EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menuntut koperasi / perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Keguanaan Penelitian...

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan harus mencari alternatif

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. ATLANTIC OCEAN PAINT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TINGKAT KOLEKTIBILITAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI SAMARINDA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

Analisis Pengendalian Piutang pada PT. Tristar Makmur Kartonindo

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengelola seluruh sumber daya dan kekayaannya dengan baik pula yang

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

Pertemuan Ketiga PIUTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. CAHAYA ABADI TECHNIC PERIODE Nama : Indah Puspita Sari NPM : Jurusan : Akuntansi

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI DAN NERACA PADA PT. MEGA BAN

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

KATA PENGANTAR. dalam penyusunan skripsi ini dengan judul Pengaruh Pengendalian Intern. Atas Piutang Usaha Terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Pada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis. kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah.

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan apapun jenisnya dan skala usahanya, baik perusahaan

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI BALAI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

PERLAKUAN PENCATATAN DAN PERHITUNGAN PENYISIHAN PIUTANG JANGKA PENDEK SEBAGAI DASAR PENENTUAN RESIKO BISNIS PADA PT. ERA BARU AKURASINDO

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dengan benar selama operasional perusahaan.

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA. Hayuningtyas Pramesti Dewi*

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PLN (Persero) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR KERAMASAN PALEMBANG

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

ANALISIS PIUTANG PADA PD. AHADA MOTOR. : Dinda Anugrah Mutiara NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

Transkripsi:

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA Oleh : MAHFUT SYAIFUDIN,LCA ROBIN JONATHAN,RINA MASITOH NPM : 09.11.1001.3408.068 FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA ABSTRAKSI Mahfut Syaifudin, Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Dengan mengambil judul Evaluasi Taksiran Kerugian Piutang Dagang Pada PT.Gunung Mas Samarinda. Dibawah bimbingan Bapak LCA. Robin Jonathan dan Ibu Rina Masithoh Hariyadi. Berlatar belakang dari besarnya investasi pada piutang dagang yang tergantung pada prosentase penjualan kredit terhadap total penjualan, yang langsung mencerminkan tingkat piutang dagang perusahaan. Semakin besar penjualan kredit semakin besar pula piutang dagang. Sedang pada piutang dagang akan timbul kerugian piutang akibat dari piutang yang tak tertagih. Oleh karena itu diperlukan penetapan kerugian piutang yang sesuai dengan metode yang lebih teliti sehingga laba bersih yang didapat lebih banyak dan juga pajak yang dikeluarkan lebih sedikit. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengevaluasi taksiran kerugian piutang dagang pada perusahaan pada tahun 2011 dan 2012 serta dapat diperguanakan sebagai bahan informasi kepada pimpinan PT. Gunung Mas dalam penetapan kerugian piutangnya pada tahun mendatang. Kerugian piutang atau taksiran piutang tak tertagih pada PT. Gunung Mas adalah piutang yang diberikan pada debitur-debitur yang berasal dari toko-toko maupun pasar swalayan yang tidak dapat ditagih karena ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk membayarnya. Landasan teori yang dipergunakan adalah akuntansi keuangan dengan menggunakan alat analisis metode prosentase dari penjualan kredit, dan analisis umur piutang digunakan juga sebagai pembanding dengan kerugian piutang yang sesungguhnya. Menurut perhitungan perusahaan kerugian piutang ditetapkan sebesar 1 % dari penjualan kredit, sedang menurut hasil penelitian yang dilakukan, ternyata kerugian piutang yang sesungguhnya adalah sebesar 2,05 % dari penjualan kredit untuk tahun 2011 dan 2,23 % dari penjualan kredit untuk tahun 2012. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kerugian piutang yang sesungguhnya dialami perusahaan adalah lebih besar dari kerugian yang telah ditetapkan atau yang diperkirakan oleh perusahaan, sehingga hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis terbukti dan dapat diterima. LATAR BELAKANG Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualan,

kebanyakan perusahaan menjual produknya dengan kredit.dari penjualan kredit ini perusahaan tidak segera mendapat hasil dari penerimaan kas melainkan piutang yang pada jatuh tempo akan terjadi aliran kas masuk (cash inflow) yang berasal dari hasil pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka dapat dikatakan piutang (receivable) yang merupakan elemen pendapatan yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus bagi kesinambungan usaha perdagangan. PT. Gunung Mas di Samarinda merupakan salah satu perusahaan dagang yang bergerak dibidang usaha perdagangan yang menjual produk Energizer dan Johnson & Johnson. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menjual produknya secara tunai dan juga secara kredit, produk dijual ke toko-toko maupun pasar swalayan. Berkenaan dengan penjualan kredit, PT. Gunung Mas telah menetapkan batas waktu pembayaran 30 hari sesuai frekuensi penjualan di toko-toko dan pasar swalayan yang berbeda-beda. Oleh karena banyak toko-toko maupun pasar swalayan yang masih belum dapat melunasi hutangnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka jumlah kerugian piutang (piutang macet) terus meningkat pula. Berlatar belakang dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk diadakannya penelitian ini khususnya mengenai kerugian piutang yang ditetapkan perusahaan sebesar 1 % dari jumlah penjualan kredit yang ternyata pada penelitian sementara lebih besar dari penetapan tersebut dan kerugian piutang dagang terus meningkat, oleh karena itu penulis mengambil judul Evaluasi Taksiran Kerugian Piutang Dagang Pada PT. Gunung Mas Samarinda. Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penetapan kerugian piutang yang ditaksir sebesar 1 % dari penjualan kredit sudah tepat? ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Kerugian piutang atau taksiran piutang tak tertagih pada PT. Gunung Mas adalah piutang yang diberikan pada debitur-debitur yang berasal dari toko-toko maupun pasar swalayan yang tidak dapat ditagih karena ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk membayarnya. Kerugian piutang baru dapat diketahui setelah periode akuntansi berikutnya dan dapat membandingkannya serta dianalisa pada laporan keuangan perusahaan. Sebelum manganalisis datadata yang ada, di bawah ini akan disajikan data-data penghapusan piutang untuk tahun 2011 dan 2012. Penghapusan yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 39.678.750,- yang terdiri dari penghapusan piutang tahun 2009 sebasar Rp. 15.871.500.- dan penghapusan piutang tahun 2010 sebesar Rp.23.807.250.-

Penghapusan yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 46.089.452.- yang terdiri dari penghapusan piutang tahun 2010 sebesar Rp. 4.500.000.- dan penghapusan piutang tahun 2011 sebesar Rp. 41.589.452.- Kerugian piutang pada PT. Gunung Mas ini menggunakan metode presentase dari penjualan bersih. Jadi tahun pembebanan periodik berdasarkan penjualan kredit dilakukan. Karena kerugian piutang terus bertambah, maka penulis membandingkan dengan menggunakan analisis umur piutang untuk menentukan kewajaran kerugian piutang yang dibebankan dan juga mendekati kerugian piutang sesungguhnya. Selanjutnya akan dianalisis kerugian piutang berdasarkan analisis umur piutang yang terjadi pada tahun 2011 dan tahun 2012. Data umur piutang ini diperoleh dari buku pembantu piutang pada tahun penutupan buku yang bersangkutan. Dan berikut disajikan data penjualan kredit untuk tahun 2011 dan 2012 juga kerugian piutang di tahun tersebut. Tabel Penjualan Kredit Tahun 2011 NO Bulan Penjualan (Rp) 1 Januari 184.811.700,00 2 Februari 189.921.000,00 3 Maret 279.045.300,00 4 April 174.588.800,00 5 Mei 188.823.600,00 6 Juni 174.589.000,00 7 Juli 181.402.000,00 8 Agustus 169.722.200,00 9 September 162.736.200,00 10 Oktober 165.049.700,00 11 November 186.694.500,00 12 Desember 193.705.145,00 Sumber : PT. Gunung Mas Jumlah 2.251.088.047,00 Tabel Penjualan Kredit Tahun 2012 NO Bulan Penjualan

(Rp) 1 Januari 283.932.500,00 2 Februari 357.458.200,00 3 Maret 376.786.000,00 4 April 281.603.400,00 5 Mei 262.127.500,00 6 Juni 232.292.800,00 7 Juli 256.407.500,00 8 Agustus 278.206.700,00 9 September 250.158.000,00 10 Oktober 256.418.700,00 11 November 282.140.970,00 12 Desember 259.099.800,00 Sumber : PT. Gunung Mas Jumlah 3.376.632.070,00 Tabel Taksiran Kerugian Piutang Tahun 2011 PT. GUNUNG MAS TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG 31 DESEMBER 2011 Prosentase Taksiran No Kelompok Umur Jumlah Kerugian Kerugian (Rp) Piutang Piutang (%) (Rp) 1 Belum Menunggak 234.131.480 1 2.341.315 2 Menunggak 1-30 hari 125.897.957 3 3.776.939 3 Menunggak 31-60 hari 73.104.620 10 7.310.462 4 Menunggak 61-90 hari 47.302.000 25 11.825.500 5 Menunggak 91-180 hari 42.845.444 35 14.995.905 6 Menunggak 181-365 hari 3.279.380 55 1.803.659 7 Menunggak Lebih dari 1 tahun 4.798.500 85 4.078.725 Jumlah 531.359.381 46.132.505 Sumber : Diolah dari hasil penelitian Tabel Taksiran Kerugian Piutang Tahun 2012 PT. GUNUNG MAS TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG

31 DESEMBER 2012 Prosentase Taksiran No Kelompok Umur Jumlah Kerugian Kerugian (Rp) Piutang Piutang (%) (Rp) 1 Belum Menunggak 266.458.879 1 2.664.589 2 Menunggak 1-30 hari 129.354.406 3 3.880.632 3 Menunggak 31-60 hari 71.482.700 10 7.148.270 4 Menunggak 61-90 hari 62.862.710 25 15.715.678 5 Menunggak 91-180 hari 53.365.771 35 18.678.020 6 Menunggak 181-365 hari 26.097.496 55 14.353.623 7 Menunggak Lebih dari 1 tahun 15.182.200 85 12.904.870 Jumlah 624.804.162 75.345.682 Sumber : Diolah dari hasil penelitian Berikut ini disajikan perhitungan kerugian piutang yang diperkirakan dan prosentase terhadap penjualan kredit. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Kerugian piutang = X % Penjualan kredit Yang berarti nilai prosentase perkiraan kerugian piutang (X %) = Kerugian piutang 100 % Penjualan kredit Untuk tahun 2011 perhitungannya adalah sebagai berikut : Rp. 46.132.505,- 100 % = 2,05 % Rp. 2.251.088.047,- Untuk tahun 2012 perhitungan prosentase perkiraan kerugian piutang terhadap penjualan kredit adalah : Rp. 75.345.682,- 100 % = 2,23 % Rp. 3.376.632.070,- Pembahasan Dari analisis yang telah dilakukan dengan mempergunakan alat-alat analisis, maka perhitunganperhitungan yang telah diperoleh dapat diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut : Untuk tahun 2011 cadangan kerugian piutang awal yang ada adalah sebesar Rp. 42.739.500,- kemudian dikurangi penghapusan piutang yang terjadi pada tahun tersebut adalah sebesar Rp. 39.678.750,- yang terdiri dari penghapusan yang terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp. 15.871.500,- dan penghapusan piutang tahun 2010 sebesar Rp. 23.807.250,- Penghapusan piutang ini dilakukan karena piutang tersebut macet terlalu lama sehingga mempengaruhi proses pencatatan piutang. Selanjutnya dari penghapusan tersebut ditambah dengan taksiran kerugian piutang untuk tahun 2011 sebesar Rp. 30.294.635,- yang berasal dari 1,3%

dari penjualan kredit tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 2.251.088.047,- sehingga didapat cadangan untuk akhir tahun 2011 adalah sebesar Rp. 31.627.344,- Kerugian yang ditaksir oleh perusahaan untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp. 30.294.635,- sedang kerugian piutang sesungguhnya untuk penjualan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 46.132.505,- yang terdiri dari penghapusan yang terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.598.588,-. Jadi selisih antara taksiran dan sesungguhnya yang terjadi adalah sebesar Rp. 15.823.405,- KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kerugian piutang yang sedemikian besar merupakan dampak dari sistem penagihan dari staf perusahaan yang masih kurang efektif serta jarak yang jauh bagi konsumen sehingga menunjang bagi para kreditur untuk menunda pembayarannya. Ditambah lagi terjadinya kenaikan harga BBM yang diikuti oleh kenaikan harga sembilan bahan pokok yang terjadi sampai sekarang sehingga membuat perusahaan untuk lebih bijaksana dalam menghadapi konsumen yang sudah tidak mampu untuk terus melanjutkan usahanya. Saran Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengemukakan kelemahan dari penelitian ini dan selanjutnya penulis mengemukakan beberapa saran untuk dapat dikerjakan pada penelitian DAFTAR PUSTAKA selanjutnya sehubungan dengan permasalahan yang sama dengan penelitian ini dan kepada pihak yang membutuhkan hasil penelitian, yaitu : Kelemahan dari penelitian ini adalah yang menjadi objek penelitian, yaitu dari pihak perusahaan selaku pemberi kredit kepada langganan, sedang permasalahan yang ada adalah bagaimana cara memperbaiki tingkat kerugian piutang yang semakin lama semakin memburuk yang diakibatkan semakin banyaknya piutang yang belum tertagih. Maka itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya yang menjadi objek penelitian adalah dari pihak langganan sehubungan dengan tingkat kerugian yang ada pada perusahaan sehingga perusahaan tahu penyebab terjadinya kerugian piutang sehubungan dengan kemauan membayar utang dari langganan. 2. Setelah mengetahui kondisi dari para langganan maka diharapkan pihak perusahaan sebelum memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan, perlulah pihak perusahaan mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut. 3. Untuk merangsang atau menarik minat langganan agar mempercepat melunasi utangnya, ada baiknya dari pihak perusahaan memberikan diskon kepada langganan yang membayar utangnya sebelum jatuh tempo. Husnan, Suad, 2003, Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang), Edisi 4, BPFE, Yokyakarta. R.S, Soemarso, 2002, Akuntansi Intermedite : Ikhtiar Teori & Soal Jawab, BPFE, Yokyakarta. Soemarso, 2002, Akuntansi Suatu pengantar, Buku 1, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta. Stice, Skousen & Stice, 2009, Intermediate Accounting, Buku 1, Edisi 16, Salemba Empat, Jakarta. Waluyo, 2010, Akuntansi Pajak, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.