BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu : Untuk mengetahui pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas gaya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu dengan menggunakana cara dan aturan metodologi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS IV, V, VI SDN JATIRASA V KOTA BEKASI TAHUN 2013

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh pendekatan bermain dengan pendekatan konvesional terhadap kebugaran jasmani. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitan ini dilakukan selama 18 bulan dari mulai bulan Juni 2009 sampai bulan desember 2010. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada Matrik 3.1 dibawah ini: Metrik 3.1 Tahapan dan Garis-garis Besar Kegiatan Penelitian NO KEGIATAN BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 P.Propoosal 2 Proposal 3 Sidang Proposal 4 SK Skripsi 5 Bimbingan Judul Skripsi dalam SK 6 BAB I 7 BAB II 8 BAB III 9 Program Penelitian 10 Penelitian 11 Analisis data BAB IV 12 BAB V 13 Pra Sidang 14 Sidang Skripsi 15 Revisi Skripsi 16 Wisuda 35

36 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Jamblang Kabupaten Cirebon. C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:1). Bertitik tolak dari permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dengan metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2006:80). Lebih lanjut Ibrahim dan Sudjana (2004:19) mengemukakan bahwa: Eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkapkan hubungan antara dua variable atau lebih atau mencari pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan satu hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari hubungan variable yang diharapkan. bahwa: Senada dengan pendapat tersebut Arikunto (2002:27) mengemukakan Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat, caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

37 Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan Pendekatan Bermain sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberikan perlakuan melalui pembelajaran konvensional. D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas terdiri dari dua variabel yaitu pembelajaran dengan pendekatan bermain dan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah kebugaran jasmani. E. Desain Penelitian Berdasarkan uraian metode penelitian diatas, maka peneliti menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan Posttest Only Control Group Design (Campbell and Stanley, 1966:8). Karena dalam penelitian ini bersifat membandingkan kelompok yang mendapatkan perlakuan (treatment) dengan kelompok kontrol. Kelompok kontrol dalam penelitian ini diberikan materi pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, desain penelitian dapat digambarkan dalam bagan 3.1. Bagan 3.1 Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain Pembelajaran dengan Pendekatan Konvensional (A 1 ) (A 2 )

38 Keterangan: A 1 adalah perlakuan melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain A 2 adalah perlakuan melalui pembelajaran dengan pendekatan konvensional F. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu yang akan diteliti atau sebagian variabel-variabel yang akan diamati dalam suatu penelitian. Hal yang akan diamati tersebut berbeda-beda tergantung pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.mengenai populasi Sudjana (1992:7) menjelaskan bahwa: Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putera SMP. Dengaan populasi terjangkau 169 orang siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jamblang Kabupaten Cirebon. Adapun jumlah keseluruhan populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumalah Siswa Putera Kelas VII SMP Negeri 2 Jamblang Kabupaten Cirebon Kelas VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H VII I Jumlah Total Jumlah Sisiwa Laki-laki 19 Orang 18 Orang 19 Orang 20 Orang 19 Orang 17 Orang 20 Orang 18 Orang 19 Orang 169 Orang

39 2. Teknik Pengambilan Sampel Besar kecilnya sampel penelitian tergantung dari jumlah populasi penelitian yang menentukan keobjektifan data dan informasi yang diambil dari sebuah penelitian. Maka Surakhmad (1998:93) menjelaskan sebagai berikut: Karena tidak mungkin penyelidik secara langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikkan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi, yaitu sampel yang dapat dipandang representatife terhadap penelitian itu. Untuk menghindari pengaruh faktor usia sampel terhadap hasil eksperimen, maka semua sampel dalam penelitian ini dari siswa putera kelas VII yang diprediksi rata-rata usia mereka antara 13 15 tahun. Peneliti menganggap dengan usia mereka yang cukup homogen dalam masa pertumbuhan dan perkembangan akan memiliki kemampuan yang tidak terlalu berbeda untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dari populasiterjangkau penulis hanya meggunakan sebanyak 40 orang untuk dijadikan sampel. Hal tersebut dilakukan mengingat relatif kecilnya kemampuan, waktu dan biaya serta diharapkan dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang ideal. Dalam proses penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan patokan dalam melakukan penelitian dari populasi yang tersedia, maka untuk memilih sampel harus terdapat penyelidikan dari sifat populasi. Nasution (2004:134) menjelaskan bahwa: Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian di populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud sampel besar dan kecil.

40 Adapun pengambilan sampel dalam penelitian tersebut dipilih dengan teknik random sampling. Dalam pengambilan sampel dengan teknik random ini peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut dari 1 sampai dengan banyaknya populasi. Menurut Arikunto (2002:114-119) menjelaskan ada beberapa cara dalam menentukan sampel penelitian dengan teknik random, yaitu sebagai berikut: a. Undian (untung-untungan) b. Ordinal (tingkatan sama) c. Menggunakan tabel bilangan random Untuk mempermudah peneliti dalam menentukan sampel penelitian, maka peneliti menggunakan teknik random dengan cara undian (untung-untungan) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Langkah awal dalam menentukan sampel adalah dengan menuliskan nomor subjek sebanyak 169 orang siswa pada kertas kecil. Satu nomor satu kertas, sehingga setiap orang memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian, peluangnya adalah 1/169. b. Kemudian kertas-kertas itu digulung dan dimasukan kedalam kaleng.

41 c. Dengan tanpa prasangka, peneliti mengocok dan mengambil satu gulungan kertas, sehingga nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil merupakan nomor subjek sampel penelitian dan dicatat dalam daftar sampel. d. Nomor yang sudah menjadi sampel dimasukan kembali kedalam kaleng agar setiap orang mendapat peluang yang sama yaitu 1/169. e. Dengan langkah a sampai d, peneliti kemudian mengambil sampel sebanyak 40 orang. f. Setelah sampel diperoleh, langkah selanjutnya adalah kembali menulis nomor sampel sebanyak 40 orang pada kertas kecil seperti langkah yang pertama. g. Kemudian dikocok dan diambil gulungan kertas tersebut, sampel yang keluar dengan nomor kocokan ganjil langsung dicatat pada kertas yang di letakan di sebelah kiri peneliti sedangkan dengan nomor kocokan genap dicatat pada kertas yang di letakan sebelah kanan peneliti, sehingga dapat disimpulkan kelompok sampel sebelah kiri dan sebelah kanan memiliki jumlah sampel yang sama. h. Setelah sampel diperoleh dengan jumlah yang sama, kemudian peneliti menentukan apakah kelompok kiri atau kanan sebagai kelompok yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan bermain atau kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu dengan menulis satu per satu program pembelajaran tersebut dalam kertas kecil dan menggulungnya, kemudian dimasukan ke dalam kaleng dan mengkocoknya. Kemudian peneliti mengambil satu kertas yang keluar dan nama yang tertera dalam gulungan kertas yang keluar itulah yang menjadi program pembelajaran kelompok kiri

42 atau pendekaan bermain dengan notasi (A) dan satu gulungan kertas lagi menjadi program pembelajaran kelompok kanan atau pendekatan konvesional dengan notasi (B). Seperti pada metrik 3.2 di bawah ini: Metrik 3.2 Kelompok Hasil Randomisasi (Kelompok A) Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain (Kelompok B) Pembelajaran dengan Pendekatan Konvensional 20 Orang 20 Orang G. Instrumen Penelitian Setelah penentuan metode penelitian, selanjutnya diperlukan data untuk mendukung pemecahan masalah penelitian. Berdasarkan uraian di atas diperlukan alat untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan masalah penelitian yang perlu dipecahkan. Alat pengumpul data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes. Mengenai tes ini Arikunto (2002:123) menjelaskan: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau kelompok. Dari penjelasan tersebut maka peneliti menggunakan instrumen penelitian kebugaran jasmani mengacu pada penjelasan menurut Nurhasan dan Cholil (2007:119) yang terdiri dari: a) Tes Lari Cepat 50 meter b) Tes Angkat Tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra) c) Tes Baring Duduk 60 detik d) Tes Loncat Tegak e) Tes Lari Jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra)

43 Adapun mengenai norma tes kebugaran jasmani Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (umur 13 s.d 15 tahun) mengacu pada penjelasan Nurhasan dan Cholil (2007:118) yaitu pada table 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Sekolah Menengah Pertama (Umur 13 s.d 15 Tahun) Putra Nilai 216 keatas 171 215 131-170 90 130 Sampai dengan 89 Klasifikasi Nilai Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali Putri Nilai 195 keatas 142 194 106 141 76 105 Sampai dengan 75 H. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan tujuan penelitian, maka data yang digunkan dalam penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani yang diperoleh pada akhr eksperimen yang telah dilakukan. Alat ukur yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani yaitu: Tes Lari Cepat 50 meter, Tes Angkat Tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra), Tes Baring Duduk 60 detik, Tes Loncat Tegak, Tes Lari Jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra). Unsur-unsur yang terdapat dalam kebugaran jasmani terdiri dari Kekuatan, kecepatan, Power (daya), Kelentukan, Kelincahan, Daya tahan otot lokal dan daya tahan umum. Fungsi tes kubugaran jasmani menurut Nurhasan dan Cholil (2007:125) adalah sebagai berikut: Mengukur kemampuan siswa, menentukan status kondisi fisik siswa, menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran penjas, mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa, sebagai bahan

44 untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmannya, sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran penjaskes. Mengenai lama dari peroses pembelajaran ini penulis mengutip pendapat Hebblinck dalam Harsono (1988:194) menyatakan.the effect of training can be of sorped after two or three weeks are convenient to label, them medium term effect. Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa efek atau hasil dari suatu latihan dapat dilihat dalam dua sampai tiga minggu latihan walaupun hasil latihan tersebut sedikit. Adapun tata cara pelaksanaan tes kebugaran jasmani yaitu: Tes Lari Cepat 50 meter, Tes Angkat Tubuh (60 detik untuk putra), Tes Baring Duduk 60 detik, Tes Loncat Tegak, Tes Lari Jauh (1000 meter untuk putra) tersebut dijelaskan, yaitu sebagai berikut: a. Tes Kesegaran Jasmani a) Tes Lari Cepat 50 Meter a. Tujuan : Untuk mengukur komponen kecepatan lari b. Alat : Stop watch, meteran, lintasan 50 meter, peluit, bendera start, alat tulis dan kertas. c. Pelaksanaan: Testee bersiap-siap dengan sikap start berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba Ya testee berusaha lari secepat mungkin mencapai garis finish. Tiap testee diberi kesempatan dua kali percobaan. d. Penskoran: Catatan waktu tempuh yang terbaik dari tiga kali kesempatan diambil sebagai data penelitan. Waktu dicatat dalam satuan detik.

45 b) Tes Angkat Tubuh (Pull-up) a. Tujuan : Mengukur kekuatan daya dan daya tahan otot lengan dan otot bahu. b. Alat : Pangkal tunggal, yang tinggi rendahnya dapat diatur sehingga subjek dapat bergatung, stop watch, dan alat tulis. c. Pelaksanaan: Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan dan tungkai lurus. Lampiran Kedua 1 (Lanjutan) langan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Kemudian subjek mengangkat tubuhnya, dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60 detik. d. Penskoran: Data yang diambil dari testee sebagai data penelitian adalah hasil jumlah angkat tubuh (pull-up) yang benar selama 60 detik, yang dapat dilakukan oleh testee. c) Tes Baring Duduk (Sit-up) a. Tujuan : Untuk mengukur kemampuan daya tahan otot perut (muscle endurance) atau mengukur daya tahan lokal otot perut. b. Alat : Stop watch, alat tulis dan matras. c. Pelaksanaan: Testee berbaring terlentang di atas dengan ke dua lutut ditekuk ±90º. Kedua tangan dilipat dan diletakan di belakang kepala, dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman testee membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki testee tidak terangkat. Testee

46 melakukan sit-up dari posis badan terlentang hingga posisi badan tegak seperti posisi duduk dan kedua sikut menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula. Testee melakukan gerakan sit-up berulangulang dan kontinyu selama 60 detik. d. Penskoran: Data yang diambil dari testee sebagai data penelitian adalah hasil jumlah sit-up yang benar selama 60 detik, yang dapat dilakukan oleh testee. Lampiran 1 (Lanjutan) d) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump) a. Tujuan : Untuk mengukur power otot tungkai. b. Alat : Dinding, papan meteran, bubuk magnesium, dan alat tulis. c. Pelaksanaan: Testee berdiri menyamping dinding, lengan yang terdekat dengan dinding diluruskan ke atas, lalu dicatat tinggi jangkauan awal tersebut. Kemudian testee tersebut mengambil sikap jongkok sehingga lututnya membentuk sudut kurang lebih 45 derajat. Setelah itu testee melompat ke atas setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dari lompatan itu ia segera menyentuhkan jari tangannya pada papan ukuran, kemudian mendarat dengan kedua kaki. Testee diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan. d. Penskoran: Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari tiga kali percobaan. Tinggi jangkauan diukur dalam satuan cm. e) Tes Lari Jauh 1000 Meter a. Tujuan : Mengukur daya tahan cardiovascular.

47 b. Alat : Alat tulis, stop watch, lintasan/track, pluit. c. Pelaksanaan: Testee berdiri dibelakang garis start dengan sikap start berdiri. Bila ada aba-aba Ya testee berlari menempuh jarak 1000 meter sampai garis finish yang telah ditentukan. Testee berlari secara terus menerus tanpa istirahat menempuh jarak 1000 meter. d. Penskoran: Skor yang diperoleh testee adalah waktu yang dicapai mulai dari start hingga finish, dicatat sampai sepersepuluh detik. I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua rata-rata satu pihak atau uji t satu arah (Sudjana, 1992:242). Sebelum analisis data di lakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi: 1. Uji randomisasi. Uji randomisasi merupakan salah satu metode dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Artinya tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan independen untuk dipilih menjadi sampel (Lutan, dkk. 2007:89). 2. Uji normalitas populasi dengan menggunakan uji kenormalan Lilliefors (Sudjana, 1992:466). 3. Uji homogenitas populasi dengan menggunakan uji Barlett (Sudjana, 1992:260). 4. Uji independenisasi. Dalam penelitian Behavioral disepakati bahwa uji independensi dilakukan dengan cukup di asmusikan saja bahwa kelompok eksperimen tidak berhubungan satu samalain atau independen. Yang dapat

48 dilakukan hanya berupa anjuran berupa pengaturan waktu eksperimen, anjurannya berupa: 1) Anggota sampel kelompok A tidak boleh berhubungan dengan anggota kelompok B. 2) Guru atau pelatih yang melaksanakan pembelajaran dalam hal ini adalah peneliti sendiri secara teori dan peraktik sudah membedakan kedua kelompok dengan program pembelajaran yang berbeda. Kelompok A menggunakan pendekatan bermain dan kelompok B menggunakan pendekatan konvensional. 3) Pelaksanaan waktu eksperimen antara kelompok A dan kelompok B dilakukan dalam waktu yang berbeda. 5. Semua analisis pengujian yang dilakukan menggunakan taraf nyata α = 0.05. J. Hipotesis Statistik H 0: µ 1 = µ 2, Rata-rata kebugaran jasmani kelompok populasi yang di ajar dengan pendekatan bermain tidak berbeda dengan rata-rata kebugaran jasmani kelompok populasi yang di ajar dengan pendekatan konvensional. H 1 : µ 1 > µ 2, Rata-rata kebugaran jasmani kelompok populasi yang di ajar dengan pendekatan bermain lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan dengan rata-rata kebugaran jasmani kelompok populasi yang di ajar dengan pendekatan konvensional.

49 Keterangan: H 0 = H 1 = Hipotesis penelitian yang menyatakan ketidaktahuan atau tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control Hipotesis penelitian yang menyatakan ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir µ 1 = Rata-rata populasi kelompok yang di ajar dengan pendekatan bermain. µ 2 = Rata-rata populasi kelompok yang di ajar dengan pendekatan konvensional.