Penggunaan pgrouting Algoritma A-Star Untuk Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut di Wilayah Tambang Terbuka

dokumen-dokumen yang mirip
EXTENSION PGROUTING A-STAR UNTUK MENAMPILKAN KEMIRINGAN JALAN KENDARAAN ANGKUT DI TAMBANG TERBUKA

ISSN Vol. 10, No. 1 Agustus 2014 JURNAL GEODESI, SURVEYING, GPS, GIS, PENGINDERAAN JAUH, HIDROGRAFI, PERTANAHAN. Surabaya Agustus 2014

TUGAS AKHIR - RG091536

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya)

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

ANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta

Pemrosesan Data DEM. TKD416 Model Permukaan Digital. Andri Suprayogi 2009

ANALISIS PENCARIAN JALUR JALAN DALAM KAMPUS ITB DENGAN MENGGUNAKAN BASIS DATA SPASIAL 3 DIMENSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-105

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

ANALISA KUALITAS SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

Nadya Rizky Dahlia 1, Teguh Hariyanto 1 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Abstrak

Sistem Basis data Spasial dengan Software GIS Nafizah PRAKTIKUM

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mega Wahyu Syah ( )

Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program Linier

Geographics Information System

Edwin Martha P. 1, Chatarina Nurjati S. 1, dan Roedy Rudianto 2. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

Prosiding Seminar Informatika Aplikatif Polinema 2015 (SIAP~2015) ISSN:

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

METODE. Waktu dan Tempat

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

Penentuan Batas Wilayah Dengan Menggunakan Metode Kartometrik (Studi Kasus Daerah Kec. Gubeng Dan Kec. Tambaksari)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

ANALISIS PERBANDINGAN FLUKTUASI PERUBAHAN VOLUME WADUK PENJALIN DENGAN METODE PEMERUMAN DAN PENGUKURAN ELEVASI MUKA AIR

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

Aplikasi WebGIS dengan pgrouting untuk Analisis Rute Pariwisata Situs Purbakala di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo

BAB II DASAR TEORI PENELITIAN

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM

Sistem Navigasi Indoor Menggunakan Sinyal Wi-fi dan Kompas Digital Berbasis Integrasi dengan Smartphone untuk Studi Kasus pada Gedung Bertingkat

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

Review Jurnal. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

Geographic Information and Spatial Information

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (2015) ISSN: xxxx-xxxx 1

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi

Analisa Kesesuaian Kartografi Peta Desa Skala 1:5000 Berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 (Studi Kasus: Desa Beran Kabupaten Ngawi)

SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

Aplikasi Pewarnaan Graf Fuzzy untuk Mengklasifikasi Jalur Lalu Lintas di Persimpangan Jalan Insinyur Soekarno Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) Penggunaan pgrouting Algoritma A-Star Untuk Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut di Wilayah Tambang Terbuka Nuri Rahmawati ), Agung Budi Cahyono ), dan Yanto Budisusanto 3) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia e-mail:agungbc@geodesy.its.ac.id ) yanto_b@geodesy.its.ac.id 3) Abstrak Dalam perkembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam menentukan rute jalur jalan dari suatu lokasi menuju lokasi lain, seperti penentuan rute dengan menggunakan extension pgrouting pada perangkat lunak postgresql dan postgis. Extension pgrouting ini dapat memecahkan masalah dari kelemahan penggambaran, perhitungan, dan penganalisa kemiringan dan jarak jalur jalan kendaraan angkut tambang terbuka dengan microsoft excel dan autocad yang digunakan pada seksi survei tambang (Mine Survey Section) Distrik Anugerah Bara Kaltim Loa Janan (ABKL) PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Pada penelitian ini extension pgrouting akan diterapkan untuk menganalisa jalur jalan kendaraan angkut yang lebih otomatis. Metode yang digunakan pada extension pgrouting penelitian ini adalah algoritma a-star (A*). Extension pgrouting dapat menampilkan kemiringan dan jarak jalur jalan kendaraan angkut secara otomatis yang memiliki kemiringan diatas 8% jalur jalan yang dilalui kendaraan angkut. Tetapi pgrouting memiliki kelemahan pada parameter yang digunakan koordinat X dan Y saja, sementara untuk mendapatkan nilai kemiringan jalur jalan kendaraan angkut dibutuhkan parameter koordinat Z. Memodifikasi pgrouting D menjadi pgrouting 3D adalah metode yang dapat digunakan untuk memecahkan kelemahan metode extension pgrouting tersebut untuk membantu membaca parameter koordinat Z. Hasil penelitian ini adalah bentuk visualisasi tiga dimensi rute jalur kendaraan angkut tiap-tiap jenis kendaraan pada arcscene, serta perbandingan perhitungan prosentase kemiringan dan jarak algoritma a-star pgrouting, perhitungan prosentase kemiringan microsoft excel, dan perhitungan jarak autocad. Kata Kunci algoritma A-Star, tambang terbuka, pgrouting, PostgreSQL, SIG S I. PENDAHULUAN aat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan yang biasanya timbul dalam suatu organisasi, perusahaan, ataupun instansi pemerintahan, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG adalah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengambil, menyimpan, menseleksi, menganalisa, dan menampilkan data geografis []. Dalam perkembangan SIG dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam menentukan rute jalur jalan dari suatu lokasi menuju lokasi lain, seperti penentuan rute dengan menggunakan extension pgrouting pada perangkat lunak postgresql dan postgis yang dapat memecahkan masalah dari kelemahan metode yang digunakan pada seksi survei tambang (Mine Survey Section) Distrik Anugerah Bara Kaltim Loa Janan (ABKL) PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Metode yang digunakan pada seksi survei tambang ini adalah penggambaran jalur jalan kendaraan angkut pada autocad dan perhitungan kemiringan jalur jalan kendaraan angkut pada microsoft excel. Metode penggambaran jalur jalan kendaraan angkut pada autocad memiliki kelemahan bahwa pengguna tidak dapat mengetahui jalur jalan yang dilalui tiap-tiap kendaraan angkut yang berbeda. Metode perhitungan kemiringan jalur jalan kendaraan angkut pada microsoft excel memiliki kelemahan bahwa pengguna harus menyeleksi jalur jalur jalan yang memiliki kemiringan di atas 8% dan kemudian digambarkan pada autocad. Extension pgrouting menerapkan sistem basis data spasial pada teknologi SIG []. Tetapi pgrouting memiliki kelemahan pada parameter yang digunakan koordinat X dan Y saja, sementara untuk mendapatkan nilai kemiringan jalur jalan kendaraan angkut dibutuhkan parameter koordinat Z. Memodifikasi pgrouting D menjadi pgrouting 3D adalah metode yang dapat digunakan untuk memecahkan kelemahan metode extension pgrouting tersebut untuk membantu membaca parameter koordinat Z. Pada penelitian ini extension pgrouting pada perangkat lunak postgresql dan postgis akan diterapkan untuk menganalisa jalur jalan kendaraan angkut, sehingga hasil yang diperoleh lebih otomatis. Metode yang digunakan pada extension pgrouting penelitian ini adalah algoritma a-star (A*). Algoritma A* adalah algoritm Best First Search (BSF) dimana nilai sisi yang terkait dengan titik yaitu [3]: f ( n) g( n) h( n) () = nilai sisi f (n) g (n) h (n) = nilai biaya dari keadaan awal ke titik n = perkiraan nilai heuristik dari titik n ketujuan Extension pgrouting dapat menampilkan kemiringan jalur jalan kendaraan angkut secara otomatis yang memiliki

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) kemiringan diatas 8% jalur jalan yang dilalui kendaraan angkut. Analisa kemiringan jalur jalan kendaraan angkut ini digunakan untuk bahan evaluasi perbaikan jalur jalan agar sesuai dengan standardnya yaitu kemiringan kurang dari 8% (standard dari pabrik kendaraan angkut Komatsu) apabila kemiringan lebih besar dari 8% akan dilakukan proses penimbunan sesuai dengan volume cross section. II. URAIAN PENELITIAN A. Data dan Lokasi Penelitian Data penelitian yang digunakan adalah data pengukuran koordinat jalur jalan kendaraan angkut, Peta Vektor Kontur Situasi Tambang, dan Peta Hauling Monitoring Tambang Terbuka JPS Distrik Anugerah Bara Kaltim Loa Janan (ABKL) PT Pamapersada Nusantara (PAMA) di Jalan Gerbang Dayaku Desa Bakungan, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar yang dilingkari dengan warna merah. Luas cakupan area tambang terbuka batubara JPS adalah 459.6065 hektar. Koordinat Loa Janan 6 º 49 ' BT 7 º 08 ' BT dan 0 º 34 ' LS 0 º 45 ' LS. Gambar. Diagram Alir Tahapan Pengolahan Data Gambar. Lokasi Penelitian (sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara) B. Tahapan Pengolahan Data Dalam tahapan pengolahan data digunakan perangkat lunak postgresql untuk pembuatan basis data, pembuatan data, dan analisa kueri, postgis untuk pembentukan obyek geometri dan pembuatan basis data spasial dan dari basis data obyek geometri dilakukan proses pembuatan rute jalur jalan kendaraan angkut dengan extension pgrouting.selanjutnya proses kueri rute jalur jalan, kemiringan, dan jarak akan divisualisasikan tiga dimensi pada arcscene. Tahapan pengolahan data dari awal hingga akhir dapat dilihat selangkapnya pada diagram alir Gambar. Penjelasan diagram alir tahapan pengolahan data diatas adalah sebagai berikut: ) Pembuatan Basis Data untuk Routing dengan membuka aplikasi pgadmin dan mengkoneksikan dengan server PostgreSQL yang bersangkutan dan membuat basis data. ) Fungsi assign_vertex_id dan Fungsi pgr_createtopology pada pgrouting dimodifikasi untuk membaca parameter koordinat Z yang telah dibuat. Perubahan yang dilakukan adalah dengan merubah dimensi yang pada awalnya D hanya untuk memproses data koordinat XY menjadi 3D untuk koordinat XYZ. 3) Pembuatan Tabel Layer Spasial yang bertipe geometri garis dapat dilakukan dengan menggunakan kode SQL CREATE TABLE. Sedangkan untuk kolom obyek spasial geometri garis ke dalam tabel layer spasial dengan menggunakan kode SQL AddGeometryColumn. 4) Menambahkan kolom source dan target pgrouting dengan menggunakan kode SQL ALTER TABEL. 5) Membentuk Topologi dengan fungsi pgr_createtopology. Fungsi ini digunakan untuk mengisi nilai-nilai atribut source [nomor pengenal titik/vertex/node awal segmen garis yang bersangkutan] dan target [nomor pengenal titik/vertex/node akhir segmen garis yang bersangkutan] dengan nilai-nilai bilangan bulat nomor pengenal pada tabel layer spasial yang akan diperhitungkan di dalam operasi routing.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 3 6) Implementasi pgrouting algoritma a-star dengan menggunakan fungsi pgr_astar. 7) Mengupdate kolom X, Y, Z, X, Y, Z, Jarakd dengan menambahkan kolom X, Y, Z, X, Y, Z, Jarakd dan pengisian nilai-nilai kolom tersebut menggunakan kode SQL ALTER TABEL dan UPDATE. 8) Penentuan beda tinggi dan deskripsi dengan menggunakan kueri didapatkan analisis berupa koordinat Z titik awal dan titik akhir dari kolom obyek spasial. Hasil kueri ini akan mengisi kolom beda_tinggi dan deskripsi dari titik awal dan titik akhir pada tabel layer spasial. Apabila hasil kueri beda tinggi positif (nilai lebih besar dari nilai ) menunjukkan bahwa deskripsi jalan itu naik sedangkan apabila hasil kueri beda tinggi negatif (nilai lebih besar dari nilai ) menunjukkan bahwa deskripsi jalan itu turun. Beda tinggi jalur jalan kendaraan angkut didapatkan dari perhitungan: () = beda tinggi = tinggi titik akhir = tinggi titik awal 9) Penentuan jarak3d dengan memodifikasi fungsi getdistance D menjadi fungsi getdistance 3D pada postgresql didapatkan kueri analisis berupa koordinat XYZ titik awal dan titik akhir dari kolom obyek spasial. Hasil kueri ini akan mengisi kolom jarak3d jalur jalan kendaraan angkut dari titik awal hingga titik akhir pada tabel geometri jln3d. Adapun perhitungan jarak3d sebagai berikut: x x y y (3) x = koordinat x titik awal x = koordinat x titik akhir y = koordinat y titik awal y = koordinat y titik akhir = koordinat titik awal = koordinat titik akhir 0) Dari fungsi pgrouting didapatkan kueri analisis jalur berupa id, node, edge, dan cost. Hasil kueri tersebut kemudian akan menjadi variable untuk mendapatkan atribut kemiringan jalur jalan kendaraan angkut masing node awal dan node akhir dari tabel layer_routing. Kemiringan jalur jalan kendaraan angkut didapatkan dari perhitungan: [4] beda _ tinggi kemiringan 00% (4) jarak beda _ tinggi jarak = selisih tinggi (Z) antara titik akhir dan titik awal (m) = jarak antara dua titik (m) ) Pembuatan TIN TIN dapat dibentuk dengan menggunakan data ketinggian peta vektor kontur situasi pit shapefile dengan menggunakan aplikasi create TIN pada arcscene. ) Visualisasi Arcscene Kemudian hasil kueri dilakukan proses visualisasi dengan arcscene dan digabungkan dengan data TIN. 3) Update Kolom Geometri pada Tabel Layer Spasial dengan menggunakan kode SQL UPDATE. 4) Peta Jalur Jalan Kendaraan Angkut divalidasi dengan Peta Hauling Monitoring menggunakan prosentase. 5) Pembuatan Peta Jalur Jalan Kendaraan Angkut. III. HASIL DAN ANALISA A. Visualisasi Tiga Dimensi pada ArcScene Visualisasi tiga dimensi kemiringan rute jalur jalan kendaraan angkut dapat dilihat pada Gambar 3. Garis warna hijau merupakan jalur jalan kendaraan angkut sedangkan biru Gambar 3. Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut (Front Loading 449 menuju Dumping Point 449)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 4 merupakan rute jalur jalan kendaraan angkut dari area pengambilan tanah (front loading) ke pembuangan tanah (dumping point) dan sebaliknya. Jalur jalan kendaraan angkut yang memiliki kemiringan lebih dari 8% ditunjukkan dengan garis berwarna merah. Bendera warna putih menunjukkan titik area pengambilan tanah (front loading) sedangkan bendera warna merah menunjukkan titik area pembuangan tanah (dumping point). Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa elevasi akan semakin tinggi ketika menuju Dumping Point 449. Perubahan layer spasial titik area pengambilan (front loading) dan pembuangan (dumping point) dapat dilihat pada Gambar 5 7. Pada gambar menunjukkan bahwa: - Bendera warna biru: titik area pengambilan (front loading) dan pembuangan (dumping point) minggu ke - Berndera warna merah: titik area pengambilan (front loading) dan pembuangan (dumping point) minggu ke - Bendera warna kuning: titik area pengambilan (front loading) dan pembuangan (dumping point) minggu ke 3 - Garis warna biru: jalur jalan kendaraan angkut minggu ke - Garis warna merah: jalur jalan kendaraan angkut minggu ke - Garis warna kuning: jalur jalan kendaraan angkut minggu ke 3 Gambar 4. Profil Melintang Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut (Front Loading 449 menuju Dumping Point 449) B. Update Kolom Geometri Dengan menggunakan fungsi pada SQL di postgresql kolom geometri dapat diupdate dari waktu ke waktu. Proses update ini dapat digunakan untuk mengupdate data titik awal pada area pengambilan tanah (front loading) dan titik akhir pembuangan tanah (dumping point) dan sebaliknya dapat dilihat pada Table. Tabel. Hasil Update Kolom Geometri Gambar 5. Perubahan Titik Area Pengambilan Tanah (Front Loading) ke dan ke Jenis Kendaraan DT075 Jenis Kendaraan dan Lokasi ke- Koordinat (X;Y;Z) DT075 lokasi pengambilan tanah (Front Loading) I II (50586,330; 993538,340; 66,9040) (505309,940; 99356,490; 6,0600) Gambar 6. Perubahan Titik Area Pembuangan Tanah (Dumping Point) ke dan ke Jenis Kendaraan DT075 DT075 lokasi pembuangan tanah (Dumping Point) I II (50598,4870; 994878,940; 6,940) (505999,3660; 994858,800; 9,0070) Gambar 7. Perubahan Titik Area Pengambilan Tanah (Front Loading) ke dan ke 3 Jenis Kendaraan DT075 DT075 lokasi pengambilan tanah (Front Loading) II III (505309,940; 99356,490; 6,0600) (5056,3080; 99354,0950; 5,0080) C. Validasi Peta Jalur Jalan Kendaraan Angkut Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari perhitungan prosentase kemiringan dan jarak algoritma Astar PostgreSQL, perhitungan prosentase kemiringan Microsoft Excel, dan perhitungan jarak AutoCAD dapat dilihat pada Tabel.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 5 Tabel. Perbandingan Unsur Jalur Jalan Kendaraan Angkut No... 3. Peta Jalur Jalan Kendaraan Angkut Algoritma Astar pgrouting (,9%) (3,8m) (9,%) (76,7m) (8%) (4,9m) AutoCAD dan Microsoft Excel (,9%) (,0m) (9,%) (3,5m) (8%) (4,9m) Selisih kemiringan (%) D. Analisa Perbandingan Peta Jalur Jalan Kendaraan Angkut Setelah dilakukan perbandingan unsur peta jalur jalan kendaraan angkut dari hasil perhitungan prosentase kemiringan dan jarak algoritma a-star pgrouting, perhitungan prosentase kemiringan microsoft excel, dan perhitungan jarak autocad pada lokasi jalur jalan yang memiliki kemiringan lebih dari 8% pada Tabel dapat dilihat bahwa: - Selisih prosentase kemiringan kedua metode adalah 0% sehingga menunjukkan bahwa hasil perhitungan prosentase kemiringan algoritma a-star pgrouting sama dengan hasil perhitungan prosentase kemiringan microsoft excel. - Selisih jarak kedua metode adalah 0 meter sehingga menunjukkan bahwa hasil perhitungan jarak algoritma a- star pgrouting sama dengan hasil perhitungan jarak autocad. Tetapi terdapat lokasi jalur jalan yang memiliki selisih jarak kedua metode yang berbeda-beda karena perhitungan jarak autocad tidak dilakukan dengan menjumlahkan semua segmen garis pada jalur jalan tersebut melainkan hanya beberapa segmen garis paling awal. E. Analisa Kemiringan Jalur Jalan Kendaraan Angkut Selisih Jarak (m) 0 0,8 0 45, 0 0 Dari hasil pengolahan jalur jalan kendaraan angkut dengan menggunakan pgrouting didapatkan prosentase kemiringan masing-masing rute yang ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. ke- I II III Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa: - Rata-rata prosentase kemiringan tertinggi untuk kondisi jalan yang memiliki kemiringan kurang dari 8% terjadi pada minggu III dengan rata-rata prosentase sebesar 6,0%. - Rata-rata prosentase kemiringan terendah untuk kondisi jalan yang memiliki kemiringan kurang dari 8% terjadi pada minggu III dengan rata-rata prosentase sebesar,5%. ke- I II III Tabel 3. Prosentase Kemiringan <8% Nilai Prosentase Jenis Kemiringan <8% Kendaraan Terendah Tertinggi Tabel 4. Prosentase Kemiringan >=8% Nilai Prosentase Jenis Kemiringan >=8 Kendaraan Terendah Tertinggi Rata-rata Prosentase Kemiringan <8% DT449 0,7 7,9 5,4 DT075 0, 7,8 4, DT079 0,4 7,9 4,6 DT045 0, 7,5 4,6 DT075 0, 7,9 4, DT079 0, 7,9 4,5 DT449 0,7 7,9 5,4 DT050 0,3 7,5 4,4 DT06 0,3 7,5 4,6 DT044 0, 7,5 4,0 DT075 0, 7,0 3,7 DT06 0, 7,7 4,8 DT044 0, 7,9 4, DT006 0, 4,9,5 DT356,7 7,6 6,0 Rata-rata Prosentase Kemiringan >=8 DT449 8,0 0, 9,4 DT075 8,0,3 9,7 DT079 8,3 6,9 9,7 DT045 8, 5,5 9,8 DT075 8, 5,7 9,8 DT079 8, 5,7 9,9 DT449 8,,0 9, DT050 8, 8,7 0, DT06 8, 8,7 0,3 DT044 8,,8 9,6 DT075 8,, 9,6 DT06 8, 8,7 0,6 DT044 8,,4 9,4 DT006 8,7 0,9 0, DT356 8,0 5,4 8,8 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa: - Rata-rata prosentase kemiringan tertinggi untuk kondisi jalan yang memiliki kemiringan lebih dari 8% terjadi pada minggu ke 3 dengan rata-rata prosentase sebesar 0,6%. - Rata-rata prosentase kemiringan terendah untuk kondisi jalan yang memiliki kemiringan lebih dari 8% terjadi pada minggu ke 3 dengan rata-rata prosentase sebesar 8,8%.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 6 IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Hasil perhitungan prosentase kemiringan algoritma a-star pgrouting dan microsoft excel menghasilkan prosentase kemiringan yang sama dengan selisih perhitungan 0.. Hasil perhitungan jarak algoritma a-star pgrouting dan autocad menghasilkan jarak ada yang sama dan ada yang berbeda pada tiap-tiap lokasi sample dikarenakan perhitungan jarak pada autocad tidak dilakukan dengan menjumlahkan semua segmen garis pada jalur jalan tersebut melainkan hanya beberapa segmen garis paling awal. 3. Lokasi titik area jalur jalan kendaraan angkut yang tidak mengalami update terdapat pada titik area pembuangan tanah (dumping point) jenis kendaraan DT075, DT06, dan DT044 pada minggu ke II dan minggu ke III. LAMPIRAN UCAPAN TERIMA KASIH Penulis N.R. mengucapkan terima kasih kepada PT Pamapersada Nusantara (PAMA) Distrik ABKL yang telah memberikan dukungan berupa data dan bimbingan yang sangat berguna dalam menunjang penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [] Kang-Tsu Chang. 008. Introduction Geographic Information Systems Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Education. [] Prahasta, E. 0. Tutorial PostgreSQL, PostGIS, dan pgrouting untuk Geodesi & Informatika serta Ilmu Kebumian Lainnya, seperti: Geologi, Geofisika, Geografi, Metereologi, Oseanografi, Pertambangan, dan Perminyakan. Bandung: Informatika. [3] Munir, R. 003. Matematika Diskrit Edisi Ketiga. ITB: Teknik Informatika. [4] Rooij, P.V. 00. Manual 6: Buku Pegangan. <URL http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---robangkok/---ilojakarta/documents/publication/wcms_748.pdf> dikunjungi pada tanggal 7 Maret 04 pukul 4.45 BBWI.