Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna. Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan.

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti

No Kode Nama Perusahaan

LAMPIRAN 1. Indikator - Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI Versi 3.0

LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur. No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Industri Barang Konsumsi 2 ADMG PT. Polyhem Indonesia Tbk Aneka Industri

LAMPIRAN 1. Daftar Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan menjalani operasi bisnisnya mempengaruhi keadaan

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisis 3 Dimensi Sustainable yang

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Lampiran. Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner. Nama Perusahaan Bagian

Lampiran 1. Panduan GRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

LA-1. Lampiran 1. Standar G3 GRI. Economic

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG REVITALISASI INDUSTRI PUPUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

STANDAR INDUSTRI HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

GRI dan ISO 26000: Bagaimana Menggunakan Panduan GRI Bersama dengan ISO Dokumen ini dapat diunduh bebas di

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Teori) Hal pertama mengenai teori stakeholder adalah bahwa stakeholder adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Nuraini Sari ABSTRACT. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Global Reporting Initiative (GRI), performance indicator ABSTRAK

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Prinsip Pertanggungjawaban Sosial Daimler

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

EVALUASI ATAS PENERAPAN CORPORATE SUSTAINABILITY REPORTING PADA PT TELKOM,TBK

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pendekatan Berbasis Sumber Daya(Resources Based Theory/Resources

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

Transkripsi:

Global Reporting Initiatives, PelaporanTanggung Jawab Sosial yang Paripurna Andilo Tohom Tampubolon (Widyaiswara Madya pada Pusdiklatwas BPKP) Bukan saatnya lagi perusahaan berargumentasi bahwa bukan tanggung jawabnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. Sebagaimana diungkapkan oleh Taufik Rahman dalam tulisan berjudul ancaman krisis energy dan corporate sustainability (Juni 2008), harus ada keseimbangan antara motif ekonomi dan sosial dalam mengelola perusahaan. Keberlanjutan operasi perusahaan bukan hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi juga dari sisi bagaimana perusahaan melakukan inisiatif penting membangun kerjasama dengan para pemangku kepentingan (termasuk di dalamnya masyarakat sekitar), menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan menjaga ketersediaan sumber daya alam dan energi. Sebagai implementasi dari kewajiban yang tertuang dalam pasal 74 UU 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, saat ini sudah banyak perusahaan melaksanakan berbagai kegiatan terkait tanggung jawab sosialnya. Namun bentuk kegiatan yang dilakukan lebih didominasi pada kegiatan aspek charity (sumbangan) dan tidak bersifat menyeluruh dan terintegrasi dengan proses bisnis perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil riset majalah SWA pada tahun 2005 atas 45 buah perusahaan, sebagai berikut: 1. Program Sosial a. Pelayanan dan kampanye kesehatan 17,92% b. Beasiswa pendidikan 12,26% c. Pembangunan dan renovasi sarana fisik sekolah 9,43% d. Pembangunan dan renovasi sarana fisik nonsekolah 8,49% e. Sumbangan sosial untuk bencana alam 8,49% f. Sekolah Binaan 4,72% g. Pendidikan dan pelatihan TI 3,77% Hal 1 dari 5

2. Program Ekonomi a. Pemberdayaan dan pembinaan UKM dan pengusaha 37,75% b. Kemitraan dalam penyediaan kebutuhan bahan baku produksi c. Kredit pembiayaan dan bantuan modal untuk pengembangan usaha 24,53% 13,21% d. Pengembangan agrobisnis 7,55% e. Pemberdayaan dan pengembangan tenaga kerja lokal 5,66% 3. Program Lingkungan a. Pembinaan dan kampanye lingkungan 18,16% b. Pengelolaan lingkungan fisik agar terlihat asri 16,36% c. Pengelolaan limbah 10.91% d. Pembangunan sarana bersih 10,91% e. Penanaman pohon/penghijauan 9,09% f. Pertanian organic 7,27% Melihat pada kenyataan tersebut sangat sulit kita harapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Integrasi tanggung jawab sosial ke dalam proses bisnis perusahaan harus menjadi agenda yang juga mendesak. Apa dan bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya dengan ramah lingkungan dan memperhatikan konservasi sumber daya alam harus menjadi prioritas utama sekaligus meningkatkan efisiensi operasinya. Salah satu sarana yang cukup signifikan yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan adalah dengan menggunakan kerangka kerja pelaporan yang dihasilkan oleh Global Reporting initiatives (GRI). Dengan kerangka pelaporan ini, perusahaan akan merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan terkait tanggung jawab sosial perusahaan secara lebih komprehensif dan terintegrasi dengan proses bisnis dengan cakupan yang lebih luas dari saat ini dilakukan banyak perusahaan. Laporan yang lebih dikenal dengan Sustainability Reporting, melaporkan kinerja dari aspek ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Pedoman pelaporannya terdiri dari (1) prinsip dan petunjuk pelaporan; dan (2) pengungkapan standar termasuk indikator kinerja dan hal-hal lain yang harus diungkapkan. Prinsip dan petunjuk pelaporan GRI adalah mencakup: Hal 2 dari 5

a. Pendefinisian tentang apa yang akan dilaporkan, didasarkan pada materialitas, inklusivitas pemangku kepentingan, konteks keberlanjutan, dan kelengkapan b. Kualitas pelaporan yang terdiri dari aspek: keseimbangan, komparabilitas, akurasi, ketepatan waktu, kejelasan, dan keandalan c. Penentuan batasan pelaporan terkait dengan batasan organisasi yang kinerjanya dilaporkan Pengungkapan standar menyajikan hal-hal yang harus dilaporkan setelah ditetapkannya isi laporan, yaitu terkait dengan: a. Strategi, profil organisasi, dan governance b. Pendekatan manajemen tentang bagaimana organisasi mengatasi sesuatu topik terkait dengan kinerjanya c. Indikator kinerja yang menggambarkan kinerja ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial Indikator kinerja terdiri dari indikator kinerja inti dan tambahan yang meliputi kategori ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Indikator inti adalah indikator yang umumnya dapat diterapkan dan dipandang material oleh semua organisasi. Indikator kinerja tambahan adalah indikator yang material buat organisasi tertentu tetapi tidak penting bagi organisasi lainnya. Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi: a. kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah b. Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal, dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal, c. Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan terkait dampak ekonomi tidak langsung Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi: a. Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan baku yang digunakan serta prosentasi penggunaan bahan baku daur ulang Hal 3 dari 5

b. Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan konsumsi energi tak langsung c. Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya kepada sumber air, prosentase dan volume penggunaan air daur ulang d. Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity yang tinggi e. Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah termasuk penanganan spill f. Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup g. Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi: a. Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan, hubungan dengan buruh/pekerja, keselamatan dan kesehatan pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar, remunerasi wanita dan pria yang sejajar b. Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak pengadaan/investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, prosentase petugas sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM c. Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan atau mitigasi yang diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi, dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat d. Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan kerahasiaan data pelanggan Dengan melakukan semua kegiatan terkait ketiga aspek tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial adalah sangat luas dan meliputi seluruh aspek pengelolaan perusahaan, bahkan termasuk kegiatan anti korupsi dan anti monopoli. Kinerja tanggung jawab sosial yang diukur dengan indikator GRI akan Hal 4 dari 5

mendorong perusahaan bekerja dalam konteks jangka panjang. Pada gilirannya, hal ini akan mendukung capaian delapan buah target dari Millenium Development Goals. Bila target ini dapat tercapai pada tahun 2015, kita bisa yakinkan diri kita bahwa di Indonesia, telah terjadi pembangunan yang berkelanjutan. Mampukah kita mewujudkan pembangunan berkelanjutan? Seperti kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama kita bisa. Hal 5 dari 5