PROTOTIPE SISTEM PRABAYAR ENERGI LISTRIK UNTUK KAMAR KOST BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

AUTOMATISASI PERBAIKAN FAKTOR DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32

PERANCANGAN COS PHI METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.3 (2016), hal ISSN : X

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM KONTROL DAN MONITORING PEMBATAS DAYA LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN PROTOTYPE SISTEM KONTROL DAN MONITORING PEMBATAS DAYA LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGONTROLAN PEMUTUS BALIK OTOMATIS DENGAN LAYANAN PESAN SINGKAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI. BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

Pengatur Suhu Ruangan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ARM Cortex M0 NUMICRO NUC140VE3CN

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI TIGA PHASA TERHADAP GANGGUAN ARUS LEBIH DAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT Mega8535

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

PERANCANGAN ALAT PENGISI BATERAI LEAD ACID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Medi Taruk

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

Transkripsi:

PROTOTIPE SISTEM PRABAYAR ENERGI LISTRIK UNTUK KAMAR KOST BERBASIS MIKROKONTROLER Lukman Subekti 1, Ahmad Mukhlis Akhyari 2 1 Dosen Pembimbing PA dan Staf Pengajar di Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM 2 Mahasiswa Program Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM lukmansubekti@yahoo.com, HP : 08122717948 Abstrak Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik, maka semakin tinggi pula kebutuhan energi listrik yang diperlukan. Sarana belajar yang membutuhkan listrik bagi mahasiswa yang tinggal di kost makin meningkat pula. Pembelajaran untuk hemat energi bagi penghuni kamar kost perlu diberikan oleh induk semang agar penggunaan listrik hanya seperlunya saja. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak sistem prabayar energi listrik untuk kamar kost dengan pengendali mikrokontroler. Prototipe sistem ini memiliki 3 bagian utama yakni bagian input, bagian pemroses dan bagian output. Bagian input terdiri atas rangkaian tombol keypad, sensor arus, serta rangkaian zero crossing detector, bagian pemroses berupa rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega16, bagian output terdiri atas rele dan penampil LCD. Perangkat lunak yang dikembangkan disini termasuk menghitung energi lstrik dengan asumsi harga Rp. 450,00 /KWH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin besar energi listrik yang digunakan oleh masing-masing kamar, maka makin cepat habis pula pulsa energi yang dibayarkan oleh penghuni kamar kost tersebut.. Kata kunci : prototipe, sistem prabayar, energi listrik, mikrokontroler. Pendahuluan Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan pencatu daya listrik utama bagi masyarakat pada umumnya. Tegangan standar yang diberikan ke konsumen adalah 220V dengan langganan daya yang berbeda-beda, yakni mulai dari 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan seterusnya. Bagi mahasiswa yang kost di rumah induk semang dan membutuhkan daya listrik umumnya tidak berlangganan langsung dengan pihak PLN, tetapi daya listrik di kamar-kamar kostnya bergabung dengan alat ukur (KWH-meter) yang ada di tempat induk semangnya. Setiap bulannya rekening yang ditagihkan adalah akumulasi penggunaan energi listrik baik yang digunakan induk semang maupun para penghuni kostnya. Kebutuhan energi listrik setiap pengguni kost berbeda-beda, bahkan perilaku dan kebiasaan penghuni kost akan menentukan kebutuhan energi listrik setiap harinya. Kebiasaan pemborosan energi lstrik akan merugikan banyak pihak dari penghuni kost, induk semang, masyarakat, perusahaan listrik maupun negara. Kebiasaan hemat energi harus menjadi semangat bersama untuk mengantisipasi krisis energi dimasa mendatang. Dewasa ini teknologi kontrol sudah banyak diciptakan dan dikembangkan. Sistem yang diciptakan sekarang ini sudah bermacam-macam dan dirancang untuk dapat melakukan suatu pekerjaan yang meringankan beban manusia. Tujuan utama sistem ini dibuat adalah untuk mengurangi resiko ketidak-adilan bagi para penghuni kost dalam pembayaran dan pemakain listrik. Kebanyakan di daerah kost-kostan dalam pembayaran listrik sistemnya bayar diawal bulan (prabayar) dengan nominal yang sama disetiap kamarnya, namun konsumsi listriknya masing-masing penghuni berbeda sesuai dengan pemakaiannya. Seperti halnya sistem PLN prabayar, para penghuni kost akan membayar atau membeli beban listrik sesuai keinginanya. Setelah itu nominal pembelian akan diinputkan pada alat ini dan dibandingkan dengan pemakain si pembeli, ketika perbandingan tersebut sama maka rele pada kamar tersebut akan aktif (trip) dan otomatis listriknya akan terputus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan prototipe sistem pembayaran energi listrik yang mudah, yakni : a) induk semang tidak perlu menagih iuran listrik, b) besarnya iuran listrik sesuai dengan penggunaannya, c) melatih penghuni kost untuk tidak boros dalam hal energi listrik. E - 52

Perkalian arus dan tegangan efektif dalam rangkaian arus bolak-balik (AC) dinyatakan dalam voltampere (VA) atau kilovolt-ampere (KVA). Daya yang berguna atau daya nyata diukur dalam watt dan diperoleh jika voltampere dari rangkaian dikalikan dengan faktor daya. Daya nyata dalam rangkaian AC fase tunggal dinyatakan dengan rumus : P = V. I.Cos φ (1) dengan : P = daya nyata (watt) Cos φ = faktor daya V = tegangan (volt) I = arus (ampere) Hubungan antara daya nyata (W), daya semu (VA) dan daya reaktif (VAR) dapat dinyatakan dengan segitiga daya seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 1. Hubungan antara Daya : Aktif, Semu, dan Reaktif Bahan dan Metode Penelitian. a. Sensor Arus Sensor arus ini menggunakan IC ACS712 yang presisi, low-offset, dan rangkaian sensor linier hall dengan konduksi tembaga yang ditempatkan dengan permukaan dari aliran arus yang disensor. Ketika arus mengalir pada permukaan konduktor maka akan menghasilkan medan magnet yang dirasakan oleh IC hall effect yang terintegarasi, kemudian oleh piranti tersebut dapat dirubah ke tegangan. Sensor ini memungkinkan untuk tidak menggunakan optoisolator karena antara terminal input arus dengan output-nya sudah terisolasi secara kelistrikannya. Hal ini karena yang dirasakan atau yang disensor adalah efek hall daru arus input yang disensor. Gambar 2. Skematik IC ACS712 b. Zero Crossing Detector Zero crossing detector adalah rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi gelombang sinus AC 220 volt saat melewati titik tegangan nol. Seberangan titik nol yang dideteksi adalah peralihan dari positif menuju negatif dan peralihan dari negative menuju positif. Metode ini berfungsi untuk menentukan frekuensi suatu gelombang dengan cara mendeteksi banyaknya zero point pada suatu rentang waktu. Dengan menggunakan rangkaian zero crossing detector ini, dapat mendeteksi zero point sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoidal (sine wave) menjadi sinyal kotak (square wave). Perpotongan titik nol yang terdeteksi adalah pada saat peralihan dari siklus positif menuju siklus negatif dan peralihan dari siklus negatif menuju siklus positif (Malvino, Paul, Albert, 1996). E - 53

Gambar 3. Rangkaian Skematik Zero Crossing Detector c. Mikrokontroler ATMega 16 Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, EEPROM dalam satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan popular Mikrokontroler ATmega 16 adalah Mikrokontroler memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda. Pemilihan menggunakan ATmega 16 adalah karena mudah didapatkan, harga relatif murah, dan fitur yang lengkap. Adapun blok diagramnya dapat dilihat pada Gambar 4. (Bejo, Agus. 2008). ATmega 16 memiliki 32 saluran input output untuk berbagai keperluan (PortA, PortB, PortC, PortD), CPU terdiri 32 buah register, timer/counter dengan mode pembanding (compare), interupsi internal dan eksternal, port USART untuk komunikasi serial, 8 saluran ADC 10-bit, Watchdog Timer yang dapat diprogram dengan osilator internal, port antarmuka SPI. Mikrokontroler AVR menggunakan arsitektur Harvard dimana memori dan bus untuk program dan data dibuat terpisah. Instruksi pada memori program dieksekusi dengan satu level kanal. Sementara sebuah instruksi sedang dieksekusi, instruksi berikutnya dipegang (pre-fetch) dari memori program. Dengan konsep ini membuat instruksi dapat dieksekusi setiap satu siklus clock. Memori program terletak pada memori In- System Reprogrammable Flash (Winoto, Ardi, 2008) Register terdiri dari 32 x 8-bit GPR yang terhubung langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU). Pada operasi ALU, dua operand diambil dari register, operasi dieksekusi dan hasilnya disimpan kembali ke register hanya dalam satu siklus clock (Heryanto, Ary M., 2008). d. Arithmetic Logic Unit (ALU) ALU AVR performa tinggi bekerja dengan hubungan langsung bersama 32 GPR (General Purpose Register)-nya. Dengan satu siklus clock, operasi aritmatika antar register atau register dengan data langsung dapat dieksekusi. Operasi ALU dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu operasi aritmatika, logika dan bit. e. Regulator Tegangan Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban. E - 54

Gambar 4. Diagram Blok Mikrokontroler ATMega16 Gambar 5. Bentuk Fisik IC Regulator LM 7805 Gambar 5 menunjukkan bentuk fisik dari sebuah IC regulator LM 7805. Dengan menggunakan regulator seri LM 7805 diharapkan untai penstabil tegangan dapat lebih ringkas. Regulator seri LM 7805 ini menyediakan tegangan keluaran yang stabil sebesar 5 volt DC. f. Matrix Keypad 4x4 Keypad adalah bagian penting dari suatu perangkat elektronika yang membutuhkan interaksi manusia. Keypad berfungsi sebagai interface antara perangkat (mesin) elektronika dengan manusi atau dikenal dengan istilah HMI (Human Machine Interface). Konfigurasi keypad dengan susunan bentuk matrix ini bertujuan untuk penghematan port mikrokontroler karena jumlah key (tombol) yang dibutuhkan banyak pada suatu system dengan mikrokontroler. Kontruksi matrix keypad 4x4 untuk mikrokontroler dapat dibuat seperti pada Gambar 6. E - 55

Gambar 6. Konstruksi Matrix 4x4 Untuk Mikrokontroler Konstruksi matrix keypad 4x4 diatas cukup sederhana, yaitu terdiri atas 4 baris dan 4 kolom dengan keypad berupa saklar push button yang diletakkan disetiap persilangan kolom dan barisnya. Rangkaian matrix keypad tersebut terdiri atas16 saklar push button dengan konfigurasi 4 baris dan 4 kolom. Terdapat 8 line yang terdiri atas 4 baris dan 4 kolom tersebut dihubungkan dengan port mikrokontroler 8 bit. Sisi baris dari matrix keypad ditandai dengan nama Row1, Row2, Row3, dan Row4 kemudiansisi kolom ditandai dengan nama Col1, Col2, Col3, dan Col4. Sisi input atau output dari matrix keypad 4x4 ini tidak mengikat, dapat dikonfigurasikan kolom sebagai input dan baris sebagai output atau sebaliknya tergantung programernya. Perancangan Alat Perencanaan yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas perencanaan perangkat keras dan perencanaan perangkat lunak. Pada perencanaan perangkat keras diperlukan rangkaian sensor yang berfungsi untuk mendeteksi nilai-nilai yang akan diproses lebih lanjut serta suatu sistem minimal sebagai alat pemrosesnya. Sedangkan, perencanaan perangkat lunaknya untuk mendukung dan menunjang pelaksanaan kontrol yang akan dikerjakan oleh perangkat keras. Blog Diagram Sistem Blok diagram dari sistem praba yar secara otomatis pada beban yang berubah-ubah, dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 220 Volt untuk kapasitas 4 kamar kost, seperti pada Gambar7. Gambar 7 menunjukkan rangkaian pembagi daya pada kamar kost yang terdapat pada rangkaian beban yang dapat berubah-ubah dengan sumber tegangan 220 volt. Trafo tegangan diletakkan secara paralel yang tujuannya untuk mendapatkan gelombang tegangan yang berbentuk sinusoidal serta menurunkan tegangan dari 220 volt menjadi 13 volt untuk mencatu tegangan pada zero crossing detector. Sensor arus dipasang secara seri dengan tujuan untuk mendapatkan gelombang arus yang berbentuk sinusoidal. Selanjutnya, setelah mendapatkan masing-masing gelombang tegangan dan gelombang arus maka ini sebagai masukan dari zero crossing detector dengan tujuan untuk mendapatkan informasi saat nilai tegangan dan nilai arus tepat melewati titik simpang nol dan merubah gelombang sinusoidal menjadi gelombang kotak. Lalu, keluaran zero crossing detector ini masuk ke mikrokontroler (PORTD.2), dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai beda fase pada rangkaian beban yang berubah-ubah dengan sumber 220 volt tersebut. Sehingga, keluaran dari zero crossing detector ini hanya memberikan data high dan low saja jika adanya beda fase maupun tidak ada beda fase. Selanjutnya proses akan dilakukan oleh mikrokontroler, pembacaan daya yang didapatkan dari sensor arus dan tegangan akan dibandingkan dengan input daya dari keypad. Jika perbandingan tersebut tersisa 2 kwh, maka indicator led akan menyala, sebagai informasi bahwa pulsa listrik akan habis dan stelah mencapai perbandingan maka rele akan aktif (trip). Keseluruhan proses tersebut akan ditampilkan pada LCD. E - 56

Gambar 7. Blog Diagram Perancangan Sistem untuk 4 Kamar Kost Pada prototipe ini, perhitungan KWH menggunakan asumsi tegangan sebesar 220 V dan Cos θ sebesar 0,85, secara konstan. Driver Relay Gambar 8 merupakan skematik PCB driver relay di masing-masing kamar yang digunakan sebagai pemutus tegangan ketika perbandingan KWH antara masukan dan pemakain sudah sama nilainya. Gambar 8. PCB Driver Relay. Tegangan catu driver relay ini sendiri adalah 12 Volt DC, dan setiap rele akan masuk ke mikrokontroler agar dapat dikendalikan dalam kondisi tertentu, yakni dalam kondisi seperti yang diharapkan diatas. Begitu juga dengan tegangan 220 Volt sebagai masukan tegangan AC pada rangkaian skematik tersebut yang nantinya akan digunakan untuk memutus aliran arus yang melewatinya. Perancangan Perangkat Lunak Tanpa perangkat lunak pengendali ini maka peralatan yang telah dirancang belum dapat digunakan. Maka dari itu, setelah perancangan perangkat keras di atas semua berhasil dilakukan, maka langkah berikutnya adalah merancang perangkat lunak sebagai langkah penerapan rancangan yang telah dibuat guna mencapai tujuan pengendalian. Flowchart Program Secara algoritma program dapat dijelaskan sebagai berikut, ketika program mulai, mula-mula sistem akan membaca output sinyal dari zero crossing detector dengan menggunakan fitur interupsi eksternal yang dimiliki oleh mikrokontroler, kemudian data interupsi eksternal dari zero crossing detector yang telah dibaca oleh mikrokontroler akan dikonversi dalam bentuk sudut dengan proses perhitungan oleh rumus yang telah diprogramkan ke mikrokontroler. Selanjutnya, program meminta untuk memasukkan jumlah energi yang diinginkan menggunakan keypad, dalam hal ini berbentuk rupiah, kemudian program akan mengkonversi menjadi KWH. Dan secara otomatis data yang diinputkan tersebut akan disimpan oleh E - 57

mikrokontroler. Kemudian data yang sudah tersimpan tersebut akan dibandingkan dengan data dari sensor arus IC ACS712, yakni data yang berupa penggunaan daya oleh pengguna. Seiring dengan berjalannya waktu dan penggunaan listrik tersebut, mikrokontroler dengan programnya membandingkan kedua data tersebut dan ditampilkan pada LCD, dan ketika data yang diinputkan tersisa 2 KWH, maka indikator led (merah) akan menyala. Apabila perbandingan kedua data tersebut sampai nilainya sama, maka rele yang akan trip, dan otomatis memutus saluran listrik pada kamar tersebut. Keseluruhan, mulai dari masukan data berupa rupiah sampai perbandingan dua buah data, oleh mikrokontroler akan ditampilkan pada LCD. Gambar 9.a. Flowchart Program E - 58

men Tidak Tidak Tidak Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Ya Ya Ya Ya Relay 1 Relay 2 Relay 3 Relay 4 On Tdk Tdk Tdk Tdk Baca Baca Baca Baca KWH KWH KWH KWH Ya Ya Ya Ya Led Led Led Led Menyala Tdk Tdk Tdk Tdk kwh=b kwh=b kwh=b kwh=ba Ya Ya Ya Ya Relay 1 Off Relay 2 Off Relay 3 Off Relay 4 Off Tampil KWH pada masing-masing STOP Gambar 9.b Lanjutan Flowchart Program untuk 4 Kamar Kost Pengujian dan Pembahasan a. Pengujian Tampilan LCD 16X2 dan Keypad 4x4 Pengujian ini didasarkan pada tampilan LCD dan keypad 4x4, dimana keypad 4x4 digunakan untuk menginputkan nilai pulsa yang berupa rupiah dan akan ditampilkan pada LCD 16x2. E - 59

Gambar 10. Tampilan LCD dengan Pembelian Pulsa Rp. 50.000 aktif 111,1 kwh Gambar 10 menunjukkan bahwa pada kamar 1 telah di-inputkan pulsa sebanyak Rp.50.000 dengan daya sebesar 111,1 KWh. Jadi disini yang dimasukan adalah nilai rupiahnya, dengan maksimum pulsa sebesar Rp.999.999. Secara otomatis ketika nilai rupiah di-inputkan maka nilai daya (KWH) akan mengkonversi dengan sendirinya, dengan harga Rp. 450 per KWh. Setelah di enter maka pada kamar tersebut, secara otomatis rele akan aktif dan listrik dapat digunakan kembali. b. Pengujian Driver Relay Pada pengujian ini dilakukan pengetesan terhadap rangkaian driver relay. Driver relay dikontrol dari PORTD.4 sampai dengan PORTD.7 pada mikrokontroler, sehingga ketika PORT mikro diberi logika 1 (high), maka relay akan aktif dan saluraan listrik dapat digunakan sesuai dengan data yang diinputkan sebaliknya jika diberikan logika 0 (low) maka rele tidak akan aktif dan juga akan memutus saluran listrik. c. Pengujian Keseluruhan Alat Masing-masing komponen pada alat ini sudah diuji, kemudian untuk selanjutnya adalah pengujian seluruh sistem pada alat ini. Pengujian kali ini dilakukan dengan memberikan beban yang bervariasi (yakni magicom, dispenser & kipas, setrika, dan heater) pada masing-masing kamar tetapi input daya (KWH) sama. Nilai pembacaan KWH akan ditampilkan pada beban akan ditampilkan oleh LCD sebagai monitoring kerja system. Kemudian untuk perbandingan dilakukan antara nilai perhitungan waktu sebenarnya dengan nilai perhitungan waktu menggunakan rumus. Gambar 11 menunjukkan pengujian sistem secara keseluruhan alatnya dengan menggunakan beban yang berbeda-beda pada masing-masing kamar. Dari hasil pengujian dengan menggunakan beban-beban bervariasi yang biasa digunakan pada rumah tangga dan memberikan masukan pulsa (nilai rupiah semua sama Rp. 50.000) untuk setiap kamar sama didapatkan catatan waktu yang berbeda-beda pula.tabel1. berikut menunjukkan data perhitungan waktu pada masing-masing kamar. Tabel 1.Data Hasil Pengujian Sistem Keseluruhan dengan Masukan Pulsa Rp. 50.000, dan Beban Bervariasi No Kamar Jenis Daya Beban Waktu rele Waktu hitungan Kesalahan (%). Beban (Watt) trip (jam) (jam) 1 A Rice 300 35:10:13 37 5,4 cooker 2 B Heater 400 25:45:40 27 7,4 3 C Seterika 350 30:06:44 31 3,2 4 D Dispenser 300 dan kipas 45 29:08:33 32 9,3 Catatan : masukan pulsa Rp. 50.000 adalah setara dengan membeli pulsa energi listrik 111,1 KWH. Dari data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa masing-masing kamar kost dalam penggunaan listrik berbedabeda, karena masing-masing individu membawa peralatan elektronik sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal ini per KWh adalah Rp. 450, sementara untuk daya (watt) pada masing-masing beban adalah daya pada angkatan pertama, yakni ketika pertama kali dinyalakan, namun ketika sudah berjalan beberapa menit dayanya akan turun. Jadi, itulah yang menyebabkan waktu penggunaan listrik bisa menjadi lama, apalagi dengan menggunakan beban yang memang memiliki daya rendah. E - 60

Dari data yang sudah diperoleh pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa semakin banyak pemakaian listrik maka akan cepat habis pulsanya. Gambar 11. Alat yang Dikembangkan Pada Gambar 11 terdapat 4 buah kotak-kontak sebagai simulasi dari 4 buah kamar kost atau instalasi listrik dari 4 kamar kost dapat dihubugkan langsung dengan kotak-kontak tersebut. Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin besar energi listrik yang digunakan oleh masing - masing kamar, maka makin cepat habis pulsa energi yang dibayarkan oleh penghuni kamar kost tersebut. 2. Hasil pengukuran tegangan di titik titik pengujian pada rangkaian catu daya, penampil LCD, sensor serta driver relay menghasilkan tegangan yang tidak melebihi tegangan karakteristik dari regulator yang digunakan. 3. Sensor pendeteksi arus, yakni sensor ACS712 masih belum stabil dalam kerjanya, namun masih tetap bisa mengontrol dan mendeteksi beban yang aktif di masing-masing kamar. Daftar Pustaka Bejo, Agus, 2008, C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535, Graha Ilmu, Yogyakarta. Heryanto, Ary M., 2008, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA 8535, ANDI, Yogyakarta. Malvino, Paul, Albert, 1996, Prinsip-prinsip Elektronika, Erlangga, Jakarta. Winoto, Ardi, 2008, Mikrokontroler AVR ATmega 8/32/16/8535. Informatika, Bandung. http://elektro-kontrol.blogspot.com/. Diakses 7 Februari 2013. http://tutordaninfogoblog.blogspot.jp/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses 5 Februari 2013. http://www.alldatasheet.com. Diakses tanggal 18 Maret 2013. http://www.atmel.com. Diakses tanggal 25 Maret 2013. http://www.integra-automa.com/site/news/detail/31/reactive-power-solution. Diakses 20 Juni 2013. http://www.pln.co.id/. Diakses tanggal 7 April 2013. E - 61