Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Sekolah Ramah Anak

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH B2-2

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI AIBEP. Australia Indonesia Basic Education Program

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

LANDASAN IMPLEMENTASI MBS

DRAFT RENCANA STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

Manajemen Mutu Pendidikan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini diperlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah tempat belajar bagi para peserta didik dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Alat Evaluasi Diri Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH DASAR - DASAR PENYULUHAN ( PENYULUHAN BERAZASKAN PARTISIPATIF ) DOSEN PENGAMPU: Drs. AKIMI. MM

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

SEKOLAH BERWAWASAN GENDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan secara bahasa

BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

INDIKATOR IMPLEMENTASI MBS SD

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Peran Komunitas dalam pencegahan korupsi di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. latar Belakang

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah pertama (BSNP,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017

Centre for Disability Research and Policy

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

RENCANA PEMBELAJARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

A. Apa itu Portofolio Sekolah?

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Kebijakan Manajemen Risiko

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Transkripsi:

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menuju Sekolah Ramah Anak

Konsep Sekolah Ramah Anak Sekolah ramah anak memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam lingkungan yang aman secara fisik, melindungi secara emosional, dan mendukung secara psikologis. Guru menjadi faktor utama dalam menciptakan kelas yang inklusif dan efektif. Secara alamiah anak-anak senang belajar, tapi kemampuan ini kadang dikecilkan atau bahkan dirusak. Sekolah ramah anak mengakui, mendukung, memfokuskan dan memfasilitasi kemampuan anak ini untuk berkembang secara bertahap. Kemampuan sekolah untuk menjadi atau untuk menyebut dirinya ramah anak sangat terhubung dengan tingkat dukungan, partisipasi, dan kerjasama yang diperoleh dari keluarga. Sekolah Ramah Anak bertujuan untuk membangun lingkungan belajar dimana anak termotivasi dan mampu untuk belajar. Komunitas sekolah ramah dan terbuka terhadap kebutuhan kesehatan dan keamanan siswa.

Kondisi Sebelum MBS Kualitas: pembelajaran satu arah, banyak bersifat hafalan, belum ramah anak, belum efektif, dll. Manajemen sekolah: perencanaan dan manajemen sekolah tidak efisien, transparan dan akuntabel, dan belum berpusat pada anak. Partisipasi masyarakat: orang tua dan masyarakat lebih dipandang sebagai pemberi kontribusi dan bukan bagian dalam perencanaan, pengelolaan, dan penilaian kemajuan sekolah Kualifikasi guru: hanya 34% guru SD di Indonesia memenuhi kualifikasi minimum dan program pelatihan yang ada belum memadai untuk meningkatkan kapasitas guru.

Mengapa Harus MBS? Tanggung jawab pengelolaan pendidikan bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh sekolah dan masyarakat dalam rangka mendekatkan pengambilan keputusan ke tingkat yang paling dekat dengan peserta didik. Memperkuat kehidupan berdemokrasi melalui desentralisasi kewenangan, sumber daya dan dana ke tingkat sekolah sehingga sekolah dapat menjadi unit utama peningkatan mutu pembelajaran yang mandiri (kebijakan langsung, anggaran, kurikulum, bahan ajar, dan evaluasi).

Mengapa Harus MBS? Program MBS sebagai program nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 51 (1): Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah

Sekolah MBS Manajemen Sekolah PAKEM Partisipasi Masyarakat

Tiga Pilar Menciptakan Lingkungan Belajar yang Melindungi, Aman, dan Kondusif bagi Anak Manajemen Sekolah Berkontribusi pada pencapaian pengelolaan sekolah yang transparan dan efisien dan tidak mengecilkan partisipasi anak-anak dalam pengambilan keputusan PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Kegiatan belajar-mengajar dan interaksi yang positif antara guru dan siswa di sekolah Partisipasi Masyarakat Keterlibatan langsung orangtua dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan pemahaman dan komitmen terhadap Hak-Hak Anak

Tiga Pilar MBS/CLCC Manajemen Sekolah Kepala sekolah dan masyarakat sekolah dituntut untuk menerapkan pengelolaan/manajemen sekolah yang transparan, akuntabel dan partisipatif Kepala sekolah dan stafnya didorong berinovasi dan berimprovisasi agar menjadi kreatif dan berprakarsa. Kepala sekolah dan masyarakat sekolah menjadikan sekolah sebagai tempat perubahan. Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan Kepala sekolah dan guru harus memahami konsep belajar dan cara belajar anak dan memandang anak sebagai individu yang unik yang mempunyai kemampuan yang berbeda. Proses pembelajaran didesain dengan memanfaatkan organisasi kelas agar guru dan siswa menjadi Aktif dan Kreatif yang mendukung terciptanya pembelajaran yang Efektif namun tetap Menyenangkan (PAKEM). Peran Serta Masyarakat Menggali inisiatif, prakarsa, dukungan, dan kontribusi masyarakat untuk pendidikan sekolah.

Contoh Indikator MBS Rencana Kerja Sekolah yang terintegrasi dengan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah disusun secara transparan dengan partisipasi berbagai pihak; Sebagai bagian dari akuntabilitas, dokumen-dokumen perencanaan dipajang di tempat yang dapat diakses secara umum; Perencanaan diimplementasikan dan dilaporkan secara bertanggungjawab kepada pemangku kepentingan sekolah; Sekolah memiliki Komite Sekolah yang aktif dan berfungsi baik; Dukungan masyarakat meningkat, dalam bentuk kontribusi material maupun non-material; Orangtua aktif terlibat dalam mengelola pendidikan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah: Guru menggunakan alat bantu pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan sumberdaya lokal dalam proses belajar-mengajar; Hasil karya siswa dipajang di ruang kelas dan digunakan sebagai sumber belajar; Guru menggunakan variasi pengelolaan kelas (mis. pengelolaan tempat duduk) dalam proses belajar-mengajar; Terdapat sudut baca dalam ruang kelas yang digunakan oleh siswa untuk membaca.

MANAJEMEN SEKOLAH Pemajangan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) sekolah mendorong peningkatan kepercayaan & partisipasi masyarakat Manajemen Sekolah mendorong peningkatan PAKEM Dalam hal tertentu, pengambilan keputusan melibatkan siswa, selain guru dan orang tua.

PAKEM Anak melakukan beragam kegiatan untuk mengembangkan kecakapan dan pemahaman; penekanan pada belajar dengan melakukan; Guru menerapkan beragam pendekatan mengajar & memanfaatkan beragam sumber belajar, bahan ajar, dan alat bantu ajar agar pembelajaran menjadi menarik, efektif, dan menyenangkan;

Ruang kelas disusun agar lebih menarik, siswa dpt memajangkan karya mereka, guru dpt memajangkan buku-buku dan bahan lain, dan siswa dapat belajar berkelompok; Guru mendorong siswa memecahkan masalah sendiri, mengungkapkan pikiran dan pendapat, dan melibatkan mereka menciptakan lingkungan sekolah yang lebih menyenangkan. Dalam proses pembelajaran, komunikasi dua arah antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa lainnya.

Pendidikan Karakter lewat PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) PAKEM adalah suatu cara guru mengajar yang mendorong/menantang siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri dan berfikir kreatif tanpa rasa takut. Tujuan akhir dari penerapan PAKEM adalah agar siswa mampu berpikir kritis, kreatif, peka terhadap lingkungan, bersikap mandiri, dan bertanggung jawab, serta mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

PAKEM: Aktif Aktif tidak hanya aktif fisik (misalnya : lari, duduk, melompat, menempel, mendorong, menarik) tetapi juga aktif mental (seperti : mengamati, memprediksi, menghitung, menerapkan teori, menarik kesimpulan, menganalisis), dan; Aktif secara emosional yang bersifat intrapersonal, seperti: menumbuhkan kemauan, empati, kerjasama, dan toleransi

PERAN SERTA MASYARAKAT Masyarakat terlibat dan merasa memiliki sekolah. Sekolah yang paling berhasil & diminati masyarakat adalah sekolah yang kepala sekolah, guru, dan masyarakatnya bekerjasama secara aktif mengembangkan sekolah. Bentuk-bentuk peran serta masyarakat termasuk: Menggunakan jasa sekolah; Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga; Membantu anak belajar di rumah; Berkonsultasi masalah pendidikan anak; Terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler; Pembahasan kebijakan sekolah.

Dampak MBS terhadap Prestasi Siswa Nilai rata-rata Ujian sekolah/uasbn cenderung meningkat. Siswa tinggal kelas cenderung menurun setiap tahun. Siswa Drop Out (DO) cenderung menurun setiap tahun. Semua siswa yang tamat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Terima Kasih