BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia kembali melakukan reformasi pajak dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari peranan penerimaan pajak bagi pembiayaan pengeluaran negara

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. disederhanakan dengan memerhatikan asas keadilan, pemerataan, manfaat, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin sulit diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Dalam menjalankan pemerintahan, peran pajak semakin terlihat jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,


BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian atas Pengukuran profitabilitas perusahaan ini adalah jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan diseluruh dunia saling berlomba-lomba untuk

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Fungsi pajak sebagai sumber pendapatan utama bagi negara Indonesia

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. satu periode tersebut. Ada berbagai manfaat dalam menyajikan keuangan di

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia kembali melakukan reformasi pajak dengan mengeluarkan beberapa undang-undang pajak baru yaitu undang-undang No 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan undang - undang No 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan yang merupakan perubahan keempat atas undang-undang No 7 tahun 1983. Salah satu hasil dari reformasi pajak tahun 2008 yaitu diberlakukanya tarif pajak baru untuk wajib pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan lapisan tarif disederhanakan dari 5 menjadi 4 lapisan, namun lapisan penghasilan kena pajak diperluas yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp 200 juta menjadi Rp 500 juta. Sementara wajib pajak badan, tarif yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% ditahun 2009 dan 25% ditahun 2010. Selain itu, bagi wajib pajak yang telah go public diberikan pengurangan 5% dari tarif normal. Hal ini berarti setelah berlakunya undang-undang nomor 36 tahun 2008, perusahaan akan membayar pajak yang lebih kecil untuk jumlah penghasilan sama dengan periode sebelumnya. Mengingat peranan pajak sebagai beban perusahaan. Hal ini dapat memberikan insentif bagi perusahaan. Abimanyu (2003:15) menyebutkan bahwa reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar disegala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, kepercayaan terhadap administrasi 1

perpajakan yang tinggi, dan produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan, arah dan tujuan perubahan undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, Mardiasmo (2008:20) menyatakan bahwa perpajakan harus mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut: Meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara, meningkatkan pelayanan dan kepastian hukum bagi masyarakat guna meningkatkan daya saing dalam penanaman modal dengan tetap mendukung pengembangan sosial ekonomi masyarakat serta menyesuaikan tuntutan pekembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan teknologi informasi, meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban, meyederhanakan prosedur administrasi perpajakan, meningkatkan penerapan prinsip self assessment serta akuntabel dan konsisten mendukung iklim usaha kearah yang lebih kondusif dan kompetitif. Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (profit margin), sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi rate of return on investment. Status perusahaan yang go public atau belum akan mempengaruhi kebijakan pembagian deviden. Perusahaan yang sudah go public umumnya cenderung high profile daripada perusahaan yang belum go public. Agar pasar sahamnya meningkat, perusahaan go public akan berusaha tampil sebaik mungkin, sukses dan membagi deviden yang besar. Demikian juga dengan pembayaran pajaknya akan diusahakan sebaik mungkin. Namun apapun asumsinya, secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. dalam rangka meningkatkan investasi kembali oleh perusahaan. dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing maka perusahaan akan menekankan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula dengan kewajiban 2

membayar pajak, karena biaya akan menurunkan laba setelah pajakk (after tax profit), tingkat pengembalian (rate of return), dan arus kas (cash flows). Kebijakan yang umum digunakan untuk mendukung iklim usaha kearah yang lebih kompetitif dan menarik investasi dengan melakukan penarifan pajak. Fenomena turun naik pajak biasanya cenderung situsional dan bersifat regional. Misalnya kawasan ASEAN itu hanya terjadi di negara berkembang. Di Negara maju pengaruh perbedaan tarif pajak (lebih rendah) cenderung tidak signifikan untuk lebih mampu menarik investasi. Bila diamati lebih dalam tarif pajak yang rendah belum tentu besar pajaknya akan lebih rendah pula dari tarif yang lebih tinggi. Demikian pula sebaliknya, berarti ada unsur lain yang perlu diperhatikan. Unsur lain sebagai mana formula penghitungan pajak, yaitu : tarif pajak dikalikan dasar pengenaan pajak. Berarti selain tarif pajak, unsur lain yang tidak kalah pentingnya dan perlu diperhatikan adalah penghasilan kena pajak. Di Indonesia, untuk menghitung PPh terutang ada tiga komponen yang perlu dicermati dalam penghasilan kena pajak. Pertama, besaran peredaran usaha atau omzet. Kedua, biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk harga pokok penjualan maupun biaya operasional. Dan ketiga, kompensasi kerugian. Adanya potensi keterkaitan antara tarif pajak dengan besarnya penerimaan negara dari pajak penghasilan dan investasi yang dilakukan oleh badan usaha sebagai wajib pajak. Tarif pajak ditetapkan oleh pemerintahan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat secara independen dan dikenakan atas laba usaha yang berasal dari selisih pendapatan dan biaya operasional yang menjadi funngsi dari sebuah 3

keputusan investasi. Sudah menjadi suatu kelaziman dalam dunia usaha jika melakukan investasi sebagai kebijakan berorientasi peningkatan kesejahteraan pemilik modal dengan mempertimbangkan secara khusus pengaruh tarif pajak yang akan dikenakan terhadap penghasilan dari investasi tersebut. Estimasi pajak terutang akan diperlakukan sebagai biaya yang tidak terhindarkan (unavoidable cost) dalam keputusan investasi. Menurut Soemarso (2007:22) adalah kebijakan fiskal (terutama yang berkaitan dengan perpajakan), kebijakan moneter (yang akan memperngaruhi tingkat bunga dan inflasi), kebijakan ketenagakerjaan, kebijakan perizinan, kebijakan perdagangan (luar negri maupun luar negri), dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya reformasi pajak, kinerja perpajakan akan semakin baik sehingga dapat membawakan dampak positif bagi pemerintah. Disisi lain juga diharapkan agar reformasi tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap wajib pajak, khususnya wajib pajak badan. Jika reformasi perpajakan membawa dampak yang positif tentunya akan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sementara jika reformasi perpajakan tersebut membawa dampak yang negatif maka akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh laba secara maksimal sehingga menurunkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan dapat diukur melalui analisa laporan atas laporan keuangan. Pendapatan merupakan salah satu elemen dalam laporan laba rugi yang dikenakan dari segi pajak penghasilan (PPh). Dilihat dari sudut pandang PPh, pendapatan adalah kegiatan transaksi ekonomi yang dapat menghasilkan penghasilan, penghasilan tersebut merupakan objek pajak PPh yang nantinya pada akhir tahun harus dilaporkan oleh wajib pajak didalam surat 4

pemberitahuan (SPT). Informasi dapat diperoleh dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik oleh perusahaan, dari semua informasi dan analisis laporan keuangan, investor umummnya lebih memperhatikan profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Makin tinggi laba makin tinggi return yang diperoleh oleh investor. Dari semua informasi yang terkait dalam kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dapat dilihat dari analisisi laporan keuangan. Laporan keuangan umumnya terdiri dari dua macam. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersil. Laporan keuangan fiskal pada umumnya berbeda dengan laporan keuanngan komersil karena laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan sedangkan laporan keuangan komersil disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK). Secara spesifik perbedaan itu pada umumnya terdapat dalam pengakuan penghasilan dan biaya antara SAK dan undang-undang perpajakan. Berdasarkan informasi dari situs www.bi.go.id laba bersih yang tercetak tahun 2009 adalah Rp 41,39 triliun atau melompat 20% dari tahun 2008. Kita tidak dapat memungkiri jika pertumbuhan laba ini sungguh baik, bahkan peran kinerja perbankan Indonesia menjadi salah satu pilar untuk menompang perekonomian domestik. Menurut Dendawijaya (2005:114), ada tiga analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk megetahui kemampuan bank dalam menghasilkan dan meningkatkan laba perusahaan, rasio solvabilitas dapat diukur dengan dengan menghitung Capital Adequacy Rasio, rasio rentabilitas dihitung dengan Return On Assets, dan rasio 5

likuiditas dengan menggunakan Loan to Deposite Ratio dan Loan to Asset Ratio. Selain itu untuk mengukur tingkat efisiensi operasional bank yang juga mempengaruhi perubahan laba pada perbankan dihitung dari perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional. Untuk menilai kinejra keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (capital, asset, Management, Earning, Liquidity). Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahan perbankan. Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct untuk menilai kinerja. Pengujian kekuatan rasio keuangan dengan kkinerja perbankan, keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan sejenis perusahaan lainnya ditunjukkan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Penilaian ini merupakan replikasi penelitian Sari (2010) berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR pada periode sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak tahun 2008, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara RORA pada periode sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak tahun 2008, terdapat perbedan yang signifikan anatar NPM pada periode sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak tahun 2008 dan terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA pada periode sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak tahun 2008. Sampel penelitian ini terdiri dari 16 perusahaan perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari BEI. Dimensi waktu digunakan adalah satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah diberlakukannya undang-undang perpajakan tahun 2008. Penelitian yang 6

dilakukan oleh Erlita tersebut menyarankan untuk memperbanyak jumlah periode laporan keuangan (periode penelitian diperanjang) serta berbagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan. Peneitian ini akan meneliti pengaruh tariff pajak terhadap Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dengan menganalisis perbankan. Pada penelitian ini aspek Capital meliputi CAR, aspek managemen meliputi NPM, aspek Asset meliputi RORA,dan aspek earning meliputi ROE. Adanya penurunan tarif pajak sebesar 25% pada tahun 2010 dan seterusnya menarik perhatian peneliti untuk meneruskan penelitian terdahulu dengan menambah periode pengamatan dimensi empat tahun setelah reformasi pajak tahun 2008, menambah jumlah data penelitian dan menggunnakan ROE dalam aspek earning. Penurunan tarif pajak akan diikuti laba yang meningkat lebih besar sehingga secara keseluruhan akan teraji peningkatan pajak penghasilan dan meningkatkan investasi bagi perbankan. Uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Reformasi Pajak 2008 Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI 1.2 Perumusan Masalah Perubahan Undang-undang pajak tahun 2008 yang berlaku mulai 1 Januari 2009 merupakan langkah yang diambil pemerintah agar undang-undang pajak tersebut dapat lebih efektif sebagai fungsi budgeter dan regulerend. Dengan demikian apakah hasil reformasi pajak akan sama dengan penelitian terdahulu pada waktu terjadi reformasi pajak 1994 yang terdapat perbaikan kinerja 7

keuangan perusahaan perbankan yang go public sebelum dan sesudah diberlakukan tarif pajak terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan perbankan yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan perbankan dan mendorong iklim investasi perbankan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh reformasi pajak terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risk Asset (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak tahun 2008? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah: 1. Untuk menganalisi dan memberikann bukti empiris perbedaan capital pada perusahaan perbankan yang go public di BEI sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif ajak tahun 2008. 2. Untuk menganalisi dan memberikann bukti empiris perbedaan assets pada perusahaan perbankan yang go public di BEI sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif ajak tahun 2008. 3. Untuk menganalisi dan memberikann bukti empiris perbedaan management pada perusahaan perbankan yang go public di BEI sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif ajak tahun 2008. 4. Untuk menganalisi dan memberikann bukti empiris perbedaan Earning pada perusahaan perbankan yang go public di BEI sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif ajak tahun 2008. 8

1.4 Manfaat Penelitian ini adalah: Dari tujuan yang telah disampaikan oleh penulis, maka kegunaan penelitian 1. Menjadi masukan bagi pelaku bisnis dalam pembuatan laporan keuangan baik fiskal maupun komersial dalam pengambilan keputusan. 2. Menjadi masukan bagi pihak Direktorat Jenderal Pajak dalam memahami dampak perubahan UU pajak Tahun 2008 yang berlaku 1 januari 2009 3. Menjadi masukan dan referensi bagi akademis dalam menambah khasanah pengetahuan mengenai reformasi pajak 2008. 9