TINJAUAN PUSTAKA. bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

VETIVER Rumput Perkasa Penahan Erosi

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Jambu Biji Pemangkasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

PENDEKATAN BIOTIK DALAM PENGUATAN LERENG

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nenas

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman panili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Monocotyledoneae, Ordo: Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae.

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman Vetiver termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tunggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar wangi terdiri atas beberapa anak rumpun yang nantinya dapat dijadikan bibit (Rao and Suseela, 2008). Tanaman vetiver membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang. Tanaman vetiver memiliki akar serabut yang masuk sangat jauh kedalam tanah (saat ini rekor akar vetiver terpanjang adalah 5,2 meter yang ditemukan di Doi Tung, Thailand). Akar vetiver diketahui mampu menembus lapisan yang sangat keras setebal 15 cm. Dilereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat (Wijayakusuma, 2007). Vetiver adalah rumput berumbai padat dengan tangkai yang menaik dari rhizoma aromatik hinga setinggi 2 m. Akarnya sangat kuat, padat dan aromatik (Rao and Suseela, 2008). Tanaman vetiver tidak mempunyai stolon atau rhizoma. Sistem akar tumbuh dengan sempurna dan sangat cepat. Pada beberapa kondisi, panjang akar tanaman vetiver pada tahun pertama dapat mencapai 3 4 m. Berbatang lurus dan kaku yang dapat menahan arus air secara relatif dalam (Truong, dkk, 2002). Rumpun tumbuh hingga mencapai tinggi 1-1,5m, terkadang dapat mencapai 3 m, berdiameter 2-8 mm. Daun berbentuk garis, pipih, kaku, permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm, ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang, namun di bagian apeksnya tampak menebal (Rao and Suseela, 2008).

Ada beberapa sifat karakteristik vetiver yang membuatnya spesial dibanding rumput lain dan pepohonan yang digunakan dalam konservasi tanah yaitu: - Mempunyai sistem perakaran yang dalam - Tidak menimbulkan efek yang serius akibat persaingan unsur hara dan air pada tanaman budidaya yang ditanam didekatnya - Mudah dalam penanaman dan pemeliharaan - Mudah dimusnahkan jika tidak diperlukan lagi - Dapat tumbuh pada tanah ph sangat asam sampai dengan basa (3,5 10,5) - Dapat tumbuh pada rentang iklim yang luas - Tidak bersifat gulma karena menghasilkan biji infertile dan tidak menghasilkan stolon dan rhizoma yang menyebar sehingga tetap berada dimana vetiver tersebut ditanam. - Mampu mengurangi erosi jika ditanam berbaris (National Research Council, 1993) Syarat Tumbuh Iklim Tanaman vetiver ditemukan tumbuh secara liar, setengah liar dan sengaja ditanam diberbagai negara beriklim tropis dan subtropis (Santoso, 1993). Rumput vetiver tumbuh liar di semua daratan di India hingga pada ketinggian 1200 m. Vetiver dapat tumbuh baik pada kondisi lingkungan sangat basah dengan curah hujan tahunan 2000-3000 mm sampai sangat kering dengan curah hujan tahunan berkisar pada 300-1000 mm (Rao dan Suseela, 2008).

Suhu maksimum yang mendukung pertumbuhan rumput vetiver adalah pada rentang 25-35 C; namun suhu absolut maksimumnya dapat mecapai 45 C. Vetiver tetap dapat tumbuh pada kondisi tanah tandus dan pada tipe tanah yang beragam. Rumput vetiver dewasa dapat tumbuh pada tanah yang mengandung garam. Meskipun telah mengalami kebakaran, terinjak-injak, ataupun habis karena dimakan hewan, jenis rumput ini masih dapat tetap tumbuh (Rao dan Suseela, 2008). Walaupun vetiver sangat bersikap toleran pada beberapa lahan ekstrim dan kondisi-kondisi klimat tersebut di atas, tanaman vetiver tidak toleran untuk berteduh. Tempat teduh akan mengurangi pertumbuhannya dan pada kasus ekstrim, tanaman vetiver dapat mati. Oleh karena itu vetiver tumbuh baik pada kondisi terbuka (Truong, 2002). Tanah Tanaman vetiver tumbuh baik pada tanah berpasir (antosol) atau pada tanah abu vulkanik dilereng-lereng bukit. Pada tanah tersebut akar tanaman menjadi panjang dan lebat dan juga akar mudah dicabut tanpa ada yang tertinggal dan hilang. Sesungguhnya tanaman vetiver masih dapat tumbuh pada tanah-tanah liat yang banyak mengandung air, namun kelemahannya, selain sulit dicabut, juga pertumbuhan akar terhambat (Santoso, 1993). Tanaman vetiver toleran terhadap kondisi tanah yang mempunyai derajat keasaman yang tinggi yaitu pada ph 3,5-11 dan tanah yang keracunan aluminium dan magnesium (Truong, 2002). Meskipun vetiver tumbuh di hampir semua tipe tanah, tanah lumpur berpasir yang berair adalah merupakan tanah yang terbaik (Anon, 1976). Tanaman vetiver dapat tumbuh baik di lingkungan yang tidak menguntungkan termasuk pada lahan berat yang masam, mengandung mangan dan alumunium;

bersalinitas tinggi dan banyak mengandung natrium; mengandung logam berat seperti Al, Mn, As, Cd, Cr, Ni, Pb, Hg, Se, dan Zn (Wijayakusuma, 2007). Pupuk Nitrogen Nitrogen merupakan bagian pokok bagi tanaman. Nitrogen hadir sebagai satuan fundamental dalam protein, asam nukleik, klorofil dan senyawa organic lain. Protein merupakan penyusun utama protoplasma. Fungsi nitrogen sebagai bahan vital berbagai enzim menunjukkan fungsi utamanya sebagai pusat dalam seluruh proses metabolis dalam tanaman (Mas ud, 1992). Dilaporkan juga bahw kekahatan nitrogen menyebabkan pembelahan sel terhambat dan akhirnya memperlambat pertumbuhan. Nitrogen dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan luas daun sehingga area fotosintesis meningkat. Pasokan nitrogen dalam jumlah tinggi akan mempercepat perubahan karbohidrat menjadi protein. Menurut Mas ud, (1992) fungsi nitrogen bagi pertumbuhan tanaman adalah 1) menjadikan tanaman berwarna hijau, 2) meningkatkan pertumbuhan daun dan batang, 3) menjadikan tanaman menjadi sukulen, 4) menahan pertumbuhan akar, 5) memperlambat pematangan tanaman dengan membantu pertumbuhan vegetatif yang tetap hijau walaupun saat masak sudah maksimum, 6) meningkatkan kandungan protein, 7) mengurangi pengaruh buruk udara dingin. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah dan nitrogen merupakan unsur yang mudah larut dan menguap. Kadar Nitrogen rata-rata dalam jarinagn tanaman adalah 2% - 4% berat kering. Dalam tanah kadar nitrogen sangat bervariasi, tergantung pada pengelolaan dan penggunaan tanah tersebut (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Disebut pupuk nitrogen karena pupuk-pupuk dalam kelompok ini didominasi oleh unsur N. Termasuk pupuk Nitrogen antara lain urea yang mengandung 45-46% N,

zwavelzure ammoniak atau amoniumsulfat (ZA) yang mengandung 20-21%N, dan amoniumnitrat yang mengandung 35% N (Redaksi Agromedia, 2008) Nitrogen dalam bentuk urea cepat larut dalam air dan mudah tercuci. Nitrogen sangat cepat tersedia bagi tanaman karena itu harus digunakan pada saat nitrogen dibutuhkan khusus pada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah (Novizan, 2005). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan meliputi 5 hal yaitu harus tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat guna (Susila, 2005). Panjang Pangkasan Bahan Tanaman Anakan merupakan tunas yang tumbuh dari pangkal batang. Bagian ini merupakan bagian yang paling sering digunakan untuk perbanyakan vetiver karena tersedia dalam jumlah yang banyak, teknik pengerjaan yang mudah, hasil yang baik dapat bertahan dalam transportasi yang berlangsung lama dalam berbagai kondisi dan berkembang dengan cepat ketika akarnya mulai tumbuh. Salah satu teknik perbanyakan yang sering digunakan adalah perbanyakan dengan anakan (Chomchalow, 2000). Vetiver diperbanyak secara vegetatif dengan memecah rumpun yang terdiri dari satu atau beberapa tunas berukuran 15 20 cm dan meliputi beberapa bagian akar. (Truong, 2002). Pemangkasan dapat didefinisikan sebagai pemotongan pertumbuhan yang tidak dikehendaki untuk merangsang pertumbuhan tertentu. Definisi ini mencakup dua pengertian yaitu penghilangan suatu bagian dan mendatangkan respon tertentu (Verheij dan Coronel, 1992). Menurut Harjadi (1989) pemangkasan merupakan upaya untuk menghilangkan dominasi pucuk berupa penghambatan oleh titik tumbuh pada pertumbuhan tunas di bawahnya dan merupakan fungsi dari distribusi auksin. Auksin dibentuk di ujung batang dan akar kemudian bergerak ke bagian lain di tanaman.

Coombs et al. (1994) mengemukakan bahwa pucuk menggunakan suatu kontrol yang sangat mempengaruhi tunas dan menekan pertumbuhan cabang lateral. Penghilangan pucuk akan memecah dominasi dan salah satu tunas di bawah pucuk akan tumbuh dan membuat dominasi baru. Pemangkasan bertujuan meningkatkan jumlah tunas, mengurangi transpirasi, mengatur bentuk tanaman, meningkatkan jumlah bunga dan mengatur waktu pembungaan (Weaver, 1972). Menurut Sukasman (1988) pemangkasan bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif, menekan pertumbuhan generatif serta mengubah pertumbuhan batang tunggal dan besar menjadi berbatang banyak dan rendah, selain itu pemangkasan dapat mempengaruhi pertunasan, karena pemangkasan pada pucuk batang akan mempengaruhi keseimbangan zat pengatur tumbuh alami di daerah ketiak daun. Menurut Sutarno (1982) perubahan keseimbangan zat pengatur tumbuh alami tersebut akan merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemangkasan akan memicu bekerjanya meristem ujung yang menghasilkan sel-sel baru pada ujung akar atau batang, mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi atau panjang (Gardner et al., 1991). Hal ini disebabkab adanya pergerakan auksin yang tinggi akibat pemangkasan batang menuju ujung batang atau pangkal batang menghambat tunas lateral atau samping (Hartman dan Kester, 1990). Pertumbuhan vegetatif tanaman dengan cepat akan berlangsung setelah dilakukan pemangkasan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan keseimbangan rasio akar dan tajuk. Aliran distribusi air, nutrisi, dan cadangan makanan berlangsung dari sistem perakaran yang tidak terganggu menuju area tajuk yang mengalami pemangkasan (Janick, 1972). Rasio akar dan tajuk dapat mempengaruhi pertumbuhan, pembungaan, dan pembuahan pada tanaman. Setelah pemangkasan, maka menyebabkan jumlah daun berkurang. Berkurangnya jumlah daun per tanaman tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena daun merupakan penghasil metabolit yang dibutuhkan

tanaman melalui fotosintesis (source). Dari daun, metabolit-metabolit tersebut ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya (sink). Hubungan source dan sink pada aliran distribusi metabolit memberi peranan penting pada tanaman. Menurut Geiger (1987) distribusi asimilat pada tanaman dapat dipengaruhi oleh berkurangnya daun yang berfungsi sebagai source dalam distribusi hasil fotosintesis dan metabolisme. Cadangan makanan berupa karbohidrat akan dialihkan untuk pertumbuhan tunas baru (Denisen 1979). Setelah tanaman dipangkas, maka bagian tanaman yang tersisa harus cepat membentuk daun baru agar fotosintesis dan proses metabolisme lainnya dapat berjalan lancar. ZPT Indole Butyric Acid (IBA) ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik. Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti: merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fitohormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman (http://yoxx.blogspot.com, 2008). ZPT pembentuk perakaran adalah auksin. Indole Acetic Acid (IAA), Naftalena Acetid Acid (NAA), Indole Butyric Acid (IBA) adalah termasuk auksin. Indole Butyric Acid (IBA) lebih stabil sifat kimia dan mobilitasnya di dalam tanaman. Selain dari pada itu daya kerjanya lebih lama. Sifat-sifat IBA inilah yang menyebabkan pemakaiannya lebih berhasil. ZPT ini tetap berada di dekat tempat ia diberikan dan tidak menyebar ke

bagian tanaman lain sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan bagian lain (Sulastri, 2003). Adapun rumus bangun dari Indole Butyric Acid (IBA) adalah: (http://yoxx.blogspot.com, 2008). Konsentrasi zat tumbuh IBA yang diperlukan oleh tiap tanaman berbeda-beda. Cara pemberian hormon dapat dilakukan dengan cara pemberian dengan perendaman, pencelupan dan tepung. Untuk metode perendaman, konsentrasi zat pengatur tumbuh bervariasi antara 20 ppm sampai 200 ppm tergantung kemampuan jenis tersebut berakar (Hartmann, et al, 2002).