BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Negeri Sipil : Kasus Organisasi Pemerintah X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan diterapkan oleh manajer keperawatan sehari-hari. Masih dijumpai seorang

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi dan prestasi kerja yang optimal bagi organisasi.

PENEMPATAN DAN PENUGASAN PERSONALIA PENDIDIKAN. M.D.Niron

VALUES, ATTITUDES, AND JOB SATISFACTION. By Syafrizal Chan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak pada berbagai hal. Salah satu dampak perubahan itu adalah

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

PENJELASAN ATAS BEBERAPA PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN SEBAGAI DAMPAK BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat. dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja pegawai pada tingkat tertentu dapat mencegah

BAB I PENDAHULUAN. Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. UU RI Nomor 20 Tahun 2003; bahwa : Standar nasional pendidikan adalah

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

I. PENDAHULUAN. organisasi. Jika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia yang baik,

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. SAFARI JUNIE TEXINDO INDUSTRI DI BOYOLALI

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

PENGARUH KOMUNIKASI, KONDISI FISIK TEMPAT KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI PADA TAHUN 2009

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR KEPUASAN KERJA ADALAH HARAPAN ORGANISASI Oleh : TARNO, S.Sos, M.Si Kepala Bagian Kelembagaan Biro Organisasi Setda Provinsi Sumatera Barat dan Dosen Luar Biasa Pada Beberapa Perguruan Tinggi I. Pengantar Kepuasan kerja merupakan salah satu sikap umum yang dimiliki oleh pegawai/karyawan terhadap jabatannya atau pekerjaan yang diembannya, dengan kata lain kepuasan kerja adalah kadar perasaan positif yang dimiliki seorang pegawai terhadap jabatannya. Seseorang yang tidak puas terhadap apa yang sudah dikerjakan akan bisa menyebabkan putus asa (harapan), ujung-ujungnya akan dapat menurunkan motivasi kerja dan dapat juga akan membuat pegawai melakukan turnover (pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi). Fenomena kepuasan kerja (job satisfaction) pegawai telah menjadi salah satu fenomena yang sentral dalam manajemen Sumber Daya Manusia pada zaman sekarang. Kesalahan kepuasan kerja (ketidakpuasan kerja) bagi seorang pegawai mungkin banyak yang menjadi penyebabnya, antara lain pekerjaan yang secara mental tidak menantang, imbalan yang tidak pantas, kondisi kerja yang tidak mendukung, rekan kerja yang tidak mendukung, ketidaksesuaian kepribadian dengan pekerjaan, dan masih banyak yang lainnya. Melihat contoh-contoh ini, disinilah dituntut peranan seorang pimpinan atau manejer dapat menghindari kesalahan-kesalahan kepuasan kerja (ketidakpuasan kerja) dan manajer organisasi sangat perlu memahami bahwa kepuasan kerja pegawai merupakan inti pokok manajemen Sumber Daya Manusia, karena maju mundurnya sebuah organisasi sangat tergantung kepada kepuasan kerja seorang pegawai. II. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA. Suatu tinjauan dari beberapa literatur yang ada secara ekstensif bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, seperti yang telah punulis sebutkan diatas tadi antara lain : Pertama, pekerjaan yang secara mental menantang dan pada umumnya akan mendapatkan kepuasan kerja, karena kebanyakan pegawai cenderung menyukai pekerjaannya dan menyenangi pekerjaan/jabatannya yang memiliki karateristik sebagai berikut : a. Pekerjaan dapat memberikan kesempatan untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki.

b. Pekerjaan yang menawarkan beragam tugas. c. Pekerjaan yang menawarkan kebebasan atau otonomi dalam bekerja. d. Pekerjaan yang memiliki sistim penilaian kerja. e. Pekerjaan yang memberi kesempatan untuk mencapai prestasi kerja yang dicitacitakan. Melihat karateristik diatas, kalau dibalikkan sehingga menjadi pekerjaan yang secara mental tidak menantang akan dapat membuat bosan pegawai terhadap pekerjaannya, apalagi kalau pekerjaan dari hari kehari itu keitu saja, tetapi hal ini juga tergantung kepada individu pegawai, tetapi sebalikknya pekerjaan yang secara mental sangat menantang, dapat juga berakibat memciptakan perasaan prustasi dan perasaan gagal terhadap pekerjaan yang tidak bisa diselesaikannya. Dengan demikian pada kondisi pekerjaan yang secara mental menantang tergolong sedang, dan umumnya pegawai akan mendapatkan kesenangan kerja dan kepuasan kerja. Kedua, adanya imbalan yang pantas. Imbalan yang pantas, bukan hanya berhubungan dengan financial saja (sistem gaji yang diterapkan) tetapi termasuk juga kebijaksanaan promosi yang adil dan sesuai dengan harapan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian, khususnya pada pasal 79 sudah mengatur Sistem Gaji yang ADIL, bahwa Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS dan yang adil adalah dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab dan resiko pekerjaan. Kemudian pada pasal 80 juga disebutkan PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan dan dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. Berpijak kepada hal diatas, dapat juga dikatakan bahwa karateristik gaji yang adil adalah : a. Sistem gaji yang adil. b. Gaji yang dapat memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga. c. Gaji yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan. d. Gaji berdasarkan kepada ilmu pengetahuan. e. Gaji berdasarkan standar gaji komunitas (Gaji yang diterima oleh organisasi, gaji yang diterima dibandingkan dengan gaji-gaji rekan sekerja dalam organisasi dan rekan lain pada organisasi lain yang memiliki jabatan atau pekerjaan yang sama). Kebijakan promosi dan pelaksanaan promosi yang adil dan sesuai harapan juga merupakan salah satu faktor yang dapat menciptakan kepuasan kerja. Promosi akan memberikan kesempatan pegawai untuk meningkatkan kualitas pribadi, tanggung jawab dan meningkatkan status sosial. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 sudah menjawab hal ini termasuk pelaksanaan promosi bagi seorang PNS sebagaimana yang disebutkan pada pasal

72, bahwa Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas dan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agam, ras dan golongan. Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan kejenjang jabatan yang lebih tinggi. Ketiga, kondisi kerja yang mendukung. Kondisi kerja yang mendukung adalah kondisi kerja yang memiliki kenyamanan pribadi dan memudahkan mengerjakan tugas jabatan, antara lain yang dipengaruhi oleh : a. Sirkulasi udara, temperatur udara dan kesegaran udara termasuk keadaan cahaya rungan dilingkungan tempat kerja. b. Keadaan derau dan bising suara, contohnya bekerja ditengah keramaian. c. Jarak tempat kerja dengan tempat tinggal, karena kadang kala pegawai yang jauh tempat tinggalnya dengan tempat kerja akan menimbulkan kebosanan, contohnya banyak juga pegawai yang bekerja antar kota (Bekerja di Solok, Bukittinggi dan sekitarnya tetapi berdomisili di Padang) dan bahkan kalau kita lihat ada juga antar Provinsi misalnya domisili di Provinsi Jawa Barat atau Provinsi Banten tetapi bekerja di kawasan Provinsi DKI Jakarta. d. Kebersihan lingkungan kerja, kemoderenan dan kelengkapan fasilitas kerja serta peralatan kerja termasuk untuk keamanan dan keselamatan kerja dan tanda-tanda bahaya dan peringatan-peringatan tempat berbahaya serta kelengkapan sarana kesehatan yang tidak mendukung juga mempengaruhi terhadap kepuasan kerja bagi seorang pegawai/karyawan. Keempat, Rekan kerja yang mendukung. Dalam beraktivitas, pegawai/karyawan sematamata bukan hanya untuk mendapatkan gaji yang adil dan promosi yang adil, tetapi dalam bekerja juga untuk mendapatkan kebutuhan interaksi sosial (rekan sekerja yang mendukung), karena pada hakikatnya manusia dalam hidupnya dikenal dengan Zoon Politicon, Manusia merupakan makluk hidup yang tidak mau hidup sendiri tetapi butuh hidup berkelompok-kelompok (organisasi). Salah satu alasan kenapa manusia ingin bekerja disamping alasan untuk mencari materi adalah alasn sosial dengan membutuhkan dan menikmati kepuasan-kepuasan sosial yang diberikan oleh organisasi tempat berkerja. Adapun rekan kerja yang dapat mendukung dan menciptakan kepuasan kerja pegawai.karyawan antara lain : a. Rekan sekerja yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan untuk bekerjasama dalam memecahkan persoalan yang sulit sehingga mempunyai persepsi yang sama dalam setiap pendapat.

b. Rekan sekerja yang bersedia mendengarkan dan memahami keluhan dan pendapat tentang memecahkan persoalan atau masalah dalam pekerjaan. c. Atasan langsung memberikan atensi/perhatian dan memberikan masukan/saran terhadap pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk bekerjasama dalam memecahkan persoalan-persoalan yang sulit termasuk mau mendengarkan dan memahmi keluhankeluhan yang terkait dengan pekerjaan. d. Bawahan yang mampu mendukung dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan dan cepat tanggap dalam setiap tindakan serta memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sesuai dengan bidang tugas yang diberikan. Kelima, kesesuaian pribadi dengan pekerjaan yang diemban oleh seorang pegawai/karyawan. Salah satu prinsip organisasi yang kita kenal dan ini adalah salah satu ciri-ciri type birokrasi yang ideal menurut Weber yakni The Right Man in the Right Job/Place (Pegawai yang tepat pada jabatan atau tempat yang tepat) artinya bagaimana sebuah organisasi bisa menempatkan pegawai/karyawan sesuai dengan latar belakang yang dimilikinya (Pendidikan, Keterampilan, Sikap dan Pengalaman), seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. Selain itu Analisis Jabatan sangat diperlukan sekali dalam penempatan seorang pegawai yang akan dipromosikan, karena akan menghasilkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Analisis jabatan adalah proses, metoda dan teknik untuk memperoleh data jabatan, mengolahnya menjadi informasi jabatan dan menyajikannya untuk berbagai kepentingan program kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan. Dalam prosesnya adanya pengumpulan data, diolah menjadi informasi jabatan dan digunakan untuk kebutuhan organisasi, salah satunya dan untuk penempatan jabatan bagi seorang pegawai. Pegawai yang mendapatkan kepuasan kerja apabila kepribadian (spesifikasi jabatan) cocok dengan deskripsi jabatan. Pegawai yang menyukai dan menyenangi jabatan sesuai dengan karateristik kepribadian antara lain dipengaruhi oleh : 1. Kecocokan bakat dengan tuntutan jabatan, kalau ini tidak sesuai banyak hal ini hanya menjadi pelarian atau keterpaksaan. 2. Kecocokan pendidikan dengan jabatan, dalam hal ini mungkin telah banyak contoh yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, apalagi sejak bergulirnya otonomi daerah pada tahun 1999, misalnya ada seorang dokter yang harus bekerja untuk mengobati orang yang tidak sehat, tetapi ditempatkan sebagai Camat atau Kepala BKD dan lain sebagainya. Fenomena ini tidak bisa dihindari oleh, karena otonomi daerah ada daerah masing-masing termasuk dalam penempatan pejabat. 3. Kecocokan dengan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh Pegawai/Karyawan. 4. Kecocokan pengalaman kerja dengan jabatan yang diembannya.

5. Kecocokan keterampilan dengan jabatan. III. PRILAKU PEGAWAI DALAM MENGUNGKAPKAN KETIDAKPUASAN KERJA. Menurut Miftah Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi, menyebutkan bahwa Prilaku Organisasi hakekatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatian pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Berpijak kepada hal ini prilaku pegawai sangat berpengaruh sekali terhadap aktivitas organisasi, karena organisasi adalah menjalankan sistim yang sudah ditetapkan, dimana dalam suatu sistim satu saja yang tidak sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan akan mempengatuhi terhadap tujuan organisasi. Ketidakpuasan kerja bagi seorang pegawai dapat diungkapkan dalam empat prilaku eksit, prilaku suara, prilaku kesetiaan dan prilaku pengabaian, seperti yang terurai dibawah ini : Pertama, prilaku eksit (exit) adalah prilaku aktif dan desktruktif, artinya prilaku meninggalkan jabatan yang sedang diduduki dan mencari jabatan lain yang baru dalam organisasi yang sama dan bahkan berhenti dari organisasi yang lama dan mencari organisasi yang baru. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang bukan bekerja sebagai Pegawai Negeri. Kedua, prilaku suara (voice) adalah prilaku aktif dan konstruktif, artinya prilku untuk tujuan memperbaiki kondisi jabatan yang sedang diduduki, misalnya prilaku yang memberi saran/perbaikan, membahas/mendiskusikan pekerjaan dengan atasan, meningkatkaan kegiatan-kegiatan organisasi. Ketiga, prilaku kesetiaan (loyality), dalam keseharian dikenal dengan loyalitas terhadap atasan. Prilaku kesetiaan adalah prilaku pasif dan kontruktif artimya Pasif namun Optimis (Kontruktif) menunggu membaiknya kondisi jabatan, salah satu contoh adalah walaupun bagaimanapun dengan kondisi apapun tetap membela organisasi terhadap kritikan-kritikan yang berasal dari luar organisasi dan prilaku tetap mempercayai pimpinan untuk melakukan kebijaksanaan yang tepat. Keempat, prilaku pengabaian (neglect) yakni prilaku pasif dan destruktif, artinya membiarkan kondisi jabatan memburuk, misalnya sering absen, sering datang terlambat, kerja kurang giat, kesalahan kerja meningkat dan lain sebagainya. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dan prilaku-prilku yang ada dalam organisasi dalam mengungkapkan ketidakpuasan terhadap suatu pekerjaan, jelas hal ini mempengaruhi terhadap Organisasi, dan harapan yang ada adalah bagaimana Organisasi yang berfungsi sebagai wadah untuk beraktifitas dapat memberikan kepuasan kerja, itulah harapan. @@ Te e R @@.