METODE PENGERINGAN HEMAT ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

MESIN PENGERING PAKAIAN ENERGI LISTRIK DENGAN MEMPERGUNAKAN SIKLUS KOMPRESI UAP

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

PENGARUH KIPAS TERHADAP WAKTU DAN LAJU PENGERINGAN MESIN PENGERING PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN KONDENSOR MESIN PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN AIR CONDITIONER ½ PK SIKLUS UDARA TERTUTUP

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Komponen mesin pendingin

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

DASAR TEKNIK PENDINGIN

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dibandingkan dengan ditempat panas. Pada udara dingin, pergerakan bakteri lebih

BAB II STUDI PUSTAKA

Studi Awal Desain dan Pengujian Mesin Pengering Kerupuk Opak Sistem Pompa Kalor

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ZERO ENERGY BUILDING PEMANFAATAN SISTEM KOGENERASI DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK BANGUNAN GEDUNG. Beline ( )

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut.

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

Energi dan Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

Pendahuluan ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN. Jika Σ E meningkat kegiatan : - ekonomi - ilmu pengetahuan - apresiasi manusia Akan berkembang dengan subur

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

KARAKTERISTIK MESIN PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN AC (AIR CONDITIONER) DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP SISTEM UDARA TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan ulang untuk tujuan ekonomis dan bermanfaat. Fakta yang penting adalah

BAB II STUDI LITERATUR

Maka persamaan energi,

Kajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan sebagai sumber energi listrik alternatif

BAB II LANDASAN TEORI

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

PENERAPAN TERMODINAMIKA PADA REFRIGERATOR (KULKAS)

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

PENANGGULANGAN GANGGUAN DAN MASALAH YANG TERJADI PADA AC TIPE CENTRAL

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Transkripsi:

METODE PENGERINGAN HEMAT ENERGI Bidang Teknik Penemuan Penemuan ini berkaitan dengan metode pengeringan yang hemat energi menggunakan heat pump sebagai perangkat penggerak (moving device) bagi proses pengeringan dan menggunakan siklus tertutup. Latar Belakang Penemuan Bahan-bahan yang harus dikeringkan biasanya disimpan dalam wadah yang khusus yang antara lain terbuat dari bahan logam, Kandungan air di dalam bahan yang tidak kering akan dapat mengakibatkan korosi, mengurangi Jaya tahan (menjadi bau) bahkan dapat mengakibatkan ledakan. Oleh karena hal tersebut maka bahan- bahan tersebut harus dilakukan proses pengeringan terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan metode pengeringan yang baik, sehingga dapat menguapkan uap air sampai batas yang diinginkan. Dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar migas (BBM), maka penghematan energi mutlak diperlukan. Selain hal tersebut untuk menjaga tingkat kekeringan, maka kontak dengan udara lingkungan harus minimal. Metode pengeringan yang ada selama ini belum memenuhi persyaratan tersebut di atas. U.S. Pat. No. 6.003.244 tanggal 21 Desember 1999 menjelaslcan metode pengeringan partikulat. U.S. Pat. No. 6.125.550 tanggal 3 Oktober 2000 16erkaitan pengeringan makanan menggunakan rotary dryer. Dalam U.S. Pat. No. 6.068.671 tanggal 30 Mei 2000 dijelaskan tentang pengeringan batu bara dengan menggunakan papas sisa dari boiler pembakar batu bara. Ringkasan Penemuan Metode pengeringan ini menekankan pada aspek hemat energi dengan menggunakan heat pump iebagai perangkat penggerak (moving device) bagi proses pengeringan ini.. Untuk menjaga tingkat Kekeringan bahan yang sudah dikeringkan, inaka kontak langsung dengan udara tidak diijinkan. Sehingga medium pengering (udara) harus disirkulasi dalam suatu siklus tertutup. Uraian Singkat Gambar Gambar 1. adalah diagram skematik metode pengeringan hemat energi berbasis heat pump dengan siklus udara pengering tertutup. Gambar 2. adalah penyederhanaan gambar 1.

Uraian Lengkap Penemuan Metode pengeringan ini terdiri dari proses pengeringan dengan kamar pengering (drying chamber), proses pendinginan di dalam pendingin tambahan (auxiliary cooler), pengembunan_ dengan pengembun (condenser), aliran udara dengan menggunakan peniup udara (blower) clan' pemanasan dengan pemanas (heater). Udara pengering dingin dengan suhu mimimum 4 C ditiup oleh peniup udara (blower) ke pemanas (heater). Pada pemanas (heater), udara pengering dipanasi sehingga menjadi udara panas kering dengan suhu antara 60-100 C. Udara panas kering ini selanjutnya memasuki kamar pengering (drying chamber) yang mempunyai kapasitas pengeringan minimum 10 kg/jam untuk mengeringkan bahan-bahan yang tclah dimasukkan di situ. Kandungan air bahan-bahan tersebut akan menjadi maksimal 25 ml/bahan. Udara pengering mengambil uap air dari bahan-bahan yang dikeringkan. Selanjutnya udara pengering meninggalkan kamar pengering (drying chamber) sebagai udara panas basah dengan suhu antara 60-100 C. Udara pengering selanjutnya dialirkan ke pendingin tambahan (auxiliary cooler). Pendingin tambahan (auxiliary cooler) ini didinginkan dengan udara luar yang ditiupkan dengan sebuali kipas (fan). Udara pengering keluar dari pendingin tambahan (auxiliary cooler) sebagai udara basah agak dingin dengan suhu antara 30-70 C. Udara basah agak dingin ini selanjutnya dialirkan ke suatu pengembun udara (condenser). Pada kondenser, udara akan didinginkan pada suhu minimum 4 C sehingga uap air yang dikandung oleh udara tersebut akan terembunkan. Embunan (condensate) yang terbentuk selanjutnya akan langsung dialirkan ke tempat penampungan dengan suatu saluran drainase khusus. Udara akan keluar dari alat pengembun ini sebagai udara dingin kering dengan suhu minimum 4 C. Oleh peniup udara. (blower), udara dingin kering ini selanjutnya dialirkan ke alat pemanas udara (heater) untuk memulai siklus berikutnya. Dengan demikian proses pengeringan dilakukan dalam suatu siklus tertutup. Udara pengering tidak berkontak dengan udara luar selama proses pengeringan. Untuk menghemat energi yang diperlukan pada proses pengeringan ini, digunakan heat pump sebagai perangkat penggerak (moving device) bagi proses pengeringan ini. Heat pump yang dipakai adalah sejenis alat pendingin kompresi uap (vapor compression refrigeration type device). Pendinginan pada pengembun udara (condenser) dilakukan oleh sisi pendingin (pengambil panas) dari Ilea pump Selanjutnya, panasyang diambil (70 C-110 )akan dibawa oleh fluida kerja

(refrigerant). Selanjutnya panas ini bersama dengan panas yang terkonversi dari energi mekanik kompresor heat pump akan dilepaskan oleh sisi pelepas panas dari heat pump ke pemanas udara untuk metnanaskan udara kering yang akan masuk ke kamar pengering (drying chamber). Diagram skematis dari alat pengering yang diusulkan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Katup-katup pengisolasi (isolation valves) akan ditutup ketika kamar pengering dibuka untuk memasukkan atau mengeluarkan bahan-bahan yang akan dikeringkan. Gambar 1 selanjutnya disederhanakan lagi menjadi Gambar 2. Pada Gambar 2, yang dimaksud perangkat pengering (drying apparatus) meliputi : pendingin tambahan (auxiliary cooler) beserta kipasnya, pengembun udara (condenser), peniup udara (blower), pemanas udara (heater) serta perangkat refrigerator (refrigerator apparatus) yang meliputi kompresor refrigeran, katup ekspansi refrigeran dan pipa-pipa alat penukar panas pada pengembun udara (condenser) maupun pemanas udara (heater). Klaim 1. Metode pengeringan ini menggunakan siklus teitutup. 2. Dalam kaitannya dengan klaim nomor 1, metode pengeringan ini mempunyai a) proses pengeringan bahan-bahan dengan kamar pengering (drying chamber), b) proses pendinginan udara pengering di dalam pendingin tambahan (auxiliary cooler), c) proses pengembunan uap air yang dikandung oleh udara basah agak dingin dengan pengembun (condenser), d) proses pengaliran udara dingin kering dengan menggunakan peniup udara (blower), e) proses pemanasan udara dingin kering dengan pemanas (heater). 3. Berkaitan dengan klaim nomor 2a, yang disebut dengan kamar pengering (drying chamber) mempunyai a) Ruangan yang cukup untuk menampung bahan-bahan yang dikeringkan, b) Pengeringan bahan-bahan hingga kandungan airnya mencapai maksimal 25 ml, c) Masukan yang berupa udara panas kering dengan suhu antara 60-100 C yang akan mengambil uap air dari bahan bahan, d) Kapasitas pengeringan minimum 10 kg/jam, e) Hasil berupa udara panas basah dengan suhu antara 60.--100 C.

4. Berkaitan dengan klaim nomer 2b, yang disebut dengan pendingin tambahan (auxiliary cooler) mempunyai a) Masukan berupa udara pengering dengan suhu antara 60-100 C dari kamar pengering, b) Proses pendinginan dengan udara luar yang ditiupkan dan sebuah kipas (fan), c) Hasil berupa udara basah agak dingin dengan suhu antara 30-70 C. 5. Berkaitan dengan klaim nomer 2c, yang disebut dengan pengembun udara (condenser) mempunyai a) Masukan berupa udara basah agak dingin dengan suhu antara 30-70 C dari pendingin tambahan, b) Suhu minimum 0 C untuk mendinginkan udara basah agak dingin, sehingga uap air yang dikandung oleh udara tersebut akan terembunkan, c) Drainase khusus untuk mengalirkan embunan ke teinpat penampungan. d) Tempat penampungan embunan. e) Hasil yang berupa udara dingin kering dengan suhu minimum 4 C. 6. Berkaitan dengan klaim nomer 2d, yang disebut dengan peniup udara (blower) digunakan untuk mengalirkan udara dingin kering ke alat pemanas udara (heater) untuk memulai siklus berikutnya. 7. Metode pengeringan ini mempunyai prinsip hemat energi. 8. Berkaitan dengan klaim nomer 7, hemat energi dilakukan dengan menggunakan heat pump sebagai perangkat penggerak (moving device) bagi proses pengeringan ini. 9. Berkaitan dengan klaim nomer 8, yang disebut dengan heat pump yang dipakai adalah sejenis alat pendingin kompresi uap (vapor compression refrigeration type device). 10. Berkaitan dengan klaim nomer 9, sisi pendingin (pengambil panas) dari heat pump digunakan untuk mendinginkan pada pengembun udara (condenser), panas yang diambil dengan suhu antara 70-110 C akan dibawa oleh fluida kerja (refrigerant), panas ini bersama dengan panas yang terkonversi dari energi mekanik kompresor heat pump akan dilepaskan oleh sisi pelepas panas dari heat pump ke pemanas udara untuk memanaskan udara kering yang akan masuk ke kamar pengering.

Abstrak METODE PENGERINGAN HEMAT ENERGI Penemuan ini berkaitan dengan metode pengeringan yang hemat energi dengan menggunakan heal pump sebagai perangkat penggerak (moving device) bagi proses pengeringan ini. Metode ini terdiri dari proses pengeringan dengan kamar pengering (drying chamber), proses pendinginan di dalam pendingin tambahan (auxiliary cooler), pengembunan dengan perigembun (condenser), aliran udara dengan menggunakan peniup udara (blower) dan pemanasan dengan pemanas (heater). Untuk menjaga kekeringan dari bahan-bahan yang sudah dikeringkan, maka kontak dengan udara lingkungan harus ditiadakan. Oleh karena itu proses pengeringan ini dilakukan dengan menggunakan siklus tertutup. Gambar 1. Diagram skematik rancangan metode pengeringan hemat energi berbasis heat pump dengan siklus udara pengering tertutup

Gambar 2. Penyerderhanaan diagram skematik rancangan metode pengeringan hemat energi berbasis heat pump dengan siklus udara pengering tertutup

PUSTAKA Anonim, 2001, Petunjuk Prosedur Pengajuan Paten, Departemen Kehakiman dan HAM, Jakarta. Nasir, M., 1985, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Sukandarrumidi, 2000, Metodologi Penelitian, Jurusan Teknik Fisika FT-UGM, Yogyakarta