IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo adalah batik Probolinggo. Namun ternyata belum semua masyarakat Probolinggo yang tahu cara membuat batik ciri khas kotanya sendiri. Diantaranya adalah masyarakat khususnya ibu-ibu di Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Di kelurahan ini sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai wiraswasta dan masih banyak ibu-ibu yang menganggur atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Masyarakat dan ibu-ibu disana sangat ingin memiliki keahlian baru dalam hal membatik, dimana potensi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga sekaligus mereka juga dapat berperan aktif dalam melestarikan budaya di daerahnya. Oleh karena itu dengan program IbM ini kami berharap dapat membantu mitra untuk memfasilitasi merekadalam belajar membuat batik sendiri. Untuk dapat mewujudkan hal-hal tersebut diatas dibutuhkan program pendampingan cara membuat kain batik yang pelaksanaannya membutuhkan instruktur yang benarbenar ahli dibidangnya, serta dapat membimbing ibu-ibu di Kelurahan Jrebeng Kulon untuk memiliki ketrampilan dalam hal membuat batik dengan dihiasi payet-payet sehingga menambah keindahan dari kain batik yang dihasilkan. Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaannya adalah dengan dilakukannya pelatihan ketrampilan baik secara teori maupun praktek dalam membuat kain batik probolinggo dan memasang payet. Dengan pelatihan dan praktek secara langsung, diharapkan ibu-ibu di Kelurahan Jrebeng Kulon dapat menghasilkan produk kain batik dengan tetap melestarikan corak-corak batik Probolinggo yang sudah menjadi ciri khas daerah tersebut. Kata kunci: Pelatihan, Batik, Ketrampilan, Payet 1.. PENDAHULUAN Setiap daerah pasti memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing sebagai identitas yang dapat membedakan dari daerah lainnya. Salah satunya adalah di Kota Probolinggo yang sejak jaman dahulu terkenal dengan adanya hasil kerajinan masyarakat setempat yaitu antara lain kerajinan batik probolinggo. Dimana potensi kerajinan batik tersebut masih sangat bisa untuk di jadikan potensi pendapatan masyarakat probolinggo. Sekarang ini banyak masyarakat yang terjun untuk meneruskan warisan daerah probolinggo tersebut, yaitu membatik khas probolinggo, Batik dari probolinggo memang sangat khas yaitu antara lain memenuhi unsur - unsur dari banyu, angin, mangga dan anggur (air, angin, mangga dan anggur). Kota Probolinggo terkenal sebagai kota penghasil mangga dan anggur, dengan motif batik yang mencirikan khas kota Probolinggo yaitu motifnya selalu ada unsur mangga atau unsur anggur menjadi pembeda dengan kain batik dari daerah lain. Cara pembuatannya pun memang masih sangat tradisional yaitu menggunakan canting, lilin/malam dan juga penjemuran secara manual yang disebut batik tulis. Tidak terkecuali pula bagi masyarakat Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo yang menginginkan membentuk kelompok pengrajin kain batik probolinggoan. Mayarakat Kelurahan Jrebeng Kulon khususnya ibu- ibu inilah yang menjadi mitra sebagai sasaran IbM membatik dengan khas batik probolinggoan. Luas wilayah Kelurahan Jrebeng Kulon Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo ± 153 Hektar dan yang digunakan sebagai tempat pemukiman seluas 58,5 Hektar. Kelurahan Jrebeng Kulon terdiri dari 17 Rukun Tetangga dan 5 Rukun Warga dengan jumlah penduduk pada awal tahun 2015 sebanyak 4.599 orang yang terdiri dari laki-laki sejumlah 2.289 Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 427
orang dan perempuan sejumlah 2.310 orang. Dengan berbagai macam jenis mata pencaharian. Berdasarkan data monografi kelurahan Jrebeng Kulon periode semester ke dua tahun 2014 diantaranya yang terbanyak adalah bermata pencaharian sebagai wiraswasta sebanyak 965 orang, yang paling sedikit adalah bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu sebanyak 6 orang, sedangkan yang belum bekerja atau pengangguran sebanyak 236 orang dan yang lainnya bermata pencaharian sebagai PNS/ABRI, Tani, Pertukangan, Buruh Tani, Pensiunan, Buruh Pabrik, Sopir, Montir/Bengkel, Tukang Becak, Konfeksi, dan Jasa. Salah satu tujuan dari masing-masing daerah di Propinsi Jawa Timur adalah meningkatkan kesejahteraan secara sosial ekonomi masyarakat yang ada di daerahnya. Kesejahteraan secara sosial ekonomi ini tidak akan tercapai, meskipun telah ada kebijakan Pemerintah yang baik, yang tidak didukung oleh kemauan dan kreativitas dari masyarakatnya sendiri. Karena seperti sudah menjadi rumus, jika kesejahteraan suatu masyarakat dianggap telah tercapai, apabila kemampuan ekonominya telah mencukupi. Kemampuan ekonomi disini juga bergantung pada jenis modal dan ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Namun jika modal yang dimiliki sangat minim dan tidak punya ketrampilan, akan sangat sulit bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas usahanya dan meningkatkan taraf hidupnya sendiri. Hal tersebut diatas terjadi juga di Kelurahan yang Kami datangi, yaitu Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, dimana masyarakatnya disana juga memiliki modal yang sangat minim dan ketrampilan yang sangat minim pula sehingga sulit untuk dapat menunjang agar usahanya meningkat dengan pesat. Apalagi bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan, mereka tidak memiliki modal dan tidak memiliki ketrampilan sehingga sulit untuk memulai usaha yang bisa menghasilkan uang. Berdasarkan hasil interview kami dengan masyarakat di kelurahan Jrebeng Kulon, mereka mengatakan ingin untuk memulai jenis usaha yang juga dapat melestarikan warisan daerah probolinggo sendiri. Jenis usaha yang ditawarkan adalah memproduksi batik probolinggoan dengan corak batik khas dari daerah probolinggo, yaitu seperti corak mangga, ataupun anggur, atau corak khas probolinggo lainnya. Untuk dapat membuka peluang usaha tersebut diatas perlu adanya pelatihan untuk para calon pelaku usaha membatik di kelurahan Jrebeng Kulon ini. Hal ini dikarenakan keahlian dalam membatik, diperlukan ketrampilan yang tidak mudah sehingga perlu dipelajari terlebih dahulu, utamanya bagi masyarakat yang masih awam, apalagi harus sesuai dengan corak khas probolinggo yang telah dikenal oleh masyarakat saat ini. Dengan prinsip untuk mempunyai corak baru, tetapi tidak meninggalkan/menghilangkan ciri khas batik probolinggoan yang telah ada. Gambar 1 Proses pelatihan membatik ini memerlukan adanya pendampingan dari orang-orang yang memang ahli dibidang itu. Untuk berhasilnya program ini pendampingan tidak saja diperlukan tentang bagaimana cara membuat batik Probolinggoan saja, namun juga perlu dilakukan sampai bagaimana 428 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
cara pemasaran batik probolinggo yang efektif dan dapat meningkatkan kesejahteraan secara sosial ekonomi bagi masyarakat di Jrebeng Kulon. Berdasarkan hasil pengamatan Tim pengusul dan wawancara dengan masyarakat Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, ada beberapa permasalahan mitra yang dapat diambil yaitu sebagai berikut: 1. Masih kurangnya tingkat kesejahteraan secara ekonomi di masyarakat kelurahan Jrebeng Kulon; 2. Masih banyaknya pengangguran di Kelurahan Jrebeng Kulon; 3. Keinginan masyarakat setempat untuk memiliki usaha membuat batik Probolinggo, namun tidak didukung dengan modal dan keahlian yang memadai tentang membatik; 4. Membutuhkan pelatihan dari instruktur yang dapat melatih masyarakat di kelurahan Jrebeng Kulon; Permasalahan - permasalahan yang telah dijabarkan diatas, menggambarkan bahwa masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon sebagian besar masih belum mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi yang dianggap cukup. Hal ini terlihat dari sangat minimnya keahlian/ketrampilan yang mereka miliki. Namun berdasarkan dialog antara Tim Pengusul dengan masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon mereka berkeinginan untuk bisa memiliki keahlian/ketrampilan yang juga dapat menghasilkan uang dan peluang usaha serta lapangan pekerjaan baru di sana. Dengan melihat kondisi kehidupan masyarakat dari segi mata pencaharian di Kelurahan Jrebeng Kulon, dan jumlah pengangguran yang juga masih cukup banyak serta mengingat kemauan dan antusias masyarakat mengenai usaha batik yang saat ini memang sedang naik daun di Kota Probolinggo, maka solusi yang ditawarkan oleh Tim Pengusul kepada masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon adalah berlatih dan belajar memproduksi kain Batik Probolinggoan sendiri. 2. TARGET DAN LUARAN Kehidupan masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo harus mendapatakan perhatian, karena meskipun dengan segala kekurangan yang ada, namun mereka masih bersemangat untuk berusaha memiliki peluang usaha yaitu produksi rumahan untuk kain batik. Berdasarkan hasil pengamatan tim pengusul serta mengingat adanya ketertarikan masyarakat untuk mempelajari membuat batik dari daerahnya sendiri dan membuat motif yang menciri khaskan batik Probolinggoan, maka pelaksanaan pelatihan membatik di Kelurahan perlu dilaksanakan. Target yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Dimana adanya pembelajaran dan pelatihan secara langsung yang dilakukan kelompok masyarakat Kelurahan Jrebeng Kulon, akan memancing ide-ide yang original dari masyarakat probolinggo sendiri untuk menghasilkan produk batik dengan tetap melestarikan kekhassan daerahnya namun juga memiliki daya jual tinggi dan mampu bersaing dengan produk-produk batik lainnya. 2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat di kelurahan Jrebeng Kulon serta membuat disain motif yang kemudian diberi untur pemanis berupa payet, akan membuat produk yang dihasilkan akan mampu menarik perhatian konsumen dalam proses pemasarannya. 3. Akan ada peluang usaha baru bagi masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran dan diharapkan pula banyak tenaga kerja yang dapat di ikut sertakan dalam pelaksanaan produksi batik. 4. Dengan peluang usaha baru yang berbeda dalam penyajiannya yaitu batik yang dihiasi payet, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di kelurahan Jrebeng Kulon. Selain target, ada juga luaran yang diharapkan dapat dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu selama pelatihan berjalan mitra mampu menghasilkan produk berupa kain batik dengan corak khas Probolinggo yang di hiasi dengan payet berupa lembaran kain yang siap di jahit untuk pakaian jadi dengan disain dari mitra sendiri yang siap di pasarkan. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 429
3. METODE PELAKSANAAN Metode pendekatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan ini adalah dengan menggunakan metode interaktif-aplikatif dengan melibatkan mitra secara langsung dalam pelaksanaan pelatihan dalam membatik. Adapun beberapa metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu: 1. Pendekatan Sosial Kegiatan pendekatan secara sosial akan berhasil apabila ada kemauan dan keinginan dari masyarakat itu sendiri untuk mengikuti pelatihan membatik yang dihiasi payet. Sasaran utama kita adalah dimulai dengan melakukan pendekatan pada masyarakat Kelurahan Jrebeng Kulon, agar mereka secara langsung dapat mengerti dan paham tujuan dari program ini. Pendekatan sosial ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu permasalahan sehingga dapat ditemukan suatu solusi dari permasalahan tersebut. Dengan pendekatan ini diharapkan masyarakat Jrebeng Kulon mempunyai keahlian baru yang dapat digunakan untuk membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Pendekatan Teknis Pendekatan teknis adalah pendekatan dengan cara langsung mengaplikasikan teori yang telah diperoleh. Dalam hal ini pendekatan secara teknis akan dilakukan setelah berhasilnya pendekatan sosial. Dengan pendekatan teknis dalam kegiatan ini, masyarakat akan diajak secara langsung oleh pengusul untuk mengikuti dan terjun langsung untuk melakukan pelatihan - pelatihan secara rutin, baik pelatihan membatik maupun menambahkan hiasan payet di kain batiknya. Dengan pendekatan teknis ini diharapkan masyarakat tidak hanya mengetahui ataupun mampu secara teori saja, namun juga secara praktek dan dapat mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat Keluran Jrebeng Kulon. V. HASIL YANG DICAPAI 5.1. Hasil yang dicapai Serangkaian kegiatan IbM Pengabdian masyarakat bagi ibu ibu warga RT 1 dan RT 3 di RW 2 Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo yaitu Pelatihan Ketrampilan Membuat Batik Probolinggo dengan di hiasi Payet, adapun hasil Pelaksanaan Program IbM yang telah dilaksanakan sejak bulan Mei hingga akhir bulan September 2016 bersama dengan ibu ibu di RT 1 dan RT 3 di RW 2 Kelurahan Jrebeng Kulon Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo sebagai berikut: 1. Uraian Kegiatan 1 Sosialisasi mengenai manfaat dan keuntungan hasil pelatihan membatik bagi mitra (ibu ibu) yaitu : a) Mitra yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaa dengan pelatihan ini menjadi punya kegiatan untuk membuat batik Probolinggo; b) Mitra dapat menciptakan peluang usaha c) Mitra dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya dari hasil membatik. Capaian Hasil a) 100 % Mitra antusias untuk mengikuti pelatihan membatik b) Dukungan dari seluruh warga dengan membantu menyediakan waktu dan tempat untuk melaksanakan pelatihan membatik 2. Uraian Kegiatan 2 Pembagian dan pengenalan bahan dan Peralatan membatik untuk mitra dari RT 1 dan RT 3 di RW 2 Kelurahan Jrebeng Kulon Kecamatan Kedopok kota Probolinggo Capaian Hasil a) Setiap peserta mempunyai bahan dan peralatan untuk Pelatihan Membatik serta mengetahui fungsi masing masing alat membatik 430 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
5.2 Pembahasan b) Setiap peserta sudah dapat menggunakan bagaimana cara memegang canting batik yang benar 3. Uraian kegiatan 3 a) Pengenalan dasar membatik yaitu membuat garis dan segitiga dengan canting berisi malam cair b) Menggambar pola diatas kain yang akan di batik Capaian Hasil a) Peserta dapat membuat garis dan segitiga dengan canting yang berisi malam cair dengan canting b) Peserta dapat menggambar pola secara penuh diatas kain yang akan di batik 4. Uraian kegiatan 4 Mencanting pola dengan malam cair di atas kain yang telah di gambar pola dengan pensil Capaian hasil Peserta mampu mencanting dengan menutup seluruh pola dalam kain sehingga seluruh pola tertutup malam 5. Uraian kegiatan 5 Mewarnai kain yang telah selesai dicanting dengan malam sesuai dengan kreativitas masing-masing dari para mitra. Dimana kegiatan kegiatan tersebut diawali dengan pencampuran warna sesuai dengan selera yang dikehendaki oleh peserta. Capaian hasil a) Peserta mampu mencampur warna dengan warna dasar, yaitu ada 5 macam warna dasar yaitu : hitam, merah, kuning, coklat dan biru. b) Peserta mampu memberikan warna pada pola gambar atas di kain yang telah diberi malam, sesuai dengan kreatifitas masing-masing peserta untuk memadukan warna sehingga dapat menjadi lukisan batik dengan warna-warna yang menarik. 6. Uraian kegiatan 6 Proses selanjutnya adalah proses perebusan atau nylorot. Dalam proses ini sebelum dilakukan perebusan terhadap kain yang sudah diwarna, harus diperiksa terlebih dahulu, dalam pewarnaannya apakah sudah sempurna dan sesuai dengan keinginan pembuatnya. Jika sudah sesuai dengan keinginan peserta, maka kain tersebut siap dislorot dengan memasak kain batik dalam tong dengan air mendidih. Fungsi penylorotan adalah menghilangkan malam yang sebelumnya telah dicanting di atas kain sebelum dilakukan pewarnaan. Setelah selesai dislorot, kain yang sudah bersih tersebut dijemur dan dianginanginkan di tempat yang teduh sampai kering. Capaian hasil Peserta mampu mengunci warna dan membersihkan kain dari malam, serta mengeringkan kain dan menghasilkan kain batik Probolinggo yang sesuai dengan keinginannya. 7. Uraian kegiatan 7 Setelah kain batik Probolinggoan telah selesai proses pembuatannya, langkah selanjutnya adalah memberikan aksen bruci atau payet pada kain batik, untuk mempercantik dan membuat kesan berbeda dari kain batik lainnya. Capaian hasil Peserta mampu memberikan dan memasang bruci atau payet pada kain sebagai pemanis batik Probolinggoan buatan peserta. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 431
Kegiatan IbM bagi mitra (ibu ibu) warga RT 1 dan RT 3 di RW 2 Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo tentang Pelatihan Ketrampilan Membuat Batik Probolinggo di Hiasi Payet bertujuan untuk menciptakan kelompok usaha baru dalam masyarakat yang akhirnya akan mendukung peningkatan perekonomian bagi masyarakat setempat. Di Kelurahan yang kami datangi, yaitu Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, dimana masyarakatnya juga memiliki modal yang sangat minim sekali untuk bisa membuka usaha baru tersebut. Apalagi bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan, mereka bahkan tidak memiliki modal untuk bisa memulai usaha yang bisa menghasilkan uang. Berdasarkan hasil interview kami dengan masyarakat di kelurahan Jrebeng Kulon, mereka mengatakan ingin untuk memulai jenis usaha yang juga dapat melestarikan warisan budaya daerah probolinggo sendiri. Jenis usaha yang ditawarkan adalah memproduksi batik probolinggo dengan corak batik khas dari daerah probolinggo yang ditambah dengan hiasan payet di atas kain batiknya, sehingga agak berbeda dengan batik probolinggo pada umumnya yang seklalu bermotif seperti corak mangga, anggur, atau corak khas probolinggo lainnya. Untuk dapat membuka peluang usaha tersebut diatas perlu adanya pelatihan untuk para calon pelaku usaha membatik di kelurahan Jrebeng Kulon dengan corak khas probolinggo yang telah dikenal oleh masyarakat, dengan ditambah hiasan payet. Proses pelatihan membatik ini memerlukan adanya pendampingan dari orang-orang yang memang ahli dibidang itu. Untuk berhasilnya program ini pendampingan tidak saja diperlukan tentang bagaimana cara membuat batik Probolinggo saja, namun juga perlu dilakukan sampai bagaimana cara pemasaran batik probolinggo yang efektif dan dapat meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi bagi masyarakat di Jrebeng Kulon. Langkah awal Pelaksanaan pelatihan ini dengan melakukan komunikasi berkali kali dengan pejabat dan masyarakat yang ada di kelurahan Jrebeng Kulon utamanya dengan masyarakat RT 1 dan RT 3 di RW 2. Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo. Setelah terjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat Jrebeng Kulon, maka disepakati jadwal pelaksanaan pelatihan membatik khas Probolinggo. Maka pada tgl 27 Mei tahun 2016 dimulailah kegiatan pelatihan dengan tahapan tahapan yang telah terjadwal dengan menyesuaikan kondisi masyarakat Jrebeng Kulon. Tahap Pelaksanaan 432 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
1. Kunjungan dan koordinasi dengan Pejabat Kelurahan Jrebeng Kulon kec. Kedopok kota Probolinggo 2. Pertemuan dengan ketua RT 01 dan ketua RT 03 RW 02 untuk melakukan koordinasi. 3. Pertemuan antara peserta pelatihan dan pelatih dalam pelaksanaannya dilanjutkan dengan pemberian materi oleh narasumber. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 433
4. Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan dasar membatik dengan diawali membuat garis segitiga dan lingkaran dengan menggunakan canting yang berisi malam,latihan dilakukan dalambeberapa tahap agar mitra menjadi terbiasa dengan menggunakan canting. 5. Setelah terbiasa dengan menggunakan canting, peserta dilatih untuk membuat pola, yang kemudian dengan berbekal pola tersebut peserta pelatihan melakukan secara langsung menggambar pola diatas kain. 434 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
6. Setelah kain digambar dengan pola, dilanjutkan dengan mencanting pola tersebut dengan menggunakan malam. Setelah seluruh kain yang berpola dilapisi dengan malam maka peserta pelatihan melakukan pewarnaan. 7. Proses pewarnaan diawali dengan membentangkan kain yang telah dicanting pada gawangan yang telah disiapkan, selanjutnya mitra menyiapkan peralatan untuk pewarnaan batik lainnya. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 435
8. Setelah semuanya tersedia, maka mitra siap untuk melakukan proses pewarnaan batiknya dengan kreasi warna yang diinginkan oleh mitra. 9. Setelah selesai diwarna sesuai dengan kreasi para mitra, kain batik yang sudah 80% proses pembuatannya dilanjutkan dengan proses perebusan atau pelorotan kain, yang sebelumnya kain dikunci dulu dengan pengunci warna (Water glass). Setelah selesai dilakukan proses ini, kain yang sudah bersih dari malam dijemur di tempat teduh atau diangin-anginkan sampai kering. 436 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
10. Pelaksanaan IbM Pelatihan Ketrampilan Membuat Batik Probolinggo dihiasi Payet di Jrebeng Kulon, telah selesai dilakukan dan disampaikan pada mitra untuk dapat dilanjutkan kreasinya pada kesempatan selanjutnya. Diawali dengan pemberian materi, pembagian bahan dan alat membatik, belajar mencanting, membuat pola pada kain, memberi malam dengan canting pada kain yang telah diberi pola, mewarnai kain, proses pelorotan dan sampai pada pemberian bruci atau payet, kain batik Probolinggo buatan Mitra telah siap untuk di gunakan. Peralatan, bahan yang tersisa, dan kain batik Probolinggo yang telah diproduksi dapat dijadikan modal bagi mitra untuk melanjutkan berkarya dalam membuat batik Probolinggo dan memasarkannya. Dukungan dari Kelurahan Jrebeng Kulon, kelompok mitra dalam kegiatan ini membuat sebuah perkumpulan perajin batik di Jrebeng Kulon dengan diberi nama AS-ZAHRA, yang diharapkan perkumpulan ini dapat berkembang dan didaftarkan Dskoperindag Kota Probolinggo.. Setelah selesainya kegiatan maka tim pelaksana akan membuat laporan akhir mengenai semua proses pelaksanaan pengabdian masyarakat beserta seminar hasilnya. 6. KESIMPULAN Kegiatan pelatihan ketrampilan membuat batik Probolinggo dihiasi payet di Jrebeng Kulon ini, diharapkan masyarakat di Kelurahan Jrebeng Kulon dapat memperkaya hasil produksinya yaitu kain batik probolinggoan maupun menghasilkan produk pakaian siap pakai dengan corak dan disain Batik sendiri. Produksi kain batik dan baju batik ini meskipun secara tidak langsung namun mereka dapat berperan serta aktif dalam pengembangan budaya Kota Probolinggo tempat dimana mereka tinggal. Dan penambahan unsur payet dalam produksi kain batiknya akan semakin mempercantik produk kain batik yang akan dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Monografi Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo Tahun 2014, Pemda Kota Probolinggo, 2014 2. Agus S, 2015,Modul Pelatihan membatik, Probolinggo 3. Febry C, 2016, Modul Pelatihan menghias kain batik dengan payet, Malang 4. LPPM Unidha, 2013, Profil LPPM Universitas Wisnuwardhana Malang. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2016 437