Aku Ingin Tinggal di Gunung Minobu Selama-lamanya

dokumen-dokumen yang mirip
Kaimoku Sho (98) KAIMOKU SHO (98)

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung)

MISAWA SHO (SURAT KEPADA TUAN MISAWA) MISAWA SHO

TIGA HUKUM RAHASIA AGUNG (SAN DAI HI HO)

TOKI NYUDO DONO GO-HENJI CHIBYO-SHO WNS Doct.2 Hal.251

PENJELASAN DARI ODAIMOKU NAMU MYOHO RENGE KYO

Riwayat Buddha Niciren Daisyonin. Vihara Vimalakirti - Curug

HO ONJO SHO (RISALAH BALAS BUDI) HO ONJO SHO

Kyo Ki Ji Koku Sho (29)

HAKII SABURO-DONO GO-HENJI (SURAT BALASAN KEPADA SABURO-DONO)

Kita sebagai penganut Nichiren

Sang Buddha Memberikan Kereta Pedati Besar Dengan Sapi Jantan Putih

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA NICHIREN SHU, NICHIREN SHOSHU DAN SOKA GAKKAI

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Sang Buddha. Vegetarian&

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka

NAMU HON-BUTSU "BUDDHA SAKYAMUNI"

"Bodhisattva Muncul dari Bumi"

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

ORANG PALING BIJAKSANA

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom).

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma

Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra.

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

1. Dua Dokumen Perpindahan Nichiren Shoshu mengakui bahwa Nikko Shonin, salah satu dari enam murid utama

Surat Petrus yang kedua

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

Mahapuja Satyabuddha

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Penyebarluasan Ajaran dimulai dari

Jadwal Kagyu Monlam ke December January, 2013

Pada 752 tahun yang lalu adalah waktu

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

Surga, Neraka dan Waktu Yang Terakhir (Hari Penghakiman)

PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA. Artikel oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Ilustrasi oleh Hiroshige Katsu

KEDAMAIAN DALAM BUDDHISME

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

NICHIREN DAIBOSATSU NAMU HONGE KOSO NO.10 JULI Oleh: Shami Josho S.Ekaputra

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Apakah Jati Diri Sesungguhnya Dari Nichiren Daishonin?

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Keangkatan Orang Percaya Pemerintahan Yesus Di Bumi Pengakuan Orang-orang Yang Tak Percaya

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Revelation 11, Study No. 26 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 26, oleh Chris McCann

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Revelation 11, Study No. 30 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 30, oleh Chris McCann

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Empat Puluh Tahun

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Empat puluh Tahun

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Beberapa Kunci Penting Dalam Latihan

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Syurga, Rumah Allah Yang Indah

Ketekunan dalam Menghadapi Ujian & Pencobaan Yak.1:1-11 Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

D. ucapan benar E. usaha benar

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

Surat Yohanes yang pertama

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

Transkripsi:

NO.13 OKTOBER 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Aku Ingin Tinggal di Gunung Minobu Selama-lamanya Oleh: Shami Josho S.Ekaputra Tidak menjadi masalah dimanapun Aku meninggal, mohon buatlah makamku di Gunung Minobu, dimana Aku menyebut O Daimoku dan Saddharma Pundarika Sutra dalam kedamaian selama sembilan tahun. Aku ingin tinggal di Gunung Minobu selama-lamanya. (Hakii Dono Gosho) I nilah sekelumit pesan-pesan dari Nichiren Shonin pada tanggal 19 September 1282, beberapa minggu sebelum Beliau meninggal di kediaman Ikegami Bersaudara. Perjuangan demi hukum dan kebenaran selama berpuluhpuluh tahun tidak berakhir dengan meninggalnya Nichiren Shonin, tetapi Beliau telah meletakkan dasar Kosenrufu, untuk mewujudkan Tanah Buddha di dunia Saha ini. Kita, umat Nichiren Shu memperingati meninggalnya Nichiren Shonin dalam sebuah upacara yang disebut O eishiki Hoyo dan dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 13 oktober. O eishiki telah menjadi sebuah upacara yang sangat meriah dan selama sebulan diadakan berbagai macam kegiatan peringatan meninggalnya Nichiren Terlihat digambar, suasana di kediamana Ikegami Bersaudara ketika Nichiren Shonin meninggal dunia pada tanggal 13 Oktober 1282 1

Ket.Pawai dari seluruh kuil Nichiren Shu Shonin baik di Gunung Minobu maupun Kuil Ikegami Bersaudara dan kuil-kuil Nichiren Shu lainnya. S e t e l a h m e m b e r i k a n peringatan kepada pemerintah Kamakura sebanyak tiga kali atas segala kekeliruan dan pelaksanaan ajaran Buddhisme yang salah, baik melalui Rissho Ankoku Ron maupun Kaimoku Sho yang mengupas secara jelas akan segala kekeliruan yang dilakukan semua sekte Buddhisme pada masa itu, dan juga menyatakan bahwa hanya melalui Saddharma Pundarika Sutra, maka segala bencana dan malapetaka yang menimpa negara Jepang dapat diselamatkan. Nichiren Shonin sebagaimana kebiasaan para arif bijaksana pada jaman dahulu, bahwa jika peringatan yang disampaikan sebanyak tiga kali tidak ditanggapi oleh pemerintah, maka Ia akan mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat. Maka, pada tanggal 17 Mei 1274, Nichiren Shonin memasuki Gunung Minobu, untuk menjalani kehidupan pengasingan sukarelanya. Hal ini dilakukan atas dasar kecintaannya kepada negara dan rakyat, dapat dilihat dalam risalah Beliau Kaimoku Sho, Nichiren Shonin menyatakan Tiga Janji Agungnya; Aku akan menjadi Tiang, Mata dan Bathera bangsaku. Sungguh sebuah Janji yang sangat patriotisme, maka sudah menjadi kewajaran bagi setiap orang untuk mencintai negaranya, demikian halnya dengan umat Nichiren Shu Indonesia. Keadaan kehidupan yang tidak menentu, baik makanan dan tekanan yang dialami oleh Nichiren Shonin, membuat kondisi fisik Beliau semakin memburuk hari demi hari. Akibat dari berbagai kritik demi kebenaran Dharma, Beliau seumur hidup mengalami berbagai macam penganiayaan dan hukuman seperti hukuman pembuangan ke semenanjung Izu, pembuangan ke Pulau Sado, penganiayaan Matsubagayatsu, Penganiayaan Tatsunokuchi dan lain-lain. Setelah tinggal di Gunung Minobu, kesehatan Beliau beberapa tahun kemudian semakin memburuk, dan atas desakan dari Tuan Tanah Hakii Sanenaga agar Ia mau pergi untuk menjalani perawatan di sumber air panas Hitachi, Tokyo. Akhirnya setelah tinggal selama sembilan tahun di Gunung Minobu, Nichiren Shonin meninggalkan Gunung Minobu untuk pertama kalinya. Pada kesempatan ini, Beliau juga berjiarah ke makam orangtuanya. Namun, sungguh disayangkan karena kondisi yang semakin memburuk, maka Nichiren Shonin tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke sumber air panas Hitachi, dan beristirahat di kediaman Ikegami Bersaudara. Nichiren Shonin, yang mengetahui bahwa hidupnya tidak lama lagi akan berakhir, ini dapat kita baca dalam Gosho Ganso Kado Ki dikatakan, Pada tanggal 25 september, Nichiren memberikan ceramah tentang Rissho Ankoku Ron kepada rombongan dari Kamakura, dan Beliau mengatakan mungkin hidupnya akan berakhir dalam dua puluh satu hari lagi, dan akan terjadi sebuah gempa kecil ketika Beliau meninggal dunia. Dan Ia juga meminta agar para pengikut yang jauh dan tidak dapat hadir dapat berdoa dan mempesembahkan setangkai bunga untuknya. Nichiren juga menetapkan Enam Murid Utama (Renge Ajari Nichiji, Iyo-ko Nitcho, Sado-ko Niko, Byakuren Ajari Nikko, Daikoku Ajari Nichiro, dan Ben Ajari Nissho) pada tanggal 8 Oktober 1282, dengan pesan agar semua muridmurid dan pengikutnya mematuhi Nichiren juga menetapkan Enam Murid Utama (Renge Ajari Nichiji, Iyoko Nitcho, Sado-ko Niko, Byakuren Ajari Nikko, Daikoku Ajari Nichiro, dan Ben Ajari Nissho) pada tanggal 8 Oktober 1282, dengan pesan agar semua murid-murid dan pengikutnya mematuhi dan mengikuti petunjuk dari ke Enam Murid UtamaNya setelah kematiannya. 2

dan mengikuti petunjuk dari ke Enam Murid UtamaNya setelah kematiannya. Nichiren Shonin, adalah seorang yang sangat lembut hatinya dan tegas dalam prinsip dan keyakinan. Karakter Beliau dapat kita baca dari surat-surat yang dikirimkan kepada seluruh murid-muridnya. Kata-kata yang penuh perhatian terhadap segala persoalan yang dihadapi oleh para muridnya seperti Shijo Kingo, Toki Jonin dan lain-lain. Sikap yang tegas dan gigih dalam mempertahankan hati kepercayaan kepada Saddharma Pundarika Sutra harus menjadi contoh bagi kita, Beliau tidak pernah mundur meskipun nyawanya dalam ancaman. Kata-kata yang terkenal dalam salah satu surat yang dikirimkan dari Pulau Sado, setelah lolos dari hukuman pancung, Seumur hidupku, Aku belum dapat membalas budi baik kepada orangtua, apalagi kepada negara. Sekarang, Aku mempersembahkan kepalaku kepada Saddharma Pundarika Sutra dan mengirimkan doa kepada kedua orangtuaku. Juga, Aku mempersembahkan seluruh kebajikanku kepada semua murid-murid dan pengikutku. Bukankah ini juga harus menjadi sikap diri kita dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan dalam kehidupan ini? Pada tanggal 13 Oktober 1282, jam 6:00 pagi, terjadi sebuah gempa kecil dan sekitar antara jam 9-10 pagi, Nichiren Shonin meninggal dunia dengan penuh kedamaian diiringi oleh O Daimoku dari seluruh murid dan pengikut yang hadir dikediaman Ikegami Bersaudara. Pohon-pohon Sakura dihalaman kediaman Ikegami Bersaudara, seketika berbunga dengan indahnya, menandakan bahwa Hukum Namu Myoho Renge Kyo akan tersebarluas pada Masa Akhir Dharma, Hutan disekeliling kediaman Ikegami menjadi sepi dan sunyi bagaikan turut berduka dan yang tersisa adalah suara tanggis dari para murid-murid dan pengikut. Sesuai Marilah kita mewujudkan Kosenrufu diseluruh dunia dengan menyebarluaskan O daimoku Namu Myoho Renge Kyo, menciptakan keharmonisan dalam keluarga, semangat untuk mencapai KeBuddhaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. dengan pesan terakhir dari Nichiren Shonin, maka setelah diperabukan, abunya dibawa ke Gunung Minobu untuk dimakamkan. Gunung Minobu, adalah sumber spiritual bagi seluruh muridmurid Nichiren Shonin, disini terdapat Kuil Kuon Ji yang didirikan oleh Nichiren Shonin dan makamnya, tentu saja hal ini memberikan posisi tertinggi bagi Gunung Minobu. Sebuah Gunung yang indah dengan perpohonan yang asri dan lebat, menghijau bagaikan hamparan permadani, dan suara air yang sejuk dan jernih mengalir sepanjang musim. Sungguh sebuah keindahan yang tiada tara, suara Odaimoku mengema menutupi seluruh pengunungan bagaikan sebuah konser kehidupan yang abadi. Disinilah Nichiren Shonin hidup untuk selama-lamanya. Kini, Beliau telah tiada, namun api semangat dan keinginan luhur Beliau terus bersemi dihati seluruh pengikutnya. Marilah kita memperingati O eishiki ini dengan semangat baru untuk mewujudkan Kosenrufu diseluruh dunia dengan menyebarluaskan O daimoku Namu Myoho Renge Kyo, menciptakan keharmonisan dalam keluarga, semangat untuk mencapai KeBuddhaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Gassho. Ket. (Atas) Lukisan Nichiren Shonin, (Bawah) Makam Nichiren Shonin di Gunung Minbou 3

Bimbingan Oleh: YM.Bhiksuni Myosho Obata (Bhiksuni Pembimbing Indonesia) Janji Agung Sang Buddha MA JI SA ZE NEN, I GA RYO SHU JO, TOKU NYU MU JO DO, SOKU JO JU BUS SHIN I ni adalah kutipan kalimat dari bagian akhir Saddharma Pundarika Sutra, Bab.XVI "Jangka Waktu Hidup Sang Buddha. Maknanya adalah "Aku selalu berpikir, Bagaimana aku dapat membuat semua mahluk hidup untuk dapat masuk kedalam jalan yang tertinggi/agung dan dengan cepat menjadi para Buddha? Buddha Sakyamuni telah lahir 2500 tahun yang lalu, disuatu tempat di kaki Gunung Himalaya sebagai pangeran dari suku Sakya. Setelah meninggalkan duniawi, pangeran itu melatih / menjalankan pertapaan selama 6 tahun sebelum mencapai Jalan Penerangan Agung, Buddha. Sejak itu, Ia telah mengajar banyak orang tentang Dharma kebenaran. Untuk mengatakan tentang Kebenaran itu, bagaimanapun Buddha yang mula-mula adalah hidup abadi, muncul untuk sementara di dalam dunia ini untuk memimpin semua mahluk mengenai jalan / arah kebenaran. Hal ini dinyatakan dalam Saddharma Pundarika Sutra, Sejak Aku mencapai KeBuddhaan, hal ini telah berlalu beribu-ribu tahun masa yang tak terkira. Jangka waktu dari HidupKu adalah tak terhingga; Ket. Gambaran Dunia Saha dalam sebuah Mandala Tibet 4

Janji AgungNya adalah "membuat semua mahluk untuk mencapai KeBuddhaan yang agung dengan membimbing mereka semua memasuki Tanah Buddha dan mewujudkan dunia ini menjadi sebuah dunia yang penuh kedamaian hati dan pikiran untuk setiap mahluk hidup." Aku telah ada untuk Kalpa yang tak terhingga tanpa kemokshaan. Buddha Sakyamuni yang sejati / sesungguhnya adalah Buddha yang tidak pernah moksha. Ia terus hidup sampai hari ini, selalu melihat dan membimbing kita. Ia disebut Buddha yang sejati yang mencapai Penerangan sejak masa lampau yang abadi. Gambaran umum tentang dunia Saha ini; sebuah dunia yang tidak kekal dan penuh kecurangan, dimana manusia terbakar oleh api neraka, dihanguskan oleh api iblis hawa nafsu, dan mendapatkan penderitaan karena berbagai ketakutan dan penyakit. Pada kenyataannya, bagaimanapun, ini adalah dunia yang dijaga dengan penuh welas asih oleh Buddha Sakyamuni, yang menyelamatkan kita semua dari penderitaan didunia yang penuh kecurangan ini. Karena itu Sang Buddha selalu hidup untuk selamanya, Ia berkeinginan untuk menyelamatkan orang-orang dari penderitaan yang abadi. Janji AgungNya adalah membuat semua orang untuk mencapai KeBuddhaan yang agung dengan membimbing mereka semua memasuki Tanah Buddha dalam mewujudkan dunia ini menjadi sebuah dunia yang penuh kedamaian hati dan pikiran untuk setiap mahluk hidup. Nichiren Shonin berkata dalam Rissho Ankoku Ron, Kamu harus segera membuang kepercayaan yang palsu dan mengambil ajaran yang sesungguhnya dan benar, Kendaraan Tunggal. Sehingga dunia ini tidak pernah akan rusak. Semua isi dunia di dalam alam semesta akan menjadi dunia pusaka dan pusaka dunia ini tidak pernah akan binasa. Ketika dunia kita ini tidak rusak dan tidak binasa, badan dan hati kita akan selamat. Percayalah kata-kata ini dan memujanya." Nichiren Shonin mengajar kepada kita untuk melaksanakan Saddharma Pundarika Sutra yang merupakan intisari dari ajaran Sang Buddha dan menyebut Namu Myoho Renge Kyo. Ia mengharapkan kepada kita semua, agar dengan sunggusungguh hati menaruh kepercayaan kepada Saddharma Pundarika Sutra dan menyebut O'daimoku, kita akan dapat memasuki dunia kebijaksanan dan welas asih dari para Buddha, karena itu maka gagasan dari Rissho Ankoku akan menjadi kenyataan. Istilah "Rissho Ankoku Ron" berarti kita mau merubah negeri kita menjadi Tanah Suci melalui tindakan yang berbudi luhur kita dan hidup dalam masyarakat berdasarkan kepercayaan kepada Saddharma Pundarika Sutra, yang merupakan Dharma yang sesungguhnya. Ketika semua orang-orang mencari / memasuki tempat perlindungan di dalam Dharma yang benar, dan semua bidang pemerintahan, ekonomi, dan aktivitas budaya semua dimasuki oleh jiwa Saddharma Pundarika Sutra ini, maka Tanah Suci Buddha akan menjadi kenyataan. Ini berarti bahwa sebuah dunia yang ideal adalah tidak ada dunia yang berikutnya atau dunia lain tetapi di dalam dunia nyata ini (Saha) yang akan menjadi Tanah Suci Buddha. Aku pikir, bukankah ini waktunya kita perlu belajar ajaran dari Saddharma Pundarika Sutra, menwujudkan hidup kita yang suci, dan melalui diri kita mewujudkan dunia ini sebagai sebuah dunia yang lebih baik untuk tempat tinggal? Ketika hal itu terlaksana, apa yang diinginkan oleh Sang Buddha akan terwujud, sebagaimna yang Ia katakan dalam Saddharma Pundarika Sutra Bab.XVI, bagian akhir: Tanah milikku ini akan menjadi tenang dan terisi oleh mahluk-mahluk surgawi. Gassho. Kepada Yth, Para pembaca Buletin "Lotus" Redaksi Buletin "Lotus" menerima sumbangan naskah ceramah atau bahanbahan lainnya, tentunya yang sesuai dengan misi dari buletin ini. Setiap naskah yang kami terima akan dipilih yang sesuai untuk dimuat. Dan bagi yang ingin berlanganan secara tetap dapat menghubungi kami di sangha@nshi.org atau di Hp.081311088060 atau anda juga dapat menghubungi sangha grup setempat. Buletin "Lotus" juga dapat diperoleh dengan cara download di www.nshi.org, bagian berita. Anda juga dapat mengikuti milis grup di Internet dengan alamat www. yahoogroups.com/group/nshi Gassho, Namu Myoho Renge Kyo 5

Seri Pelajaran Mahayana SAD PARAMITA (Enam Perbuatan Luhur) ( BAGIAN. iii) 4. Tathagata Dhyana; dhyana yang dilaksanakan oleh para Tathagata yang telah mengetahui Pengetahuan yang Tertinggi dan selalu bersedia untuk mengabdi kepada semua makhluk. 6. Prajna Paramita 5. Dhyana Paramita D hyana Paramita merupakan perbuatan luhur mengenai samadhi. Terdapat 4 jenis Dhyana sebagaimana dinyatakan dalam ajaran Yogacara, Lankavatara Sutra, yaitu : 1. Balopacarika Dhyana; dhyana yang dilakukan oleh Sravaka dan Pratyekabuddha dengan merenungkan tentang ketidak-kekalan dari sifat ke-aku-an. 2. Artapravicaya Dhyana; dyana yang dilaksanakan oleh para Bodhisattva yang telah mengerti hakekat Keberadaan dari alam semesta. 3. Tathatalambana Dhyana; dhyana yang terdiri dari pengkajian atas Keberadaan dari Kebenaran serta merenungkannya. P rajna Paramita merupakan Paramita yang terpenting; yaitu perbuatan luhur mengenai Kebijaksanaan. Terdapat dua makna dalam Prajna, yaitu : (1) Prajna yang kekal. (2) Prajna yang berfungsi sejalan dengan ke lima Paramita lainnya. Usaha pengembangan prajna ini terdapat tiga jalur yang mengarah kepada suatu pendalaman (intuisi) dan pengetahuan, yaitu : a. berdasarkan ajaran orang lain atau sutra suci tertulis ataupun lisan [sutamaya panna], b. berdasarkan pemikiran yang mendalam [cintamaya panna], dan c. berdasarkan meditasi pengolahan dan realisasi [bhavanamaya panna] Selain Enam Paramita tersebut di atas, terdapat juga Empat Paramita tambahan, yaitu : 1. Upaya-Kausalya Paramita; merupakan kemahiran dalam perbuatan atau adaptasi dari usaha usaha untuk perubahan guna memberikan pertolongan secara luhur 2. Pranidhana Paramita; aspirasi atau resolusi luhur 3. Bala Paramita; kekuatan atau kemampuan luhur 4. Jnana Paramita; pengetahuan luhur Sedangkan dalam Buddhisme Theravada dikembangkan tindakan Bodhisattva dalam Sepuluh Kebajikan Luhur atau Sepuluh Parami, dengan urutan sebagai berikut : 1. Kemurahan hati [Dana] 2. Kesusilaan [Sila] 3. Penglepasan Keduniawian [Nekkhamma] 4. Kebijaksanaan [Panna] 5. Kegiatan [Viriya] 6. Kesabaran [Khanti] 6

7. Kejujuran [Sacca ] 8. Keputusan [Adhitthana] 9. Cinta-Kasih [Metta] 10.Keseimbangan [Upekkha] Sang Buddha bersabda: Hendaklah ia menjaga ucapan dan mengendalikan pikiran dengan baik serta tidak melakukan perbuatan jahat melalui jasmani. Hendaklah ia memurnikan tiga saluran perbuatan ini, memenangkan ` Jalan yang telah dibabarkan oleh Para Suci. (Dhammapada, 281). SELESAI. KONSEP TRI KAYA & PANCA DHYANI BUDDHA ( BAGIAN. I) Tri Kaya B u d d h i s m e M a h a y a n a mengenal adanya konsep Tri- Kaya (Tiga Rangkap Tubuh) sebagai suatu pengertian yang bersifat transenden, yaitu melampaui hal-hal keduniawian. Pengertian Tri-Kaya ini hanya dapat dipahami secara intuisi dan sebenarnya dapat pula tercermin dalam diri kita sendiri sebagai suatu benih Kebuddhaan yang bersemayam di alam kesadaran ke-8 atau alayavijnana atau biasa disebut juga Tathagatagarbha. Tri-Kaya dapat dibagi menjadi Dharma-Kaya, Sambhoga- Kaya dan Nirmana-Kaya. Dharma-Kaya D h a r m a - k a y a y a n g merupakan sumbernya Dharma dan lambang kesunyataan sebagai suatu hakikat yang hakiki tanpa bentuk dan warna, senantiasa memenuhi seluruh alam semesta dan tidak dapat diungkapkan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Umat Buddha Mahayana mempermudah perwujudan Dharma- Kaya ini dalam bentuk rupang Buddha sebagai obyek pemujaan, obyek untuk konsentrasi dan pencurahan bhakti. Dhama-Kaya ini diwakili oleh Buddha Amitabha sebagai Dhyani Buddha. Sedangkan dalam Tantrayana, Dharma-Kaya dianggap sebagai suatu perwujudan dari Sang Adi Buddha yang dapat dipandang sebagai suatu sifat Yang Mutlak atau Yang Senantiasa Berada Di Segala Tempat. Sambhoga-Kaya Sambhoga-Kaya merupakan Sinar Agung yang terpancar dari tubuh Sang Buddha dan merupakan manifestasi sifat dasar Buddha yang dimiliki oleh Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna [Samyaksambodhi/Sammasambodhi] atau Bodhisattva yang telah mencapai bhumi tingkat ke-10. Sambogha-Kaya berwujud sebagai kekuatan atau cahaya yang hanya dapat dirasakan secara rohani, diwujudkan dalam bentuk simbol dari kelahiran dan kematian. Dalam Suvarnaprabhasa dan Abhisamayalankara-karika dijelaskan bahwa Sambhoga-Kaya adalah suatu tubuh yang sangat halus dari Buddha, diberkahi dengan semua tanda dari mahapurusa dan umumnya dianggap oleh Buddha untuk memberikan kebenaran yang lebih tinggi termasuk kebenaran metafisika kepada para Bodhisattva yang telah sangat maju. Umat Buddha Mahayana mempermudah perwujudan sifat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang merupakan sifat dasar Buddha dalam bentuk Sambhoga-Kaya yang diwakili oleh Bodhisattva Avalokistesvara sebagai Dhyani Bodhisattva. Nirmana-Kaya Nirmana-Kaya merupakan perwujudan dari Sang Buddha dalam usaha melaksanakan misinya kepada manusia dalam bentuk badan jasmani yang kita lihat sebagai perwujudan dari Siddharta Gautama, dengan 32 tanda seorang Manusia Agung [Dvatrimsam mahapurusa laksanani/ Dvattimsa mahapurisa lakkhanani] yang dicapai oleh Sang Buddha dalam beberapa kehidupan Beliau sebelumnya karena telah mentaati 7

Lima Dhayani Buddha : Buddha Ratnasambhava, Buddha Bhaisajyaguru, Buddha Vairocana, Buddha Amitabha, Buddha Amitayus. dan menjalankan paramita secara sempurna. Dalam Mahapadana Sutta, Digha Nikaya I yang merupakan bagian dari Sutta Pitaka, tercatat ketika Buddha Gautama berada di Kareri-kuti di Jetavana Arama yang dibangun oleh Anathapindika, telah menguraikan kehidupan lampau dan kelahiran Sang Buddha dengan 32 tanda seorang Manusia Agung, yaitu: 1. Te l a p a k k a k i y a n g r a t a [suppatithita-pado] 2. Telapak kaki yang bercirikan suatu roda dengan seribu jeruji [Utsanga pado] 3. Bentuk tumit yang bagus [ayatapanhi] 4. J a r i - j a r i y a n g p a n j a n g [dighanguli] 5. Tangan dan kaki yang lembut dan halus [mudutaluna] 6. Tangan dan kaki yang bagaikan jala [jalahattha-pado] 7. Tulang pergelangan kaki yang seperti kulit kerang [ussankhapado] 8. Paha yang seperti raja rusa jantan [enijanghi] 9. Tangan yang mencapai ke bawah lutut 10. Alat tubuh rahasia lelaki yang terbungkus oleh selaput [kosohita-vatthaguyho] 11. Warna kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas 12. Kulitnya sangat licin sehingga tidak ada debu yang dapat melekat di tubuhnya 13. Dari setiap pori-pori di kulitnya ditumbuhi sehelai rambut 14. Rambut yang berwarna biru kehitam-hitaman bertumbuh keriting ke atas, berbentuk lingkaran kecil dengan arah berputar ke kanan 15. Potongan tubuh yang agung [brahmujju-gatta] 16. T u j u h o t o t y a n g k u a t [sattussado] 17. Dada yang bagaikan dada singa [sihapubbaddha kayo] 18. Di kedua bahunya tidak ada lekukan 19. Potongan tubuhnya bagaikan pohon beringin [Nigrodha], tinggi tubuhnya sama dengan rentangan kedua tangannya begitu pula sebaliknya. 20. Bahu yang sama lebarnya [samavattakkhandho] 21. Indria perasa yang sangat peka [rasaggasaggi] 22. Rahang yang bagaikan rahang singa [sha-banu] 23. Empat puluh buah gigi 24. Gigi yang sama rata [samadanto] 25. Gigi yang tetap [avivara-danto] 26. Gigi yang putih bersih 27. Lidah yang panjang dan lebar [pahuta-jvha] 28. Suara bagaikan suara brahma yang seperti suara burung Karavika 29. Mata yang biru tua [Abhinila] 30. Bulu mata yang penuh seperti bulu mata raja sapi jantan [gopakhumo] 31. Di antara alis matanya tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut [urna] 32. Memiliki kepala yang bagaikan kepada bersurban [unhisasiso] BERSAMBUNG.. 8

Buku "Writing Of Nichiren Shonin" Doctrine 2 Edited by George Tanabe.Jr, Compiled by Kyotsu Hori Terbitan : Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association, Tokyo - Japan Diterjemahkan oleh Shami Josho S.Ekaputra KAIMOKU SHO "MEMBUKA MATA TERHADAP SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA" Redaksi: Surat ini terdiri dari 18 Bab, dan pada kesempatan ini ditampilkan Bab.V yang menjelaskan tentang konsep Kuon Jitsujo (Buddha Abadi), Ini adalah sebuah konsep dan dasar yang terpenting dalam Nichiren Shu. PENDAHULUAN Kaimoku-sho ditulis pada bulan dua tahun Bun ei kesembilan (1272), ketika Nichiren Shbnin berusia 50 tahun, ketika itu salju menutupi Aula Sammaido Hall di Tsukahara, Pulau Sado. Sejak menjalani kehidupan untuk menyebarluaskan O Daimoku di Kamakura pada tahun Kencho ke lima (1253) pada usia 31 tahun, Nichiren mulai mendapat sejumlah penganiayaan beruntun pada tahun 1260, setelah Ia memperingatkan Pemerintah Shogun Kamakura dengan risalah Rissho Ankoku-ron (Menyebarkan Kedamaian Keseluruh Negari Melalui Penegakkan Ajaran Sesungguhnya). Pada tanggal 12 bulan kesembilan tahun Bun ei ke delapan (1271), Ia telah ditangkap, dan dihukum buang ke Pulau Sado. Namun, pada malam hari, Ia telah dihukum pancung disebuah tempat yang disebut Tatsunokuchi, pantai diluar Kamakura, tetapi Beliau dapat lolos dari hukuman mati ini. Nichiren kemudian dikirim ke Pulau Sado, tiba di Aula Sammaido pada bulan kesebelas. Segera Ia mulai menulis risalah ini untuk menceritakan kejadian yang terjadi kepada para pengikutnya, sebagaimana yang dikatakannya, bahwa Saddharma Pundarika Sutra adalah ajaran untuk menyelamatkan manusia pada Masa Akhir Dharma (mappo). Judul dari risalah ini adalah Kaimoku (Membuka Mata), dengan tujuan penulisan: mendorong orangorang agar terbuka matanya untuk menerima Saddharma Pundarika Sutra adalah ajaran untuk menyelamatkan semua mahluk hidup yang hidup pada Masa Akhir Dharma (Membuka Rahasia Kebenaran Dharma) dan Nichiren, sendiri adalah seorang guru yang telah diramalkan dalam sutra ini bahwa akan muncul pada Masa Akhir Dharma untuk membimbing orang-orang dengan Dharma Sesungguhnya (Membuka Rahasia Guru Sebenarnya). Secara umum, tulisan ini dapat dibagi dalam tiga bagian. Bagian I, Kata Pendahuluan (Bab 1-3), menekankan tentang pentingnya Buddhisme, khususnya Saddharma Pundarika Sutra, sebagai inti dari Spiritual peradaban yang meliputi Konfucu dan Ajaran Non Buddhis. Bagian II, Ceramah Utama (Bab 4-16), menjelaskan bahwa Saddharma Pundarika Sutra adalah cermin bersih yang memperlihatkan (meramalkan) mengenai Dunia Iblis dalam Masa Akhir Dharma, dimana Beliau menunjukkan bukti kebenaran dari ramalan dalam 9

sutra ini, yang ditunjukkan dengan pelaksanaan Saddharma Pundarika Sutra oleh Nichiren dan sebagai hasilnya mendapat berbagai macam penganiayaan. Terakhir, Bagian III, Terakhir (Bab 17-18), Beliau membicarakan tentang akan tersebarluasnya ajaran Saddharma Pundarika Sutra pada masa mendatang. BAB 5 PENCAPAIAN PENERANGAN PADA MASA LAMPAU YANG ABADI P ada bagian kedua ini, marilah kita berdiskusi mengenai k o n s e p k u o n - j i t s u j o (mencapai Penerangan Oleh Buddha Sakyamuni pada masa lampau yang abadi) yang dibabarkan pada Bab Pokok (hommon) dari Saddharma Pundarika Sutra. Buddha Sakyamuni, cucu dari Raja Simhahanu dan putera pertama dari Raja Suddhodana, yang lahir pada masa kalpa kecil kesembilan dalam periode Kalpa Pengurangan, ketika masa hidup manusia secara bertahap mengalami pengurangan dari 100 tahun. Pada masa kanak-kanak Ia dipanggil Pangeran Siddhartha, yang berarti Tujuan Yang Tercapai. Buddha Sakyamuni, yang meninggalkan rumah pada usia sembilan belas tahun dan mencapai penerangan pada usia tiga puluh tahun, segera mulai membabarkan Sutra Karangan Bunga (Kegon Kyo) di Aula Penerangan (Jakumetsu Dojo). Membabarkan tentang Buddha Vairocana yang berada di Dunia Teratai, Beliau membabarkan Dharma yang luar biasa didasarkan pada suatu doktrin yang disebut Sepuluh Misteri, Enam Karakteristik, dan Kebebasan dari Segala Gejala. Berbagai macam Buddha di alam semesta muncul dan semua Bodhisattva berkumpul untuk mendengarkan ajaran Beliau. Melihat dari tempat, kecerdasan dari pendengar, dan jumlah para Buddha yang berkumpul, sama seperti fakta ketika ceramah pertama dari Buddha Sakyamuni, tidak ada alasan apapun kenapa Dharma yang luar biasa ini harus dirahasiakan dalam Kegon Kyo. Oleh karena itu, dikatakan dalam Kegon Kyo bahwa Buddha menunjukkan kekuatannya yang tak terbatas dalam membabarkan sutra yang sempurna ini secara terperinci. Berdasarkan pernyataan ini, 60 Paragraf Kegon Kyo setiap kata atau titik didalamnya tanpa kecuali pastilah sempurna dan murni. Sebagai contoh sebuah Permata Pengabur Keinginan, dapat menghasilkan segala macam pusaka sesuai dengan keinginan mu, ini dapat dikatakan adalah hal yang tak ternilai diantara semuanya. Sebuah permata murni dapat menghasilkan sepuluh ribu permata. Jadi satu kata dalam Sutra Karangan Bunga (Kegon Kyo) sama berharganya dengan 10,000 kata. Sebuah pernyataan dalam sutra ini bahwa Tidak terdapat perbedaan diantara pikiran, Buddha dan yang belum terang adalah dikatakan bahwa ini adalah dasar teori tidak hanya untuk Sekte Kegon, tetapi Hosso, Sanron, Shingon dan Tendai. Apa yang sebenarnya dirahasiakan dalam Sutra agung ini? Meskipun demikian, terdapat pernyataan dalam sutra ini bahwa orang-orang dari Dua Kendaraan seperti halnya mereka yang tidak mendengarkan Buddhisme (icchantika) tidak akan pernah mencapai KeBuddhaan. Ini kelihatan sebagai sebuah cacat dalam permata. Sebagai tambahan, diulang sebanyak tiga kali dikatakan bahwa Buddha Sakyamuni mencapai Penerangan untuk pertama kalinya dibawah pohon Bodhi, Ia menyembunyikan rahasia PeneranganNya pada masa lampau abadi, sebagaimana dibabarkan dalam Bab.XVI Jangka Waktu Hidup Sang Buddha, Saddharma Pundarika Sutra. Ini sama seperti sebuah permata murni yang telah pecah, bulan tersembunyi dibalik awan, atau gerhana matahari. Ini tentu saja tidak dapat dijelaskan. Membandingkan Sutra Karangan Bunga (kegon kyo) dengan naskah lainnya seperti Sutra Agama, Sutra Hodo, Sutra Kebijaksanaan (Hannya Kyo) dan Sutra Buddha Matahari (Dainichi Kyo) tidaklah bernilai, meskipun mereka menghormati ajaran dari Buddha itu. Tidak ada alasan kenapa sesuatu yang tidak diungkapkan dulu akan diungkapkan kemudian. Konsekwensinya, Sutra Agama mengatakan, Ketika Ia mencapai P e n e r a n g a n u n t u k p e r t a m a k a l i n y a D a i j i k - k y o, berkata, yang pertama enam belas tahun setelah Buddha mencapai Penerangan. Dikatakan juga dalam Yuima Sutra (Vimalakirti Sutra) bahwa Ia pertama duduk di bawah Pohon Bodhi, melawan para iblis. Sutra Buddha Matahari dikatakan, Pertama, aku duduk dibawah Pohon Bodhi untuk mencapai Penerangan, dimana juga dalam Ninno-kyo (Sutra Raja Baik Hati) ` dikatakan, dua puluh sembilan tahun sejak Ia mencapai penerangan. S u t r a - s u t r a i n i u n t u k sementara tidak ada nilainya untuk didiskusikan. Apa yang membuat Aku terkejut adalah yang terdapat dalam Muryo-gi-kyo (Sutra Makna Tak Terbatas), sutra pendahuluan sebelum Saddharma Pundarika Sutra, setuju dengan Sutra Karangan Bunga dimana dikatakan, Setelah duduk dibawah pohon Bodhi selama enam tahun, akhirnya Ia mencapai Penerangan Agung. Ini sungguh sesuatu yang aneh sebab sutra ini terlihat menurut kepada doktrin seperti pikiran sebagai kenyataan tidak terbatas dari Sutra Karangan Bunga, meditasi samudera tak terbatas dari Daijik Kyo, dan 10

gejala yang tidak dapat dibedakan dari Sutra Kebijaksanaan sebagai Belum membabarkan kebenaran sesungguhnya, atau jalan berputar untuk KeBuddhaan. Namun, sejak Sutra Makna Tak Terbatas ini adalah sebagai pendahuluan dari Saddharma Pundarika Sutra, mungkin saja pembabaran yang sebenarnya belum diberikan. S e s u a i d e n g a n y a n g t e r d a p a t d a l a m S a d d h a r m a Pundarika Sutra, bagaimanapun, Sang Buddha mengungkapkan jalan tunggal untuk Penerangan, yang menyatukan ketiga jenis ajaran (kaisan ken itsu). Ia menyatakan dalam bagian teori (shakumon) dari Saddharma Pundarika Sutra: Hanya Para Buddha yang benarbenar menerima segala kenyataan dari gejala, kebenaran akan diungkapkan setelah pembabaran ajaran sementara selama lebih dari empat puluh tahun; dan Ia akan membuang ajaran sementara dan menitikberatkan hanya pada ajaran sebenarnya. Buddha Segala Pusaka (Prabhutaratna) kemudian menyatakan bahwa semua kata-kata Buddha dalam delapan (dari bab dua sampai sembilan) dalam ajaran teori (shakumon) Saddharma Pundarika Sutra semua adalah benar adanya. Apa yang tertinggal belum diungkapkan? Yakni, Keabadian Hidup Sang Buddha belum dibabarkan; dikatakan kemudian, pertama, Ia duduk ditempat Penerangan, melihat ke pohon, dan berjalan mengelilinginya. Ini semua adalah hal yang luar biasa. Kemudian dikatakan dalam Bab XV Munculnya Bodhisattva dari Bumi Saddharma Pundarika Sutra bahwa Bodhisattva Maitreya bimbang kenapa dikatakan bahwa Sang Buddha telah mengajarkan semua Bodhisattva luar biasa ini, yang belum pernah terlihat sebelumnya selama lebih dari empat puluh tahun ini, dan menyebabkan mereka berkeinginan untuk mencapai Penerangan. Jadi beliau bertanya; Ketika Engkau, Sang Buddha, masih seorang pangeran, meninggalkan istana dari suku Sakya, duduk meditasi dibawah pohon Bodhi tidak jauh dari kota Gaya dan mencapai Penerangan Agung. Ini hanya baru berlalu empat puluh tahun sejak saat itu. Bagaimana Engkau, Yang Dimuliakan Dunia, dapat mencapai begitu banyak dalam waktu yang singkat ini? Ini adalah kenapa sebabnya Buddha Sakyamuni memutuskan untuk membabarkan Jangka Waktu Hidup Sang Buddha, untuk menghilangkan segala keraguan yang ada. Mengacu pada apa yang telah dikatakan dalam ajaran sebelum Saddharma Pundarika Sutra dan dalam bagian dari Saddharma Pundarika Sutra, Ia mengatakan, Para dewa-dewi, manusia, dan iblis asura diseluruh dunia berpikir bahwa Aku, Buddha Sakyamuni, meninggalkan istana suku Sakya, duduk dibawah pohon Bodhi dekat kota Gaya, dan mencapai Penerangan Agung. Kemudian Ia menjawab pertanyaan itu dengan menyatakan, Kebenaran sesungguhnya, bagaimana pun, kalpa tak terbatas dan tak terhitung telah berlalu sejak Aku mencapai KeBuddhaan. Sutra-sutra seperti Sutra Karangan Bunga dan Sutra Buddha Matahari tidak hanya menyembunyikan kemungkinan pencapaian KeBuddhaan bagi orangorang dari Dua Kendaraan tetapi juga Pencapaian Penerangan Agung Buddha Sakyamuni dalam masa lampau yang abadi. Kebanyakan sutra mempunyai dua kesalahan. Yang pertama, mereka membuat suatu pembedaan secara jelas, tingkatan dan bagian, mereka gagal keluar dari ajaran sementara dan mengungkapkan doktrin dari 3,000 gejala dalam sekejap pikiran yang dibabarkan dalam bagian teori Saddharma Pundarika Sutra. Yang kedua, menyatakan bahwa Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan dalam kehidupan kali ini, mereka gagal keluar dari bagian ajaran teori dari Saddharma Pundarika Sutra, gagal mengungkapkan Buddha Abadi yang dibabarkan dalam bagian pokok dari Saddharma Pundarika Sutra. Kedua ajaran agung ini, Pencapaian KeBuddhaan bagi Dua Kendaraan dan Pencapaian Penerangan Buddha Sakyamuni pada Masa Lampau Abadi, adalah tulang punggung dari ajaran seumur hidup Sang Buddha dan inti dari semua ajaran Buddha. Bab kedua, Kebijaksanaan, dalam bagian teori dari Saddharma Pundarika Sutra memperlihatkan satu dari dua kesalahan dari ajaran sebelum Saddharma Pundarika Sutras dengan membabarkan ajaran tentang 3,000 gejala dalam sekejap pikiran, dan Pencapaian KeBuddhaan dari Dua Kendaraan. Kemudian, dalam bab ini juga belum mengungkapkan tentang Buddha Abadi dan Sejati dengan membuang ajaran sementara dan mengungkapkan yang sesungguhnya, ini belum memperlihatkan konsep 3,000 gejala dalam sekejap pikiran yang sesungguhnya. Tidak juga 11

menegakkan makna sesungguhnya dari Pencapaian KeBuddhaan oleh Dua Kendaraan. Ini semua seperti bayangan bulan di air, atau rumput yang bergoyang karena tiupan angin. D a l a m b a g i a n p o k o k (Hommon) Saddharma Pundarika Sutra, disini dibabarkan bahwa Sang Buddha mencapai Penerangan Agung pada masa lampau yang abadi, ini menyangkal bahwa Ia mencapai KeBuddhaan pertama kali dalam hidup ini. Kemudian, ajaran Buddha Abadi menghancurkan KeBuddhaan sebagai hasil dari Empat Ajaran (semua naskah Buddhis lainnya kecuali bagian pokok Saddharma Pundarika Sutra). Sebagai hasilnya KeBuddhaan dari Empat Ajaran itu menjadi musnah, ini menunjukkan bahwa KeBuddhaan yang ditunjukkan dalam Empat Ajaran itu menjadi tidak berlaku lagi. Kemudian ajaran Sepuluh Dunia yang dibabarkan d a l a m s e b e l u m - S a d d h a r m a Pundarika Sutra dan bagian teori dari Saddharma Pundarika Sutra juga musnah dengan ditegakkannya ajaran hubungan sebab akibat dari Sepuluh Dunia dalam ajaran pokok Saddharma Pundarika Sutra. Ini adalah ajaran tentang Sebab Baik dan Akibat Baik. Dalam hubungan ini bahwa ke-sembilan Dunia tercakup menyeluruh dalam Dunia Buddha Abadi, dan Dunia Buddha juga terdapat Sembilan Dunia yang abadi. Ini adalah kebenaran karakteristik proses saling bergantungan dari Sepuluh Dunia, 100 Dunia, 1,000 aspek keberadaan, dan 3,000 gejala dalam sekejap pikiran. Melihat dengan pandangan ini, Buddha Vairocana dalam bentuk teratai dan berbagai macam Buddha disekeliling Beliau yang datang dari seluruh dunia di alam semesta, sebagaimana digambarkan dalam Sutra Karangan Bunga, Buddha Sakyamuni dari sekte Hinayana dalam Sutra Agama, sebagaimana bermacam Buddha Sementara dari ajaran Sutra sebelum Saddharma Pundarika Sutras (seperti Sutra Hodo, Sutra Kebijaksanaan, Sutra Kemuliaan Keemasan (Konkomyo-kyo) Sutra Tanah Suci, dan Sutra Buddha Matahari (Dainichi-kyo) semua Buddha ini adalah perwujudan dari Buddha Abadi ini. Mereka semua sama seperti bayangan dari bulan di langit memantul di tampungan air yang besar atau kecil. Para sarjana dari berbagai sekte, bingung akan ajaran ini dan mengacaukan sekte mereka sendiri atau tidak mengetahui tentang Bab XVI Jangka Waktu Hidup Sang Buddha Saddharma Pundarika Sutra, mereka salah mengira bulan di air adalah yang sesungguhnya; mereka mencoba masuk kedalam air itu dan mengikatnya dengan tali. Kata-kata T ien-t ai mereka melihatnya hanya sebagai bulan di kolam, tanpa mengetahui bulan yang dilangit. Aku, Nichiren, percaya bahwa ajaran Pencapaian KeBuddhaan bagi orang-orang dari Dua Kendaraan, dari ajaran sebelum Saddharma Pundarika Sutras terlihat mencapai kemenangan. Mengenai Pencapaian Penerangan pada Masa Lampau Abadi yang dibabarkan dalam bagian pokok Saddharma Pundarika Sutra, sedangkan ajaran sebelum Saddharma Pundarika Sutras, dengan penerangan bahwa Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan dalam kehidupan kali ini, terlihat lebih kuat. Mereka terlihat kuat pengaruhnya karena, empat bab (shakumon) Saddharma Pundarika Sutra, juga mengambil teori ini dan tidak mengungkapkan Hidup Abadi dari Sang Buddha. Dengan pengecualian Bab XV dan XVI ( Boddhisattva Muncul dari Bumi dan Jangka Waktu Hidup Sang Buddha ), sedangkan empat belas Saddharma Pundarika Sutra semuanya mengambarkan Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan untuk pertama kali di dunia ini Dalam empat puluh paragraf dari Sutra Nirvana, pembabaran terakhir dari Buddha Sakyamuni dibawah pohon kembar sala, sebagaimana berbagai macam sutra Mahayana lainnya yang dibabarkan sebelum dan sesudah Saddharma Pundarika Sutra, tidak terdapat satu kata pun yang mengatakan tentang Buddha Abadi. Meskipun Hosshin (Tubuh Dharma / Dharmakaya) dari Buddha telah dijelaskan tanpa awal dan akhir, Keabadian Buddha di Tanah Buddha (Hojin atau Tubuh Kebajikan / Sambhogakaya), namun Tubuh Perwujudan (Ojin / Nirmalakaya) tidak diungkapkan. Bagaimana mungkin seseorang dapat berpegang hanya pada dua bab dalam Saddharma Pundarika Sutra ini dan membuang begitu banyak sutra-sutra Mahayna; sebelum Saddharma Pundarika Sutra, dan Nirvana Sutra? Inilah hal yang sulit untuk dipercaya. Sekarang, Sekte Hosso Buddhisme, yang aslinya berasal Bodhisattva Asanga, seorang komentator besar yang muncul di India, 900 tahun setelah kemoksaan Sang Buddha. Pada suatu malam, Ia naik ke istana suci dari Bodhisattva Maitreya di surga Tusita dan bertanya kepadanya mengenai seluruh ajaran suci seumur hidup dari Sang Buddha. 12

Setiap hari, Ia menyebarluaskan ajaran Hosso dalam tingkatan Ayodhya. Para murid Beliau mencakup komentator besar seperti Vasubandhu, Dharmapala, Ananda, dan Silabhadra. Bahkan Raja Harsavardhana bersujud dihadapannya dan seluruh orang di India meletakkan panji mereka dan mengikutinya. Guru Tripitaka Hsuanchuang dari China menghabiskan waktu tujuh belas tahun di India, mengunjungi 130 daerah dan belajar Buddhisme. Menolak semua sekte Buddhis lainnya, Ia memilih sekte Hosso untuk dibawa ke China dan Ia menjadi arif bijaksana dari Kaisar T ai-tsung, dinasti T ang. Ia mempunyai murid-murid seperti Shen-fang, Chiashang, P u-kuang dan K uei-chi, dan Ia tinggal di Kuil Besar Tz u-en, menyebarluaskan ajaran ini di lebih dari 300 daerah di China. Di Jepang, semasa rejim Kekaisaran Kotoku, kaisar ke 37, berbagai bhiksu seperti Doji dan Dosho membawa sekte ini dari China dan dilaksanakan di Kuil Kofukuji di Yamashina. Dengan demikian sekte ini mempunyai sekte utama di tiga negara; India, China, dan Japan. Intisari dari ajaran Hosso adalah sebagai berikut: Berdasarkan pada naskahnaskah Buddhis, mulai dengan Sutra Karangan Bunga dan berakhir dengan Sutra Saddharma Pundarika dan Sutra Nirvana, dikatakan bahwa mereka yang tidak mempunyai Bibit Buddha (musho) dan mereka yang secara alami (ketsujosho) telah disiapkan sebagaimana orang-orang Dua Kendaraan (sravaka and pratyekabuddha) tidak pernah akan mencapai KeBuddhaan. Sang Buddha tidak memilih. Sekali Ia memutuskan bahwa KeBuddhaan itu tidak dapat dicapai, Ia tidak akan pernah merubah pikirannya, sekalipun jika matahari dan bulan jatuh dan bumi mengalami malapetaka. Oleh karena itu, sekalipun dalam Saddharma Pundarika Sutra dan Nirvana Sutra tidak dengan pasti dikatakan bahwa orang-orang yang telah ditolak di ajaran sebelum-saddharma Pundarika Sutras, mereka yang tanpa Bibit Buddha dan orang-orang dari Dua Kendaraan, akan dapat mencapai KeBuddhaan. Tutup matamu dan berpikir keras. Jika pernyataan ini terdapat dalam Saddharma Pundarika Sutra dan Nirvana Sutra bahwa kedua kategori orang-orang, yang dibenci dalam ajaran sebelum-saddharma Pundarika Sutras, dikatakan dapat mencapai KeBuddhaan, kenapa hal ini oleh para komentator besar di India Asanga dan Vasubandhu, dan para guru tripitaka di China seperti Hsuan-chuang dnd Tz uen tidak menemukan tentang hal ini? Kenapa mereka tidak membaca mengenai hal ini, percaya dan sebarluaskan, atau Bodhisattva Maitreya bertanya tentang ini? Walaupun kamu terlihat mendasarkan diri pada kata-kata dalam Saddharma Pundarika Sutra, sebenarnya kamu percaya pada pandangan keliru dari T ien-t ai, Miao-le, and Dengyo dan membaca naskah Buddhis berdasarkan pandangan mereka. Inilah alasan kenapa kamu mempertahankan Saddharma Pundarika Sutra dan sutra-sutra yang dibabarkan sebelumnya meskipun bertentangan satu sama lain bagaikan api dan air. Sekte Kegon dan Shingon, dimana mereka mengklaim bahwa sekte Hosso dan Sanron lebih unggul dengan mengatakan: K o n s e p P e n c a p a i a n KeBuddhaan oleh Dua Kendaraan dan Pencapaian Penerangan oleh Buddha Sakyamuni pada masa lampau abadi, tidak hanya terbatas didalam Saddharma Pundarika Sutra. Mereka dengan jelas mengatakan bahwa hal ini terdapat dalan Sutra Karangan Bunga dan Sutra Buddha Matahari. Tu-shun, Chihyen, Fa-tsang, Ch eng-kuan dari Sekte Kegon dan Subhakarasimha (Shanwu-wei), Vajrabodhi, Amoghavajra (Puk ung) dari Sekte Shingon adalah lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan T ien-t ai dan Dengyo. Lagi pula, Subhakarasimha dan lainnya mempunyai hubungan langsung dengan Buddha Matahari (Vairocana). Bagaimana mungkin orang-orang, yang merupakan penjelmaan sementara dari para Buddha dan Bodhisattva ini, membuat kesalahan? Kemudian, dikatakan dalam Sutra Karangan Bunga, Telah berlalu kalpa yang tak terbatas sejak Buddha Sakyamuni mencapai KeBuddhaan. Sutra Buddha Matahari dikatakan, Aku adalah asal mula segalanya. Bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa ajaran Pencapaian Penerangan pada Masa Lampau Abadi hanya terbatas pada Bab XVI, Jangka Waktu Hidup Sang Buddha, Saddharma Pundarika Sutra? Perkataan ini bagaikan seekor katak dalam sumur yang belum pernah melihat luasnya samudera, atau seorang penebang kayu di gunung yang belum pernah melihat kota besar. Ini dapat dikatakan bahwa kamu hanya melihat satu dari Saddharma Pundarika Sutra saja tanpa mengetahui sutra-sutra lain seperti Sutra Karangan Bunga dan Sutra Buddha Matahari? lebih lagi, apakah mereka semua yang di India, China, Silla, dan Paekche kecuali T ien-t ai, Miao-le, dan Dengyo mengatakan bahwa ajaran tentang Pencapaian KeBuddhaan bagi Dua Kendaraan dan Pencapaian Penerangan Di Masa Lampau Abadi hanya dibabarkan didalam Saddharma Pundarika Sutra? Menurut mereka berdasarkan pendapat ini, meskipun Saddharma Pundarika Sutra dibabarkan pada waktu delapan tahun terakhir lebih unggul dari sutra-sutra lain yang dibabarkan secara terperinci pada 40 tahun lebih, dan meskipun demikian, aturan yang ada ketika terjadi pertentangan antara yang tua dan baru, maka yang muda harus lebih mendahulukan yang tua, ajaran sebelum-saddharma Pundarika Sutras terlihat lebih berpengaruh dibandingkan dengan Saddharma Pundarika Sutra. Berbagai hal bisa saja terjadi ketika Buddha Sakyamuni masih hidup, tetapi setelah kemoksaan Beliau, banyak komentator di India, China dan Jepang lebih mendasarkan diri pada ajaran sebelum-saddharma Pundarika Sutra. Sebab itu, sangat sulit mempunyai hati kepercayaan kepada Saddharma Pundarika Sutra. Terlebih lagi, kita secara berangsur-angsur 13

memasuki Masa Akhir Dharma; para arif bijaksana mulai menghilang dan sedikit jumlahnya. Orang-orang dengan mudah jatuh dalam kesesatan bahkan dalam menghadapi hal-hal yang kecil, hal-hal duniawi melebihi pengertian dharma yang benar. Orang-orang seperti Vatsiputriya dan Vaipulya di India adalah orang arif bijaksana; tetapi mereka tidak dapat membedakan antara sutra Mahayana and Hinayana. Wu-kou dan Mo-t a, juga di India, sangat pintar tetapi tidak dapat membedakan antara ajara yang sebenarnya dengan sementara. Pada periode pertama, 1,000 tahun setelah kemoksaan Buddha Sakyamuni,waktu yang tidak jauh dari saat hidupnya dan di Tanah India telah terjadi kesalahan. Berapa banyak negara seperti China dan Jepang, yang berada jauh dari Tanah Buddha, berbeda bahasa, orangorang yang lambat dalam mengerti ajaran Buddha, dimana usia hidup semakin pendek, dan dimana keserakahan, kemarahan, dan kebodohan menjadi dua kali lipat! Beberapa tahun setelah kemoksaan Buddha, sutra-sutra Buddha telah salah dipahami. Apakah ada seseorang yang memahami dengan benar? Sang Buddha meramalkan dalam Nirvana Sutra: Mereka yang menganut Dharma Yang Benar pada Masa Akhir Dharma adalah sangat sedikit bagaikan pasir diatas kuku, sedangkan para pemfitnah dharma berjumlah bagaikan debu dialam semesta. J u g a d i k a t a k a n dalam Hometsujin-kyo (Sutra Kemunduran Dharma): Para pemfitnah Buddhisme berjumlah bagaikan pasir dari Sungai Gangga, sedangkan mereka yang mempertahankan Dharma Sesungguhnya bagai satu atau dua kerikil kecil. Adalah sangat sulit menemukan seseorang yang menegakkan ajaran sebenarnya pada periode 500 sampai 1,000 tahun. Mereka yang jatuh dalam dunia iblis sedikit yang disebabkan oleh tindakan kejahatan bagaikan pasir diatas kuku, namun mereka yang jatuh dalam dunia iblis karena kejahatan kepada Buddhisme berjumlah bagaikan pasir dari seluruh dunia dialam semesta. Banyak para bhiksu dibandingkan umat awam, lebih banyak bhiksuni dibandingkan wanita biasa yang jatuh ke dalam dunia iblis. Gassho. Kata-kata Mutiara, Oleh : Shami Josho S.Ekaputra "Cinta kasih antara dua insan begitu indah dan suci, namun kesucian Cinta sering dinodai oleh keburukan hawa nafsu, Karena itu bungkuslah Cinta itu dengan kasih bukan dengan nafsu" OO "Seorang bayi menangis ketika Ia dilahirkan, karena ia tahu bahwa banyak penderitaan sedang menunggunya, seorang pria tua menjelang ajal menangis karena ia tahu bahwa segala kegembiraan telah berakhir." OO "Sebuah pisau yang tajam dapat melakukan apa saja baik dan buruk. Hitam dan putih adalah dua hal namun adalah satu. Segala hal memiliki dua sisi yang berbeda. Adakah yang lebih benar diantara satu dan yang lainnya? OO "Sayangilah dirimu, dengan demikian kamu akan mengerti arti kata dibenci. Bencilah keburukan dirimu, dengan demikian kamu akan mengerti arti dari kebaikan." 14

Legenda Nichiren Shonin Oleh YM.Bhiksu. Gyokai Sekido Sumber: Nichiren Shu News, terbitan Nichiren Shu Headquaters dan Kaigai Fukyo Koenkai LEGENDA (BAG.2) NICHIREN SHONIN Catatan :Riwayat hidup Nichiren Shonin yang tepat dapat kita baca dari berbagai macam surat dan catatan masa lalu dan penelitian sejarah lainnya. Tetapi disini terdapat berbagai macam cerita legenda sehubungan dengan kehidupan Nichiren Shonin, dan akan Saya tuangkan dalam tulisan ini. Pendidikan Dasar N ama kanak-kanak dari Nichiren adalah Yakuomaro (Raja Obat), yang didasarkan pada sejarah. Ia pergi ke Kuil Seicho-ji untuk menerima pendidikan dasar pada usia 12 tahun pada tahun 1233. Gurunya adalah Dozen-bo. Beberapa pendapat mengatakan bahwa ia pergi kuil adalah untuk menjadi seorang bhiksu, tetapi mungkin lebih tepat dikatakan bahwa ia kesana untuk mendapatkan pendidikan dasar pada mulanya. Pada waktu itu, anak-anak dari keluarga militer menerima pendidikan dasar dari para bhiksu buddhis. Materi pengajaran adalah membaca dan menulis buku yang berhubungan dengan Buddhisme. Lebih dari itu, sebuah kuil Buddha adalah tempat yang religius sekaligus tempat untuk pendidikan. Hal yang alami, jika seorang anak yang pintar akhirnya berkembang pengetahuan tentang Buddhismenya. Ia adalah seorang anak yang berbakat. Kemudian, ia berdoa kepada Bodhisattva Kokuzo (Bodhisattva Alam Semesta) untuk membuat Ia menjadi lelaki yang bijaksana. Alam semesta tidak mengenal batasan dan Ket. Nichiren Shonin berdoa kepada Kokuzo Bodhisattva keberadaan serta bebas, inilah sebabnya Bodhisattva Alam Semesta dikatakan memiliki kebijaksanaan yang tidak terbatas. Bodhisattva Kokuzo dipuja sebagai seorang dewa dari Kebijaksaaan Agung. Kenyataannya Yakuomaro berdoa kepada Bodhisattva ini. Ia mengharapkan dapat menjadi orang yang paling bijaksana diseluruh Jepang dan dapat menjadi seorang pelajar yang terbaik. Berdasarkan legenda, Ia mendapatkan sebuah mimpi yang aneh, setelah berdoa selama 21 hari. Seorang bhiksu tua berumur sekitar 60 tahun, yang memakai juzu kristal ditangan kirinya dan sebuah permata besar yang berkilauan ditangan kanannya bagaikan sebuah bintang. Bhiksu tua itu datang dari arah belakang kuil Bodhisattva Kokuzo, dan berkata, Berilah Aku kesempatan untuk 15

Ket. Yakuo-maro menjadi Bhiksu dengan nama Rencho memberikan Kebijaksanaan kepada mu, dan Ia memberikan sebuah permata. Kemudian, permata itu terbang melewati dada Yakuomaro, dan masuk ke lengan baju sebelah kiri. Hal ini dikatakan bahwa sejak saat itu Ia dapat belajar dengan lebih baik dan mengerti segala sesuatu dengan lebih jelas. Menjadi Seorang Bhiksu P ada akhirnya Ia menjadi seorang bhiksu dan diberi nama Rencho (Bunga Teratai Abadi) pada umur 16 tahun. Pada saat itu, tidak ada orang yang dapat dibandingkan dengannya mengenai pikiran-pikiran keagamaan. Ketika Yakuo-maro berumur 3 atau 4 tahun, teman-temannya datang dan berkata bahwa mereka telah menangkap banyak burung pipit dengan kue beras yang ditaruh pada dahan pohon willow sebagai umpan. Yakuo-maro tidak tertarik untuk menangkap burung pipit. Dan ia bahkan memperingatkan teman-temannya tentang akibat dari pembunuhan dengan menceritakan sebuah cerita kuno yang didengarnya dari ayahnya: Pada suatu masa yang lalu, seorang lelaki tua menangkap seekor kura-kura dan berkeinginan untuk membunuhnya. Seorang pejabat melihat hal itu dan ingin mengambil kura-kura itu, dan ia memberikan bajunya untuk d i t u k a r k a n dengan kurakura tersebut. Kemudian hari, ketika anak dari pejabat itu jatuh kedalam laut, ratusan kura-kura muncul untuk menyelamatkan a n a k k e c i l tersebut. Inilah kenapa dikatakan bahwa Yakuo-maro adalah seorang anak yang religius. Ibu Yakuo-maro bernama Ume-giku, setelah sekian lama tidak mendengar kabar dari anaknya di kuil, ia merasa telah terpisah dari anaknya oleh gunung dan lautan. Melihat ke angkasa, ia khawatir mungkin saja anaknya sedang menangis mengingat orangtuanya. Dan ia khawatir kalau anaknya dianiayai oleh orang-orang dikuil itu. Dengan ijin dari suaminya dan tekad bulat, ia akhirnya berangkat ke kuil itu untuk bertemu anaknya dengan membawa beberapa buah pir kesukaan anaknya, dan baju Ket. Pertemuan ibu dan anak yang sangat mengharukan. baru. Meskipun demikian, ia tidak dapat berjumpa dengan anaknya, karena Gunung Kiyosumi tertutup bagi para wanita (Kuil Seichoji, Gunung Kiyosumi adalah kuil dari sekte Tendai Shu). Ia akhirnya duduk diatas batu dan menangis, seorang pencari kayu bakar lewat dihadapannya. Ia berkata kepadanya, agar memberitahukan anaknya bahwa ia ada disini sedang menunggu. Laki-laki itu setuju melakukan hal itu. Yakuo-maro, yang telah memutuskan untuk menjadi seorang bhiksu, tersentuh perasaannya, dan pergi menemui ibunya yang begitu gembira melihat dirinya. Yakuo-maro kemudian memberitahukan ibunya bahwa ia akan menjadi seorang bhiksu untuk menyelamatkan semua orang termasuk kedua orang tuanya dari penderitaan. Mendengar keinginan dari anaknya, Ume-giku terlihat meneteskan air mata kegembiraan, dan membasahi batu tempat ia duduk. Batu Air Mata ini masih ada di Gunung Kiyosumi sampai hari ini. BERSAMBUNG.. 16