PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE UNTUK DIAGNOSA DEMAM TIFOID. Agnes Sri Harti 1, Saptorini 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di

PEMERIKSAAN RHEUMATOID FAKTOR PADA PENDERITA TERSANGKA RHEUMATOID ARTHRITIS. Agnes Sri Harti 1, Dyah Yuliana 2

GAMBARAN GEJALA KLINIK, HEMOGLOBIN, LEUKOSIT, TROMBOSIT DAN WIDAL PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DENGAN

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR)

ASKEP THYPOID A. KONSEP DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

Choerunnisa N, Tjiptaningrum A, Basuki W Medical Faculty of Lampung University ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

ABSTRAK. GAMBARAN IgM, IgG, DAN NS-1 SEBAGAI PENANDA SEROLOGIS DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DENGUE DI RS IMMANUEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

PREVALENSI DEMAM TIFOID DENGAN TITER AGLUTININ O DAN H 1:320 MENGGUNAKAN UJI WIDAL PADA LABORATORIUM KLINIK NIKI DIAGNOSTIC CENTER TAHUN 2012

GAMBARAN KLINIS PENDERITA DEMAM TIFOID DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Gambaran Hasil Uji Widal Berdasarkan Lama Demam pada Pasien Suspek Demam Tifoid

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN WIDAL TERHADAP KULTUR SALMONELLA SPECIES SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSIS DEMAM TIFOID

KARAKTERISTIK HASIL PEMERIKSAAN IGM ANTI SALMONELA TYPHI DI LABORATORIUM SURYA HUSADHA DENPASAR PADA BULAN JUNI -NOVEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP PENDERITA DEMAM TIFOID DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1 1

DIAGNOSIS DEMAM THYPOID DENGAN PEMERIKSAAN WIDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella typhi, suatu bakteri gram-negative. Demam tifoid (typhoid fever atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. sakit umum terbesar di daerah Pekanbaru, Riau. Rumah Sakit ini berada di Jalan

Analisis Efektivitas Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Rawat Inap Demam Tifoid Anak di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Djaja Rusmana 1, Christine Sugiarto 2, Rinda Harpania Pritanandi 3 1. Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 2

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN PASIEN TYPHOID ABDOMINALIS TENTANG DIET TYPHOID ABDOMINALIS di Rumah sakit Kabupaten Ponorogo

Sakina Meta, Basuki Wiranto, Tjiptaningrum Agustyas, Soleha Tri Umiana Medical Faculty of Lampung University. Abstract

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

KARAKTERISTIK PENDERITA TIFUS ABDOMINALIS DENGAN PEMERIKSAAN TEST WIDAL RAWAT INAP DI RSU. Dr. F.L.TOBING SIBOLGA JANUARI JULI 2012.

PEMERIKSAAN HIV 1 DAN 2 METODE IMUNOKROMATOGRAFI RAPID TEST SEBAGAI SCREENING TEST DETEKSI AIDS

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella enteric I serotype typhi PADA DAGING SATE YANG DIJAJAKAN DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, khususnya turunannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Selatan dan 900/ /tahun di Asia (Soedarmo, et al., 2008).

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

Laporan Pendahuluan Typhoid

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi

BAB I PENDAHULUAN. subtropis terutama di negara berkembang dengan kualitas sumber air yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah banyak. Penularannya dapat melalui kontak antar manusia atau melalui

Kloramefenikol Cost Effectiveness Analisys And Seftriakson In The Treatment Of Typhoid Fever Patients In Inpatient RSUD.Abdul Moeloek In 2011

Karakteristik Klinis Pasien Demam Tifoid di RSUP Sanglah Periode Waktu Juli 2013 Juli 2014

Pemeriksaan ASO Latex

DETEKSI Salmonella entérica I SEROTYPE TYPHI PADA BAKSO YANG DIJAJAKAN DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2011.

KEMAMPUAN UJI TABUNG WIDAL MENGGUNAKAN ANTIGEN IMPORT DAN ANTIGEN LOKAL (Widal Tube Test Capability Using Imported Antigens and Local Antigens)

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

GAMBARAN PENURUNAN DEMAM PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA SETELAH PEMBERIAN FLUOROQUINOLONE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN DEMAM TIFOID DI RUANG MAWAR RSUD BANYUDONO NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Billy Lesmana, 2009; Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr, M.Kes Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr, M.Si

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT AKIBAT BAKTERI SALMONELLA DALAM TUBUH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. lainnya termasuk di Indonesia (Gasem et al., 2002; Vollaard et al., 2005; Prajapati

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

Transkripsi:

PEMERIKSAAN WIDAL SLIDE UNTUK DIAGNOSA DEMAM TIFOID Agnes Sri Harti 1, Saptorini 2 1,2 Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Demam tifoid (Typhus abdominalis) adalah salah satu penyakit infeksi pada usus halus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A, B, C, yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar. Gejala klinik penyakit ini ditandai dengan timbul demam, sakit kepala, mual, muntah, suhu tubuh naik, diare, hati dan limpa membesar, serta perforasi usus. Salah satu pemeriksaan laboratorium untuk deteksi adalah Widal Slide Test. Metode penelitian berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo, serta ditunjang dengan studi pustaka yang telah dipublikasikan. Pemeriksaan uji Serologis Widal Slide Test dengan menggunakan sampel serum dengan prinsip reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam serum dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog. Hasil positif jika terjadi aglutinasi dan hasil negatif jika tidak terjadi aglutinasi. Dari hasil pemeriksaan terhadap 20 sampel didapatkan hasil : 15 sampel menunjukkan indikasi kuat terhadap dan 5 sampel menunjukkan suspek terhadap. Kata kunci :, Salmonella typhi, Widal Slide Test ABSTRACT Typhoid fever (Typhus abdominalis) is one infectious disease in the small intestine caused by Salmonella typhi and Salmonella paratyphi A, B, C bacteria entering the body through the contaminated food and beverage. The clinical symptoms of disease included fever, headache, nausea, vomit, high body temperature, diarrhea, expanded lever and lymph. In the typhoid fever patient, the small intestine is attacked leading to intestinal bleeding perforation. One of laboratory examinations to detect typhoid fever using Widal Slide Test.This scientific work is arranged based on the apprenticeship activity in Sukoharjo Public Local Hospital, as well as supported by studying the published literature. The result of Widal Slide test using the serum sample on which the immunological agglutination reaction will occur between within-serum antibody and the bacteria suspension as homologous antigen. The result is if there is agglutination and the result is negative if there is no agglutination occurring. From the examination result with 20 samples the following result is obtained: 15 samples show strong indication of typhoid fever and 5 samples show suspected typhoid fever. Keywords: typhoid fever, Salmonella typhi, Widal Slide Test 1

PENDAHULUAN Masalah kesehatan sekarang ini banyak menjadi topik pembicaraan. Penyakit yang timbul salah satunya adalah. Demam tifoid (Thypus abdominalis) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, atau C. Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan penyakit tifus. Sumber infeksinya adalah dari makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan Salmonella. Penularannya terjadi secara langsung dan tidak langsung (direct dan indirect contact). Gejala kliniknya ditandai dengan timbul demam, sakit kepala, mual, muntah, suhu tubuh naik, diare, hati dan limpa membesar. Pemeriksaan laboratoriumnya yaitu dengan pemeriksaan hematologis, pemeriksaan bakteriologis, dan pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologis Widal Slide lebih banyak dilakukan karena dapat mengetahui adanya antibodi spesifik dalam serum tersangka penderita dengan cepat. Perumusan masalahnya apakah tersangka dapat diperiksa dengan menggunakan test widal slide atau tidak, tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah tersangka positif menderita atau tidak. METODOLOGI PENELITIAN Data diperoleh dari selama Praktek Kerja Lapangan yang diadakan di instalasi Laboratorium RSUD Sukoharjo yang dilakukan mulai tanggal 8 Pebruari sampai 6 Maret 2010 dan diambil dari pasien yang dicurigai menderita demam typhoid. Uji Widal Slide Test 1. Tujuan Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik dalam serum terhadap antigen Salmonella secara kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan reaksi aglutinasi 2. Prinsip Berdasarkan reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam serum dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog. 2

3. Cara Kerja Penentuan Kualitatif 1. Memipet 20 µl serum diletakkan diatas obyek glas. 2. Menambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi, aduk dengan stik pengaduk. 3. Mencampur dengan menggoyang-goyangkan secara melingkar selama 1 menit. 4. Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop. 5. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit. Penentuan Semi kuantitatif 1. Memipet masing-masing 0,08 ml; 0,04 ml; 0.02 ml; 0,01 ml; dan 0,005 ml serum yang tidak diencerkan pada kaca benda. 2. Menambahkan masing-masing serum dengan 1 tetes suspensi antigen, lalu aduk selama 1 menit dan amati hasilnya. 3. Menentukan hasil akhir titernya. Titer antibodi ekuivalen dengan pengenceran : Volume Serum Ekuivalen Pengenceran 0,08 ml 1 : 20 0,04 ml 1 : 40 0,02 ml 1 : 80 0,01 ml 1 : 160 0,005 ml 1 : 320 4. Interpretasi Hasil Hasil pemeriksaan test widal dianggap positif mempunyai arti klinis sebagai berikut (Kosasih, 1984) a. Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek, kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi. b. Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap. c. Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap kecuali pada pasien yang divaksinasi jauh lebih tinggi. d. Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya. 3

(+) (-) Keterangan : (+) : Terjadi aglutinasi (- ) : Tidak terjadi aglutinasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan Widal Slide Test berdasarkan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Sukoharjo pada tanggal 8 Pebruari sampai 5 Maret 2010 didapatkan hasil sebagai berikut : No Nama Umur Jenis Titer Interpretasi hasil Kelamin STO SPAO SPBO STH SPAH SPBH 1 Tn. A 35 th Laki-laki 1/160 1/160 1/320 1/80 1/80 1/160 Indikasi kuat 2 Nn. B 12 th Perempuan - - 1/160 1/80 1/80 1/320 Indikasi kuat 3 Ny. C 46 th Perempuan 1/320 1/80 1/160 1/160 1/80 1/80 Indikasi kuat 4 Ny. D 70 th Perempuan - 1/80 1/80 1/80 1/80 1/320 Suspek terhadap 5 Sdr. E 16 th Laki-laki 1/320 1/80 1/80 1/160 1/320 1/80 Indikasi kuat 6 Ny. F 58 th Perempuan 1/160 1/80 1/320 1/80 1/80 1/320 Indikasi kuat 7 Ny. G 23 th Perempuan 1/80 1/80 1/80 1/320 1/80 - Suspek terhadap 8 Ny. H 25 th Perempuan 1/160-1/160 1/320 1/80 1/160 Indikasi kuat 9 Tn. I 56 th Laki-laki 1/160 1/160 1/80 1/320 1/80 1/320 Indikasi kuat 10 An. J 10 th Perempuan 1/80 1/80-1/80-1/80 Suspek terhadap 11 Tn. K 38 th Laki-laki - 1/320 1/80 1/320 1/80 1/80 Indikasi kuat 12 Sdr. L 14 th Laki-laki 1/80 1/320 1/160 1/160 1/80 1/160 Indikasi kuat 13 Ny. M 45 th Perempuan 1/160 1/80 1/160 1/160 1/80 1/320 Indikasi kuat 14 Ny. N 29 th Perempuan 1/80-1/80 1/320 1/80 1/80 Suspek terhadap 15 Sdr. O 13 th Laki-laki 1/80 1/160 1/80-1/80 1/160 Indikasi kuat 4

16 An. P 9 th Perempuan 1/80 1/320-1/80 1/80 1/320 Indikasi kuat 17 Ny. O 29 th Perempuan 1/80 1/80 1/80 1/160-1/320 Suspek terhadap 18 Ny. R 31 th Perempuan 1/320 1/160 1/320 1/80 1/80 1/160 Indikasi kuat 19 An. S 8 th Laki-laki 1/80-1/160 1/80 1/160 1/80 Indikasi kuat 20 An. T 7 th Perempuan - 1/160 1/80 1/320 1/80 1/320 Indikasi kuat Demam tifoid (Typhus abdominalis) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai gejala klinik antara lain : sakit kepala, demam, anorexia, mual, muntah, diare hingga gangguan kesadaran. Berdasarkan gejala klinik di atas kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mendukung diagnosa tersebut. Pemeriksaan laboratorium yaitu dengan Widal Slide Test dengan menggunakan prinsip aglutinasi antigen dan antibodi dalam serum tersangka. Hasil positif bila terjadi aglutinasi antara antibodi dan serum dengan suspensi bakteri yang telah dimatikan sebagai antigen. Dari hasil pemeriksaan Uji Widal Slide Test yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo pada tanggal 8 Pebruari sampai 5 Maret 2010 terhadap pasien didapatkan hasil sebagai berikut: a. Lima belas sampel menunjukkan indikasi kuat terhadap. b. Lima sampel menunjukkan suspek terhadap. Dari hasil pemeriksaan Widal Slide Test didapatkan hasil yang bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : 1. Keadaan umum Gizi yang buruk dapat menghambat pembentukan antibodi. 2. Pengambilan sampel Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada minggu kedua dan keempat pada masa sakit dan saat terjadinya demam tinggi, karena pada saat demam bakteri berada di aliran darah yang disebut dengan bakterimia. 5

3. Vaksinasi Pada orang yang pernah divaksinasi titer aglutinin O dan H meningkat, biasanya meningkat setelah 6 bulan sampai 1 tahun, oleh karena itu titer aglutinin pada orang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai arti klinis. Titer antibodi pada orang yang belum pernah divaksinasi : Titer antibodi O diatas 1/160 berarti positif. Titer antibodi H diatas 1/80 berarti positif. 4. Pemakaian antibiotik Pemberian antibiotik seperti kloramfenikol dan tiamfenikol akan menurunkan titer antibodi, maka pemberian antibiotik sebaiknya setelah pemeriksaan laboratorium. Akibat infeksi oleh Salmonella typhi pasien akan membuat antibodi (aglutinin), yaitu : a. Aglutinin O, dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman) b. Aglutinin H, dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman) c. Aglutinin Vi, dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman) Dari ketiga aglutinin hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa. Makin tinggi titernya, makin besar kemungkinan pasien menderita. Pada infeksi yang aktif, titer uji Widal akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari (Juwono, 1996). KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemeriksaan widal slide di RSUD Sukoharjo dari 20 sampel yang diperiksa diperoleh hasil : a. Lima belas sampel menunjukkan indikasi kuat terhadap. b. Lima sampel menunjukkan suspek terhadap. Dengan mengetahui gejala klinik dan melakukan pemeriksaan uji Widal Slide Test maka diagnosa dapat ditegakkan. 6

Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih Ina Kusrini dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Harti S.A., 2008. Lembar Kerja Praktikum dan Diktat Kuliah Imunologi Serologi, Fakultas Biologi Universitas Setia Budi, Surakarta, Hal 16. Jawetz E, Melnick L, dan Adelberg A.,1982, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 16, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, Hal 302. Juwono R., 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3, BalaiPenerbit FKUI,Jakarta, Hal 435-441. Kosasih E. N., 1984, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Penerbit Bandung, Hal 66. Alumni, Mansjoer A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius, FKUI, Jakarta, Hal 421-425. Mansjoer A., 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Media Aesculapius, FKUI, Jakarta, Hal 432-433. Sjamsuhidajat R., 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Bedah, Edisi Revisi, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, Hal 36. Sudarto., 1990, Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika, Jakarta, Hal 47. 7