ANALISIS BIAYA KEUNTUNGAN DEVELOPER DARI HARGA JUAL BERBAGAI TIPE RUMAH PADA BANGUNAN PERUMAHAN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Penetapan Harga Pokok Penjualan Berdasarkan Alokasi Biaya Terhadap Posisi Rumah Pada Perumahan Green Park Residence Sampang

Andri Helmi M, SE., MM.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH YANG BERADA DI ATAS TANAH NEGARA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

ANALISA PREDIKSI BIAYA SEWA PADA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) URIP SUMOHARJO SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB VI ANALISIS BEP. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, mempunyai bermacam-macam

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA Jln. Inspeksi Kalimalang Tegal Danas Cikarang Kab. Bekasi

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ANALISA BREAK EVENT POINT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH DI PERUMAHAN TAMAN TASIK MADU INDAH, MALANG.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH YANG BERADA DI ATAS TANAH NEGARA. Pasal 0

TUGAS AKHIR ANALISA SENSITIVITAS RESIDUAL VALUE PADA INVESTASI HOUSING ESTATE

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Biaya Volume Laba

2 Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasaran

ANALISIS BREAK EVEN POINT

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dan

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 43 TAHUN 2015

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, di Indonesia terdapat banyak pelaku bisnis baik dalam industri

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

-1- BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar. 2.Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP) RUMAH REAL ESTATE DITINJAU DENGAN KONSEP TIME VALUE OF MONEY. Ronny Walangitan ABSTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BAB III PENGOLAHAN DATA PENELITIA N

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

VOLUME 10 NO. 2, OKTOBER 2014 ANALISIS BIAYA KEUNTUNGAN DEVELOPER DARI HARGA JUAL BERBAGAI TIPE RUMAH PADA BANGUNAN PERUMAHAN Wahyu Ramadhan 1 dan Yervi Hesna 2 ABSTRAK Kawasan perkotaan yang berkembang pesat dengan beragam aktivitas menyebabkan kebutuhan masyarakat akan rumah menjadi meningkat. Alternatif mencapai keinginan tersebut yaitu dengan membeli rumah dari pihak pengembang perumahan. Developer atau pengembang perumahan akan berusaha menyediakan rumah dengan berbagai tipe rumah yang diminati oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi biaya yang diperhitungkan kemudian didapatkan titik impas serta keuntungan tiap tipe rumah dengan mengambil data 3 (tiga) tipe rumah yang berbeda di Kota Pekanbaru. Dari hasil analisa break even point untuk rumah tipe 40/128 m 2 mencapai titik impas pada Rp.3.232.600.000 (18 Unit), Tipe 75/120 m 2 Versailes sebesar Rp.826.960.000 (2 unit), dan tipe 150/155 m 2 Lux sebesar Rp.2.866.200.000 (3 unit). Berdasarkan hasil analisa break even point, maka diperoleh keuntungan dari tiap tipe rumah masing-masing yaitu sebesar Rp.1.201.892.432 (Tipe 40/128 m 2 ), Rp.2.300.483.160 (Tipe 75/120 m 2 Versailes), dan Rp 4.838.821.300 (Tipe 150/155 m 2 Lux). Hasil penelitian menunjukan bahwa membangun rumah dengan tipe dan ukuran yang kecil, developer akan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan membangun rumah dengan tipe dan ukuran menengah dan besar. Dengan menjual rumah tipe 75/120 m 2 keuntungan developer yang diperoleh hanya sebesar 20,66% dibandingkan dengan membangun tipe rumah 75/120 m 2 Versailes dan tipe rumah 150/155 m 2 didapatkan keuntungan sebesar 95,08% dan 69,51 % Kata kunci : Biaya, Break Even Point, Keuntungan, Developer. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi Riau, dengan semakin pesat pertumbuhan dan perkembangan penduduknya yang mengakibatkan banyaknya muncul para pengembang perumahan untuk menyediakan rumah atau perumahan sebagai tempat tinggal. Pihak pengembang atau penyedia perumahan dapat berasal dari pihak pemerintah, swasta maupun dari masyarakat itu sendiri. Rumah yang dikembangkan mulai dari rumah tipe sangat sederhana sampai tipe rumah mewah. Para pengembang perumahan biasanya lebih tertarik mengembangkan tipe rumah mewah (untuk golongan menengah ke atas) karena keuntungan yang didapatkan lebih bagus dibandingkan jika mengembangkan tipe rumah sederhana. Namun disisi lain masyarakat lebih banyak membutuhkan tipe rumah sederhana sesuai kemampuan mereka. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap tipe rumah sederhana merupakan permasalahan bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Para pengembang atau developer perumahan akan berupaya menawarkan rumah dengan membuat berbagai macam tipe rumah yang diminati oleh 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, rwhyu3@gmail.com 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, yervi2005@gmail.com 25

Analisa Biaya Keuntungan Developer Dari Harga Jual Berbagai Pada Bangunan Perumahan masyarakat yang mana mempunyai nilai tinggi, terlihat menarik serta aspek pasar yang telah diperkirakan. Dengan demikian developer dapat mendapatkan biaya keuntungan yang diinginkan. 1.2. Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan ini yaitu : 1. Mengetahui identifikasi biaya yang akan diperhitungkan dari tiap tipe rumah yang telah dibuat. 2. Mengetahui titik impas dan keuntungan yang diperoleh developer dari masing-masing tipe rumah dengan metoda break even point (BEP) Penyusunan penelitian tentang analisa biaya keuntungan developer dari harga jual berbagai tipe rumah pada bangunan perumahan memiliki manfaat yaitu :menambah pengetahuan bagi penulis serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.3. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitiandilakukanpada3 (tiga) tipe rumah yang berada di Kota Pekanbaru yaitu tipe40/128 m 2,tipe75/120 m 2 Versailes, dantipe 150/155 m 2 Lux dengan masing-masing lokasi tipe rumah yang berbeda. 2. Pengambilan data terbatas pada brosur pemasaran yang mencakup denah, tampak rumah, spesifikasi bangunan perumahan, dan daftar harga satuan pekerjaan mengacu pada basic price Kota Pekanbaru Triwulan 1 (April-Juni) Tahun 2013. Perhitungan biaya belum termasuk biaya pekerjaan lingkungan perumahan (biaya trotoar, biaya jalan lingkungan perumahan, dan biaya pembuatan gerbang pintu/one gate system). 2. DASAR TEORI 2.1. Rumah dan Perumahan Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan yang dimaksud dengan permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Sedangkan pengertian rumah dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta asset bagi pemiliknya. 2.2. Jenis dan Bentuk Rumah A. Jenis Rumah 1) Rumah Komersial, yaitu rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan 2) Rumah Umum, yaitu rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 3) Rumah Swadaya, yaitu rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat 4) Rumah Khusus yaitu rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus 26 JURNAL REKAYASA SIPIL

Wahyu Ramadhan dan Yervi Hesna 5) Rumah Negara, yaitu rumah yang dimilki Negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawainegeri. 2.3. Konsep Hunian Berimbang Perumahan Dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) No.10 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman dengan hunian berimbang merupakan peraturan wajib dari pemerintah bagi pihak pengembang yang akan membangun proyek hunian berskala kota dalam satu lokasi, yaitu membangun kawasan pemukiman yang dibangun secara berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal dan rumah deret antara rumah sederhana,rumah menengah dan rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun umum dan rumah susun komersial. Komposisi perbandingan jumlah rumah sederhana,rumah menengah,dan rumah mewah sekurang-kurangnya perbandingannya dengan konsep 3:2:1. Maksud konsep 3:2:1 adalah 3 Rumah Sederhana : 2 Rumah Menengah : 1 Rumah Mewah. 2.4. Developer (Pelaku Usaha) Perumahan Menurut ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 1 ayat 3, memberikan pengertian pelaku usaha, yaitu : setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. 2.5. Metoda Analisa Breakeven Point (BEP) Analisa break even adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara produksi, penjualan, harga jual, biaya, laba dan rugi. Dengan mengetahui perkaitannya, analisa break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran perusahaan atau organisasi jasa. Pada analisa break even, kita perlu menghitung seluruh biaya yang diperlukan. Komponen biaya yang perlu dipertimbangkan antara lain : 1. BiayaTetap (fixed cost) 2. Biaya Variabel (Variable Cost) Secara matematis tingkat break even dapat ditentukan dengan berbagai rumus, yaitu dengan pendekatan matematis. Untuk mencapai kondisi break even, maka penerimaan (revenues) harus sama dengan total biaya. BEP TotalRevenue(TR)= TotalCost(TC) (1) 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisa Komponen Biaya Perumahan A. Biaya Tetap (Fixed Cost) Data perhitungan yang telah dilakukan untuk biaya tetap (fixed cost) dari masing-masing tipe rumah dapat dilihat pada tabel berikut : VOLUME 10 NO. 2, OKTOBER 2014 27

Analisa Biaya Keuntungan Developer Dari Harga Jual Berbagai Pada Bangunan Perumahan Tabel 3.1 Total Biaya Tetap Tiap Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Total Biaya Tetap/Unit Tipe 40/128 m 2 Rp. 1.025.865.568 Rp.27.570.912 Tipe 75/120 m 2 Versailes Rp. 488.668.840 Rp.63.833.605 Tipe 150/155 m 2 Lux Rp. 1.566.728.700 Rp.158.922.870 B. Biaya Variabel Biaya variabel dari masing-masing tipe rumah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Total Biaya Variabel Tiap Biaya Variabel/unit Tipe 40/128 m 2 Rp. 122.878.000 Tipe 75/120 m 2 Versailes Rp. 241.356.000 Tipe 150/155 m 2 Lux Rp. 539.445.000 3.2. Analisa Breakeven Point A. Break Even PointDalam Unit Impas (BEP Unit) Rumusan untuk mendapatkan unit impas yaitu sebagai berikut : = 2 Sehingga break even untuk masing-masing tipe rumah dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.3 BEP (unit) Tipe 40/128 m 2 Tipe 75/120 m 2 Versailes Tipe 150/155 m 2 Lux BEP (unit) 18 Unit 2 Unit 3 Unit B. Break Even PointDalamRupiah (BEV Rupiah) Rumusan dalam mendapat breakeven dalam value dapat dijabarkan sebagai berikut, h= 1 3 Sehingga break even untuk masing-masing tipe rumah dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 BEV (Rupiah) Tipe 40/128 m 2 Tipe 75/120 m 2 Versailes Tipe 150/155 m 2 Lux BEV (rupiah) Rp.3.232.700.000 Rp.826.960.000 Rp.2.886.200.000 28 JURNAL REKAYASA SIPIL

Wahyu Ramadhan dan Yervi Hesna 3.3. Analisa Biaya Keuntungan Dalam tahap analisa break even, pengembang perumahan akan berusaha melihat pencapaian break even sebagai bahan pertimbangan agar tidak mengalami untung maupun rugi. Tetapi dalam bisnis suatu property, perusahaan atau pengembang perumahan akan berusaha mencapai keuntungan atau profit sebesar-besarnya dengan pencapaian unit yang dibuat melebihi analisa break even yang telah direncanakan, jika unit yang dibuat melebihi rencana unit pada break even point (Q > Qbe), maka sudah pasti perusahaan mengalami keuntunganatau profit. Dari data yang telah didapatkan, maka biaya keuntungan yang diperoleh untuk masing-masing tipe rumah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Profit Masing-Masing Harga Jual Biaya Tetap Biaya Variabel Total Profit Unit Tipe 40/128 m 2 39 180.000.000 1.025.865.568 122.878.000 1.201.892.432 Tipe 75/120 m 2 8 590.000.000 488.668.840 241.356.000 2.300.483.160 Tipe 150/155 m 2 10 1.180.000.000 1.566.728.700 539.445.000 4.838.821.300 Sumber :Hasil Perhitungan 3.4. Pembahasan Dari analisa biaya keuntungan, masing-masing tipe rumah dapat dilihat persentase keuntungan pada diagram berikut : 100 95,08 Keuntungan(%) 80 60 40 20 20,66 69,51 0 Tipe 40/128 m2 Tipe 75/120 m2 Versailes Tipe 150/155 m2 Lux Gambar 3.1 Diagram Persentase Keuntungan Masing-Masing Dari identifikasi biaya yang didapatkan dari perhitungan, maka dapat diperoleh komposisi biaya tetap dan biaya variabel dari tiap tipe rumah yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Komposisi Identifikasi Biaya Tiap Biaya Tetap Biaya Variabel Total Tanah Sertifikasi Maket Pajak RAB Tipe 40/128 m 2 86,91 1,74 0,11 0,535 10,70 100 Tipe 75/120 m 2 65,75 0,56 0,27 0,34 33,06 100 Tipe 150/155 m 2 73,59 0,34 0,12 0,34 25,61 100 VOLUME 10 NO. 2, OKTOBER 2014 29

Analisa Biaya Keuntungan Developer Dari Harga Jual Berbagai Pada Bangunan Perumahan Keuntungan yang didapatkan dari tiap tipe rumah cenderung menempatkan keuntungan atau profit yang besar pada tipe 75/120 m 2 dan tipe 150/155 m 2 dengan masing-masing unit yang dibangun sebanyak 8 unit dan 10 unit. Sedangkan tipe rumah 40/128 m 2,walaupun unit yang dibangun sebanyak 39 unit rumah, hanya mendapatkan keuntungan atau profit lebih kecil dari kedua tipe rumah lainnya. Dalam hal ini cenderung membuat pihak pengembang perumahan yang berada diperkotaan hanya mengembangkan suatu unit rumah yang akan mendapatkan profit sebesarbesarnya sehingga bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau mempunyai keterbatasan daya beli susah mencari rumah diperkotaan dan mencari alternatif perumahan yang terletak dipinggir kota atau perbatasan kota yang memiliki perumahan yang sesuai dengan penghasilan masyarakat yang terbatas, walaupun akses dari pusat kota jauh serta fasilitas pendukung perumahan masih minim. 4. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan tujuan terhadap penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Biaya yang harus diperhitungkan dalam penetapan biaya keuntungan masing-masing developer atau pengembang perumahan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biayavariabel. 2. Biaya Tetap meliputi biaya pengadaan tanah, biaya sertfikasi tanah, biaya maket rumah, biaya sewa kantor, dan biaya pajak property. Biaya Tetap pada rumah tipe 40/128 m 2, tipe 75/120 m 2, dan tipe 150/155 m 2 berturut-turut yaitu Rp.1.025.865.568, Rp.488.668.840, dan Rp1.566.728.700. Sedangkan biaya variabel meliputi keseluruhan dari rencana anggaran biaya masing-masing tipe rumah yaitu sebesar Rp.122.878.000,00/unit, Rp.241.356.000,00/unit, dan Rp.539.445.000,00/unit. 3. Perhitungan break even value berdasarkan masing-masing tipe rumah didapatkan titik impas pada rumah tipe 40/128 m 2 sebesar Rp.3.232.700.000,00, tipe rumah 75/120 m 2 sebesar Rp.826.960.000,00, dan tipe rumah 150/155 m 2 sebesar Rp.2.886.200.000,00. 4. Biaya Keuntungan yang didapatkan pengembang perumahan pada tipe rumah 40/128 m 2 sebesar Rp. 1.201.892.432,00 dengan membangun 39 unit rumah, rumah tipe 75/120 m 2 sebesar Rp.2.300.483.160,00 dengan membangun 8 unit rumah, dan tipe 150/155 m 2 sebesar Rp.4.838.821.300,00 dengan membangun 10 unit rumah. DAFTAR KEPUSTAKAAN Real Estate Indonesia, 2009, Aturan Pembangunan Sebuah Kawasan Perumahan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan Pemberian tanah untuk keperluan perusahaan Blank,Tarquin, 2004, Engineering Economy, Mc.Graw Hill International, 6th Edition. Standar Nasional Indonesia (SNI), Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, Badan Standarisasi Nasional. 30 JURNAL REKAYASA SIPIL