BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC

Pendahuluan Rekayasa Trafik

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)

Pendahuluan Rekayasa Trafik

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1

PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK. Oleh : Mike Yuliana PENS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

RUMUS RUGI ERLANG ATAU RUMUS ERLANG B ATAU RUMUS GRADE OF SERVICE

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS

Oleh : Mike Yuliana PENS PEMODELAN TRAFIK

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat

ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG TANPA DELAY

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

REKAYASA TRAFIK BIRTH & DEATH PROCESS, SISTEM RUGI.

TELETRAFIK SEBAGAI PENGEVALUASI UNJUK-KERJA DAN PENDIMENSIAN SISTEM KOMUNIKASI DAN KOMPUTER RISWAN DINZI

Analisa Performansi Call Center PT. Indosat, Tbk Dengan Menggunakan Formula Erlang C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Trafik TES 3114 Rekayasa Trafik

ANALISA TRAFIK TRUNK KOTA OUTGOING DAN REKOMENDASINYA MENGGUNAKAN FORMULA ERLANG B TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

ANALISIS TRAFIK TRUNK GATEWAY

BAB II DASAR TEORI. kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak (mobile) tidak hanya sebatas untuk

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Network Planning dan Dimensioning

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : REKAYASA TRAFIK* / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 3 SKS / MK UTAMA

BAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN

Modul 9. EE 4712 Sistem Komunikasi Bergerak Basic Mobile Teletraffic Engineering. Oleh : Nachwan Mufti A, ST

ANALISIS PERFORMANSI PENGGUNAAN SENTRAL TELEPON OTOMATIS (STO) PADA MULTI EXCHANGE AREA (MEA) PEKANBARU (STUDI KASUS PT. TELKOM RIAU DARATAN)

ANALISIS DAN PERBANDINGAN TRAFIK JARINGAN SOFTSWITCH TIAP TRUNK PADA BULAN JANUARI DAN FEBRUARI DI STO MAJAPAHIT

BAB II LANDASAN TEORI

Teletrafik Sistem Berbagi Pada Aliran Internet

REKAYASA TRAFIK. Bab 1. Pengantar Rekayasa Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TRAFIK SUARA JARINGAN KOMUNIKASI TELEPON PT. BADAK NGL BONTANG KALIMANTAN TIMUR

Pendahuluan Rekayasa Trafik

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

Analisis Data Statistik Parameter Trafik Performansi Sentral AT&T 5ESS (Studi Kasus : PT Telkom Riau Daratan)

Abstrak 1. PENDAHULUAN

ANALISIS PARAMETER NETWORK SENTRAL NEAX 61EDI PT. TELKOM LHOKSEUMAWE. Abstrak

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI.

Problems Involving Delay System Analysis (2)

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KAPASITAS KANAL TRAFIK BTS PADA JARINGAN CDMA 450 UNTUK LAYANAN SUARA

LAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 April - 30 Juni 2017

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Januari - 31 Maret 2017

Makalah Seminar Tugas akhir

ANALISIS PROTOKOL ISUP DAN PROTOKOL BICC PADA CORE NETWORK UMTS REL.4

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, para operator telekomunikasi dihadapkan pada situasi

BAB XI TRAFIK UNTUK KOM BERGERAK SELULER

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Jaringan Komputer Switching

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

Trafik Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN. Kerja Praktek dimulai pada tanggal 5 Juli hingga 31 Juli 2010.

BAB II DASAR TEORI. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan

23/09/2012. Anhar Prodi Teknik Elektro S1 TES / Ruang 305 TES /2013 2

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

Analisa Performansi Dan Peramalan Call Center PT.INDOSAT, Tbk dengan Menggunakan Formula Erlang C

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

LAPORAN RESMI MODUL IV QUEUING THEORY

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

Teori Antrian Antrian M/M/1. Rijal Fadilah

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.354 REKAYASA TRAFIK

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PENCAPAIAN STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULAR Periode : 1 Oktober - 31 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB CAC)

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Transkripsi:

1 BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 Pendahuluan Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana pertukaran informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi. Dalam proses tukar-menukar informasi tersebut terjadi perpindahan informasi dari pengirim ke penerima. Perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain di dalam jaringan telekomunikasi tersebut disebut dengan trafik telekomunikasi (teletraffic). gambar 1.1 Tugas rekayasa trafik Biaya dari jaringan telekomunikasi yang meliputi jaringan suara, jaringan data, jaringan local area (LAN), jaringan telepon bergerak seluler memerlukan biaya yang amat besar. Dalam system ini sangat tidak ekonomis jika sumber daya (perangkat) seperti fasilitas switching dan fasilitas transmisi disediakan untuk masing-masing

2 pelanggan, dengan alasan ekonomi fasilitas tersebut digunakan secara bersama untuk sejumlah pelanggan. Akibat kondisi tersebut timbul panggilan ditolak atau menunggu dalam melakukan hubungan telekomunikasi. Untuk memuaskan pelanggan penolakan atau menunggu panggilan tidak boleh lebih dari nilai tertentu..seberapa besar jaringan yang diperlukan dengan kompromi grade of service diperlukan bantuan teori teletraffic. Teletraffic teory didifinisikan sebagai aplikasi dari teori probabilitas ( stokastik proses, teori antrian dan simulasi) untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan perencanaan, evaluasi unjuk kerja dan maintenance dari system telekomunikasi. Teletraffic meliputi trafik untuk komunikasi data dan trafik telekomunikasi. Teori teletraffic digunakan dalam perancangan sebuah jaringan telekomunikasi, menentukan jumlah komponen-komponen yang diperlukan berdasarkan nilai quality of service (QOS) yang disepakati dan digunakan untuk evaluasi / analisa jaringan terpasang. Tugas dari rekayasa trafik seperti ditunjukan pada gambar 1.1 1.2 Besaran dan Satuan trafik 1.2.1 Besaran trafik Ada dua besaran trafik yang digunakan dalam analisi suatu jaringan yaitu : 1.2.1.1 Volume trafik Volume trafik didefinisikan sebagai total waktu pendudukan dari seluruh panggilan yang menduduki suatu perangkat/saluran. Jika, c adalah panggilan dan h adalah waktu pendudukan suatu saluran oleh suatu panggilan (holding time), maka : Volume trafik adalah : V = n h i i= 1 [1.1] atau volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan dengan ratarata waktu pendudukan saluran V = c h [1.2] volume trafik ini belum dapat digunakan untuk menentukan jumlah perangkat/saluran yang dibutuhkan, untuk itu diperlukan suatu ukuran yang dapat mengidentifikasi ratarata beban kerja dari suatu jaringan yaitu intensitas trafik. 1.2.1.2 Intensitas trafik Intensitas trafik didefinisikan sebagai jumlah waktu pendudukan per satuan waktu pengamatan (T). V c h A = atau A = [1.3] T T sedangkan banyaknya panggilan per satuan waktu disebut dengan laju kedatangan panggailan (arrival rate). c λ = sehingga A = λ h [1.4] T

3 1.2.1.3 Distribusi waktu pelayanan Distribusi waktu pelayanan dapat dijelaskan dengan kasus sederhana, diasumsikan bahwa sebuah panggilan diselesaikan secara random. Untuk waktu sesaat, probabilitas bahwa panggilan selesai dalam (t, t+ t) adalah µ t independent dari t, dari asumsi terminating random. H(t) atau Probabilitas bahwa waktu pelayanan lebih besar dari t sama dengan probabilitas bahwa panggilan tidak diselesaikan dalam (0,t). pembagian (0,t) ke dalam nilai n yang besar menghasilkan t=t/n, maka probabilitas waktu pelayanan lebih besar dari t adalah (1-µ t) n µ t n atau ( 1 ). Untuk n, maka H(t) adalah : n µ t µ t H ( t ) = lim 1 = e. [1.5] n n Maka, waktu pelanggan mempunyai distribusi eksponensial dengan rata-rata 1/µ, dimana µ disebut dengan laju pelayanan. 1.2.2 Satuan trafik Sebenarnya intensitas trafik tidak bersatuan. Untuk memberi penghargaan kepada A.K Erlang yang telah mengenalkan teori trafik (thn 1909) maka intensitas trafik diberi satuan Erlang. Suatu trafik dikatakan 1 Erlang bila ada satu saluran diduduki secara terus-menerus selama periode pengamatan. (Biasanya periode pengamatan diambil 1 jam yaitu pada jam sibuk) Satuan trafik yang lain : n TU VE = Traffic unit = Verkehrseinheit Harga yang menunjukkan jumlah pendudukan rata-rata CCS HCS UC = cent call second = hundered call second = Unit call Jumlah pendudukan (panggilan) rata-rata per jam dgn waktu pendudukan rata-rata 100 detik ARHC = Appels re duits a l heure chargee EBHC = Equated Busy hour Call Harga yang menunjukkan jumlah pendudukan rata-rata Satuan Erlang TU VE CCS HCS UC ARHC EBHC

4 1 Erlang 1 TU 1 VE 1 CCS 1 HCS 1 36 30 1 36 1 UC 1 ARHC 1 1 EBHC 30 5 1 36 6 5 1 1.3 ALIRAN TRAFIK Dalam jaringan telekomunikasi terdapat tiga macam trafik yaitu offered traffic, carried traffic dan loss traffic/ bl;ock traffic. Ketiga macam trafik tersubtu seperti ditunjukkan pada gambar : gambar 1.2 : aliran trafik

5 Offered traffic Trafik teoritis, yang akan dibawa jika tidak ada blocking di dalam system Carried traffic Trafik sesungguhnya yang dapat dibawa atau ditangani oleh system Lost /blocked traffic Selisih antara offered traffic dan carried traffic. Trafik ini merupakan trafik yang tidak dapat dibawa oleh system dikarenakan system blocking 1.4 VARIASI TRAFIK Trafik berfluktuasi dari waktu ke waktu. fluktuasi/variasi trafik dapat diamati dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari, jam ke jam dan detik ke detik. Variasi trafik dari waktu ke waktu seperti ditunjukkan pada gambar : gambar 1.3 : variasi trafik menit ke menit

6 gambar 1.4 : variasi trafik jam ke jam gambar 1.5 : variasi holding time dari jam ke jam

7 gambar 1.6 : variasi trafik hari ke hari 1.5 JAM SIBUK Jam sibuk (busy hour) adalah interval 60 menit dalam satu hari yang mempunyai rata-rata trafik tertinggi (dalam jangka waktu lama) Jam sibuk dapat berbeda-beda dari satu sentral dengan sentral lainnya tergantung pada lokasi sentral dan interest dari pelanggan. Dalam rekayasa trafik, digunakan penentuan jam sibuk dengan menggunakan TCBH (time consistent Busy our) dan Bouncing Busy Hour (BBH) yang dikenal juga dengan Post Selected Busy Hour (PSBH). TCBH Berdasarkan TCBH, jam sibuk sama dengan 60 menit dalam sehari yang mempunyai rata-rata trafik tertinggi. Trafik ini diukur pada hari kerja, dengan mengabaikan hari libur dan hari abnormal.

8 BBH Pada BBH, hanya trafik puncak yang diperhitungan. Hanya ssatu puncak dalam I hari, I dalam I minggu, 1 dalam satu bulan dan 1 dalam satu tahun. Contoh perhitungan TCBH dan BBH adalah sebagai berikut: Hari/jam 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Senin 304 248 368 392 351 289 285 194 Selasa 334 240 360 334 305 219 280 170 Rabu 314 201 335 360 342 299 235 143 Kamis 305 224 361 329 315 239 287 116 Jum at 297 242 308 391 300 298 255 125 Total 1554 1155 1732 1806 1613 1404 1342 748 Berdasarkan TCBH, maka jam sibuk adalah jam 12.00 dan besarnya trafik rata-rata: 1806 : 5 = 361.2 Hari/jam 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Senin 304 248 368 392 351 289 285 194 Selasa 334 240 360 334 305 219 280 170 Rabu 314 201 335 360 342 299 235 143 Kamis 305 224 361 329 315 239 287 116 Jum at 297 242 308 391 300 298 255 125 Dengan BBH, besar trafik adalah : 392+360+360+361+391=1864:5 = 372.8 1.6 PENGANGANAN PANGGILAN YANG TIDAK SUKSES Loss system (lost call cleared) Pada system ini, panggilan yang dating saat seluruh sirkit sibuk, akan ditolak akan dibuang dari system. Bila ada panggilan ulang(repeated call), dianggap panggilan yang baru. System ini biasanya digunakan untuk menentukan jumlah saluran antar sentral. Delay System (lost call delayed) Pada system ini, panggilan yang dating saat seluruh sirkit sibuk,maka panggilanpanggilan tersebut akan menunggu di buffer yang disediakan sampai ada sirkit yang bebas. System ini digunakan untuk komunikasi data yang tidak memerlukan komunikasi real time. Overflow system (lost call held) Panggilan-panggilan yang tidak bisa dilayani kerena seluruh group sirkit ke suatu arah dalam kondisi diduduki, maka diluapkan ke group sirkit arah lain (alternative route) System ini digunakan untuk mendisain suatu MEA(multi exchange Area)

9 1.7 GRADE OF SRVICE DAN PROBABILITAS BLOCKING 1.7.1 Grade of Service (B) Dalam loss system (system rugi), trafik yang dibawa atau dilayani oleh jaringan lebih kecil dari trafik yang ditawarkan sesungguhnya ke jaringan. Kelebihan trafik yang tidak mampu dilayani oleh jaringan akan ditolak atau dibuang. Jumlah trafik yang ditolak oleh jaringan digunkan sebagai indek dari kualitas pelayana dari jaringan yang disebut dengan grade of service (GOS) atau B Grade of Service didefinisikan sebagi perbandingan trafik yang hilang (ditolak) dengan trafik yang ditawarkan ke jaringan. R B = atau A A Y B = [1.6] R A SN Y R gambar 1.7 : perhitungan GOS Dimana : B adalah Grade of service(gos) A adalah offered traffic atau trafik yang ditawarkan ke saluran Y adalah carried traffic atau trafik yang dibawa/dilayani oleh saluran R adalah trafik yang gagal (loss traffic) Note : Offered traffic A yaitu trafik yang mungkin akan dibawa ke jaringan apabila tidak ada yang ditolak oleh jaringan (jumlah server tidak terbatas). Nilai offered trafik ini adalah nilai teoritis dan tidak dapat diukur, hanya mungkin diestimasi dari carried traffic 1.7.2 Probabilitas Blocking (P B ) Probabilitas Blocking didefinisikan sebagi probabilitas seluruh saluran (server) dalam system sedang sibuk. Jika seluruh saluran sibuk, tidak ada trafik yang bisa dilayani oleh system dan panggilan yang datang akan ditolak. Secara sepintas GOS dan P B adalah sama tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaan GOS dan P B terlihat pada contoh berikut : Untuk jumlah saluran (server) sama dengan jumlah pelanggan akan menghasilkan GOS sama dengan nol, dimana setiap pelanggan selalu dapat

10 dilayani tetapi probabilitas dimana seluruh saluran sibuk, maka probabilitas blocking tidak sama dengan nol. Perbedaan mendasar antara GOS dan probabilitas blocking adalah : GOS diukur dari titik pelanggan,diamati panggilan yang ditolak. Sedangkan probabilitas blocking diukur dari titik network atau switching, dimana diamati serverserver (saluran) yang sibuk dalam system switching. GOS disebut juga dengan Call congestion atau loss probability dan probabilitas blocking disebut dengan time congestion. Note: probabilitas bloking yang berdasarkan call congestion (GOS) pada prakteknya tidak mudah dilakukan, sehingga digunakan probabilitas berdasarkan time congestion. Sebagai contoh : pemakaian path jaringan telekomunikasi tunggal merupakan probabilitas blocking berdasarkan time congestion.