III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian. adalah pada tahun pelajaran 2014/2015.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar dan waktu pelaksanaan. penelitiannya pada tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Natar yang beralamatkan Jl. Mawar no.

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Metro. Waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang. semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

PENGARUH TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK PENINGKATAN PERILAKU ASERTIF SISWA. Novita Wella Sari 1. Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini. adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

III. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

III. METODELOGI PENELITIAN. karena tidak memenuhi tiga syarat utama dari suatu penelitian eksperimen. rendah di PAUD AN Nur Kecamatan Kemiling.

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Asertif dalam Bimbingan Sosial. untuk mencapai perkembangan optimal. Jamal Ma mur (dalam Ratnawati,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri Pertanian Pembangunan Tanjungsari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. data, uji persyaratan instrument, uji persyaratan analisis data, dan pengujian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semi pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Baradatu. Waktu penelitian adalah pada tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental). Suryabrata (2012) menyatakan bahwa: penelitian eksperimental semu secara khas mengenai keadaannya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penelitian yang menggunakan metode ini tidak bisa mengontrol variabel lain yang mempengaruhi variabel yang diteliti. Oleh karena pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol dan randomisasi, serta peneliti hanya melihat hasil dari penggunaan sosiodrama pada siswa yang perilaku asertifnya rendah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Baradatu sehingga metode eksperimental semu tepat digunakan dalam penelitian ini.

39 C. Desain penelitian Bentuk desain yang digunakan adalah Equivalent Time Series Design, penelitian ini adalah penelitian antar waktu dengan melakukan penelitian berulang pada sebuah kelompok eksperimen, namun pemberian stimulus dilakukan setelah pengukuran variabel dependen. Menurut Mulyatiningsih (2013) penelitian eksperimen ini hanya diterapkan pada satu kelompok, namun pengukuran dilakukan beberapa kali secara periodik. Secara ringkas, desain ini dapat digambarkan sebagai berikut : O 1 X O 2 X O 3 X O 4 X O 5 Gambar 3.1 Equivalent Time Series Design O :Pengukuran (dalam desain, pengukuran diulang sampai 5 kali dengan menggunakan lembar panduan observasi kemunculan perilaku asertif) X :Perlakuan (kegiatan sosiodrama) yang diulang sampai 4 kali paket materi sosiodrama Penetapan jumlah perlakuan dan jumlah pengukuran dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian, jumlah perlakuan ditentukan berdasarkan paket eksperimen, kali ini peneliti menentukan satu paket berisi 2 kali latihan sosiodrama.

40 D. Skenario Siklus Sosiodrama Dalam perencanaan siklus ini sosiodrama yang digunakan oleh peneliti yaitu : 1. Menetapkan masalah. Pada siklus ini peneliti menetapkan masalah yang akan diambil dalam pementasan sosiodrama, dalam penelitian ini peneliti mencoba menampilkan masalah yang menyangkut asertif sesuai dengan judul penelitian yang peneliti angkat. 2. Menceritakan kembali pada siswa di kelas. Dalam siklus ini peneliti mencoba menceritakan kembali permasalah yang diangkat sehingga siswa mengetahui jalan cerita yang nanti akan dimainkan. 3. Menentukan siswa yang akan memainkan sosiodrama. Peneliti akan memilih beberapa siswa yang nantinya akan memainkan drama yang dimainkan, disini peneliti memilih siswa yang sebenarnya memiliki masalah yang sama seperti drama yang diamainkan. 4. Menjelaskan pada siswa mengenai peran yang akan mereka mainkan. Peneliti akan menjelaskan kepada para pemain sosiodrama tentang peran apa yang akan mereka mainkan, hal tersebut berguna untuk mencegah kesalahapahaman pemeranan tokoh dari siswa. 5. Memberi kesempatan pada siswa yang akan main untuk berunding Peneliti akan memberikan kesempatan para siswa unntuk berunding tentang drama yang akan mereka mainkan. Perundingan tersebut akan

41 berguna untuk mengompakkan para pemain pada saat memerankan peran mereka. 6. Mengakhiri sosiodrama pada saat klimaks Pengakhiran drama pada saat klimak akan memicu para siswa lain untuk menebak dan menentukan sendiri akhir cerita seperti apa yang seharusnya dilalakukan. 7. Melanjutkan dengan diskusi kelompok. Setelah mengakhiri drama pada saat klimaks, peneliti melanjutkan dengan melakukan diskusi kelompok untuk menentukan akhir cerita seperti apa. Disini partisipasi siswa sangat dibutuhkan agar kelas menjadi semakin hidup. 8. Menilai hasil sosiodrama sebagai bahan pertimbangan Akhir pementasan peneliti akan melakukan rangkuman berdasarkan jalannya sosiodrama dan hasil diskusi yang dilakukan para siswa. Hasil dari rangkuman yang dilakukan peneliti akan dijadikan pertimbangan selain berdasarkan observasi untuk menentukan apakah akan melanjutkan ke siklus selanjutnya. E. Subjek Penelitian Peneliti akan mengambil subjek penelitian siswa dari kelas VIII yang memiliki skor rendah pada perilaku asertifnya. Hal ini dikarenakan siswa kelas VIII merupakan siswa yang telah satu tahun berada di sekolah tersebut yang diperkirakan telah memiliki beberapa teman dekat atau kelompok bermain, memiliki adik tingkat sebagai senior dan memiliki

42 kakak kelas sebagai junior. Sehingga kemungkinan resiko yang akan hadir ketika asertivitas siswa rendah semakin besar. Untuk menjaring subjek, peneliti melakukan wawancara dengan guru BK mengenai siswa yang memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti agar sesuai dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Kemudian, berdasarkan hasil rekomendasi guru BK tersebut peneliti melakukan wawancara dengan teman sekelas subjek. Saat melakukan wawancara, peneliti juga menggunakan instrumen observasi perilaku asertif untuk mendapatkan subjek yang dapat membantu peneliti dalam memperoleh data mengenai perilaku asertif. Observasi dilakukan dengan mengamati siswa kelas VIII di kelas. Kegiatan observasi ini dibantu oleh guru pembimbing yang ada di sekolah. Pengambilan subjek ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria subjek yang memiliki perilaku rendah. Adapun pengambilan kriteria berdasarkan teori yang terlah dikemukakan oleh ahli. Sehingga kriteria tersebut benar-benar dapat mewakili subjek yang memiliki perilaku aseertif rendah.

43 Adapun kriteria dalam pengambilan subjek ini yaitu: 1. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baradatu. 2. Siswa yang perilaku asertifnya rendah atau bahkan tidak berperilaku asertif. Menurut Albert dan Emmons (dalam Allyati, 2013), individu yang tidak berperilaku asertif akan ditandai dengan berbagai bentuk perilaku seperti: a. Perilaku 1. Penyangkalan diri 2. Kecenderungan menahan 3. Tidak meraih tujuan yang diinginkan 4. Pilihan dari orang lain 5. Tidak tegas, cemas, memandang rendah diri b. Penerimaan 1. Tidak sabar, merasa bersalah, marah 2. Tidak ada penghargaan dari pelaku 3. Meraih tujuan-tujuan dari pelaku F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Identifikasi variabel adalah pernyataan eksplisit mengenai apa dan bagaimana fungsi dari masing-masing variabel yang kita perhatikan (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : a. Variabel bebas (independen) : Sosiodrama b. Variabel terikat (dependen) : Perilaku asertif

44 2. Definisi Operasional Batasan-batasan operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perilaku asertif Perilaku asertif atau asertivitas adalah perilaku individu yang dapat mengungkapkan dan mengekspresikan melalui verbal serta nonverbal akan kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya berupa pendapat, perasaan, keinginan, pikiran, harapan, dan tujuan baik positif maupun negatif secara tegas dan terbuka tanpa ditutuptutupi tetapi tidak menyinggung perasaan orang lain. 2. Sosiodrama Sosiodrama adalah salah satu teknik dari bimbingan kelompok. Pada sosiodrama ditekankan pada pemberian peran pada setiap siswa untuk memainkan peran yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Sosiodrama sendiri berarti bentuk pendramatisasi sebuah kejadian yang ada di lingkungan sosial. Sosiodrama nantinya akan diperankan oleh para siswa guna menyelesaikan masalah maupun mencari solusi dari sebuah masalah sosial. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi.

45 Observasi Hadi (dalam Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik observasi yang akan digunakan peneliti yaitu observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Pada penelitian ini, peneliti akan mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan perilaku asertif. Sesuai dengan indikator penelitian yang akan digunakan, maka peneliti merancang pedoman observasi yang natinya akan digunakan dalam kegiatan observasi. Observasi dalam penelitian ini digunakan saat pretest dan posttest. Hal ini dikarenakan yang akan diteliti adalah perilaku siswa, sehingga pengamatan terhadap perubahan perilakunya akan lebih mudah dilakukan. Saat pelaksanaan observasi peneliti akan mengamati perilaku siswa dalam dua hari selama jam sekolah berlangsung. Dalam pengamatan tersebut akan diperhatikan berapa kali perilaku-perilaku yang menjadi target pengamatan muncul pada siswa (sesuai dengan lembar observasi). Peneliti menggunakan bentuk rating scales dengan 5 alternatif jawaban dalam lembaran observasi, jawaban ini menunjukkan frekuensi muncul atau tidaknya perilaku yang diharapkan saat dilakukan observasi oleh

46 observer. Skor 5 diberikan jika perilaku muncul sebanyak 4 kali, skor 4 juka muncul sebanyak 3 kali, skor 3 jika muncul sebanyak 2 kali, skor 2 jika perilaku muncul sebanyak 1 kali dan skor 1 jika perilaku sama sekali tidak muncul selama observasi. Perhitungan skor pada lembar observasi dilakukan dengan menghitung skor total yang diperoleh dari muncul atau tidaknya perilaku yang diamati. Pada tahap observasi ini perilaku asertif siswa dikategorikan menjadi 3 yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengkategorikannya, terlebih dahulu ditentukan besarnya interval dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: : interval : nilai tertinggi : nilai terendah : jumlah kategori Tabel 3.1 Kisi-kisi Panduan Observasi Kemunculan Perilaku Asertif Variabel Indikator Deskriptor Perilaku asertif 1. Ekspresif 1.1 Mengungkapkan pendapat 1.2 Mengekspresikan perasaan 2. Afirmasi diri 2.1 Mempertahankan hak 2.2 Melakukan penyesuaian kelompok 2.3 Kemampuan untuk menolak 3. Kemampuan berinisiatif 3.1 Memulai dan memotong pembicaraan 3.2 Sadar akan kebutuhan diri 4. Performance selaras 4.1 Ekspresi sesuai dengan hal yang diungkapkan 4.2 Mampu menjaga stabilitas emosi 4.3 Mampu mengapresiasi keberhasilan orang lain

47 H. Uji Instrumen 1. Validitas Validitas diartikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan maksud dan tujuan yang dilakukan pengukuran (Azwar, 2012). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi sudah mewakili isi, subtansi, materi atau topik alat ukur. Validitas isi dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan apakah subtansi atau isi pengukuran mewakili secara keseluruhan hal yang diukur. Azwar (2012) berpendapat dalam menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli (judgement experts). Sehingga untuk mendapatkan validitas skala asertivitas, peneliti melakukan uji ahli. Ahli yang dimintai pendapatnya adalah 3 orang dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Unila yaitu Drs. Syaifudin Latif, M.Pd., Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd., M.A. dan Citra Abriani, M.Pd., Kons. Hasil uji ahli menunjukkan pernyataan tepat untuk digunakan dengan catatan perlu adanya perbaikan pada beberapa kalimat pernyataanya agar lebih jelas dan mengacu pada perilaku yang nampak. 2. Reliabilitas Teknik mencari reliabilitas untuk reliabilitas lembar observasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan kesepakatan dua pengamat. Hal ini

48 dikarenakan penelitian ini menggunakan dua orang pengamat (peneliti sebagai pengamat 1 dan pengamat 2 yaitu guru bimbingan dan konseling). Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan, digunakan pengetesan reliabilitas pengamatan (Arikunto, 2006). Rumus yang digunakan yaitu: Keterangan: KK = koefisien kesepakatan S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = jumlah kode yang dibuat pengamat I N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II Kriteria tinggi rendahnya reliabilitas : 0,8 1,000 = sangat tinggi 0,6 0,799 = tinggi 0,4 0,599 = cukup tinggi 0,2 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah Berdasarkan hasil pengolahan terdapat 20 aitem yang valid dengan realibilitas melalui koefisien kesepakatan yaitu 0,72 maka dapat dikatakan instrument ini reliabel. Berdasarkan kriteria tingkat realibilitas diatas maka tingkat realibilitas observasi adalah tinggi. Dari hasil uji coba yang diperoleh, maka lembar observasi ini dapat digunakan untuk mengobservasi kemunculan perilaku asertif. 3. Teknik Analisis Data Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan penelitian, dengan adanya peningkatan perilaku asertif siswa di sekolah setelah pemberian kegiatan

49 sosiodrama dapat dihitung menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test sebagai berikut: a. Analisis Data Perilaku Asertif Untuk mendapatkan data pengukuran perilaku asertif secara periodik, Pertama peneliti mengumpulkan data dengan lembar observasi kemudian memasukkan kedalam tabel sehingga didapat tabel hasil pengukuran perilaku asertif siswa yang dapat menunjukkan hasil peningkatan perilaku asertif pada setiap pengukuran setelah perlakuan. Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Perilaku Asertif Siswa NO Kode Pengukuran (O) Subjek 1 2 3 4 5 1 Fel 30 38 49 77 94 2 Yad 37 47,5 49,5 77 94 3 Al 34,5 44 47 70 90 4 Yaf 37 52 60 82 98 5 An 34 42 52,5 71,5 93 6 Er 46 57 70 80 96 7 Nin 34 50 63 74 94 8 Aj 45 52,5 66,5 78 92 9 Nik 37 42 71 80 92 10 Is 28 34 54 77 94 Jumlah 362,5 458 582 766,5 938 Rata-rata 36,25 45,8 58,25 76,65 93,8 Dalam tabel nampak perbedaan jumlah rerata yang diperoleh dari setiap pengukuran. b. Menghitung Gain Score Untuk menentukan tingkat efektivitas peningkatan perilaku asertif dengan mengunakan sosiodrama, dilakukan dengan menghitung nilai

50 gain diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain score. Rata-rata gain dapat dihitung menggunakan rumus berikut: <g> = Savinainen & Scott (dalam Rufina, 2014) Keterangan: <g> T 1 T 2 Sm = Rata-rata gain = Pretest = Posttest = Skor Maksimal Tabel 3.3 Kriteria Gain score Batas Kategori g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif 0,3 g 0,7 Sedang / Efektif g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif Savinainen & Scott (dalam Rufina, 2014) Tabel 3.4 Gain tiap Tahap Pengukuran Peningkatan Rata-rata Pengukuran O1 ke- O2 O2 ke- O3 O3 ke- O4 O4 ke- O5 36,25 45,8 45,8 58,25 58,25 76,65 76,65 93,8 G 0,15 0,22 0,44 0,73 Kategori Rendah/Kurang Efektif Rendah/Kurang Efektif Sedang / Efektif Tinggi / Sangat Efektif Tabel 3.5 Gain Pretest dan postest Perolehan gain score gain Kategori O1 O5 36,25 93,8 0,902 Tinggi/Sangat Efektif

51 c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik 1. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan persamaan chikuadrat (χ 2 ). Data dikatakan berdistribusi normal apabila χ 2 hitung < χ 2 tabel. Adapun uji normalitas pretest data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k-1 = 4-1 = 3 dan dengan taraf signifikansi 5% dan postestt data dilakukan pada derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6-1 = 5 dan dengan taraf signifikansi 5%. Adapun hasil pengujian normalitas data pretest dan posttest dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2014 dan dapat dilihat pada Tabel 3.8.sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Data Data yang diuji χ 2 Hitung χ 2 Tabel Kriteria Pretest 31,04 9,49 Tidak Normal Posttest 21,85 11,07 Tidak Normal Karena subjek penelitian kurang dari 25, distribusi datanya tidak normal maka statistik yang digunakan adalah nonparametrik dengan menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test.

52 2. Uji Hipotesis Penelitian Pelaksanaan uji Wilcoxon untuk menganalisis kedua data yang berpasangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan analisis uji melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science)17. Adapun rumus uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut (Sudjana, 2005): Z = Keterangan : Z : Uji Wilcoxon T : Total Jenjang (selisih) terkecil antara nilai pretest dan posttest N : Jumlah data sampel Kaidah keputusan: Jika statistik hitung (angka z output) > statistik tabel (tabel z), maka H 0 diterima (dengan taraf signifikansi 5%) Jika statistik hitung (angka z output) < statsitik tabel (tabel z), maka H 0 ditolak (dengan taraf signifikansi 5%). Pada output didapat nilai Z hitung adalah -2,803. Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga Z table dengan taraf signifikansi 0,05 dan n = 9 maka Z tabel =8. Karena Z output < Z table (-2,803 < 8) maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka artinya terdapat perbedaan perilaku asertif siswa di sekolah antara sebelum dan setelah pengunaan sosiodrama. Jadi, sosiodrama berpengaruh terhadap peningkatan perilaku asertif siwa di sekolah.