PERBANDINGAN ANTARA KAYU MERANTI MERAH DAN MERANTI PUTIH DITINJAU DARI KUALITAS KAYU BERDASARKAN PKKI

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

PERILAKU BALOK KAYU MERANTI SEBAGAI BAHAN BANGUNAN UTAMA RUMAH TRADISIONAL ACEH

IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv) DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction

SIFAT FISIS, MEKANIS DAN PEMESINAN KAYU RARU (Cotylelobium melanoxylon) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PERSEMBAHAN TUGAS AKHIR INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA KU YANG SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK TANPA PERNAH MENUNTUT APAPUN DARIKU

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU BERDASARKAN PKKI 1961, SNI M DAN SNI M

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU UTUH DI SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM BERDASARKAN ANALISIS SNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU EKALIPTUS (Eucalyptus grandis) UMUR 5 TAHUN

BAB III BAHAN DAN METODE

SIFAT-SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU KERUING - SENGON. Oleh : Lorentius Harsi Suryawan & F. Eddy Poerwodihardjo

STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK

INFO TEKNIK Volume 8 No. 1, Juli 2007 (15-18) PERILAKU GESER PADA PENGUJIAN KETEGUHAN LENTUR STATIK JENIS KAYU KELAS DUA

UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU SAMA-SAMA (Pouteria firma) Wood Physical and Mechanical Properties of Pouteria firma

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

KAJIAN DIAMETER - PERSENTASE KAYU TERAS TERHADAP KUALITAS KAYU JATI (Tectona grandis Linn. F) DARI HUTAN RAKYAT GUNUNG KIDUL

Metode pengujian lentur posisi tidur kayu dan bahan struktur bangunan berbasis kayu dengan pembebanan titik ke tiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perbedaan Umur dan Bagian Batang Bambu Legi (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) Sebagai Bahan Mebel dan Kerajinan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rumah Kayu dari Norwegia yang Bergaya Klasik

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU IPIL (Endertia spectabilis Steenis & de Wit Sidiyasa) BERDASARKAN LETAK KETINGGIAN DALAM BATANG

E(Pa) E(Pa) HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengujian Tarik Material Kayu. Spesimen uji tarik pada kayu dilakukan pada dua spesimen uji.

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR BATANG PINANG (Areca catechu L.)

ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kayu merupakan salah satu sumber alam yang bersifat dapat diperbarui.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)

PENGARUH RASIO BAMBU PETUNG DAN KAYU SENGON TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM LAMINASI

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Laboratorium Pengujian Bidang Struktur dan Konstruksi Bangunan

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU DI LABORATORIUM

OPTIMASI PEMANFAATAN SALAH SATU JENIS LESSER KNOWN SPECIES DARI SEGI SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANISNYA SKRIPSI OLEH: KRISDIANTO DAMANIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)

Oleh /by : Gunawan Pasaribu. Key word: Endemic wood species, physical, mechanical, and North Sumatra

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

Laboratorium Mekanika Rekayasa

Pertemuan I,II,III I. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi

PELAKSANAAN PENELITIAN

PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KADAR AIR DAN JARAK ANTAR PAKU TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN KAYU KELAPA

Karakteristik Kayu Kelapa di Berbagai Zona di Indonesia Timur Berdasarkan Sifat Fisis dan Mekanisnya

PERBANDINGAN KEKUATAN BUTT JOINT DAN SCARF JOINT PADA KAYU DENGAN ALAT SAMBUNG PEREKAT

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR...

EFEKTIVITAS SAMBUNGAN KAYU PADA MOMEN MAKSIMUM DENGAN BAUT BERVARIASI PADA BALOK SENDI ROL Muhammad Sadikin 1, Besman Surbakti 2 ABSTRAK

KAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BAB III METODE PENELITIAN

TEGANGAN GESER ULTIMIT EPOXY-RESIN PADA SAMBUNGAN BALOK KAYU YANG DIBEBANI GAYA TEKAN SEJAJAR SERAT

KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMADATAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAYU PALAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

SIFAT PAPAN BLOK SENGON DENGAN VENIR SILANG KAYU TUSAM

Struktur Kayu. Christin Remayanti, ST., MT. & Dr. Eng. Indradi Wijatmiko

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Daftar Isi. Daftar Isi... i. Prakata... ii. Pendahuluan... iii

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

Variasi Aksial dan Radial Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) yang Tumbuh di Kabupaten Sleman

Transkripsi:

PERBANDINGAN ANTARA KAYU MERANTI MERAH DAN MERANTI PUTIH DITINJAU DARI KUALITAS KAYU BERDASARKAN PKKI 1961 Ardho Rizki ABSTRAK Penelitian ini untuk mengungkapkan adanya perbedaan kualitas kayu meranti merah dan kayu meranti putih yang ada pada galangan. Analisis kualitas kayu berdasarkan PKKI 1961 dilakukan dengan cara membuat model dari kayu sebagai benda uji. Proses pengujian dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengujian fisik dan mekanis. Uji pengamatan fisik dilakukan dengan 4 faktor yaitu pengamatan mata kayu,wanflak, arah serat,arah radial. Sedangkan untuk pengujian fisik dilakukan dengan 2 faktor yaitu pengujian kadar air dan penyusutan. Uji mekanik dilakukan dengan 4 faktor yaitu pengujian kuat lentur, kuat tarik, kuat tekan dan kuat geser. Hasil penelitian dari 4 faktor pengujian pengamatan fisik kayu meranti merah dan meranti putih hanya mata kayu yang termasuk mutu A dan mutu B. Berdasarkan pengujian fisik kadar air, kayu meranti merah lebih sedikit dari kayu meranti putih. Pada pengujian penyusutan, kayu meranti putih lebih sedikit menyusutnya dibandingkan dengan kayu meranti merah. Ditinjau dari kuat lenturnya kayu meranti merah dan meranti putih termasuk indikasi pada kayu kelas V. Dilihat dari kuat tarik kayu, kayu meranti merah maupun meranti putih termasuk indikasi kayu dalam kelas I. Pada pengujian kuat tekan kayu meranti merah dan kayu meranti putih termasuk indikasi dalam kelas IV. Pada pengujian kuat geser kayu meranti merah dan meranti putih termasuk indikasi dalam kelas kuat I. Dari hasil pengujian fisik maupun pengujian mekanik, kayu meranti merah dan meranti putih tidak ada perbandingan dari segi kualitas kayu berdasarkan PKKI 1961. Kata kunci: Meranti merah, meranti putih, kualitas. vii

ABSTRACT This study to reveal any difference in quality red meranti and meranti wood that is white on the shipyard. Wood quality analysis based on 1961 PKKI done by making models of the wood as a test object. The testing process is diviled into two kinds,namely physical and mechanical testing. Test physical observation by 4 factor: observations knot,wanflak,grain direction,radiasl direction. As for the physical examination performode by two factors,namely testing the water content and shrinkage. Mechanical tests carried out by 4 factor: testing flexural strength,tensile strength,compressive strength and shear strength. The result of the four factor test of physical observation of red meranti and meranti wood white eye only include quality A and quality B. Based on physical testing moisture content,red meranti wood with white meranti. Deprecation on testing, white meranti lessd shrinking than red meranti wood. Judging from the strong bending red meranti and meranti wood white including indication in class V. Judging from the tensile strength of wood,red meranti and meranti wood white wood including indications in class I. In testing the compressive strength of red meranti and meranti white including indications in the fourt grade. In testing the shear strength of red meranti and meranti white strong indications in class I. From the result of physical and mechanical testing,red meranti and meranti white there is no comparasion in terms of quality wood based PKKI 1961. Keywords: Red meranti, white meranti, quality viii

PENDAHULUAN Kayu sampai dengan saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan oleh masyarakat, karena kebutuhan kayu dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari manusia. Kayu mempunyai fungsi yang sangat besar untuk kehidupan. Misalnya dalam dunia konstruksi, kayu digunakan untuk kuda-kuda, reng, usuk, gording, dan pondasi. Untuk dunia permebelan, kayu digunakan sebagai meja, kursi, kusen, pintu, lemari, dan masih banyak lagi mebel-mebel yang menggunakan kayu. Kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama diantaranya adalah kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan ada habis-habisnya apabila dikelola dengan cara yang baik. Kayu mempunyai sifat spesifik awet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan sifat-sifat ini tidak dipunyai oleh bahan-bahan lain yang dibuat manusia Permasalahannya adalah apakah kualitas kayu meranti merah sama dengan meranti putih mengingat sifat dan karakteristik berbeda. Apakah dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik berpengaruh terhadap kualitas kayu. Selama ini masyarakat menganggap bahwa kayu meranti merah setara dengan meranti putih. Adanya paparan di atas maka dibuat penelitian dengan judul Perbandingan Antara Kayu Meranti Merah dan Meranti Putih Ditinjau dari Kualitas Kayu berdasarkan PKKI 1961 MERANTI MERAH Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh margashorea. Kayu meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara,3,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. MERANTI PUTIH Kayu meranti putih terasnya berwarna hampir putih jika masih segar, lambat laun menjadi coklat-kuning atau kuning muda permukaan kayu menjadi lebih gelap semusemu coklat jika lama berhubungan dengan udara atau cahaya kayu gubal berwarna putih, lambat laun menjadi coklat-kuning muda, agak jelas sampai jelas berbeda dengan kayu teras tebal sampai 4-7 cm biasanya 5-6 cm. KAYU KONSTRUKSI Menurut Dumanaw (1994) kayu ialah suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. KUALITAS KAYU BERDASARKAN PKKI 1961 Penggolongan kayu menurut PKKI (1961) dibedakan menjadi 2 yaitu, kualitas kayu A dan kualitas kayu B. Kualitas kayu dibedakan berdasarkan atas kadar air, mata kayu, kemiringan arah serat, dan cacat-cacat kayu. METODE PENELITIAN Menyiapkan bahan jenis kayu: - Meranti Merah - Meranti Putih Menyiapkan benda uji untuk masing-masing kayu - Kubus 2 x 2 x 2 cm sebanyak 36. - Balok 4,5 x 4,5 x 25 cm sebanyak 36. - Balok 1,5 x 5 x 4 cm sebanyak 36. - Balok 1 x 1 x 2 cm sebanyak 36. - Benda uji geser sebanyak 36. Melakukan uji kualitas kayu meliputi kadar air, penyusutan, mata kayu,kemiringanarah serat, besar wanflak, retak-retak (arah radial), kuat lentur, kuat tarik, kuat tekan, dan kuat geser. Menganalisa hasil 9 Kesimpulan Kualitas kayu

Dalam penelitian ini perlu dilakukan langkahlangkah dalam pengumpulan data untuk mendukung data-data yang disusun, antara lain adalah studi literature, metode ekperimen, metode observasi dan metode dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengujian fisik Pengujian fisik kayu meranti dapat dilakukan dengan pengamatan dan pengujian. Pengamatan fisik menurut PKKI 1961 meliputi mata kayu, wanflak, kemiringan arah serat kayu, serta retakretak dalam arah radial, kadar air dan penyusutan kayu. Hasil pengujian kadar air setelah di oven dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut: % 35 3 25 2 15 1 5 mmt mmk mpm mmt = merani merah tua mmk = merani merah kecoklatan mmd = merani merah muda Grafik 4.1.a rata-rata kadar air kayu meranti merah Tabel 4.1.a Hasil pengamatan fisik kayu meranti merah Galangan 1 Mata No Jenis kayu Kayu 2.5 cm 1 meranti merah tua 2 meranti merah kecoklatan 1.5 cm 3 meranti merah muda 1.5 cm Galangan 2 2.5 cm 1 meranti merah tua 2 meranti merah kecoklatan 1.5 cm 3 meranti merah muda 1.5 cm Tabel 4.1.b Hasil pengamatan fisik kayu meranti putih Galangan 1 Mata No Jenis kayu Kayu 1 meranti putih kecoklatan 2 cm 2 meranti putih kekuningan 1.2 cm 3 meranti putih muda 1.2 cm Galangan 2 1 meranti putih kecoklatan 2 cm 2 meranti putih kekuningan 1.2 cm 3 meranti putih muda 1.2 cm Arah Wanflak Arah radial serat ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada Wanflak Arah Arah radial serat ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada ada 2 ada 4 3 2 1 Grafik 4.1.b rata-rata kadar air kayu meranti putih Hasil pengujian penyusutan setelah di oven dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut:.7.6.5.4.3.2.1 mpk =meranti putih kecoklatan mpm=meranti putih muda mmk = merani merah kecoklatan Grafik 4.2.a rata-rata penyusutan radial kayu meranti merah 1

.7.6.5.4.3.2.1 mmk = merani merah kecoklatan.35.3.25.2.15.1.5 Grafik 4.2.b rata-rata penyusutan tangensial kayu meranti merah Grafik 4.2.e rata-rata penyusutan tangensial kayu meranti putih.7.6.5.4.3.2.1 mmt mmk mmd mmk = merani merah kecoklatan Grafik 4.2.c rata-rata penyusutan memanjang kayu meranti merah.35.3.25.2.15.1.5.35.3.25.2.15.1.5 Grafik 4.2.d rata-rata penyusutan radial kayu meranti putih Grafik 4.2.f rata-rata penyusutan memanjang kayu meranti putih 2. Pengujian Mekanik Pengujian sifat mekanik kayu dilkukan untuk mengetahui kekuatan kayu meranti merah dan kayu meranti putih. Dalam pengujian sifat mekanik kayu ini dilakukan pengujian meliputi kuat lentur, kuat tarik, kuat tekan, dan kuat geser. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Hasil pengujian kuat lentur kayu meranti setelah di tes dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut: 11

3 25 2 15 1 5 mmk = meranti merah kecoklatan Grafik 4.4.a rata-rata kuat tarik kayu meranti merah 1 8 6 4 2 Grafik 4.3.a rata-rata kuat lentur kayu meranti merah 16 155 15 145 14 135 13 mpk mpkk mpm Grafik 4.3.b rata-rata kuat lentur kayu meranti putih b. Hasil pengujian kuat tarik kayu meranti setelah di tes dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut: 14 12 1 8 6 4 2 mmk = meranti merah kecoklatan Grafik 4.4.b rata-rata kuat tarik kayu meranti putih c. Hasil pengujian kuat tekan kayu meranti setelah di tes dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut: 35 3 25 2 15 1 5 mmk = meranti merah kecoklatan Grafik4.5.a rata-rata kuat tekan kayu meranti merah 3 25 2 15 1 5 mpk mpkk mpm Grafik 4.5.b rata-rata kuat tekan kayu meranti putih 12

d. Hasil pengujian kuat geser kayu meranti setelah di tes dan dihitung didapatkan grafik sebagai berikut: 5 4 3 2 1 mmt mmk mmd mmk = meranti merah kecoklatan Grafik 4.6.a rata-rata kuat geser kayu meranti merah 35 3 25 2 15 1 5 Grafik 4.6.b rata-rata kuat geser kayu meranti putih B. Pembahasan 1. Pengujian pengamatan fisik a. Kadar air kayu meranti merah dan meranti putih tidak termasuk persyaratan kualitas kayu A karena lebih dari 15 %, tetapi termasuk kualitas kayu B karena 3 % b. Mata kayu meranti merah dan meranti putih termasuk persyaratan kualitas kayu A dan kualitas kayu B karena tidak melebihi 1/6 dan 1/4 lebar balok. c. Kayu meranti merah dan meranti putih tidak termasuk persyaratan kualitas kayu A dan kualitas kayu B karena tidak mengandung wanflak. d. Kayu meranti merah dan meranti putih tidak termasuk persyaratan kualitas kayu A dan kualitas kayu B karena kemiringan arah serat kayu melebihi dan 1/1 dan 1/7 tebal balok. e. Kayu meranti merah dan meranti putih tidak termasuk persyaratan kualitas kayu A dan kualitas kayu B karena tidak ada retak-retak arah radial. f. Berdasarkan grafik 4.1.a dan grafik 4.1 b. Hasil tes kadar air kayu meranti merah muda lebih baik dari meranti merah tua, sedangkan hasil tes kadar air kayu meranti putih muda lebih baik dari meranti putih kecoklatan. g. Berdasarkan grafik 4.2.a 4.2.c dan grafik 4.2.d 4.2.f. Hasil tes penyusutan radial, tangensial dan memanjang kayu meranti merah tua mengalami penyusutan lebih banyak daripada meranti merah muda. Kayu meranti putih kecoklatan mengalami penyusutan lebih banyak dari meranti putih muda. 2. Pengujian mekanik a. Berdasarkan grafik 4.3.a dan grafik 4.3.b. Hasil tes kuat lentur kayu meranti merah tua lebih baik dari meranti merah muda. Kayu meranti putih kecoklatan lebih baik dari meranti putih muda. b. Berdasarkan grafik 4.4.a dan grafik 4.4.b. Hasil tes kuat tarik kayu meranti merah tua lebih baik dari meranti merah muda. Kayu meranti putih kecoklatan lebih baik dari meranti putih muda. c. Berdasarkan grafik 4.5.a dan grafik 4.5.b. Hasil tes kuat tekan kayu meranti merah tua lebih baik dari meranti merah muda. Kayu meranti putih kecoklatan lebih baik dari meranti putih muda. d. Berdasarkan grafik 4.6.a dan grafik 4.6.b. Hasil tes kuat geser kayu meranti merah tua lebih baik dari meranti merah muda. Kayu meranti putih kecoklatan lebih baik dari meranti putih muda. 13

PENUTUP Simpulan Hasil dari penelitian Perbandingan Antara Kayu Meranti Merah Dan Meranti Putih Ditinjau Dari Kualitas Kayu Berdasarkan PKKI 1961, dapat disimpulkan bahwa kualitas kayu meranti merah lebih baik daripada kualitas kayu meranti merah, dilihat dari pengujian fisik maupun mekanik yaitu: 1. Ditinjau dari pengujian kadar air, kayu meranti merah memiliki berat konstan lebih sedikit dengan meranti putih, pada pengujian penyusutan, meranti putih lebih sedikit menyusutnya dibanding meranti merah. 2. Ditinjau dari kuat lenturnya, kayu meranti merah dan meranti putih mempunyai indikasi masuk pada kayu kelas V berdasarkan PKKI 1961, lampiran 2 halaman 64 yaitu kayu termasuk kelas V mempunyai kuat lentur 36. 3. Dilihat dari kuat tarik kayu, kayu meranti merah dan kayu meranti putih masuk dalam kelas I yaitu lebih dari 15 dalam PKKI 1961 pasal 5, daftar II halaman 6. 4. Pada pengujian kuat tekan, kayu meranti merah dan kayu meranti putih masuk dalam kelas IV berdasarkan PKKI 1961,lampiran 2, halaman 64 yaitu kayu termasuk kelas IV mempunyai kuat tekan 3-215. 5. Pada pengujian kuat geser, kayu meranti merah dan kayu meranti putih masuk dalam kelas I dalam PKKI 1961 pasal 5, daftar II halaman 6..DAFTAR PUSTAKA Dumanauw,J.F.1994.Mengenal Kayu. Semarang:Kanisius. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).1961. Bandung.Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Kusnan.29.Struktur Kayu. Surabaya (Unesa University Press). Sadji.1996.Konstruksi Kayu.(Institut Teknologi Sepuluh November).Surabaya Janto, J.B.1983.Pengetahuan Sifat-sifat Kayu. Yogyakarta: Kanisius. Suprapto, 26 Panduan Praktek Bahan Bangunan.Universitas Negeri Surabaya Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kayu meranti, seperti pengaruh steam dan kekuatan konstruksinya sehingga diharapkan kayu meranti bisa menjadi kayu konstruksi yang sesuai dengan PKKI 1961. 14

15