan, kebersamaan, dan pertimbangan manusiawi yang terlalu menonjol. Selain itu, masalah lain yang dihadapi dalam peningkatan kualitas auditor adalah bagaimana meningkatkan sikap/perilaku, kemampuan aparat pengawasan dalam melaksanakan pemeriksaan sehingga pengawasan yang dilaksanakan dapat berjalan secara wajar, efektif dan efisien. Informasi yang disajikan dalam laporan audit internal didapatkan dari laporan keuangan perusahaan yang didalamnya haruslah wajar, dapat dipercaya, dan tidak menyesatkan bagi pemakainya, sehingga kebutuhan masing-masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi. Guna menaikan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui kewajaran informasi yang dihasilkan berdasarkan pemeriksaan, perlu adanya suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor yang independen dan auditor internal harus objektif dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan tersebut merupakan hasil yang tidak memihak. Kualitas audit merupakan kemungkinan auditor untuk dapat melaporkan dan mendeteksi kesalahan atau kecurangan. Kemungkinan auditor melaporkan kecurangan berhubungan dengan independensi auditor, sedangkan kemungkinan auditor mendeteksi kecurangan berhubungan dengan kompentensi auditor. Bila

4 dilihat mengenai kualitas audit dan banyaknya kasus kelemahan SPI di BUMN, maka dapat dikatakan bahwa kualitas audit di BUMN masih kurang karena dalam pelaksanaan audit, auditor internal belum mampu menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Berkaitan dengan kinerja, kurangnya pengawasan internal masih dirasakan bagi beberapa perusahaan BUMN di Indonesia. Hal tersebut didasarkan atas data Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester II (IHPS II) tahun 2012 ini merupakan ikhtisar dari laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK atas 709 objek pemeriksaan. Pemeriksaan dilaksanakan terhadap entitas dilingkungan pemerintah pusat, pemerintaha daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta lembaga atau badan lainnya yang mengelola keuangan negara dalam Ikhtisar Hasil Laporan Pemeriksaan BPK Semester II tahun 2012. Adanya sebanyak 4.815 kasus merupakan kelemahan SPI, sebanyak 1.901 kasus penyimpangan administrasi, dan sebanyak 2.241 kasus ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan senilai Rp. 3,88 triliun. Rekomendasi BPK atas kasus tersebut adalah perbaikan SPI dan/atau tindakan administratif dan/atau tindakan korektif lainnya data berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun 2012 (Detik, 2013). Berdasarkan fenomena diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH INDEPENDENSI DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL PADA PT. LEN KOTA BANDUNG.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 2. Apakah objektivitas auditor internal berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 3. Apakah independensi dan objektivitas auditor internal berpengaruh terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan suatu karya ilmiah sehingga diperoleh data dan informasi mengenai pengaruh independensi dan objektivitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui : 1. Pengaruh independensi auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 2. Pengaruh objektivitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal.

6 3. Pengaruh independensi dan objektivitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 1.4 Kegunaan penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penulis berharap bahwa penelitian ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh independensi dan objektivitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan ataupun sumbangan pemikiran akan perlunya independensi dan objektivitas dalam pelaksanaan audit internal. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai pengaruh independensi dan objektivitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal.

7 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis mengadakan penelitian langsung pada PT.LEN yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta no.442 Bandung. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.