BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial yang kuat. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian adalah sebagai berikut. a. Observasi awal dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. implikasi terhadap pembelajaran matematika sebagai berikut: 1. Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjadi (dalam Heruman 1 ), hakikat Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (tigabelas) tahun. Menurut Piaget sebagaimana dikutip Heruman lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2013 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK JARIMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN ANAK TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Hubungan antar individu ini membentuk kehidupan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

2 kembang pola fikir siswa pada fase operasional. Di usia perkembangan kognitif, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat di tangkap oleh p

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan pemahaman dan konsep-konsep sains yang bermanfaat pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dan menghadapi perubahan-perubahan yang tidak menentu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. belajar matematika adalah pemahaman konsep. Kemampuan pemahaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada jenjang

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PERKALIAN MODEL MATRIK TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG HASIL KALI PADA SISWA KELAS III SDN BALUN 3 CEPU

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bloom dalam Sudjana (2008: 46) mengemukakan bahwa siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu muatan dalam sistem pendidikan nasional yang. pendidikan nasional. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maulana Malik Ibrohim, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari ketergantungan dengan manusia lainnya. Selanjutnya manusia akan tercipta hubungan atau interaksi sosial yang kuat. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia juga membutuhkan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Kemampuan berpikir manusia dalam mendapatkan kebutuhannya berkembang dari waktu ke waktu. Dahulu manusia saling bertukar barang atau jasa untuk mendapatkan kebutuhan maupun keinginannnya dengan teknik barter. Seiring perkembangan zaman, kini manusia modern menggunakan uang sebagai alat transaksi bertukar barang maupun jasa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam melakukan suatu transaksi setiap manusia perlu memiliki suatu kemampuan yang berkaitan dengan ilmu matematika, yaitu berhubungan dengan operasi hitung yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Hal tersebut membuktikan bahwa matematika terintegrasi, yaitu tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Penerapan matematika yang sangat banyak pada segi kehidupan menjadikan mata pelajaran matematika sangat vital. Di era modern ini, mata pelajaran matematika diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Matematika pada tingkat sekolah dasar pun sudah berkembang sangat pesat 1

baik tampak pada segi materi maupun kegunaannya sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan global. Piaget (dalam Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 35) menjelaskan bahwa masa perkembangan ranah kognitif pada anak sekolah dasar yaitu umur 6 sampai 12 tahun berada pada tahap operasional konkret, dimana pemikiran anak dibatasi pada benda-benda yang nyata. Selanjutnya Heruman (2007: 1-2) juga mengatakan bahwa dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret dan selanjutnya abstrak. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di sekolah dasar dari kelas rendah hingga kelas tinggi yaitu kelas 1 hingga 6 termasuk dalam tahap operasional konkret, di mana cara belajarnya perlu menggunakan media yang konkret atau riil dan atau setidaknya mendekati keadaan sesungguhnya dan perlu disesuaikan dengan lingkungan atau kehidupan sehari-hari anak. Jenjang sekolah dasar dibaratkan sebuah pondasi dalam sebuah bangunan sehingga perlu dibangun secara kuat dan kokoh, yaitu dengan memberikan sistem pembelajaran yang baik, oleh karena itu pendidik (guru) perlu menanamkan suatu dasar atau konsep matematika serta pengembangan keterampilannya yang benar bagi peserta didik. Akan tetapi permasalahan yang timbul dalam dunia matematika sangatlah kompleks, baik dilihat dari segi pendidik maupun peserta didik. Para siswa sering mengalami hambatan 2

atau kesulitan dalam memahami materi yang berdampak pada tingkat prestasinya. Berdasarkan hasil observasi di kelas 2 SD Negeri Dawung pada bulan November 2013, dapat diketahui permasalahan sebagai berikut. Pertama, rendahnya hasil belajar matematika yang dapat dilihat melalui nilai mid semester gasal yang sebagian besar masih belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Rendahnya nilai matematika bisa disebabkan oleh dua faktor baik pendidik maupun peserta didik. Rata-rata siswa kelas 2 memang masih kesulitan dalam memahami soal mengenai operasi hitung, sehingga dalam mengerjakan soal sering kurang teliti dalam perhitungan atau memang siswa belum menguasai konsep dalam perhitungan. Hal tersebut menjadikan siswa kurang terampil jika menghadapi soal terkait dengan operasi hitung. Kedua, guru menggunakan cara mengajar yang monoton yaitu metode ceramah saja tanpa divariasikan dengan metode lain. Dalam metode caramah, siswa hanya mendengarkan kemudian guru menjelaskan materi. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya terpusat pada guru, metode yang digunakan pun kurang variatif. Akibatnya siswapun merasa bosan dengan pembelajaran yang ada. Padahal untuk saat ini sudah tersedia berbagai macam model atau metode pembelajaran yang menekankan partisipasi dan keaktifan siswa. Keadaan ini terjadi karena kurang aktifnya guru dalam mencari informasi mengenai inovasi metode ataupun model pembelajaran yang ada. 3

Ketiga, Proses pembelajaran yang masih cenderung guru sentris artinya kurang memberikan peluang kepada siswa untuk aktif mengemukakan pendapatnya. Selain itu, guru juga kurang memancing siswa untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya misalnya dengan pertanyaan atau hal-hal baru yang dapat memancing dan membuat siswa penasaran. Keempat, kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran di kelas bisa dilihat saat guru memberikan pertanyaan, hanya satu atau dua siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dikarenakan metode mengajar yang digunakan guru kurang memacu siswa untuk aktif. Kelima, kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, bisa tampak saat pembelajaran berlangsung ada siswa yang tidak memperhatikan gurunya yang sedang mengajar seperti bermain, mengobrol atau bercanda bersama teman sebangkunya, asyik dengan dirinya sendiri, dan sebagainya. Sehingga berdampak pada nilai akhir atau prestasinya. Keenam, kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media yang variatif. Padahal, penggunaan media sangat dianjurkan dalam pembelajaran matematika. Saat ini pun media yang tersedia sangatlah banyak, bahkan di sekolah sudah tersedia alat peraga seperti KIT matematika. Berdasarkan permasalahan tersebut, masalah yang lebih kompleks adalah pada rendahnya hasil belajar siswa kelas 2 pada mata pelajaran matematika yang akan berdampak pada prestasi belajar. Hal ini bisa diamati melalui hasil nilai mid semester gasal pada siswa kelas 2 di SD Negeri Dawung masih cukup rendah yaitu dengan rata-rata kelas 62,58. Sekolah ini 4

menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk mata pelajaran matematika dengan nilai 65. Berdasarkan hasil nilai mid semester, dari 17 siswa, ada 10 siswa yang belum tuntas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Jika dipersentasekan, diperoleh hasil sebanyak 42% siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan sedangkan 58% belum. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika di kelas 2 di SD Negeri Dawung dapat disebabkan karena pembelajaran matematika yang cenderung monoton dan membosankan serta kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa kurang baik dalam menangkap materi yang telah diajarkan. Dari uraian di atas rendahnya hasil belajar pada siswa kelas 2 harus segera diatasi. Oleh karena itu, perlu suatu usaha dari guru untuk membantu meningkatkan prestasi belajar matematika terutama dalam persoalan operasi hitung. Operasi hitung yang diajarkan di kelas 2 adalah operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Menurut Heruman (2007: 26) bahwa pembagian merupakan materi yang cukup sulit dipahami oleh sebagian siswa termasuk siswa sekolah dasar karena siswa perlu memiliki kemampuan prasyarat yang harus dimiliki yaitu pengurangan dan perkalian. Oleh karena itu penanaman konsep yang baik dan pembinaan keterampilan sangat diperlukan. Penggunaan media pembelajaran yang efektif juga diperlukan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi pembagian. Dari keempat operasi hitung tersebut, dapat disimpulkan bahwa 5

pokok materi yang paling sulit adalah pada operasi hitung pembagian, karena siswa perlu menguasai fakta dasar pembagian secara matang. Selanjutnya Muchtar A. Karim (1996: 164-165) menjelaskan sebelum memahami konsep pembagian, para siswa perlu menguasai fakta dasar pembagian. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak berlatih memecahkan masalah pembagian sederhana. Aktivitas yang menggunakan tabel perkalian dapat dipakai untuk meningkatkan penguasaan siswa fakta dasar pembagian. Disamping itu, kita dapat memodifikasi kartu domino atau pun kartu bridge dengan menuliskan soal-soal tentang fakta dasar pembagian ini ke dalamnya. Berdasarkan pendapat di atas, maka peran alat bantu sangat penting, media/alat peraga pembelajaran matematika yang dimaksud untuk membantu meningkatkan prestasi belajar materi operasi hitung pembagian matematika siswa kelas 2 adalah media kartu domino atau Domi Numbers. Disini kartu domi numbers berperan sebagai media penunjang edukatif untuk menarik siswa dalam belajar matematika. Media kartu domi numbers juga dapat dikreasikan menggunakan metode permainan secara berkelompok. Media kartu domi numbers menyerupai dua persegi bilangan dalam bentuk pemecahan masalah berupa penyelesaian soal, kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang ada pada kartu bilangan tersebut dengan memasang-masangkannya, dan lama kelamaan siswa menjadi paham akan fakta-fakta dasar pembagian. Dengan permainan domi numbers ini diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berhitungnya dan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-harinya. Selanjutnya berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian mengenai Meningkatkan Prestasi Belajar Materi 6

Pembagian Bilangan Cacah Menggunakan Media Kartu Domi Numbers pada Siswa Kelas 2 di SD Negeri Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat diidentifikasikan permasalahan yang timbul pada pembelajaran matematika kelas 2 SD Negeri Dawung adalah sebagai berikut. 1. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas 2 di SD N Dawung yang dapat dilihat melalui hasil belajar nilai mid semester yang menunjukkan kurang lebih 58% siswa belum mencapai KKM. 2. Guru cenderung menggunakan cara mengajar yang monoton pada setiap pembelajaran matematika. 3. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru. 4. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran. 5. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. 6. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan media saat pembelajaran berlangsung. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi permasalahan yang sudah diuraikan di atas tidak semua menjadi objek permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menjadi pokok permasalahan adalah rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas 2 di SD N Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang. 7

D. Rumusan Masalah Bagaimana penggunaan media kartu domi numbers dalam meningkatkan prestasi belajar materi pembagian pada siswa kelas 2 SD N Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang? E. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan prestasi belajar materi pembagian bilangan cacah pada siswa kelas 2 SD N Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang meningkatkan prestasi belajar materi pembagian bilangan cacah pada siswa kelas 2 SD N Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika yang baik setelah menjadi guru sekolah dasar. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dalam peningkatan prestasi belajar materi pembagian bilangan cacah pada siswa kelas 2. 8

c. Bagi guru SD Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para guru sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar materi pembagian bilangan cacah melalui penggunaan media kartu domi numbers. d. Bagi siswa Dengan penelitian ini diharapkan keterampilan operasi hitung dan hasil belajar siswa kelas 2 meningkat yang dapat berpengaruh pada prestasi belajarnya. G. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat tiga istilah yang perlu didefinisikan secara garis besar yakni; 1. Media Kartu Domi Numbers Media artu domi numbers digunakan untuk alat bantu dalam membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya dalam operasi hitung. Kartu domi numbers disebut juga dua persegi bilangan (domino) karena berisi soal dan jawaban yang harus dipasangpasangkan. Kartu ini juga bisa digunakan dengan permainan untuk memantapkan konsep maupun keterampilan berhitung bilangan cacah. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat diketahui dari pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap suatu materi dengan melakukan kegiatan 9

belajar, kemudian diukur melalui instrumen tes, yang mana hasilnya dapat dilihat melalui skor test dalam bentuk angka. Jadi peningkatan prestasi belajar merupakan perubahan hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik dari hasil sebelumnya. 3. Pembagian Bilangan Cacah Pembagian bilangan cacah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pembagian dua angka pada siswa kelas 2. Indikator pencapaian materi pembagian bilangan dua angka yang dimaksud adalah, menghitung pembagian dengan cara pengurangan berulang, menghitung pembagian secara cepat dengan bilangan yang terbagi paling besar 100, mengubah pembagian menjadi bentuk perkalian dan sebaliknya, dan memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan pembagian dalam bentuk soal cerita. 10