Sistem Visual Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

One picture is worth more than ten thousand words

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

SAMPLING DAN KUANTISASI

10/11/2014 SISTEM VISUAL MANUSIA. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 2. Konsep Dasar Citra Digital

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16

Digital Image Fundamentals

Grafik Komputer : KONSEP DASAR

Pengolahan citra. Materi 3

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

Pertemuan 2 Representasi Citra

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

Model Citra (bag. 2)

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA. Akuisisi dan Model ABDUL AZIS, M.KOM

BAB II LANDASAN TEORI

Grafika Komputer Pertemuan Ke-14. Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

BAB II TEORI PENUNJANG

Model Citra (bag. I)

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari

BAB 2 LANDASAN TEORI

10/11/2014. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 3. Pembentukan Citra Digital. Digitalisasi Citra. Yang dipengaruhi N,M, & q

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II Tinjauan Pustaka

Dasar Pengolahan Citra Dijital

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

5.3 Praktek Image Adjustment

BAB II LANDASAN TEORI

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG

LAPORAN PEMROSESAN CITRA DIGITAL

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

BAB II DASAR TEORI. Pengolahan Citra

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Digitalisasi Citra. Digitalisasi. Citra analog / objek / scene. Citra digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN - 2 PENGOLAHAN CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER 1 SISTEM APLIKASI KOMPUTER GRAFIK KOMPUTER DAN KONSEP DASAR OLAH CITRA. Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB 2 LANDASAN TEORI. Digital image processing adalah istilah untuk memproses gambar (picture) dua

BAB 2 LANDASAN TEORI

Klasifikasi Warna Menggunakan Pengolahan Model Warna HSV

BAB II LANDASAN TEORI

Dasar-dasar Photoshop

By: Ahmad SYAUQI Ahsan

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D.

Pengolahan Citra Berwarna

BAB II TI JAUA PUSTAKA

Implementasi Algoritma Boyer-Moore untuk Memanipulasi Foto dengan Magic Color

TEKNIK PENAJAMAN CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTRAST STRECHING

ANALISA PERBANDINGAN VISUAL METHOD DAN LIQUID PENETRANT METHOD DALAM PERBAIKAN CITRA FILM RADIOGRAFI

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

SISTEM VISUAL MANUSIA DAN PEMBENTUKAN CITRA

HVS = Human Visual System Image adalah untuk di lihat! Problem Image = Problem Visual

Image Formation & Display

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar

Transkripsi:

Sistem Visual Manusia Pembentukan Citra oleh Sensor Mata Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Bayangan obyek pada retina mata dibentuk dengan mengikuti konsep sistem optik dimana fokus lensa terletak antara retina dan lensa mata. Mata dan syaraf otak dapat menginterpretasi bayangan yang merupakan obyek pada posisi terbalik. 1

Cornea Iris Lens Visual Axis Retina Blind Spot Fovea A cross section of the human eye (Gonzalez & Woods, 1992) 2

Sistem Visual Manusia Fovea di bagian retina terdiri dari dua jenis receptor: Sejumlah cone receptor, sensitif terhadap warna, visi cone disebut photopic vision atau bright light vision Sejumlah rod receptor, memberikan gambar keseluruhan pandangan dan sensitif terhadap iluminasi tingkat rendah, visi rod disebut scotopic vision atau dim-light vision Blind Spot adalah bagian retina yang tidak mengandung receptor sehingga tidak dapat menerima dan menginterpretasi informasi 3

Sistem Visual Manusia Subjective brightness Merupakan tingkat kecemerlangan yang dapat ditangkap sistem visual manusia; Merupakan fungsi logaritmik dari intensitas cahaya yang masuk ke mata manusia; Mempunyai daerah intensitas yang bergerak dari ambang scotopic (redup) ke ambang photopic (terang). Brightness adaption Merupakan fenomena penyesuaian mata manusia dalam membedakan gradasi tingkat kecemerlangan; Batas daerah tingkat kecemerlangan yang mampu dibedakan secara sekaligus oleh mata manusia lebih kecil dibandingkan dengan daerah tingkat kecemerlangan sebenarnya. 4

Brightness Adaptation Human Visual System (HVS) dapat menampilkan intensitas dengan range yg besar (10 10 ) Tetapi secara simultan menerima intensitas dalam range yg jauh lebih kecil. Jika seseorang berada pada intensitas B a (outside) dan masuk ke ruangan gelap, dia hanya dapat melihat hingga intensitas B b. Mata membutuhkan waktu yg lebih lama untuk proses adaptasi dalam mencapai scotopic vision. 5

Sistem Visual Manusia Kepekaan dalam pembedaan tingkat kecemerlangan merupakan fungsi yang tidak sederhana, namun dapat dijelaskan antara lain dengan dua fenomena berikut: Mach Band (ditemukan oleh Ernst Mach): pita tengah bagian kiri kelihatan lebih terang dari bagian kanan. Simultaneous Contrast: kotak kecil disebelah kiri kelihatan lebih gelap dari kotak kecil disebelah kanan, padahal intensitasnya sama tapi intensitas latar belakang berbeda. Hal sama terjadi bila kertas putih di meja kelihatan lebih putih daripada kertas sama diarahkan ke sinar matahari. 6

Mach Band Effect Perceived Brightness changes around strong edges. 7

Weber Ratio Sensitifitas HVS terhadap pembedaan intensitas terdapat pada perbedaan intensitas warna latar belakang. Weber ratio ( I/I): merupakan fungsi log I. I I+ I 8

Formasi Citra Cahaya dipancarkan dari sumber cahaya Cahaya dipantulkan oleh object. Cahaya yg dipantulkan ditangkap oleh mata atau camera Cahaya adalah radiasi elektromagnetis yang menstimulir respons visual, dan diekspresikan sebagai distribusi energi spectral L(λ), dimana λ adalah panjang gelombang antara 350nm 780 nm. 9

Colors - Electromagnetic Radiation Visible Light Range: 350-780 nm Maximum Sun Energy: 450 nm Best Atmospheric Transmittance: Visible Range 10

Pengertian Citra Dijital Citra Dijital Citra dijital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik tersebut; Citra dijital adalah citra f(x,y) dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial (sampling) dan diskritisasi tingkat kecemerlangannya/keabuan (kwantisasi); Citra dijital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar / piksel / pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. 11

Pengertian Citra Dijital Sampler Citra kontinue Citra dijital Matriks citra dengan obyek angka 5 Resolusi spasial : Resolusi kecemerlangan : Tinggi (16 x 16) Rendah (8 x 8) Tinggi (4) Rendah (2) 12

Citra Digital dan Pengolahannya Citra Suatu signal dua-dimensi yang dapat diobservasi oleh sistem visual manusia Citra Digital Representasi citra melalui proses sampling berdasarkan ruang dan waktu Pengolahan citra digital melakukan operasi pengolahan signal digital pada citra digital. 13

Pengolahan Citra di Komputer Bentuk dasar citra yang akan diproses oleh komputer adalah dalam bentuk digital, yaitu sebagai array binary word dengan panjang hingga, Proses digitalisasi Citra melalui proses sampling dengan kisi-kisi diskrit dan masing-masing kisi-kisi tersebut dikuantisasi ke bilangan integer untuk memperoleh representasi warna pixel f(x,y) Input Image Sampler N = 2 n f s (x,y) Quantizer G = 2 m Digitization Digital Computer Digital computer f s (x,y) D to A converter Display Display 14

Digitizing an image Line Column of samples Pixel Black 255 Line Spacing Gray 128 Sample Spacing Picture Sampling process Spatial resolution Sumber: Dimodifikasi dari Castlemen, 1996 White 0 Brightness Spacing Proses Kwantisasi Brightness Resolution 15

Resolusi Spasial dan Kecemerlangan/Brightness Resolusi Citra Dikenal: resolusi spasial dan resolusi kecemerlangan, berpengaruh pada besarnya informasi citra yang hilang. Resolusi spasial: halus / kasarnya pembagian kisi-kisi baris dan kolom. Transformasi citra kontinue ke citra dijital disebut dijitisasi (sampling). Hasil dijitisasi dengan jumlah baris 256 dan jumlah kolom 256 - resolusi spasial 256 x 256. Resolusi kecemerlangan (intensitas / brightness): halus / kasarnya pembagian tingkat kecemerlangan. Transformasi data analog yang bersifat kontinue ke daerah intensitas diskrit disebut kwantisasi. Bila intensitas piksel berkisar antara 0 dan 255 - resolusi kecemerlangan citra adalah 256. 16

Resolusi Spasial - Sampling Sampling Uniform dan Non-uniform Sampling Uniform mempunyai spasi (interval) baris dan kolom yang sama pada seluruh area sebuah citra. Sampling Non-uniform bersifat adaptif tergantung karakteristik citra dan bertujuan untuk menghindari adanya informasi yang hilang. Daerah citra yang mengandung detil yang tinggi di-sampling secara lebih halus, sedangkan daerah yang homogen dapat di-sampling lebih kasar. Kerugian sistem sampling Non-uniform adalah diperlukannya data ukuran spasi atau tanda batas akhir suatu spasi. 17

Resolusi Kecemerlangan - Kwantisasi Kwantisasi Uniform, Non-uniform, dan Tapered Kwantisasi Uniform mempunyai interval pengelompokan tingkat keabuan yang sama (misal: intensitas 1 s/d 10 diberi nilai 1, intensitas 11 s/d 20 diberi nilai 2, dstnya). Kwantisasi Non-uniform: Kwantisasi yang lebih halus diperlukan terutama pada bagian citra yang meng-gambarkan detil atau tekstur atau batas suatu wilayah obyek, dan kwantisasi yang lebih kasar diberlakukan pada wilayah yang sama pada bagian obyek. Kwantisasi Tapered: bila ada daerah tingkat keabuan yang sering muncul sebaiknya di-kwantisasi secara lebih halus dan diluar batas daerah tersebut dapat di-kwantisasi secara lebih kasar (local stretching). 18

Resolusi Uniform vs Non-Uniform Tidak perlu resolusi spasial yang non-uniform Perlu resolusi spasial yang non-uniform Tidak perlu resolusi kecemerlangan yang nonuniform (untuk warna hitam dan putih) Perlu resolusi kecemerlangan yang non-uniform (untuk warna kehijauan dan kemerahan) 19

Sampling A continuous image function f(x,y) can be sampled using a discrete grid of sampling points in the plane. The image is sampled at points x = j ( x), y = k ( y) y x 20

Kuantisasi Memetakan suatu variabel kontinu u ke diskrit variabel u, dengan nilai pada himpunan hingga {r 1,r 2,,r L } Kuantisasi rule: Definisikan {t k, k=1,,l+1} sebagai himpunan transisi, dimana t 1 dan t L+1 sebagai nilai minimum dan maksimum u. Jika u berada pada interval [t k, t k+1 ), maka u dipetakan ke r k 21

Kuantisasi u Quantizer u r L Quantizer output r k t 1 t 2 t k t L+1 r 2 r 1 22

Contoh Kuantisasi Misalkan range output suatu sensor memiliki nilai antara 0.0 hingga 10.0. Jika sample dikuantisasi secara uniform ke level 256, maka level transisi dan rekonstruksi : t k = 10 (k-1) 256 5 r k = t k + 256 k = 1,, 257 Interval q = t k t k-1 = r k r k-1 is constant for different values of k and is called the quantization interval 23

Perolehan Citra Digital 24

25

Palet Warna Bagaimana sebuah citra direpresentasikan dalam file? Pertama-tama seperti halnya jika kita ingin melukis sebuah gambar, kita harus memiliki palet dan kanvas Palet: kumpulan warna yang dapat membentuk citra, sama halnya seperti kita hendak melukis dengan cat warna, kita memiliki palet yang bisa kita isikan berbagai warna cat air Setiap warna yang berbeda dalam palet tersebut kita beri nomor (berupa angka) Contoh untuk citra monokrom (warnanya hanya putih-abuabu-hitam), berarti kita memiliki palet sbb: 26

Tiga kuantisasi yang dapat digunakan untuk menggambarkan warna: Hue ditentukan oleh dominan panjang gelombang. Warna yang dapat dilihat oleh mata memiliki panjang gelombang antara 400 nm (violet) - 700 nm (red) pada spektrum electromagnetic. Saturation ditentukan oleh tingkat kemurnian, dan tergantung pada jumlah sinar putih yang tercampur dengan hue. Suatu warna hue murni adalah secara penuh tersaturasi, yaitu tidak ada sinar putih yang tercampur. Hue dan saturation digabungkan menentukan chromaticity suatu warna. Intensitas ditentukan oleh jumlah sinar yang diserap. Semakin banyak sinar yang diserap semakin tinggi intensitas warnanya. Sinar Achromatic tidak memiliki warna, tetapi hanya ditentukan oleh atribut intensitas. Tingkat keabuan (Greylevel) adalah ukuran intensitas yand ditentukan oleh energi, sehingga merupakan suatu kuantitas fisik. Dalam hal lain, brightness atau luminance ditentukan oleh persepsi warna (sehingga dapat merupakan efek psychology). Apabila diberikan sinar biru dan hijau dengan intensitas yang sama, sinar biru diterima (perceived) lebih gelap dibandingkan sinar hijau. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi intensitas manusia adalah non-linear, misalkan perubahan intensitas yang dinormalisasi dari 0.1 ke 0.11 dan 0.5 ke 0.55 akan diterima dengan perubahan tinkat kecerahan (brightness) yang sama. 27

Spectral response curves for each cone type. The peaks for each curve are at 440nm (blue), 545nm (green) and 580nm (red). Warna Campuran pada Diagram Chromaticity. (Gonzalez & Woods, 1992) 28

MODEL RGB 29

Model CMY Model CMY (Cyan, Magenta dan Yellow) adalah suatu model substractive yang berhubungan dengan penyerapan warna, sebagai contoh pigment warna cat. Suatu permukaan yang dicat warna cyan kemudian diiluminasi sinar putih, maka tidak ada sinar merah yang dipantulkan, dan similar untuk warna magenta dengan hijau, dan kuning dengan biru. Relasi model CMY adalah sebagai berikut : 30

Model HIS (Hue-Saturation-Intensity) Gambar sebelah kiri merupakan bentuk solid HSI dan sebelah kanan adalah model segitiga HSI yang merupakan bidang datar dari pemotongan model solid HSI secara horisontal pada tingkat intensitas tertentu. Hue ditentukan dari warna merah, saturation ditentukan berdasarkan jarak dari sumbu. Warna pada permukaan model solid dibentuk dari saturasi penuh, yaitu warna murni, dan spektrum tingkat keabuan, berada pada sumbu yang solid. Untuk warna-warna ini, hue tidak didefinisikan. 31

Model HIS (Hue-Saturation-Intensity) Konversi nilai antar model RGB dan HSI adalah sebagai berikut dimana kuantitas R, G, dan B adalah jumlah komponen warna merah, hijau, biru dan dinormilisasi ke [0,1]. Intensitas adalah nilai ratarata komponen merah, hijau dan biru. Nilai saturation ditentukan sebagai: 32

Kanvas & Matriks Setelah itu kita dapat menggambar menggunakan warnawarna dalam palet tersebut di atas sebuah kanvas Sebuah kanvas dapat kita anggap sebagai sebuah matriks dimana setiap elemen dari matriks tersebut bisa kita isikan dengan salah satu warna dari palet Informasi tentang palet (korespondensi antara warna dengan angka) disimpan dalam komputer (program pembuka citra seperti Paint, Photoshop, dll) sehingga sebuah file citra dalam komputer hanya perlu menyimpan angka-angka yang merepresentasikan sebuah warna. sebuah citra direpresentasikan dalam sebuah matriks yang berisi angka-angka 33

Contoh 201 188 181 185 180 147 140 149 155 138 144 144 145 199 200 201 188 139 132 147 150 143 123 112 102 117 207 221 222 136 90 111 125 145 140 138 122 104 97 231 219 200 90 65 84 84 107 95 92 92 99 89 227 223 181 74 72 89 92 86 77 63 50 55 65 217 211 166 85 47 75 82 83 75 42 42 39 40 208 195 179 131 54 68 66 72 46 21 15 24 19 198 187 181 141 53 54 55 59 37 21 37 66 90 195 184 170 134 52 38 42 45 35 43 98 152 172 186 175 171 169 100 34 34 27 44 85 139 170 184 167 156 142 144 112 48 32 46 84 133 166 172 186 142 139 131 120 108 67 30 76 102 123 153 171 178 145 134 128 125 117 70 38 91 101 105 125 146 157 = 34

Alur Jika kita menyimpan gambar kucing tadi ke dalam sebuah file (kucing.bmp), maka yang disimpan dalam file tersebut adalah angka-angka yang diperoleh dari matriks kanvas. File kucing.bmp: Header Angkaangka dari matriks input Program pembuka citra (Paint, Photoshop, dll) Ditampilkan di layar Informasi palet dan format file citra 35

Representasi dalam File Untuk Windows Bitmap Files (.bmp) Ada header berisi informasi jumlah baris dan kolom dalam citra, informasi palet, dll Header langsung diikuti dengan angka-angka dalam matriks, disusun perbaris Baris pertama langsung diikuti baris kedua, dst Bagaimana mengetahui awal suatu baris? (misal untuk membedakan citra berukuran 100x200 dengan 200x100) lihat informasi jumlah baris dan jumlah kolom di header Header Baris 1.. Baris terakhir 36

Representasi dalam File Ada bermacam format representasi citra dalam file, seperti bmp, tif, jpg, dan sebagainya. Format BMP merupakan format yang kurang efisien, karena semua informasi angka dalam baris disimpan semua. Misalkan ukuran header adalah H byte, ukuran citra 100x100 byte monokrom, maka ukuran file bmp tersebut adalah : H + data citra = H + 10000 Byte Bagian data citra (10000 byte) sebenarnya bisa dikompresi agar ukuran file tidak terlalu besar. Salah satu cara kompresi adalah dengan terlebih dahulu mentransformasikan citra ke ruang yang berbeda (contoh: format file JPEG) 37

Kaitannya dengan frekuensi? Citra ambil 1 baris plot (sumbu x: posisi piksel dalam baris, sumbu y: intensitas keabuan/warna) Columns 1-9 : 71 70 70 70 73 77 81 83 73.. Columns 307-315: 92 93 84 93 96 79 121 218 232 Columns 316-324: 233 74 0 11 24 14 14 13 11.. Columns 397 through 400 : 24 8 13 15 38

Kaitannya dengan Frekuensi? Frekuensi dapat dilihat perbaris dan perkolom atau perbidang 39