PENERAPAN SILA KE-3 DALAM KEHIDUPAN GOTONG ROYONG DAN KEKELUARGAAN DI DESA PULE DI SUSUN OLEH : : AGUNG NUGROHO NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

Judul GOTONG ROYONG. Mata Pelajaran : PPKn Kelas : I (Satu) Nomor Modul : PPKn.I.04

disusun oleh Mirsa Ferriawan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Kelompok D Dosen : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

HUBUNGAN GOTONG ROYONG DENGAN EKSISTENSI PANCASILA

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

AGENDA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

Bayu Setiyo Pamungkas Universitas Sebelas Maret

Kelembagaan Ekonomi di Indonesia (Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan)

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA

Nilai-Nilai Pancasila

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

Demokrasi di Indonesia

TUGAS AKHIR PANCASILA. Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Y O G Y A K A R T A. : Amri Arifin Hidayat NPM : Kelompok : F Program Studi : Strata 1 Jurusan : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR PANCASILA SILA- SILA PANCASILA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

CBT SBMPTN TPA SBMPTN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih


PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1993 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM

=BAHAN TAYANG MODUL 14 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PANCASILA PANDU JOKO PRASETYO KELOMPOK F S1 TEKNIK INFORMATIKA. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

BAB IV VISI DAN MISI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana termaktub dalam ideologinya, yaitu Pancasila. Kelima sila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghadapi persoalan kurangnya kemakmuran yang hebat

Pancasila Sebagai Dasar Negara

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Transkripsi:

PENERAPAN SILA KE-3 DALAM KEHIDUPAN GOTONG ROYONG DAN KEKELUARGAAN DI DESA PULE DI SUSUN OLEH : NAMA : AGUNG NUGROHO NIM : 11.11.5036 KELOMPOK : D UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STIMIK AMIKOM YOGYAKRTA 2011

INTISARI Paper ini mengenai kehidupan orang desa Pule di jawa tengah, bahwa setiap orang saling membutuhkan, makanya tidak ada orang yang hidup secara individulisme di dunia ini. Orang di desa pule harus memiliki rasa kegotong royongan yang besar, agar terwujudnya desa pule yang indah dan asri serta saling menjaga keakraban antara warga yang satu dengan yang lain semakin erat. Kalau masyarakat desa pule tidak saling akrab, maka pembangunan desa pule akan terhambat. Oleh karena itu di butuhkan sekali toleransi antar masyarkat. Pada masa presiden soeharto, budaya yang masuk ke Indonesia tidak ada batasanya maka kesenjagan sosial terjadi di masyarakat sehingga nilai-nilai kegotong royongan mulai pudar.

Latar Belakang Keluarga merupakan suatu wadah dimana orang-orang berkumpul dan membentuk suatu kesatuan,keluarga sebagai tempat orang-orang bisa bercerita, berckita, dan melakukan aksi-aksi sosial lainnya. Biasanya kita mengenal keluarga sebagai saudara yang terikat secara lahiriah dan batiniah, seperti contoh : ayah, ibu, dan anak. Mereka disebut keluarga terikat secara lahiriah dan batiniah. Akan tetapi, dalam suatu masyarakat, keluarga memiliki peranan penting, mereka berkumpul dan membentuk suatu kelompok/komunitas yang akhirnya mereka anggap sebagai keluarga. Keluarga juga merupakan suatu komunitas kecil sebelum menjadi masyarakat. Mereka dapat berkembang atau menghasilkan keturunan secara terus-menerus sehingga membentuk keluarga besar. Di Indonesia dikenal dengan penduduk yang ramah tamah dan memiliki sikap kekeluargaan yang kuat, gotong royong serta kepedulian terhadap sesama bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dalam arti khusus keluarga dapat diartikan untuk membantu satu sama lainnya, tidak memiliki sikap ego, pelit, dan sombong, berarti keluarga bukan hanya diartikan sebagai satu perkumpulan kecil anggota masyarakat tetapi dapat diartikan sebagai sikap toleransi dan menjunjung tinggi kebersamaan yang kuat. Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia khususnya Ds.Pule, sebagaimana yang tertuang dalam pancasila yaitu sila ke- 3 Persatuan Indonesia. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong merupakan keperibadian bangsa dan merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong tumbuh dari kita sendiri, prilaku dari masyarakat. Namun seiring dengan berjalanya waktu,prilaku gotong royongan mulai hilang akibat pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya individualisme pada masyarakat, maka melalui penelitian ini kami mencari fakta pengaruh budaya individualism dan materialism ini.

B. Rumusan Masalah A. Definisi Sikap Kekeluargaan? B.Definisi Sikap Gotong royong? C.Kekeluargaan dan Kegotongroyongan? D.Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan? E.Azas Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari? PENDEKATAN HISTORIS

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar. Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki oleh seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di desa Pule. Karena, dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong. Dengan demikian segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan dan pastinya pembangunan di desa tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat. Dibandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan memperlambat pembangunan di suatu daerah. Karena individualisme itu dapat menimbulkan keserakahan dan kesenjangan diantara masyarakat di desa tersebut. Perubahan ekonomi Indonesia di bawah rezim Soeharto memungkinkan masuknya modal asing dan liberalisasi. Nilai-nilai budaya mulai dengan deras masuk dan menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari ekonomi agraris ke industri. Indusri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat materialistik. Maka nilai kegotong royongan pada masyarakat telah memudar. PEMBAHASAN A.Definisi Sikap Kekeluargaan

Kekeluargaan berasal dari kata keluarga yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an. Keluarga sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, kula artinya saya dan warga yang artinya orang disekitar kita. Keluarga memiliki makna orang yang masih sealiran darah dengan kita. Keluarga adalah satu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih orang yang dihubungkan oleh ikatan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi dan hidup/tinggal serumah atau mungkin tidak serumah. Sikap kekeluargaan memiliki makna sebagai perilaku yang menunjukkan sebuah manifestasi yang cenderung didasari rasa familiar yang tinggi dengan wujud responsible yang mempertimbangkan hubungan keakraban sebagai kedekatan keluarga kepada orang lain, sehingga dengan manifestasi tingkah lakunya ini menimbulkan keakraban rasa dekat seperti layaknya keluarga yang memiliki hubungan darah. B. Definisi Sikap Gotong royong Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersamasama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing. C. Kekeluargaan dan Kegotongroyongan Sifat gotong royong dan kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam polakehidupan mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ emperbaiki rumah.sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantorkantor, misalnya pada saat memperingati ari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional. Coba Kita berikan contoh gotong royong yang pernah Kita lakukan di lingkungan keluarga Kita!

Semangat gotong royong didorong oleh suatu alasan yaitu: a. bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain atau lingkungan sosial; b. pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya; c. manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesamanya; dan d. manusia perlu menyesuaikan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain. Dari alasan diatas timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan suatu kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama. D. Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi adalah prinsip kehidupan ekonomi berdasarkan azas kerjasama atau usaha bersama. Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945). Silahkan Kita buka UUD 1945, bagaimana bunyi Pasal 33 tersebut? Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggotaanggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan orangseorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. E. Azas Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari Sekarang mari kita lihat pengamalan azas gotong royong dalam berbagai kehidupan! Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa

Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman. Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu: a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani. b. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya. c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihidan tenggang rasa terhadap sesamanya. d. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. e. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.

Kesimpulan 1. Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan. 2. Salah satu bentuk usaha yang cocok dalam sistem ekonomi kita adalah koperasi; sebab berwatak sosial dan mempunyai nilai lebih dan keunggulan bila dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal/bebas dan sosialis komunis/menghalalkan berbagai cara untuk mencapai sesuatu serta mengutamakan anggota dan kemakmuran bersama tanpa mengabaikan hak-hak pribadi. 3. Pasal 33 UUD 1945 adalah landasan sistem perekonomian kita, memiliki ciri-ciri positif yang bermanfaat dan berguna bagi kepentingan masyarakat dan tidak ada persaingan bebas serta tidak untuk mencari keuntungan untuk sebagian kecil orang (free fight liberalisme). 4. Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN. 5. Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin. Saran-Saran Meningkatkan sikap persatuan dalam bergaul, Membiasakan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah Selalu bekerja sama dalam mengatasi kesulitan bersama.

REFERENSI Aim Abdul Karim, Drs.M.Pd.,Memahami PPKn untuk kelas I SMU, Bandung:Penerbit GaneqaExact, 2000. Conyers, Diana, 1992, Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga : Suatu Pengantar,Susetiawan(Penerjemah),Gajah Mada University Perss, Yogyakarta. Benda Beckman et al. 2001.sumber daya alam dan jaminan social, pustaka pelajar.yogyakarta