SOSIALISASI Balitbang Kelautan dan Perikanan PEDOMAN STANDAR BIAYA, STANDAR STRUKTUR BIAYA, DAN INDEKSASI DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L

dokumen-dokumen yang mirip
SBM TA 2014 (PMK NOMOR 72/PMK.02/2013)

POKOK BAHASAN 8/29/2013. & REVISI STANDAR BIAYA TAHUN 2012 (PMK No. 31/PMK.02/2013 tgl. 6 FEBR 2012)

STANDAR BIAYA KELUARAN UMUM (SBKU) & STANDAR BIAYA MASUKAN(SBM)

STANDAR BIAYA KELUARAN UMUM (SBKU) & STANDAR BIAYA MASUKAN(SBM)

B. STANDAR BIAYA MASUKAN (SBM) 2017

PEDOMAN STANDAR BIAYA MASUKAN

Kebijakan Standar Biaya

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN T.A 2017

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Direktorat Jenderal Anggaran

C. STANDAR BIAYA KELUARAN

I. STANDAR BIAYA UMUM DAN PERJALANAN DINAS

STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2015 (PMK No.53 /PMK.02/2014 tgl. 17 Maret 2014) DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Peng

E. LAIN-LAIN: BIAYA OPERASIONAL/BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 37/PMK.02/2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.02/2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

1. Landasan Berpikir (1)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

10/6/2010. KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 10 Mei 2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

2015, No c. bahwa perubahan standar honorarium dan transport sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 2.

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG STANDAR

2012, No

DAFTAR ISI. BAB III Tatacara Penyusunan SBK... 9 A. Keluaran Kegiatan Yang Menjadi SBK... 9 B. Langkah-Langkah Penyusunan SBK...

2017, No Republik Indonesia Nomor 5178); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Bia

LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis

2014, No

2013, No.538

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

RKAKL REV.5 TA. 2017

GUBERNUR SULAWESI BARAT

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

RKAKL AWAL TA PERHITUNGAN TAHUN 2017 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/ SUBKOMP/ AKUN/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

SPENDING REVIEW 2013 Metodologi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN ANGGARAN 2007

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Dalam Rupiah PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMP/AKUN/DETIL VOLUME HARGA SATUAN

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2014

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2017

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : :

BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

Format 1 KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2017, No b. bahwa untuk menindaklanjuti dan mengakomodir beberapa usulan penyesuaian Standar Biaya Masukan dari beberapa Kementerian Negara/Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

Standar Biaya Umum Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2017 BAB I PENDAHULUAN 1-1. Pendahuluan SBU 2017

Anggaran 2017, dan memperhatikan tingkat. Hidup clan Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam. b. bahwa sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PMK Nomor 113/PMK.05/2012)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USULAN REVISI ANGGARAN Nomor: SOP /KU 00/REN

PMK No 258 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian/Lembaga

Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013

PERATURAN TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN MEKANISME PEMBAYARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)

PENGGUNAAN AKUN BELANJA PERJALANAN DINAS UNTUK KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

KERTAS KERJA RKA-KL RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2015

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN T.A 2013

POK 1 DARI REVISI 1 TAHUN ANGGARAN 2016

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp.300,000,- Rp.450,000,- Rp.600,000,- Dibayarkan kendaraan dinas roda 6

revisi ke 2 PERHITUNGAN TAHUN 2015 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/ SUBKOMP/ AKUN/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

Juknis Perencanaan dan Penganggaran DIPA 04 Ditjen Badilag MA RI

FAQ BAGIAN KEUANGAN DJKN

PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN T.A 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam Rupiah PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMP/AKUN/DETIL VOLUME HARGA SATUAN

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR BIAYA TAHUN 2018 B A D A N P E N G E L O L A K E U A N G A N D A E R A H K A B. L U M A J A N G

REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2016

Dalam Rupiah PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMP/AKUN/DETIL VOLUME HARGA SATUAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN ANGGARAN 2008

RKAKL REV.2 TA. 2016

RKAKL AWAL TA PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/ KOMPONEN/ SUBKOMP/ AKUN/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA

Buku Saku. di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Panduan Pelaksanaan Perjalanan Dinas

KEMENTERIANI KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL JAKARTA

Transkripsi:

SOSIALISASI Balitbang Kelautan dan Perikanan PMK NOMOR 71/PMK.02/2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR BIAYA, STANDAR STRUKTUR BIAYA, DAN INDEKSASI DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L & PMK NOMOR 72/PMK.02/2013 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN 2014 Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Tahun 2013 1 Pokok Bahasan 2 1

I. Latar Belakang..(1) 1. Standar Biaya (SB) merupakan salah satu instrumen penting utk menjamin keberhasilan implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). 2. Selama ini pengaturan SB dilakukan setiap tahun anggaran, dan belum ada pengaturan yg bersifat lintas tahun anggaran. 3. Perlu upaya pengaturan SB yang dapat lebih menjamin terwujudnya efisiensi pd saat perencanaan (allocative efficiency) & efisiensi pd saat pelaksanaan (operational efficiency). Hal ini untuk memperbaiki kelemahan yang ada, antara lain: Fungsi check & balance penerapan SBM: SBM blm sepenuhnya diacu dengan benar oleh K/L dalam proses penyusunan RKA-K/L. Proses penelaahan RKA-K/L yg fokus pd SBM telah mereduksi esensi PBK yg seharusnya berbasis output (bukan input) Penerapan SBK: Penyusunan SBK masih blm signifikan & manfaatnya msh terbatas sbg alat percepatan penyusunan RKA-K/L Hasil monev SBK belum dimanfaatkan scr optimal utk mewujudkan efisiensi alokasi anggaran Belum terdapat ketentuan yg mengatur penerapan standar biaya pada satker BLU I. Latar Belakang.(2) BENTUK PENGATURAN SB Regelling Bersifat jangka panjang Pengaturan penerapan standar biaya Beschikking Bersifat tahunan Penetapan satuan2 biaya baik SBM maupun SBK termasuk struktur biaya 1. Panduan penerapan SBM 2. Panduan penerapan SBK, 3. Panduan penerapan Standar Struktur Biaya & Indeksasi) 1. PMK & Surat Menkeu ttg SBM 2. PMK SBK 3. PMK/Surat Menkeu ttg Standar Struktur Biaya & Indeksasi 4 2

II. PMK Regelling PEDOMAN STANDAR BIAYA, STANDAR STRUKTUR BIAYA, & INDEKSASI DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L (PMK No. 71/PMK.02/2013 tgl. 3 April 2013) B. Pengaturan SBM Definisi Standar Biaya Masukan Satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran. 1. Pemberlakuan berlaku untuk satu Kementerian Negara/Lembaga, atau beberapa/seluruh Kementerian Negara/Lembaga 2. Penetapan Melalui PMK / persetujuan Menkeu 3. Kriteria SBM dgn persetujuan Menkeu Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik tertentu Adanya kekhususan satuan biaya yang dimiliki oleh Kementerian Negara/Lembaga. Daerah terpencil, daerah perbatasan, pulau terluar, dan /atau Penyelenggaraan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri 4. Fungsi Dalam Perencanaan: Batas tertinggi untuk menghasilkan biaya komponen output, dan Alat reviu angka dasar (baseline) Dalam Pelaksanaan: Batas tertinggi, atau Estimasi (utk SB yg harganya tersedia di pasar) 3

B. Pengaturan SBM 5. Penggunaan K/L wajib menggunakan SBM dalam penyusunan RKA-K/L. 6. Tanggung jawab penggunaan Kesesuaian dan kebenaran atas penggunaan SBM sepenuhnya menjadi tanggung jawab PA/KPA 7. Pengawasan Pengawasan atas penggunaan SBM dilakukan oleh aparat pengawas fungsional K/L C. Hal-hal penting dalam SBM Dalam penerapan SBM, K/L harus melakukan langkah-langkah efisiensi sbb : Pembatasan & pengendalian biaya perjadin Pembatasan & pengendalian biaya rapat diluar kantor Penerapan sewa kendaraan operasional sbg salah satu alternatif penyediaan kendaraan operasional Pembatasan honorarium tim pelaksana kegiatan Keikutsertaan pejabat/pegawai dlm tim pelaksanaan kegiatan/sekretariat tidak dibatasi, namun pemberian honorarium diatur dgn ketentuan sbb: Pejabat negara/pejabat eselon I/II tiap bulan hanya diperkenankan menerima honorarium tim yg bersumber dari DIPA KL ybs maksimal 2 tim pelaksanan kegiatan Pejabat eselon III/IV, dan pejabat fungsional serta pelaksana tiap bulan hanya diperkenankan menerima honorarium tim yg bersumber dari DIPA KL ybs maksimal 3 tim pelaksanaan kegiatan Penggunaan SB lain yg menambah penghasilan dan fasilitas bagi Pejabat Negara, PNS dan Non PNS harus dgn persetujuan Menkeu Penghapusan format SPTJM dalam pertanggungjawaban penggunaan SB lain diluar PMK SBM 4

C. Pengaturan SBK Definisi Standar Biaya Keluaran 1. Pemberlakuan Satu K/L Beberapa/seluruh K/L (Standar Biaya Keluaran Umum) 2. Penetapan Melalui PMK Besaran biaya berupa indeks biaya dan total biaya yang ditetapkan untuk menghasilkan output/sub output 3. Kriteria Bersifat berulang; Mempunyai jenis & satuan yang jelas dan terukur; dan Mempunyai komponen/tahapan yang jelas. 4. Fungsi Dalam perencanaan: sbg batas tertinggi yg berarti besarannya tidak dapat dilampaui; Referensi penyusunan prakiraan maju; Bahan penghitungan pagu indikatif Kementerian Negara/Lembaga; dan/atau Referensi penyusunan Standar Biaya Keluaran untuk output/sub output sejenis pada Kementerian Negara/Lembaga yang berbeda Dalam Pelaksanaan sbg Estimasi 5. Penggunaan K/L wajib menggunakan SBK dalam penyusunan RKA-K/L C. Pengaturan SBK 6. Pengawasan Pengawasan atas penggunaan SBK dilakukan oleh aparat pengawas fungsional K/L. 7. Proses penyusunan SBK Identifikasi output sesuai kriteria menentukan output yang akan diusulkan Menyusun KAK Menentukan tahapan yang diperlukan dalam mencapai output Identifikasi tahapan sebagai biaya utama/pendukung Menyusun RAB Meneliti penerapan BAS, kewajaran alokasi pada RAB Menyimpan ADK RAB Menyusun Rekapitulasi Usulan Menyampaikan usulan kepada Menkeu 5

C. Pengaturan SBK Bagaimana cara menentukan output 1. Output Merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang dilaksanakan untuk pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 2. Rumusan Output 1. Jenis keluaran (output) merupakan uraian mengenai identitas dari setiap keluaran (output) yang mencerminkan tugas fungsi satker secara spesifik; 2. Volume keluaran (output) merupakan banyaknya kuantitas keluaran (output) yang dihasilkan; 3. Satuan keluaran (output) merupakan uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka pengukuran kuantitas (volume) keluaran (output) sesuai dengan karakteristiknya. C. Pengaturan SBK Bagaimana cara menentukan sub output 1. Sub Output Sub keluaran (sub output) pada hakekatnya merupakan keluaran (output). 2.Sub Output yg Diusulkan SBK Penyusunan Standar Biaya Keluaran pada level sub keluaran (sub output) dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mempunyai kesamaan dalam jenis dan satuannya; 2. Penjabaran dari masing-masing barang atau jasa dalam kumpulan barang atau jasa sejenis yang dirangkum dalam satu keluaran (output); 3. Akumulasi dari volume sub keluaran (sub output) yang ada mencerminkan jumlah volume keluaran (output). 6

C. Pengaturan SBK Bagaimana cara menentukan tahapan yang diperlukan dalam mencapai output 1. Analisis Proses pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output)yang akan dihasilkan; relevansi terhadap pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output), baik terhadap volume maupun kualitasnya; keterkaitan dan kesesuaian antar tahapan dalam mendukung pencapaian keluaran (output)/ sub keluaran (sub output). 2. Review Fungsi Manajemen Secara umum, komponen/tahapan dalam pencapaian suatu keluaran (output)/ sub keluaran (sub output)menggambarkan pelaksanaan fungsi manajemen yang terdiri dari: Perencanaan (Planning); Pengorganisasian (Organizing); Pelaksanaan (Actuating); Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (Controlling) C. Pengaturan SBK Contoh penyusunan komponen/tahapan untuk keluaran (output): Jenis Output : Volume Satuan Pendidikan dan Pelatihan 100 Siswa Tahapan/komponen: 011.Penyiapan bahan materi 012.Inventarisasi peserta 013.Pendaftaran peserta 014.Pembelajaran peserta 015.Ujian 016.Sertifikasi kelulusan 017.Monitoring 018.Evaluasi 019.Pelaporan pelaksanaan kegiatan Fungsi Perencanaan Fungsi Pelaksanaan Fungsi Monev 7

C. Pengembangan SBK Pengembangan SBK akan diarahkan pada hal-hal sbb : 1) Benchmarking, Terhadap Output yg sejenis baik dari unit lain atau K/L lain, akan dilakukan pembandingan antara satu dengan lainnya untuk mencari tingkat efesiensi & efektifitas yang maksimal 2) Standar Pelayanan Minimum (SPM), Penyusunan SBK akan didasarkan pada SPM dari masing-masing K/L untuk masing-masing Output yg telah diidentifikasi dg jelas komponen dan besaran anggaran yg dibutuhkan. C. Hal-hal penting dalam SBK Penyusunan SBK dilakukan pada Level output / sub output Jenis SBK terdiri dari: Indeks Biaya Keluaran, dan Total Biaya Keluaran. Penyusunan SBK menggunakan SBM yang telah ditetapkan dalam PMK, satuan biaya yang ditetapkan melalui persetujuan Menkeu, dan/atau satuan biaya lain yang dapat dipertanggungjawabkan. K/L wajib menggunakan SBK dalam penyusunan RKA-K/L Kemenkeu dan K/L secara bersama-sama atau sendiri melaksanakan monev penerapan SBK sesuai kewenangannya dengan difokuskan pada: a. Realisasi anggaran, b. Tahapan/komponen. Khusus usulan SBK dari satker BLU disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Ditjen Perbendaharaan untuk di lakukan penelaahan, dan selanjutnya disampaikan kepada Ditjen Anggaran sebagai bagian dari usulan SBK yg akan ditetapkan oleh Menkeu. Batas waktu penyampaian usulan SBK TA 2014 tanggal 8 Mei 2013. 8

Contoh SBK PMK SBK Produk Obat dan Makanan Yang Disampel 1 Sampel dan Diuji Dengan Rata-rata 10 Parameter Uji Per Sampel di Bandung RKA-K/L Output : Volume Satuan Produk Obat dan Makanan Yang Disampel Dan DiUji Dengan Rata-Rata 10 Parameter Uji Per Sampel di Bandung 5.050 Sampel Tahapan/komponen 011. Penyusunan Perencanaan Sampling 012. Pengadaan Sampel 013. Pengujian Laboratorium Sampel Obat, OT, Kosmetik, PK, Pangan, Kemasan pangan dan PKRT 014. Operasional Penunjang Pengujian 015. Evaluasi Pengujian Contoh SBK PMK SBK SBK Dokumen Laporan Hasil Investigasi Awal di Bandung 30 Dokumen RKA-K/L Output : Volume Satuan Dokumen Laporan Hasil Investigasi Awal di Bandung 30 Dokumen Tahapan/komponen 011. Pengumpulan Bahan Keterangan, Verifikasi Informasi, dan Rencana Investigasi Awal 012. Investigasi Awal 013. Evaluasi Investigasi Awal dan Gelar Kasus 014. Pelaporan Hasil Investigasi Awal 9

III. Beschikking PMK STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2014 (PMK No. 72/PMK.02/2013 tgl. 3 April 2013) A. Cakupan PMK SBM TA 2014 terdiri dari 3 pasal & 2 lampiran SBM PMK SBM TA 2014 Lampiran I Lampiran II 32 Item 28 Item Persetujuan Menkeu SBM Lainnya 20 10

B. Lampiran PMK SBM (I) Pengganti harga pasar batas tertinggi perencanaan & pelaksanaan Cakupan 32 item satuan biaya, meliputi: Honorarium Uang Makan & Lembur Uang Harian Perjalanan Dinas DN & LN Biaya Penginapan Perjalanan Dinas DN B. Penyempurnaan 1. Susunan uang harian 2. Batasan minimal honor PBJ 3. Pembatasan Honor Tim Pelaksana Kegiatan 4. Honor Kelebihan jam Peneliti 5. Pengelola keuangan yg mengelola >1 DIPA 6. Honorarium tim yg ditetapkan oleh Gubernur A. Penambahan item SBM 1. Honorarium Panitia Pengadaan Barang Jasa (Pengguna Anggaran) 2. Uang Harian Diklat 3. Uang harian perjadin dlm kota >8 jam 4. Pengepakan (perjadin pindah) C. Penyesuaian besaran 1.Honor Pembantu Peneliti 2.Honorarium satpam dst. 3.Biaya Penginapan Perjadin DN D. Penghapusan Honor kelebihan jam Penelitian C. Lampiran PMK SBM (II) Referensi harga pasar batas tertinggi perencanaan & estimasi pelaksanaan Cakupan 28 item satuan biaya, meliputi: Barang/jasa Pemeliharaan Perjalanan B. Penyempurnaan Penjelasan Lampiran Satuan biaya transport dalam kota Pengadaan bahan makanan TNI Polri Konsumsi tahanan KPK D. Penghapusan Toga Hakim & mahasiswa A. Penambahan item SBM 1. Kendaraan operasional Mikro Bus C. Penyesuaian besaran Pengadaan kendaraan Pemeliharaan sarana kantor Konsumsi rapat Pengadaan Bama dst 11

D. Pengaturan SB per provinsi 1 Makan 11 Sewa Kendaraan Roda 6 (Besar) 2 Snack 12 Pakaian Kerja Dokter 3 Kend. Operasional Pejabat Es. II 13 Pakaian Dinas Pegawai/Perawat 4 Kendaraan Operasional 14 Pakaian Seragam Mahasiswa 5 Kendaraan Operasional Pick Up 15 Pakaian Kerja Supir/Pesuruh 6 Kendaraan Operasional Lapangan 16 Pakaian Kerja Satpam 7 Kendaraan Operasional Roda 2 17 Sewa Gedung 8 Kendaraan Lapangan Trail 18 Pemeliharaan Gedung 9 Sewa Kendaraan Roda 4 19 Honor satpam, pramubakti, supir 10 Konsumsi tahanan 20 Keperluan sehari-hari perkantoran 11 Sewa Kendaraan Roda 6 (sedang) No Prov Kabupaten Ibukota Toleransi 1 NAD Simeuleu Sinabang 134 % dari Satuan biaya prov. NAD 2 Sumut Nias Gunung sitoli 118% Nias Barat Lahomi 124% Nias Utara Lotu 125% Nias Selatan Teluk Dalam 130% dari Satuan biaya prov. Sumut 3 Sumbar Kep. Mentawai Tuapejat 135% dari Satuan biaya prov. Sumbar 4 Sulut 5 Papua E. Pengaturan SB pada daerah dgn tingkat kemahalan di atas normal Kep.Sangihe Tahuna 140% Kep. Siau Tagolandang Biaro Ondong Siau 141% Kep. Talaud Melonguane 147% Tolikara Karubaga 203% Peg. Bintang Oksibil 225% Nduga Kenyam 231% Puncak Jaya Kotamulia 251% Intan jaya Sugapa 264% Puncak Ilaga 269% dari Satuan biaya prov. Sulawesi Utara dari Satuan biaya prov. Papua 6 Papua Barat Maybrat Kumurkek 156% dari Satuan biaya prov. Papua Barat 12

Contoh SBM Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan & Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan OB 1. Dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan surat keputusan Presiden/Menteri/Pejabat Setingkat Menteri/Pejabat Eselon I/KPA. 2. Kriteria Tim adalah mempunyai keluaran jelas dan terukur; bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan eselon I lainnya; bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan; merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu bagi pejabat negara pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari-hari; dan dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien. 3. Sekretariat tim pelaksana kegiatan hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan paling banyak 7 (tujuh) orang. 4. Dalam hal tim telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, KL melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektifitas keberadaan tim untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi suatu unit organisasi. 5. Keikutsertaan pejabat negara/pegawai negeri dalam tim pelaksana kegiatan/tim sekretariat tidak dibatasi, namun pemberian honorariumnya: a. Pejabat Eselon I/II : maksimal 2 tim pelaksana kegiatan b. Pejabat Eselon III/IV/fungsional / Pelaksana : maksimal 3 tim pelaksana kegiatan Contoh SBM Honorarium Kegiatan Seminar/Rakor/Sosialisasi/Diseminasi/Focus Group Discussion/ Kegiatan Sejenis Honorarium Narasumber/Pembahas Honorarium narasumber diberikan kepada pegawai negeri yang memberikan informasi / pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat. OJ Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan dengan ketentuan: 1. berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara; dan 2. berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara masyarakat. Honorarium Moderator Honorarium moderator diberikan kepada pegawai negeri/ non pegawai negeri yang melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/ diseminasi/ focus group discussion/kegiatan sejenis. Pelaksanaan kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/diseminasi/ focus group discussion/kegiatan sejenis dapat menggunakan jasa moderator dalam hal diperlukan. 13

Contoh SBM Satuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor Orang/Kali 1. merupakan kompensasi bagi pegawai negeri/non pegawai negeri yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor sebagai pengganti atas pelaksanaan sebagian kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor (fullboard, fullday, dan halfday). 2. Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang: a. melibatkan peserta dari eselon I lainnya/masyarakat; b. dilaksanakan minimal 4 jam di luar jam kerja; c. tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur; d. dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja; e. surat tugas bagi peserta dari unit penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja; dan f. surat pernyataan pelaksanan kegiatan yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan (pejabat minimal setingkat eselon III/ kepala satuan kerja). Catatan: a. Seluruh kriteria telah terpenuhi. b. struktur organisasi pada kementerian negara/lembaga hanya terdapat satu eselon I, melibatkan eselon II lainnya. c. Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk konsumsi rapat. Contoh SBM Biaya Uang Harian Paket Fullboard di Luar Kota, Paket Fullboard dan Fullday/Halfday di Dalam Kota OH 1. diberikan kepada peserta dan panitia kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor sebagaimana dimaksud dalam satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan paket fullboard di luar kota. 2. diberikan kepada peserta dan panitia kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor sebagaimana dimaksud dalam satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan paket fullboard dan fullday/halfday di dalam kota. 3. dialokasikan biaya penginapan dan uang harian perjalanan dinas sesuai ketentuan yang berlaku, untuk 1 (satu) hari sebelum dan/atau 1 (satu) hari sesudah pelaksanaan kegiatan, kpd peserta (faktor transportasi memerlukan waktu tambahan untuk berangkat/pulang diluar waktu pelaksanaan kegiatan) dan panitia (faktor transportasi dan/atau guna mempersiapkan pelaksanaan kegiatan dan penyelesaian pertanggungjawaban) 14

Contoh SBM Satuan Biaya Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor 1. Satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu dilakukan secara intensif. Kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor dapat dilaksanakan sepanjang pelaksanaan rapat yang membutuhkan koordinasi dengan unit/instansi lainnya sekurang-kurangnya dihadiri peserta dari eselon I lainnya/masyarakat. 2. Jenit Paket fullboard (menginap), fullday (>8jam), halfday (>5jam) 3. Kegiatan yang diselenggarakan secara fullboard dapat dilaksanakan, baik di dalam kota maupun di luar kota 4. Kegiatan yang diselenggarakan di luar kota, alokasi pada RKA-K/L terdiri atas: biaya transportasi yang diberikan secara at cost, indeks paket pertemuan fullboard, dan uang harian paket fullboard di luar kota (Lampiran I Nomor 28). 5. Pada kegiatan yang diselenggarakan di dalam kota, alokasi pada RKA-K/L terdiri atas: indeks paket pertemuan (fullboard/fullday/halfday), uang saku dan biaya transportasi dalam kota. OH Contoh SBM Satuan Biaya Uang Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/Kota Orang/Kali 1. Dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor/instansi yang bersifat insidentil dengan ketentuan masih dalam batas wilayah suatu kabupaten/kota 2. Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan apabila perjalanannya menggunakan kendaraan dinas dan/atau untuk perjalanan yang bersifat rutin. 3. Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama. 4. Untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang mengharuskan menggunakan moda transportasi udara dan/atau air maupun memerlukan biaya yang melebihi satuan biaya yang ditetapkan dapat diberikan secara at cost. 5. Biaya transportasi dalam kota untuk kegiatan rapat dan kegiatan lainnya yang sejenis dapat dibebankan pada anggaran unit penyelenggara kegiatan. 15

16