FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

Paving Block. Construction s Materials Technology

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Berat Tertahan (gram)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING.

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB III LANDASAN TEORI

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PASIR ONYX SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR TERHADAP KUAT TEKAN, PENYERAPAN AIR DAN KETAHANAN AUS PAVING BLOCK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

PEMANFAATAN SISA PEMBAKARAN AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PROSES PEMBUATAN PAVING

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

Transkripsi:

PENGGUNAAN LIMBAH PRODUKSI BATU PECAH DI KABUPATEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PASIR PADA CAMPURAN BATA BETON (PAVING BLOCK) Dwi Deshariyanto 1) Mohammad Harun 2) 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email : ucha_ibran@yoo.com 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Wiraraja email : mohamadharun74@gmail.com Abstrak Ketersediaan limb hasil produksi batu pec secara masinal dan terbatasnya sumber daya alam yang di Kabupaten Sumenep khususnya tersedianya pasir hitam yang digunakan dalam campuran bata beton, maka perlu diteliti penggunaan limb produksi batu pec secara masinal untuk digunakan sebagai ban penganti pasir pada campuran bata beton (paving block). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adal melakukan percobaan di laboratorium. Hasil pengujian bata beton dianalisis menggunakan uji F dan uji regresi serta menganalisis bata beton berdasarkan SNI 03 0691 1996 tentang bata beton. menujukan bwa ada perbedaan kuat tekan, ada perbedaan penyerapan air dan tidak ada perbedaan ketanan aus antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block.. Kualitas paving block yang digunakan sebagai benda uji mempunyai sifat tampak dari semua perlakuan mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya ada sebagian yang mud dirapihkan dengan menggunakan jari tangan. ukuran semua perlakuan mempunyai tebal rata rata 6,08 cm, sehingga paving block yang digunakan sebagai benda uji penelitian memenuhi syarat mutu paving block. Persyaratan sifat fisika paving block menurut SNI 0306911996 tidak memenuhi persyaratan untuk ketanan aus dan Kata kunci : Limb, ban pengganti, bata beton. 1. PENDAHULUAN Kabupaten Sumenep merupakan daer yang terletak diantara 113o32 54 BT 116 o 16 48 BT dan diantara 4 o 55 LS 7 o 24 LS sebel ujung timur Pulau Madura dengan luas wilay daratan 1.146,93 Km2 (54,79 %) dan luas wilay kepulauan 946,53 Km2 (45,21 %) (BPS, 2010). Secara gelologis Kabupaten Sumenep terdiri dari gunung gunug batu kapur yang berasal dari endapan (sedimentary rock), sehingga sumber alam berupa material dapat dimanfaatkan dalam pembangunan di wilay Kabupaten Sumenep. Pembangunan jalan, khusunya jalan menggunakan bata beton (paving block) sebagai ban perkerasannya sering dipergunakan. Penggunaan bata beton banyak dipergunakan sebagai perkerasan jalan dikarenakan bata beton merupakan produk atau ban perkerasan yang ram lingkungan dan bata beton menyebabkan terjadinya penyerapan air serta bata beton memiliki banyak variasi baik dari segi ukuran, bentuk dan warna. Bata beton yang dipergunakan di dalam pembangunan jalan di Kabupaten Sumenep banyak menggunakan bata beton yang didatangkan dari luar daer (Surabaya, Mojokerto, dll) atau tidak menggunakan bata beton yang diproduksi dari dalam daer Kabupaten Sumenep sendiri. Hal tersebut dikarenakan bata beton dari luar daer memiliki kualitas yang lebih baik dari pada kualitas bata beton yang ada di Kabupaten Sumenep. Sal satu langk yang pern dilakukan oleh perusaan yang memproduksi bata beton di Kabupaten Sumenep yaitu dengan memperbaiki kualitas bata beton, akan tetapi ketika kualitas bata beton diperbaiki muncul masal baru yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bata beton yang mempunyai kualitas sama dengan bata beton dari luar daer Kabupaten Sumenep menjadi lebih besar. Adanya biaya produksi yang besar mengakibatkan harga jual bata beton menjadi meningkat, sehingga harga bata beton Kabupaten Sumenep kal bersaing dengan bata beton yang berasal dari luar daer Kabupaten Sumenep. Tingginya harga jual bata beton yang diproduksi di Kabupaten Sumenep disebabkan tingginya harga material yang ada di Kabupaten Sumenep. Material bata beton yang memiliki harga tinggi yaitu pasir (pasir hitam), material tersebut memiliki harga yang tinggi dikarenakan di Kabupaten Sumenep tidak tersedianya material berupa pasir (pasir hitam) yang bersumber dari sumber daya alam Kabupaten Sumenep. Pasir yang ada di Kabupaten Sumenep diperoleh dari luar daer seperti Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Pasuruan, dll. Untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten Sumenep khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten Sumenep, perlu pemanfaatan sumber daya alam yang baik. Sal satu pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan memanfaatkan batu kapur sebagai ban pengisi (dinding), batu pec sebagai campuran beton yang berasal dari hasil tambang bat kapur yang ada di Kabupaten Sumenep. Keriki yang digunakan sebagai campuran beton dilakukan dengan cara manual dan masinal, dari proses terbentuknya batu pec secara secara masinal menimbulkan limb. Limb tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal hanya dimanfaatkan sebagai ban campuran plesteran dinding bangunan. Limb tersebut jika dilihat secara visual masuk dalam kategori pasir. Apabila limb tersebut termasuk dalam kategori pasir,maka limb tersebut bisa

dibuat sebagai ban pengganti pada campuran batan beton. Ketersediaan limb dari hasil produksi batu pec secara masinal dan terbatasnya sumber daya alam yang di Kabupaten Sumenep khususnya tersedianya pasir (pasir hitam) yang digunakan dalam campuran bata beton, maka perlu diteliti penggunaan limb produksi batu pec secara masinal untuk digunakan sebagai ban penganti pasir pada campuran bata beton (paving block). Penelitian tersebut diharapkan nantinya dapat menghasilkan produk baru yang sesuai dengan standar yang berlaku dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal, sehingga dengan memanfaatan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Sumenep secara maksimal dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Keterbatsan sumber daya alam khususnya pasir (pasir hitam) dalam pembuatan campuran beton yang mengakibatkan meningkatnya harga produksi bata beton yang sesuai dengan standar yang berlaku di Kabupaten Sumenep dan adanya limb produksi batu pec yang belum dimanfaatkan secara maksimal, maka perlu diteliti tentang pengaruh limb batu pec yang digunakan sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton (paving block) ditinjau dari segi kualitas dan kualitas bata beton. Tujuan dari dilakukannya penelitian tentang penggunaan limb batu pec di Kabupaten Sumenep sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton (paving block) yaitu untuk mengetui pengaruh limb batu pec yang digunakan sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton (paving block) ditinjau dari segi kualitas dan kualitas bata beton. 2. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan SNI 03 0691 1996 bata beton didefinisikan, bata beton (paving block) adal suatu komposisi ban bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau ban perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa ban tamban lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Bata beton sebagai ban penutup dan perkerasan permukaan jalan, maka bata beton penggunaannya dapat dipergunakan pada berbagai keperluan dari keperluan sederhana sampai pada keperluan yang mempunyai kriteria yang khusus. Bata beton yang sesuai dengan SNI 03 0691 1996 tentang bata beton diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Bata beton mutu A digunakan untuk jalan. 2. Bata beton mutu B digunakan untuk peralatan parkir. 3. Bata beton mutu C digunakan untuk pejalan kaki. 4. Bata beton mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain. Syarat mutu bata beton yang digunakan dalam peraturan SNI 03 0691 1996 ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya adal sifat tampak, ukuran sifat fisika dan ketanan natrium sulfat. Sifat tampak bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak retak dan cacat, bagian sudut danrusuknya tidak mud dirapihkan dengan kekuatan jari tangan. Ukuran bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal 60 mm dengan tolernsi ± 8 %, bata beton ketika diuji natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat maksimum 1 %. Sifat fisika yang terdiri dari kuat tekan, ketan aus dan penyerapan air berdasarkan SNI 03 0691 1996 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1. Sifat Sifat Fisika MUTU KUAT TEKAN (Mpa) Min KETAHANA N AUS (mm/menit) PENYER APAN AIR RATA RATA MAKS Maks % A 40 35.0 0.090 0.103 3 B 20 17.0 0.130 0.149 6 C 15 12.5 0.160 0.184 8 D 10 8.5 0.219 0.251 10 Sumber : SNI 0306911996 Bata beton (paving block) bermanfaat sebagai ban penutup yang tersusun atas semen, agregat (pasir) dan air. Bata beton merupakan ban konstruksi yang ram lingkungan dan banyak digunakan pada pembangunan di Kabupaten Sumenep. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas mengakibatkan meningkatnya harga produksi bata beton, sehingga bata beton lokal kal bersaing dari segi harga dan kebutuhan batan beton di dapat dari luar Kabupaten Sumenep. Adanya limb produksi batu pec yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan limb tersebut termasuk dalam kategori pasir/agregat halus. Sal satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan bata beton yang berkualitas di daer Kabupaten Sumenep dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang berasal dari limb produksi batu pec yaitu dengan menggunakan limb produksi batu pec sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton. Standar kualitas yang dipergunakan bata beton sesuai dengan SNI 03 0691 1996 tentang bata beton (paving block). 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian percobaan yang dilakukan di laboratorium dengan membuat bata beton kemudian dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, ketanan aus dan penyerapan air dan hasilnya dianalisa untuk mendapatkan pengaruh penggunaan limb produksi batu pec Kabupaten Sumenep sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton. Rancangan Percobaan dalam penelitian ini adal Metode Eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang tersusun atas 5 perlakuan. 2

Untuk pengujian kuat tekan paving block perlakuan diulang 10 kali, pengujian ketanan aus paving block perlakuan diulang 3 kali dan penyerapan air paving block perlakuan diulang 5 kali. Perlakuan yang dicobakan adal sebagai berikut : 1. Kontrol (A), proporsi campuran 1PC : 6PS : 0LBP Pec 0 %). 2. Percobaan l (B), proporsi campuran 1PC : 4,8PS : 1,2LBP Pec 20 %). 3. Percobaan 2 (C), proporsi campuran 1PC : 3,6PS : 2,4LBP Pec 40 %). 4. Percobaan 3 (D), proporsi campuran 1PC : 2,4PS : 3,6LBP Pec 60 %). 5. Percobaan 4 (E), proporsi campuran 1PC : 1,2PS : 4,8LBP Pec 80 %). Pembuatan bata beton dilakukan dengan proporsi campuran sesuai dengan rancangan penelitian dan faktor air semen yang dipakai sebesar 0,4. Pengujian ban dilakukan pada semen dan air dilakukan dengan cara visual, pengujian pada pasir dan limb batu pec dilakukan untuk mengetui berat jenis, penyerapan air, analisa ayak dan kadar air. Pengujian pada bata beton dilakukan untuk mengetui sifat tampak, ukuran, kuat tekan, ketanan aus dan Dasar yang dipergunakan dalam pengujian bata beton yaitu SNI 03 0691 1996 tentang bata beton (paving block). Analisis yang dipergunakan terhadap data dari hasil pengujian bata beton adal analisa Variance Completely Randomized Design dengan menggunakan Uji F untuk mengetui Level Significance, analisa Regresi untuk mengetui pengaruh penggunaan limb batu pec sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton terhadap kuat tekan, penyerapan dan ketanan aus dan analisis klasifikasi bata beton dengan menggunakan limb batu pec sebagai ban pengganti pasir pada campuran bata beton berdasarkan SNI 03 0691 1996 tentang bata beton (paving block). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapatkan dari pengujian di laboratorium, pemerikasaan air dilakukan secara visual sesuai dan air yang digunakan adal air yang tersedia di perusaan pembuatan bata beton hasil pemeriksaan air tersebut terlihat tidak berwarna dan tidak berbau. Pemeriksaan secara visual mengenai keadaan kemasan semen yang digunakan terlihat masih baik, tidak ada cacat pada kemasan (robeknya kemasan) dan keadaan kemasan kering, sedangkan pemeriksaan keadaan butiran semen dilakukan dengan membuka kantong semen kemudian dilihat secara visual keadaan butiran semen dan memijat semen dalam kemasan. Hasil pemeriksaan semen yang digunakan dalam keadaan baik. Pengujian berat jenis dan penyerapan air dilakukan dengan menggunakan standar ASTM C136 76, hasil pengujian berat jenis sebesar 2,70 dan penyerapan air sebesar 3,92 % dengan modulus kehalusan sebesar 4,39 serta kadar air sebesar 39,25 %. Pengujian berat jenis dan penyerapan air dilakukan dengan menggunakan standar ASTM C136 76, hasil pengujian berat jenis sebesar 2,75 dan penyerapan air sebesar 4,33 % dengan modulus kehalusan sebesar 5,92 serta kadar air sebesar 37,49 %. Hasil pengujian kuat tekan paving block dapat dilihat pada tabel 4.1., penyerapan air pada tabel 4.2. dan ketanan aus tabel 4.3. Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Pec Pec Pec Pec 0 %) 20 %) 40 %) 60 %) Pec 80 %) 1 82.28 119.68 169.55 194.48 122.17 2 97.24 99.73 159.57 191.99 149.60 3 79.79 112.20 164.56 269.28 129.65 4 119.68 104.72 149.60 147.11 164.56 5 122.17 92.25 174.53 137.13 134.64 6 124.67 122.17 169.55 134.64 114.69 7 127.16 154.59 172.04 152.09 119.68 Pec Pec Pec 20 %) 40 %) 60 %) Pec 0 %) Pec 80 %) 8 114.69 142.12 157.08 147.11 112.20 9 119.68 122.17 147.11 144.61 104.72 10 127.16 127.16 144.61 124.67 137.13 111.45 119.68 160.82 164.31 128.90 Tabel 4.2. Hasil Pengujian Penyerapan Air Paving Block Pec Pec Pec Pec Pec 0 %) 20 %) 40 %) 60 %) 80 %) 1 16.983 13.249 10.021 12.723 14.506 2 15.244 12.049 10.644 8.025 10.328 3 14.494 12.661 10.884 12.884 10.561 4 13.433 13.676 11.493 10.576 11.495 5 14.991 12.607 11.256 10.800 12.316 15.029 12.849 10.859 11.002 11.841 3

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Ketanan Aus Paving Block Pec Pec Pec Pec Pec 0 %) 20 %) 40 %) 60 %) 80 %) 1 0.520 2.592 1.067 0.595 0.865 2 0.761 1.902 1.182 0.787 0.643 3 1.159 1.248 0.691 0.685 0.637 RATA RATA 0.813 1.914 0.980 0.689 0.715 Kuat Tekan Paving Beton antara perlakuan sebesar 6325,975 dan rata rata pengaruh antara perlakuan sebesar 6325,975. Sedangkan within group effect (error atau variasi unsystematic dari data) menggambarkan total pengaruh dalam perlakuan 44278,815 dan rata rata pengaruh dalam perlakuan 922,475. Nilai F hitung sebesar 6,858 dan F tabel sebesar 4,043, jadi F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan kuat tekan antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. Uji t menyatakan bwa t hitung > t tabel yaitu 2,619 > 2,012 maka Ho diterima artinya bwa ada pengaruh secara signifikan antara kuat tekan (Variabel Y) dengan penamban limb batu pec sebagai ban pengisi paving block (Variabel X). Ketanan Aus Paving Beton antara perlakuan sebesar 0,606 dan rata rata pengaruh antara perlakuan sebesar 0,606. Sedangkan within group effect (error atau variasi unsystematic dari data) menggambarkan total pengaruh dalam perlakuan 3,828 dan rata rata pengaruh dalam perlakuan 0,294. Nilai F hitung sebesar 2,059 dan F tabel sebesar 4,667, jadi F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan ketanan aus antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. Uji t menyatakan bwa t hitung > t tabel yaitu 1,435 < 2,179 maka Ho ditolak artinya bwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara ketanan aus (Variabel Y) dengan penamban limb batu pec sebagai ban pengisi paving block (Variabel X). Penyerapan Air Paving Beton antara perlakuan sebesar 33,804 dan rata rata pengaruh antara perlakuan sebesar 33,804. Sedangkan within group effect (error atau variasi unsystematic dari data) menggambarkan total pengaruh dalam perlakuan 61,336 dan rata rata pengaruh dalam perlakuan 2,667. Nilai F hitung sebesar 12,676 dan F tabel sebesar 4,279, jadi F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan penyerapan air antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. Uji t menyatakan bwa t hitung > t tabel yaitu 3,560 < 2,074 maka Ho ditolak artinya bwa ada pengaruh secara signifikan antara penyerapan air (Variabel Y) dengan penamban limb batu pec sebagai ban pengisi paving block (Variabel X). Kualitas Paving Block Penilaian kualitas paving block yang digunakan sebagai benda uji yaitu a) sifat tampak dari semua perlakuan mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya ada sebagian yang mud dirapihkan dengan menggunakan jari tangan, b) ukuran dari semua perlakuan mempunyai tebal rata rata sebesar 6,08 cm, sehingga paving block yang digunakan sebagai benda uji penelitian memenuhi syarat mutu paving block, c) dari persyaratan sifat fisika paving block menurut SNI 0306911996 tidak memenuhi persyaratan untuk ketanan aus dan 5. KESIMPULAN menujukan bwa ada perbedaan kuat tekan antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. menujukan bwa tidak ada perbedaan ketanan aus antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. menujukan bwa ada perbedaan penyerapan air antara perlakuan dalam menambkan limb batu pec sebagai ban pengisi (filler) pada campuran paving block. Penilaian kualitas paving block yang digunakan sebagai benda uji yaitu a) sifat tampak dari semua perlakuan mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya ada sebagian yang mud dirapihkan dengan menggunakan jari tangan, b) ukuran dari semua perlakuan mempunyai tebal rata rata sebesar 6,08 cm, sehingga paving block yang digunakan sebagai benda uji penelitian memenuhi syarat mutu paving block, c) dari persyaratan sifat fisika paving block menurut SNI 0306911996 tidak memenuhi persyaratan untuk ketanan aus dan 4

6. DAFTAR PUSTAKA Ali Ansori. (2010). Balok Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta, Gra Ilmu Ami Asparini. (2006), Putih dari Rengel Tuban sebagai Ban Alternatif Agregat Campuran HRS. Jurnal Aplikasi : Volume 1, Nomor 1, Agustus 2006 Badan Pusat Statistik. (2010). Kabupaten Sumenep dalam Angka 2010. Sumenep, BPS Kabupaten Sumenep. Badan Standarisasi Nasional. (1996). SNI 03 0691 1996, 1996 tentang Bata Beton. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional. Departemen Pekerjaan Umum. (1990). SNIT15199003 tentang SyaratSyarat Ban Bangunan. Bandung, Yayasan Lembaga Pendidikan Masal Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum. Edward G. Nawy, Tavio, Benny Kusuma. (2010). Beton Bertulang. Surabaya, ITS Press. Imam Ghozali. (2008). Dessain Penelitian Eksperimental. Semarang, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT. Rineka Cipta. Tjokrodimuljo K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta, Naviri. 5