PRAKTIKUM 6 PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT MENGGUNAKAN METODE ADMIRALTY

dokumen-dokumen yang mirip
PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY

Pengertian Pasang Surut

PENDAHULUAN. I.2 Tujuan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PASANG SURUT

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

ANALISIS PASANG SURUT DI PANTAI NUANGAN (DESA IYOK) BOLTIM DENGAN METODE ADMIRALTY

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Analisis Pasang Surut Di Pantai Bulo Desa Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa Dengan Metode Admiralty

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.

ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

BAB III PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

Kajian Elevasi Muka Air Laut di Perairan Indonesia Pada Kondisi El Nino dan La Nina

BAB 2 DATA DAN METODA

ANALISIS DATA ARUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF FLOW DATA ON ESTUARINE BANYUASIN RIVER IN SOUTH SUMATERA

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

III-11. Gambar III.13 Pengukuran arus transek pada kondisi menuju surut

BAB III 3. METODOLOGI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI DELTA MAHAKAM (STUDI KASUS DI BEKAPAI DAN TUNU)

II TINJAUAN PUSTAKA Pas Pa ang Surut Teor 1 Te Pembentukan Pasut a. Teor i Kesetimbangan

Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

STUDI KARAKTERISTIK DAN PERAMALAN PASANG SURUT PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN Andhita Pipiet Christianti *), Heryoso Setiyono *), Azis Rifai *)

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

Karakteristik Pasang Surut di Alur Pelayaran Sungai Musi Menggunakan Metode Admiralty

Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara Sungai Musi, Sumatera Selatan

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

III METODE PENELITIAN

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

Shatya Angga B., Iwan Suyatna dan Adnan

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI SUNGAI DAN PASANG SURUT

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

Analisis Harmonik Pasang Surut untuk Menghitung Nilai Muka Surutan Peta (Chart Datum) Stasiun Pasut Sibolga

PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Pasang surut air laut timbul terutama karena gaya tarik menarik gravitasi

PENGARUH SIMULASI AWAL DATA PENGAMATAN TERHADAP EFEKTIVITAS PREDIKSI PASANG SURUT METODE ADMIRALTY (STUDI KASUS PELABUHAN DUMAI)

KONSTANTA PASUT PERAIRAN LAUT DI SEKITAR KEPULAUAN SANGIHE

PEMBUATAN PETA CO-TIDAL PERAIRAN ALKI I. Abstrak

BAB IV PASANG SURUT AIR LAUT TIPE MIXED TIDES PREVAILING DIURNAL (PELABUHAN TANJUNG MAS SEMARANG) UNTUK PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

PREDIKSI PASANG SURUT SIBOLGA JANUARI TAHUN 2013 DAN SUNGAI ASAHAN JUNI TAHUN 2013 DENGAN MENGGUNAKAN SOFWARE PASANG SURUT DAN METODE ADMIRALTY

II. KAJIAN PUSTAKA. mengkaji penelitian/skripsi sebelumnya yang sama dengan kajian penelitian

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi satelit altimetri pertama kali diperkenalkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Dinamika Pasang Surut dan Perubahan Iklim di Perairan Pantai Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat Provinsi Riau. Oleh

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

STUDI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN KENDAL

Analisa Kesalahan Pemodelan Data Pasang Surut Stasiun Tanjung Priok. Agus Ari Prasetyo 1) Ahmad Zakaria 2) Margaretta Welly 3)

IDA AYU RACHMAYANTI T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK NON-HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SEKITAR KOTA BITUNG

Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. A. H. Nasution No. 264 Bandung

BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS KOMPONEN PASANG SURUT UNTUK MENENTUKAN ELEVASI DERMAGA PELABUHAN KUALA TANJUNG

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERUBAHAN TINGGI MUKA LAUT RATA RATA ATAU MEAN SEA LEVEL (MSL) DI MUARA BATANG KURANJI KEC. NANGGALO, KOTA PADANG

PERAMALAN PASANG DI PERAIRAN PULAU KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA, MENGGUNAKAN PROGRAM WORLDTIDES

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARATERISTIK PASANG SURUT DAN KEDUDUKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) CAMPUREJO PANCENG, KABUPATEN GRESIK

ANALISIS PASANG SURUT DI PULAU KARAMPUANG, PROVINSI SULAWESI BARAT Tide Analysis in Karampuang Island of West Sulawesi Province SUDIRMAN ADIBRATA

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

KARAKTERISTIK ARUS DI PERAIRAN SEKITAR KAWASAN KELURAHAN SARIO TUMPAAN TELUK MANADO

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. adalah tide staff, floating tide gauge, dan pressure tide gauge (Djaja, 1987).

Studi Tipe Dan Karakteristik Pasang Surut Di Tempat Pelelangan Ikan Larangan, Kabupaten Tegal

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

Studi Tipe Pasang Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah

Bathymetry Mapping and Tide Analysis for Determining Floor Elevation and 136 Dock Length at the Mahakam River Estuary, Sanga-Sanga, East Kalimantan

2 BAB II LANDASAN TEORI DAN DATA

KAJIAN POLA ARUS LAUT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBANGUNAN PELABUHAN KHUSUS PABRIKASI BAJA DI PERAIRAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN

PERHITUNGAN PASANG SURUT SEBAGAI DATA PENDUKUNG DALAM PENATAAN KAWASAN DAERAH PESISIR TELUK BETUNG BANDAR LAMPUNG

PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE

BAB III PASANG SURUT AIR LAUT PELABUHAN TANJUNG MAS SEMARANG. cukup lama, maka kita akan merasakan bahwa kedalaman air dimana kita berpijak

Climate phenomenon of La Niña and El Niño advances on variation in sea water level of Lembeh Strait and Sangihe Waters

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS HARMONIKAKIBAT PASANG SURUT DI PERAIRAN TELUK AWUR KABUPATEN JEPARA

Bab II Teori Harmonik Pasang Surut Laut

Transkripsi:

PRAKTIKUM 6 PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT MENGGUNAKAN METODE ADMIRALTY Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan pengolahan data pasang surut (ocean tide) menggunakan metode admiralty. Sub pokok bahasan - Pengolahan data pasang surut - Menentukan tipe pasang surut Tujuan praktikum: - Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data pasang surut menggunakan metode Admiralty - Mahasiswa dapat menentukan tipe pasang surut Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktek ini adalah 1. Komputer 2. Perangkat lunak Ms.Excel 3. Data pasang surut Pendahuluan Menurut Ongkosongo (1989) pasang surut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda benda langit terutama bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi benda benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan pasang surut laut, tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk bumi dan atmosfer.

Gambar 1.Spring tide Gambar 2.Neap tide Sumber: http://life.bio.sunysb.edu Pasang purnama (spring tide) (gambar 1) adalah pasang surut yang terjadi pada saat posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu, akan dihasilkan pasang maksimum yang sangat tinggi dan surut minimum yang sangat rendah, juga dikenal dengan pasang besar (Surbakti, 2007). Pasang perbani (neap tide) (gambar 2) adalah pasang surut yang terjadi pada saat posisi bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus terhadap bumi. Pada saat itu, akan dihasilkan pasang maksimum yang rendah dan surut minimum yang tinggi, juga dikenal dengan pasang kecil (Surbakti, 2007). Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide). Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut secara berurutan. Periode pasang surut rata-rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat malaka sampai laut andaman. 2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide). Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat karimata. 3. Pasang surut campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal ).

Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terdapat perairan indonesia timur. 4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal ). Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis in biasa terdapat di daerah selat kalimantan dan pantai utara jawa barat. komponen pasang surut digunakan untuk menentukan pasang surut didasarkan pada bilangan pada bilangan formzahl dimana : Keterangan: F = bilangan formzahl F = (O1) + (K1) (M2) + (S2) K1 = konstanta harmonik tunggal oleh deklinasi bulan dan matahari O1 = konstanta harmonik tunggal oleh deklinasi bulan M2 = konstanta harmonik ganda oleh bulan S2 = konstanta harmonik ganda oleh matahari Klasifikasi sifat pasang surut tersebut adalah: F 0,25 = semi diurnal 0,25 < F 1,5 = campuran condong semi diurnal 1,5 < F 3,0 = campuran condong diurnal F > 3,0 = diurnal

Cara kerja : Pengolahan data pasang surut dilakukan dengan Metode Admiralty dan di kerjakan dengan menggunakan program Microsoft excel. Perhitungan pasang surut dengan metode Admiralty dapat dilihat pada skema berikut : Data pengamatan pasang surut selama 29 piantan Penyusunan hasil perhitungan harga X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4 Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y menggunakan konstanta pengali Penyusunan hasil perhitungan harga X dany dari konstantakonstanta pasut Penyusunan hasil perhitungan besaran besaran V,VI,PR,P,F,V,V,V,u,p,r,w,(1+W),g,A dan g 0 dari konstantakonstanta pasut Perhitungan besaran besaran w dan (1+W) Gambar 3. Metode pengolahan data pasang surut

a. Data pengamatan pasang surut selama 29 piantan Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu smooting data yang diperoleh pada saat pengukuran. Hal ini di lakukan untuk menghilangkan noise kemudian data dimasukan kedalam tabel 1, kekanan menunjukan pengamatan dari pukul 00:00 sampai 23:00 dan kebawah merupakan tanggal selama 29 hari pengamatan,

b. Penyusunan hasil perhitungan harga X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4 Pengisian data pada tabel 2 dilakukan dengan bantuan tabel 1 yaitu dengan mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada daftar 1 untuk setiap hari pengamatan. Daftar 1 Tabel 2

c. Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y (Tabel 3). Proses ini merupakan penjumlahan dari perhitungan pada langkah b. 1. Untuk X0 (+) merupakan penjumlahan semua data pada tanggal 1 mei 2015 sampai dengan 29 mei 2015. 2. Untuk X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-), untuk mengatasi hasilnya tidak ada negatif maka ditambah dengan bilangan tertentu. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4.

d. Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y menggunakan konstanta pengali (Tabel 4). Mengisi seluruh kolom penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y menggunakan konstanta pengali,diisi dengan data setelah penyelesaian hasil perhitungan harga X dan Y dengan bantuan konstanta pengali untuk menghitung harga X00, X10, Y10. Index Tanda X Y X Y Tambahan Jumlah 00 + 99733 99733 10 + 34395 65301-58000 58000-23605 7301 12 + 19347 28187-15048 37114 (29) (-) 2000 2000 2299-10927 1b + 9732 26338-18570 28236-8838 -1898 13 + 18005 32907-16390 32394 (29) (-) 2000 2000-385 -1487 1c + 16583 31397-16479 32229 104-832 20 + 57525 56919-58000 58000-475 -1081 22 + 30281 30775-27244 26144 (29) (-) 2000 2000 1037 2631 2b + 24696 23044-22836 23944 1860-900 23 + 29719 29751-27806 27168 (29) (-) 2000 2000-87 583 2c + 27773 27567-27717 27227 56 340 42 + 30039 30137-27962 27878 (29) (-) 2000 2000 77 259 4b + 23958 23942-24074 23954-116 -12 44 + 29929 30209-28072 27806 (29) (-) 2000 2000-143 403 4d + 24167 24024 IV - 23865 23872 302 152

e. Penyusunan hasil perhitungan harga X dany dari konstanta-konstanta pasut menggunakan bantuan daftar 1a (Tabel 5 dan 6). Mengisi kolom kolom pada Tabel 5 dan kolom kolom pada tabel 6 dengan bantuan daftar 1a Tabel 5 dan Tabel 6 yang mempunyai 10 kolom, kolom kedua diisi pertama kali sesuai dengan perintah pada kolom 1 dan angka angkanya dilihat pada Tabel 6. Untuk kolom 3,4,5,6,7,8,9 dan 10 dengan melihat angka angka pada kolom 2 dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan kolom yang ada pada daftar 1a.

Tabel 5 dan 6 f. Penyusunan hasil perhitungan besaran besaran V,VI,PR,P,F,V,V,V,u,p,r,w,(1+W),g,A dan g0 dari konstanta- konstanta pasut (Tabel 7). Format isian tabel 7 V : Pr R Cos r VI: Pr Sin r So M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 Daftar 3a : P Hasil hitung : f Hasil Hitung : 1+w Hasil Hitung : V Hasil Hitung : u Hasil Hitung : w Daftar 3a (3b) : p Hasil Hitung : r Jumlah : s g PR / [P X f X (1 + W)] = A

Pengisian kolom kolom pada Tabel 7 dilakukan dengan bantuan Tabel 5,6,7, dan 8. 1. Baris 1 untuk V : PR cos r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolom V untuk masing masing kolom. 2. Baris 2 untuk VI : PR sin r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolom V untuk masing masing kolom. 3. Baris 3 untuk PR dicari dengan rumus PR 2 = (PR sin r) 2 + (PR cos r) 2 4. Baris 4 untuk P didapat dari perhitungan harga X dan Y untuk masing masing S0, M2, S2, N2,K1, 01, M4, dan MS4. 5. Baris 5 untuk f didapatkan dari daftar (table node factor f) atau dengan menggunakan perhitungan berikut ini. Dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan berikut : S = 277.02+(481267.89 * T )+(0.0011* T * T ) H = 280.19 + (36000.77* T ) + (0.0003* T * T) P = 334.39 + (4069.04* T )+(0.0103* T ^2) N = 259.16 - (1934.14* T ) + (0.0021* T * T) Y = tahun dari tanggal tengah pengamatan D = jumlah hari yang berlalu dari jam 00.00 pada tanggal 1 januari tahun tersebut sampai jam 00.00 tanggal pertengahan pengamatan. l = bagian integral tahun = ¼ ( Y 1901 ) T = ( 365 * (Y - 1900) + (D 1) + l ) contoh : Y = 2015 D = (januari = 31) + (februari = 28) + (maret = 31) + (april = 30) +(mei (tanggal tengah waktu pengamatan = 17) = 137 l = ¼ ( Y 1901 ) = ¼ ( 2015 1901 ) = 28.5 T = ( 365 * (Y - 1900) + (D 1) + l) = ( 365 * (2015 1900) + (137-1) + 28.5) / 36525 = 1.15

Setelah nilai Y,D, dan L didapatkan maka dilanjutkan dengan mencari nilai S,H,P,N S = 277.02+(481267.89 * T )+(0.0011* T * T ) = 277.02+(481267.89 * 1.15 )+(0.0011* 1.15 * 1.15 ) = 555490.8 H = 280.19 + (36000.77* T ) + (0.0003* T * T) = 280.19 + (36000.77* 1.15 ) + (0.0003* 1.15 * 1.15 ) = 41812.41 P = 334.39 + (4069.04* T )+(0.0103* T ^2) = 334.39 + (4069.04* 1.15 )+(0.0103* 1.15 ^2) = 5028.644 N = 259.16 - (1934.14* T ) + (0.0021* T * T) = 259.16 - (1934.14* 1.15 ) + (0.0021* 1.15 * 1.15 ) = -1972.154 Kemudian buat tabel pembantu seperti dibawah ini : trunc(h) h (deg) h (rad) s= 555490,8 1543,030 10,850 0,189 h= 41812,41 116,146 52,413 0,915 p= 5028,644 13,968 348,644 6,085 N= -1972,154-5,478 187,846 3,279 p'= 283,2049 0,787 283,205 4,943 trunc (h) = nilai s * 360 h (deg) = (trunc (h) -INT(trunc (h)))*360 h (rad) = ((trunc (h) -INT(trunc (h)))*360)/(180/pi()) Nilai f : fm2 = 1,0004 0,0373 cos N + 0,0002 cos 2N = 1,0004 0,0373 cos 3,279 + 0,0002 cos 2 (3,279) = 1,038 fk2 = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2N 0,0015 cos 3N = 1,0241 + 0,2863 cos 3,279 + 0,0083 cos 2(3,279 ) 0,0015 cos 3,279 = 0,750

fo1 = 1,0089 + 0,1871 cos N + - 0,0147 cos 2N + 0,0014 cos 3N = 1,0089 + 0,1871 cos 3,279 + - 0,0147 cos 2(3,279 ) + 0,0014 cos 3(3,279) = 0,808 fk1 fs2 fp1 fn2 fm4 fms4 = 1,0060 + 0,1150 cos N 0,0088 cos 2N + 0,0006 cos 3N = 1,0060 + 0,1150 cos 3,279 0,0088 cos 2(3,279 ) + 0,0006 cos 3(3,279) = 0,883 = 1,0 (Tetap) = 1,0 (Tetap) = fm2 = (fm2)2 = fm2 6. Baris 6 untuk (1+W) ditunggu dulu karena pengisiannya merupakan hasil dari kolom kolom. 7. Baris 7 untuk V diperoleh dari persamaan berikut : Nilai V : V M2 = -2s +2h = 83,127 V K1 = h + 90 = -2(10,850) + 2(52,413) = 52,413 + 90 = 142,413 V O1 = -2s + h + 270 V K2 V S2 = -2(10,850) + 52,413 +270 = 300,714 = 2h = 2 (52,413) = 104,827 = 0 (Tetap) V M4 = 2(V M2) V MS4 = VM2 = -2s +2h 8. Baris 8 untuk nilai u diperoleh dari daftar atau berdasarkan persamaan berikut.

Pertama dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya pada langkah ke-5. Setelah nilai s, h, p dan N diperoleh maka nilai u pada masingmasing komponen dapat dihitung dengan persamaan berikut: Nilai u : u M2 u K2 u K1 = -2,14 sin N = -2,14 sin 3,279 = 0,293 = -17,74 sin N + 0,68 sin N 0,04 sin 3N = -17,74 sin 3,279 + 0,68 sin 3,279 0,04 sin 3(3,279) = 2,622 = -8,86 sin N + 0,68 sin 2N 0,07 sin 3N = -8,86 sin 3,279 + 0,68 sin 2(3,279 ) 0,07 sin 3(3,279) = 1,421 u O1 = 10,80 sin N 1,34 sin 2N + 0,19 sin 3N = 10,80 sin 3,279 1,34 sin 2(3,279 ) + 0,19 sin 3(3,279 ) = -1,912 u S2 = 0 (Tetap) u P1 = 0 (Tetap) u M4 = 2 (um2) u MS4 = u M2 u N2 = u M2 9. Baris 9 untuk w diperoleh dari skema-viii. 10. Baris 10 untuk p diisi dengan harga p yang ada di daftar 1a sesuai dengan masing masing 11. Baris 11 untuk r ditentukan dari : r arctan PR sin r PR cos r 12. Baris 12 untuk g ditentukan dari : s = V + u + w + p + r 13. Baris 13 untuk g = s x 360 0, maksudnya untuk mencari harga kelipatan 360 0 terhadap g, besaran tersebut diisikan pada baris ke 13. 14. Baris ke 14 untuk A ditentukan dengan rumus A = PR Pf(1+w)

g. Perhitungkan besaran besaran w dan (1+w) Tabel perhitungan besaran besaran w dan (1+w) dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Untuk menghitung (1+w) dan w untuk S2 dan MS4. w dan (1 + W) untuk S2, MS4 VII : K1 V VII : K1 u Jumlah V + u w/f S2 : W/f F W K2 W 1 + W 2. Untuk menghitung (1+w) dan w untuk K1 w dan (1 + W) untuk K1 VII : K1 : 2V VII : K1 : u Jumlah : 2V + u K1 : wf K1 : Wf w W 1 + W. 3. Untuk menghitung (1+w) dan w untuk N2. w dan (1 + W) untuk N2 VII : M2 : 3V VII : N2 : 2V selisih (M2 - N2) N2 : w N2 : 1+W

h. Interpolasi sudut untuk (1+w) Komponen S2: A = (1+W) cos w = 1 + 0,272 cos (2h + uk2) + 0,059 cos (h - 282) B = (1+W) sin w = 0,272 sin (2h + uk2) - 0,059 sin (h - 282) W/f S2 = (B/sin(atan(B/A)))-1 w/f S2 = atan(b/a) Komponen K1: A = (1+W) cos w = 1-0,331 cos (2h + uk1) B = (1+W) sin w = 0,331sin (2huK1) WfS2 = (B/sin(atan(B/A)))-1 wfk1 = atan (B/A) Komponen N2: A = (1+W) cos w = 1+ 0,189 cos (2h - 2p) B = (1+W) sin w = 0,189 sin (2h - 2p) (1+WN2) = sqrt(a*a+b*b) wn2 = atan (B/A) w/f s2 *PI w/f K1 *PI w/f N2 *PI i. Tahapan Perhitungan 1. Untuk menghitung (1+w) dan w untuk S2 dan MS4 a. Baris 1 adalah harga V untuk K1 (Baris ke 7 Tabel ke 7). V = 142 b. Baris 2 adalah harga u untuk K1 (Baris ke 8 Tabel ke 7). u = 1 c. baris 3 adalah penjumlahan V dan u atau (V+u) merupakan sudut. V + u = 142 + 1 = 143 d. Baris 4 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai w dan (1+w). e. Baris 5 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi, didapatkan dari nilai w/f S2 *PI

f. Baris 6 adalah f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai f, didapatkan dari nilai pada tabel interpolasi W/f S2 g. Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : w = w/f (baris 4/baris 6) h. Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara : W = W/f (baris 5) x f(baris 6). i. Baris 9 adalah (1+w) diperoleh dengan cara : 1 +W (baris 8). 2. Untuk menghitung (1+w) dan w untuk K1: a. Baris 1 adalah harga 2V untuk K1(Baris ke 7 Tabel ke 7). b. Baris 2 adalah harga u untuk K1(Baris ke 8 Tabel ke 7). c. Baris 3 adalah penjumlahan 2V dan u atau (2V + u) merupakan sudut. d. Baris 4 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai w dan 1+ w. e. Baris 5 adalah W/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai w dan 1+ w. f. Baris 6 adalah f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai f. g. Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : w = h. Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara : W = w (baris 4) f f (baris 6) W (baris 4) f f (baris 6) i. Baris dalah (1+w) diperoleh dengan cara : 1+ W (baris 8) 3. Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2 : a. Baris 1 adalah harga 3V untuk M2 (Baris ke 7 Tabel ke 7).. b. Baris 2 adalah harga 2V untuk N2 (Baris ke 8 Tabel ke 7). c. Baris 3 adalah selisih 3V dan 2V atau (3V-2V) merupakan sudut. d. Baris 4 adalah w diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai w dan (1+w). e. Baris 5 adalah 1 +W diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan nilai w dan (1+w).

Tabel akhir KONSTANTA HARMONIK So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4 A cm 143 6 2 1 0.6 54 46 18 1.4 1 g 110 241 150 241 137 24 137 226 330 Daftar Pustaka Surbakti H. 2007. Pasang Surut. http://surbakti77.wordpress.com/2007/09/03/ pasang-surut/ [27 April 2015]. Ongkosongo, O., S, R. 1989. Asean- Australia Cooperative Program on marine science ProjectI : tides and tidal phenomena: Pasang surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Dan Pengembangan Oseanologi. Jakarta Wyrtki K.1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters, Institute Oceanography: California.