UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN KORBAN KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENOLAKAN PEMBERIAN DANA SANTUNAN OLEH PT.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

GANTI RUGI DALAM ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA KOMERSIAL

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BESAR SANTUNAN DAN SUMBANGAN WAJIB DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PEKERJA MAGANG DI PT

VICKRY REZA SALLAMANDA NIM

BAB I PENDAHULUAN. saat ini mempermudah masyarakat untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan. kemudian hari kepada lembaga pengasuransian.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU-LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

KEWAJIBAN PERDATA AIR ASIA TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PESAWAT QZ8501

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

Kata kunci :Upaya Hukum, Transportasi udara

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

PROSEDUR PEMBERIAN SANTUNAN ASURANSI TERHADAP KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) PERWAKILAN TINGKAT I MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat khususnya kendaraan bermotor,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIMAS WILANTORO NIM: C.

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan pembahasan pada bab IV, maka penulis akan mencoba. menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR

PELAKSANAAN DISKRESI OLEH PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA KECELKAAN LALU LINTAS JALAN RAYA DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Kepolisian RI 2011, kecelakaan lalu lintas jalan sepanjang

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

TANGGUNG JAWAB JASA ANGKUTAN UDARA TERHADAP KECELAKAAN PESAWAT MELALUI PENELITIAN DI PT GAPURA ANGKASA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN

KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

MEKANISME BERACARA SECARA PRODEO DALAM PERKARA PERDATA

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai pertanggungjawaban Pemerintah Kota Bandung

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 90 TAHUN 2002 TENTANG

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ASURANSI MELALUI BADAN MEDIASI ASURANSI INDONESIA. Oleh: Tioma Roniuli Hariandja

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI

BAB I PENDAHULUAN. seperti jual beli, hibah, dan lain-lain yang menyebabkan adanya peralihan hak milik

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH ANAK YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK ( CLASS ACTIONS

Oleh: Made Mintarja Triasa I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikelola dengan baik. Disamping itu, perusahaan asuransi juga padat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ATAS HILANGNYA BAGASI TERCATAT ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

BUPATI POLEWALI MANDAR

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN DANA KECELAKAAN LALU- LINTAS JALAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI UDARA NIAGA

Keywords : protection, Insurance, compensation

PENYELESAIAN SENGKETA PENANAMAN MODAL ASING DI BALI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia di sektor produktif

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

Oleh Ida Bagus Indra Dwi Putra Nengah Suharta Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

KONTRAK SEBAGAI KERANGKA DASAR DALAM KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA KLINIK KECANTIKAN TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK COCOK DENGAN PRODUK KECANTIKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. KUH Perdata di mana PT KAI sebagai pengangkut menyediakan jasa untuk mengangkut

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN KORBAN KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENOLAKAN PEMBERIAN DANA SANTUNAN OLEH PT. JASA RAHARJA (Persero) DI DENPASAR Oleh Rina Florensa Sitompul I Nyoman Mudana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Pertanggungan wajib kecelakaan penumpang merupakan pertanggungan sosial yang bersifat wajib bagi setiap penumpang yang menggunakan kendaraan bermotor umum oleh PT. Jasa Raharja (Persero). Penulisan jurnal ini menggunakan metode empiris dengan tujuan agar mengetahui upaya hukum apa yang dapat dilakukan korban jika terjadi penolakan pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero). Upaya yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan penyelesaian di pengadilan, secara Ex Gratia Et Sans Prejudice serta Alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative Dispute Resolution). Kata Kunci: Upaya Hukum, Kendaraan Bermotor, Menolak Dana Santunan ABSTRACT Passenger accident insurance coverage is a mandatory social insurance compulsory for all passengers who use public vehicles by PT. Jasa Raharja (Persero). This journal using empirical methods in order to know what legal action can be done in case of denial of victim compensation funds by PT. Jasa Raharja (Persero). Attempts to do is to conduct settlement Ex Gratia Et Sans Prejudice and Alternative Dispute Resolution. Keywords: Legal Remedy, Public Vehicles, Refused Compensantions Funds I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang transportasi khususnya kendaraan bermotor dewasa ini cukup pesat sehingga memberikan sisi positif berupa kemudahan dan kecepatan dalam berpergian, pengangkutan bahkan dalam mobilitas umum sekalipun. Kemajuan teknologi transportasi yang ada selain mampu memberikan kemudahan dan kelancaran juga terdapat risiko-risiko yang dihadapi masyarakat di dalamnya, seperti berupa terjadinya berbagai kecelakaan kendaraan bermotor. Dengan itu pemerintah memberikan program pertanggungan atau asuransi sosial 1

2 kecelakaan kendaraan bermotor. Untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang tersebut maka pemerintah telah menunjuk PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar. Pihak yang dapat menuntut penggatian kerugian ialah orang yang berkepentingan. Orang yang berkepentingan di sini haruslah dapat membuktikan bahwa dirinya berhak atas ganti rugi atau pemberian dana santunan. Apabila korban atau ahli warisnya yang mengadakan tuntutan mengaku berhak atas pembayaran ganti kerugian pertanggungan itu, menurut pendapatnya belum cukup membuktikan dirinya sebagai yang berhak, maka PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar berhak menolak pembayaran ganti kerugian pertanggungan tersebut. Terhadap penolakan tersebut masih dimungkinkan kepada korban atau ahli warisnya untuk mengajukan upaya hukum. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan korban atau ahli warisnya terhadap penolakan pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Penulisan ini mengkaji permasalahan dari prespektif kajian hukum empiris yaitu sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat. Dari judul yang dipergunakan di dalam tulisan ini, pendekatan yang digunakan di dalam mengkaji permasalahan adalah metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta. 1 2.2 Hasil dan Pembahasan Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Korban Terhadap Penolakan Pemberian Dana Santunan 97. 1 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, h.

3 Pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar kepada penumpang korban kecelakaan kendaraan bermotor umum merupakan kewajiban dari Jasa Raharja dan harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Undang-Undang Nomor 33 Tahub 1964) juncto Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 Tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965), baik itu meliputi syarat-sayarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh dana santunan, tata cara pengajuan tuntutan dana santunan dan besarnya dana santunan. 2 Akan tetapi terhadap penolakan pemberian dana santunan yang diakibatkan terlambat mengajukan tuntutan perusahaan memiliki kebijaksanaan, bahwa pemberian dana santunan dapat diberikan. Namun, dalam praktek dilapangan perusahaan pernah menolak pemberian dana santunan kepada korban kecelakaan dikarenakan kecelakaan yang terjadi tidak termasuk dalam ruang lingkup jaminan berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 melainkan termasuk ruang lingkup Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1965 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas. Oleh karena itu, korban dapat melakukan upaya hukum untuk mendapatkan haknya. Upaya hukum adalah upaya atau usaha yang dilakukan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mencegah atau memperbaiki kekeliuran dalam suatu keputusan. Pada intinya, upaya hukum tersebut memeriksa apakah keputusan yang dikeluarkan sebelumnya sudah diputuskan secara benar atau tidak. 3 Alasan dan penyebab ditolaknya pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar antara lain apabila kecelakaan tersebut tidak termasuk dalam runag lingkup jaminan berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965, apabila PT.Jasa Raharja memandang orang yang menyatakan berhak atas santunan itu menurut 2 Emmy Pangaribuan Simanjuntak,1980, Hukum Pertanggungan (Pokok-pokok Pertanggungan Kerugian, Kebakaran dan JIwa, Yogyakarta, h. 51. 3 Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, h. 195.

4 pendapatnya belum cukup membuktikan dirinya berhak, apabila tuntutan tidak diajukan dalam waktu enam bulan setelah terjadinya kecelakaan serta apabila korban menolak pemeriksaan/bantuan dokter yang diberikan oleh perusahaan. Berkaitan dengan penolakan pemberian dana santunan oleh PT.Jasa Raharja (Persero) di Denpasar upaya hukum yang dapat dilakukan pihak yang ditolak tuntutan pemberian dana santunannya ialah dengan mengajukan gugatan terhadap PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar ke Pengadilan Negeri di tempat korban melakukan tuntutan dana santunan tersebut. Namun Pasal 18 ayat 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965, Jika tidak diajukan gugatan terhadap perusahaan pada pengadilan perdata yang berwenang dalam waktu enam bulan sesudah tuntutan pembayaran ganti kerugian pertanggungan ditolak secara tertulis oleh Direksi perusahaan. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 27 mengenai persamaan di hadapan hukum yaitu hak warga negara untuk menuntut tanpa batas waktu, dalam hal ini ada kemungkinan prenguluran waktu yang dilakukan oleh jasa asuransi. Selain upaya dengan melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri dan perdamaian sesuai dengan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman terdapat upaya hukum lain yang dapat dilakukan korban terhadap penolakan pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar. Menurut Bapak L.S. Nainggolan, Kepala sub bagian iuran wajib, pada PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar upaya hukumyang dapat dilakukan korban adalah dengan melakukan penyelesaian santunan melalui jalur Ex Gratia Et Sans Prejudice. Penyelesaian santunan melalui jalur Ex Gratia Et Sans Prejudice ini merupakan kebijaksanaan daripada PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar. Dalam pelaksanaan pemberian dana santunan secara Ex Gratia Et Sans Prejudice, terdapat batasan-batasan yang mengaturnya, yaitu : a. Pemberiaanya terbatas bagi korban yang terjamin, menurut Undang- Undang Nomor 33 Tahun 1964 yang penolakannya hanya didasarkan kepada keterlambatan pengajuan tuntutan pemberian dana santunan yang disebabkan diluar kekuasaan korban.

5 b. Pemberian santunan yang diberikan maksimal sebesar 50% Selain itu mneurut Bapak N. G. Kerta Budi selaku Kasubag administrasi Pelayanan PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar mengatakan syarat untuk memperoleh santunan secara Ex Gratia Et Sans Prejudice harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Harus ada penolakan secara tertulis b. Harus ada surat permohonan tertulis dari korban/ahli waris korban. (wawancara tanggal 1 Februari 2013) Kebijakan dari PT. Jasa Raharja (Persero) atas penyelesaian upaya hukum yang dilakukan oleh korban dapat dikatakan melanggar prinsip-prinsip perlindungan hukum dan keseimbangan dalam perjanjian. Perlindungan hukum menjadi kewajiban oleh negara untuk melindungi seluruh warga negara, terkait dengan hal ini negara telah memberikan upaya hukum diluar pengadilan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. PT. Jasa Raharja (Persero) dapat dikatakan melanggar asas keseimbangan dalam perjanjian dimana para pihak seharusnya memiliki kedudukan yang seimbangan namun pada kenyataannya seluruh prosedur persyaratan pengajuan upaya hukum dari korban diatur oleh PT. Jasa Raharja (Persero) sehingga PT. Jasa Raharja (Persero) secara sepihak akan memiliki kedudukan yang lebih kuat. III. KESIMPULAN Upaya hukum yang dapat dilakukan korban terhadap penolakan pemberian dana santunan oleh PT. Jasa Raharja (Persero) di Denpasar adalah dengan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri yang berwenang. Selain upaya hukum tersebut, dapat dilakukan upaya hukum lain, yaitu dengan melakukan penyelesaian secara Ex Gratia Et Sans Prejudice serta Alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative Dispute Resolution).

6 DAFTAR PUSTAKA Emy Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan (Pokok-Pokok Pertanggungan Kerugian, Kebakaran dan Jiwa), Cet. IV, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Jakarta. Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1965 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 Tentang Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang