BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menjadi masalah yang berkepanjangan.kemiskinan tidak dipahami

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

I. PENDAHULUAN. peternakan. Keberhasilan pembangunan peternakan sangat ditentukan oleh

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Untuk

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak orang di

PEMERINTAH KOTA PADANG

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980)

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju.

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

PROVINSI SUMATERA BARAT

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN

Pendahuluan Landasan Hukum Hak-Hak Anak Batasan Usia Anak

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

IDA YUNANI DESTIANTI. Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan oleh

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun.

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang dan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Anak yang merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB V PENUTUP. Proses evaluasi implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan pada. 52 Laporan Keuangan SKPD dilakukan dengan membandingkan LK SKPD

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat (Suharyanto dan Syahwie, 2011). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37% dari total penduduk di Indonesia. Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan gizi. Beban kemiskinan sangat dirasakan oleh kelompok-kelompok tertentu seperti perempuan dan anak-anak yang berakibat pada terancamnya masa depan mereka. Rendahnya penghasilan keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan untuk tingkat minimal sekalipun. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan keluarga sangat miskin sering tidak memadai sehingga menyebabkan buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan kematian bayi. Angka kematian bayi pada kelompok penduduk berpendapatan terendah tahun 2012 adalah 40 persen,sedangkan pada kelompok berpendapatan tertinggi tinggal 26 persen (SDKI,2012). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, ratarata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000. Dalam hal ini, fakta melonjaknya kematian ini tentu sangat memalukan pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100.000 pada 2015 sesuai dengan target MDGs. Tingginya angka 1

kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya kehadiran tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan yang tidak tersedia pada saat dibutuhkan tindakan, atau masih banyaknya rumah tangga miskin yang lebih memilih tenaga kesehatan tradisional dari pada tenaga medis lainnya (SDKI, 2012). Rendahnya kondisi kesehatan keluarga sangat miskin berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0-5 tahun. Pada tahun 2012, angka kematian balita pada kelompok penduduk berpendapatan terendah adalah 70 per 1000 kelahiran hidup, sementara pada kelompok penduduk berpendapatan tertinggi hanya 22 per 1000 kelahiran hidup. Perbedaan tingkat kematian antara daerah perkotaan dan perdesaan adalah dua per tiga untuk semua jenis kematia. Selama beberapa tahun, tingkat kematian bayi dan anak telah turun baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, kecuali untuk kematian neonatal di daerah pedesaan yang tetap konstan. Kemiskinan sudah menjadi masalah global yang dialami oleh seluruh negara di dunia. Masalah kemiskinan ini bukan hanya berada pada negara-negara berkembang dan terbelakang, melainkan juga negara-negara maju yang ada. Masalah kemiskinan menjadi masalah yang rumit sehingga suatu negara tidak dapat memiliki kemampuan untuk menghapus kemiskinan secara sendiri. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang (Soehardjono, 2012). Oetomo (2006:285) menyatakan bahwa kondisi kemiskinan yang dialami suatu masyarakat seringkali telah berkembang dan bertali-temali dengan berbagai 2

faktor lain yang membentuk jaringan kemiskinan, dimana dalam proses berikutnya dapat memperteguh kondisi kemiskinan itu sendiri. Faktor-faktor yang diidentifikasi membentuk jaringan atau perangkap kemiskinan tersebut adalah kelemahan fisik, isolasi, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Faktor kelemahan fisik dapat disebabkan karena kondisi kesehatan dan faktor gizi buruk, sehinggga dapat mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah. Faktor isolasi terkait dengan lingkup jaringan ineteraksi sosial yang terbatas, serta akses terhadap informasi, peluang ekonomi dan fasilitas pelayanan yang terbatas pula. Faktor kerentanan terkait dengan tingkat kemampuan yang rendah dalam menghadapi kebutuhan dan persoalan yang mendadak. Faktor ketidakberdayaan terkait dengan akses dalam pengambilan keputusan, akses terhadap penguasaan sumber daya dan posisi tawar (Purwanto, 2013). Menyadari pentingnya permasalahan tersebut, pemerintah melakukan segala upaya untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi akibat kemiskinan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengeluarkan suatu kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan keluarga miskin. Salah satu kebijakan pemerintah dalam hal ini diwujudkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004, PKH menjadi model jaminan yang unik, berbeda dengan program penanggulangan kemiskinan lainnya karena PKH merupakan bantuan sosial bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan dalam kebutuhan dasar terutama pendidikan dan kesehatan, dalam 3

pelaksanaan kegiatannya RTSM didampingi oleh pendamping sosial dan apabila melanggar komitmen dikenakan sanksi. Program Keluarga Harapan bernuansa pemberdayaan yakni menguatkan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) agar mampu keluar dari kemiskinannya melalui promosi kesehatan dan mendorong anak-anak sekolah. Dalam pemberdayaan PKH terdapat dua komponen yang menjadi fokus dalam program ini yaitu pendidikan dan kesehatan, namun dalam bahasan ini penulis membatasi hanya pada Program Keluarga Harapan di bidang kesehatan. Tujuan utama PKH Kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat sangat miskin, melalui pemberian insentif untuk melakukan kunjungan kesehatan yang bersifat preventif atau pencegahan dan bukan pengobatan. PKH ini memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan program bantuan sosial lainnya, karena program ini memiliki kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta PKH dan peserta juga didampingi oleh pendamping, sehingga peserta PKH dapat terpantau dengan baik melalui pendamping disetiap wilayah. Hal ini menjadi tantangan utama pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin. Tuhiman (2010) menyatakan PKH terbukti menyokong pemenuhan berbagai target indikator tujuan MDG S. Hal ini juga dipertegas oleh penelitian yang dilakukan Anggraini (2013) di Kota Bandar Lampung bahwa implementasi dinilai efektif dalam meningkatkan kunjungan peserta PKH ke Posyandu 36% dan menurunkan angka kematian bayi usia di bawah 6 bulan 25,3% dan bayi usia di bawah 3 tahun 39,5%. Serta didukung dari hasil penelitian yang dilakukan 4

Ansori(2014) di Kabupaten Jember yang menyatakan bahwa program ini cukup tepat guna bagi mereka yang membutuhkan. Serta penelitian Putri (2014) di Kota Yogyakarta yang menyatakan bahwa program keluarga harapan merupakan program yang efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil, kesehatan keluarga RTSM, mengurai beban keluarga dan meningkatkan pendidikan. Pemerintah mengadakan program untuk mengurangi angka kemiskinan yaitu program keluarga harapan untuk rumah tangga sangat miskin. Melalui Kementerian Sosial, program ini telah berjalan mulai tahun 2007. Program ini dilaksanakan pada 7 provinsi dan 48 kabupaten/kota dengan jumlah sasaran 500.000 RTSM. Ketujuh provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian berkembang pada tahun 2011 menjadi 25 provinsi 118 kabupaten/kota dan melayani 1,1 juta RTSM. Program ini dilaksanakan oleh Dinas sosial yang merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak dibidang sosial (Respita2013). Di Sumatera Barat tahun 2015 ada 18 Kabupaten/kota yang telah menerima PKH. Tercatat sebanyak51.834 RTSM di 18 kabupaten/kota ini telah menerima PKH ini yang diluncurkan bertahap. Untuk Kota Bukittinggi sejauh ini sedang dalam proses pengajuan PKH. Jumlah penduduk Kota Padang Tahun 2014 adalah 1.000.096 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Koto Tangah yaitu 174.567 jiwa. PKH mulai dilaksanakan di Kota Padang pada Desember 2014. Tahun pertama Kota Padang melakukan PKH dengan penerima bantuan sebanyak 5143 RTSM dan 25 pendamping. Jumlah RTSM peserta PKH di Kota Padang Pada Tahun 2015 tahap 4 (Oktober 5

Desember 2015) sebanyak 5093 RTSM, di tahun 2016 tahap 1 (Januari Maret 2016) sebanyak 5085 RTSM. Adapun kecamatan yang memiliki KK miskin terbanyak adalah Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Lubuk Begalung(UPPKH Kota Padang, 2016). Adapun penerima bantuan PKH menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 1.1yaitu : Tabel 1.1 Jumlah Penerima Bantuan PKH menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Jumlah 1. Koto Tangah 1376 2. Pauh 491 3. Kuranji 213 4. Nanggalo 170 5. Padang Utara 148 6. Padang Barat 196 7. Padang Timur 286 8. Padang Selatan 367 9. Lubuk Begalung 532 10. Lubuk Kilangan 226 11. Bungus Teluk Kabung 374 Sumber : UPPKH Kota Padang Tahun 2015 Dari hasil penjajakan awaldengan pendamping ditemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan PKH yaitu kurangnya koordinasi pendamping dengan RTSM penerima PKH, hal ini terlihat dari banyaknya warga yang tidak mematuhi komitmen. Sosialisasi kepada peserta PKH di bidang kesehatan dirasakan tidak maksimal karena rendahnya pengetahuan dan tingkat kesadaran RTSM terhadap pentingnya kesehatan ibu hamil, bayi dan balita. Uang yang 6

didapat dari program ini bertujuan untuk membiayai ibu hamil, bayi dan balita untuk memeriksakan kesehatan secara berkala ke Posyandu, tetapi masih ada peserta yang menggunakan uang bantuan untuk kepentingan lain seperti membeli mainan anak atau membayar hutang piutang. Selain itu masih kurangnya pemahaman lintas sektor terhadap esensi program ini, sehingga perannya belum maksimal menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini(2013) di Kota Bandar Lampung yang menyatakan bahwa masih kurangnya koordinasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pendamping sehingga menyebabkan peserta PKH belum memahami tujuan dari program secara menyeluruh. Dipertegas degan penelitian yang dilakukan Putri (2014)di Kota Yogyakarta yang menyatakan bahwa di awal pelaksanaan PKH masih ada beberapa masalah baik dari aspek kesehatan maupun aspek pendidikan. Berdasarkan permasalahan dalam pelaksanaan PKH di Kota Padang, tentu harus mampu di jawab oleh pihak terkait dalam hal ini khususnya para pendamping PKH dengan upaya yang ditekankan pada adanya penjelasanpenjelasan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Analisis Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ditemui di lapangan seperti yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana 7

Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2016. 1.3.2 Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan tentang input/masukan dari Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 2. Mendeskripsikan tentang proses Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 3. Mendeskripsikan tentang output/keluaran dari Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Teoritis/Ilmiah Sebagai wujud pengembangan teori dan menambah pengetahuan tentang Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) bidang kesehatan 8

di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Sehingga dapat diketahui PKH ini memberikan pengaruh secara langsung terhadap bidang kesehatan. 1.4.2 Aspek Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah, dalam hal ini, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan sebagai evaluasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) bidang kesehatan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dan Pemerintah Pusat agar dapat melakukan kegiatan yang lebih efektif dalam penanggulangan kemiskinan. 9