REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi persoalan-persoalan

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN. B. Misi Yang Akan Dilaksanakan. A. Visi Pembangunan Pertanahan

BAB II PENGATURAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL. A. Latar Belakang Lahirnya Program Pembaharuan Agraria Nasional

I. PENDAHULUAN. Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus merupakan

LAND REFORM ATAS TANAH EKS HGU PT RSI DI KABUPATEN CIAMIS SUATU KAJIAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang pokok dan bersifat mendesak. Tanpa hal-hal tersebut, manusia

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan tempat di mana manusia berada dan hidup. Baik langsung

KEBIJAKAN DAN PERMASALAHAN PENYEDIAAN TANAH MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN 50 TAHUN AGRARIA TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUKUM AGRARIA. Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Sumber Alam. mengatur Hak Penguasaan atas Tanah. Hak Penguasaan Atas Tanah

[Opini] Maria SW Sumardjono Jum at, 23 September Menghadirkan Negara

PEMPURNAAN UUPA SEBAGAI PERATURAN POKOK AGRARIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan terdapat berbagai permasalahan muncul terkait dengan

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ideologi kanan seperti : Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Filipina dan Brazil, maupun

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ketimpangan struktur agraria, kemiskinan dan ketahanan pangan, dan

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISI, MISI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANAHAN TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

IMPLIKASI PENCABUTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA. Istiana Heriani*

Reformasi Peraturan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : IX/MPR/2001 TENTANG PEMBARUAN AGRARIA DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

Kelembagaan Ekonomi di Indonesia (Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan)


CATATAN KRITIS TERHADAP RUU PERTANAHAN

Road Map Pembaruan Agraria di Indonesia

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

BAB II KEBIJAKAN HUKUM PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL PASCA REFORMASI SAAT INI

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pengukuran Desa Lengkap.

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya begitu pula

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR IX/MPR/2001 TAHUN 2001 TENTANG PEMBARUAN AGRARIA DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Tanah Untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat. Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun

PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PERTANAHAN

KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR IX/MPR/2001 TENTANG PEMBARUAN AGRARIA DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Total Tahun

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA, PENDUDUK, DAN BUKAN PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya

I. PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, khususnya bagi. bangsa Indonesia, peranan negara sangat penting di dalam mengatur

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi air dan kekayaan alam

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

IMPLIKASI PENCABUTAN HAK ATAS TANAH TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA ABSTRAK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 50 SERI E

I. PENDAHULUAN. Dari sembilan program pembangunan yang ditetapkan pemerintah

OLEH : KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI DKI JAKARTA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Omswastiastu (untuk Provinsi Bali)

PANCASILA, UUD 1945 dan Kesejahteraan Kaum Tani 1

Pengantar Presiden - Ratas Tentang Reforma Agraria, Kantor Presiden Jakarta, 24 Agustus 2016 Rabu, 24 Agustus 2016

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PERKEMBANGAN SEJARAH HUKUM AGRARIA

PENGATURAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA,

Idham Arsyad Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria

I. PENDAHULUAN. melalui Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus

BAB I PERKEMBANGAN POLITIK DAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAND REFORM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bertempat tinggal serta melanjutkan kehidupannya. Menurut Santoso (2005 :

PEMBAHARUAN AGRARIA SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1974 TENTANG PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

21 Januari 2017 PENYEDIAAN LAHAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

NOMOR 11 TAHUN 1974 TENTANG PENGAIRAN

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB VI PROGRAM PEMBARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN): LANDASAN HUKUM, KONSEPSI IDEAL DAN REALISASINYA DI KABUPATEN CIAMIS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

PENANAMAN MODAL ECOLINE SITUMORANG

Transkripsi:

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM GUNAWAN SASMITA DIREKTUR LANDREFORM ALIANSI PETANI INDONESIA JAKARTA 10 DESEMBER 2007

LANDASAN FILOSOFI TANAH KARUNIA TUHAN YANG MAHA ESA KEPADA BANGSA INDONESIA. HUBUNGAN BANGSA INDONESIA DENGAN TANAH BERSIFAT ABADI. HUBUNGAN INI SANGAT MENENTUKAN KESEJAHTERAAN, KEMAKMURAN, KEADILAN, KEBERLANJUTAN DAN HARMONI BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA. HUBUNGAN RAKYAT DENGAN TANAH MERUPAKAN HAL YANG SANGAT MENDASAR DAN ASASI DALAM HIDUP DAN KEHIDUPANNYA. JIKA HUBUNGAN INI TIDAK TERTATA DENGAN BAIK, AKAN LAHIR KEMISKINAN BAGI SEBAGIAN TERBESAR RAKYAT INDONESIA, KETIDAK-ADILAN, PELURUHAN, SERTA SENGKETA DAN KONFLIK YANG BERKEPANJANGAN DAN BAHKAN BERSIFAT STRUKTURAL. HUBUNGAN YANG MENDASAR DAN ASASI TERSEBUT DIATAS DIJAMIN DAN DILINDUNGI KEBERADAANNYA OLEH KONSTITUSI, ANTARA LAIN PASAL 27 AYAT (2), PASAL 28 H AYAT (4), DAN PASAL 33 UUD 45.

LANDASAN FILOSOFI (LANJUTAN) PASAL 27 AYAT (2): TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK ATAS PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN. PASAL 28 H AYAT (4): SETIAP ORANG BERHAK MEMPUNYAI MILIK PRIBADI DAN HAK MILIK TERSEBUT TIDAK BOLEH DIAMBIL ALIH SECARA SEWENANG-WENANG. PASAL 33: (1) PEREKONOMIAN DISUSUN SEBAGAI USAHA BERSAMA BERDASARKAN ATAS ASAS KEKELUARGAAN. (2) CABANG-CABANG PRODUKSI YANG PENTING BAGI NEGARA DAN YANG MENGUASAI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI OLEH NEGARA. (3) BUMI DAN AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK SEBESAR-BESAR KEMAKMURAN RAKYAT. (4) PEREKONOMIAN NASIONAL DISELENGGARAKAN BERDASAR ATAS DEMOKRASI EKONOMI DENGAN PRINSIP KEBERSAMAAN, EFISIENSI, BERKEADILAN, BERKELANJUTAN, BERWAWASAN LINGKUNGAN DST (5)..DST

LANDASAN FILOSOFI (LANJUTAN) MENENTUKANNYA HUBUNGAN INI BAGI KESEJAHTERAAN DAN KEADILAN SOSIAL RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA, MENGHENDAKI NEGARA UNTUK MENGATURNYA (PASAL 33 AYAT (3) UUD 45), SEBAGAIMANA DITUANGKAN DALAM HUKUM TANAH NASIONAL UU NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA (UUPA), PASAL 2 AYAT (2): MENGATUR DAN MENYELENGGARAKAN PERUNTUKAN, PENGGUNAAN, PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA TERSEBUT; MENENTUKAN DAN MENGATUR HUBUNGAN-HUBUNGAN HUKUM ANTARA ORANG-ORANG DENGAN BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA; MENENTUKAN DAN MENGATUR HUBUNGAN-HUBUNGAN HUKUM ANTARA ORANG-ORANG, DAN PERBUATAN-PERBUATAN HUKUM YANG MENGENAI BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA.

4 PRINSIP PERTANAHAN Pertanahan Harus Berkontribusi Secara Nyata: I. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; II. III. IV. Untuk menata kehidupan bersama yang lebih berkeadilan; Untuk mewujudkan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia; Untuk mewujudkan keharmonisan (terselesaikannya sengketa dan konflik pertanahan).

11 AGENDA BPN RI 1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional RI 2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah serta sertipikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia 3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah 4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerahdaerah korban bencana alam dan daerahdaerah konflik di seluruh tanah air 5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara sistematis

11 AGENDA BPN RI (lanjutan) 6. Membangun Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia 7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat 8. Membangun basis data penguasaan dan pemilikan tanah skala besar 9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan pertanahan yang telah ditetapkan 10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional RI 11. Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum dan kebijakan pertanahan (Reforma Agraria).

PERSOALAN STRUKTURAL Kemiskinan: sebagian besar di perdesaan (petani) Penduduk miskin (Maret 2007): 37,17 juta jiwa (16,58%) Perdesaan: 63,52%; perkotaan: 36,48% Pengangguran: erat kaitannya dengan kemiskinan Pengangguran terbuka: 11,1 juta (10,45%) Tersebar di perdesaan maupun perkotaan Ketimpangan Sosial: distribusi pendapatan belum merata Angka kemiskinan: sektor pertanian 56,07%; industri 6,77% Penguasaan tanah sempit (petani gurem <0,5 ha: 56,5%)

PIDATO PRESIDEN RI (31 JANUARI 2007) Program Reforma Agraria secara bertahap akan dilaksanakan mulai tahun 2007 ini. Langkah itu dilakukan dengan mengalokasikan tanah bagi rakyat termiskin yang berasal dari hutan konversi dan tanah lain yang menurut hukum pertanahan kita boleh diperuntukkan bagi kepentingan rakyat. Inilah yang saya sebut sebagai prinsip Tanah untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat [yang] saya anggap mutlak untuk dilakukan.

TANAH UNTUK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT REFORMA AGRARIA (UUPA, Keputusan MPR No. 5 MPR/2003) = PEMBARUAN AGRARIA (Tap IX/MPR/2001, Keputusan MPR No.5 MPR/2003)

DEFINISI REFORMA AGRARIA I. TAP MPR No. IX/MPR/2001 Pembaruan Agraria: merupakan suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

DEFINISI (lanjutan) II. Penjelasan Umum I (7) UUPA Dalam pasal 10 ayat 1 dan 2 dirumuskan suatu azas yang pada dewasa ini sedang menjadi dasar dari pada perubahan-perubahan dalam struktur pertanahan hampir di seluruh dunia, yaitu negara-negara yang telah/sedang menyelenggarakan apa yang disebut land reform atau agrarian reform yaitu tanah harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya sendiri.... Akhirnya ketentuan itu perlu dibarengi pula dengan pemberian kredit, bibit dan bantuan-bantuan lainnya dengan syarat-syarat yang ringan, sehingga pemiliknya tidak akan terpaksa bekerja dalam lapangan lain, dengan menyerahkan penguasaan tanahnya kepada orang lain.

III. Definisi Operasional DEFINISI (lanjutan) Reforma Agraria : 1. Penataan ulang sistim politik dan hukum pertanahan berdasarkan prinsip pasal pasal UUD 45 dan UUPA; 2. Proses penyelenggaraan land reform (LR) dan access reform (AR) secara bersama; RA = LR + AR

DEFINISI (lanjutan) a. LR adalah proses distribusi atau redistribusi tanah untuk menata Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah berdasarkan politik dan hukum pertanahan. b. AR adalah suatu proses penyediaan akses bagi masyarakat (Subyek Reforma Agraria) terhadap segala hal yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan tanahnya sebagai sumber kehidupan (partisipasi ekonomi-politik, modal, pasar, teknologi, pendampingan, peningkatan kapasitas dan kemampuan).

I. Menata ulang ketimpangan struktur penguasaan dan penggunaan tanah ke arah yang lebih adil, II. III. IV. Mengurangi kemiskinan, Menciptakan lapangan kerja, Memperbaiki akses rakyat kepada sumbersumber ekonomi, terutama tanah, V. Mengurangi sengketa dan konflik pertanahan, VI. VII. TUJUAN REFORMA AGRARIA Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup, Meningkatkan ketahanan pangan dan energi rumah tangga.

STRATEGI DASAR RA I. Melakukan penataan atas konsentrasi aset dan atas tanah-tanah terlantar melalui penataan politik dan hukum pertanahan berdasarkan Pancasila, UUD 45 dan UUPA II. Mengalokasikan tanah yang langsung dikuasai oleh negara (Obyek Reforma Agraria) untuk rakyat (Subyek Reforma Agraria)

HAK-HAK DASAR Program Reforma Agraria yang dicanangkan Pemerintah diarahkan terutama untuk mengentaskan kemiskinan, merupakan landasan yang kokoh untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan hidup masyarakat. Prinsip keadilan sosial masyarakat dikembangkan melalui proses pemenuhan hak-hak dasar masyarakat (right based approach). Pendekatan berbasis hak, disamping mengakui hak-hak dasar (given right) juga mengenal hak-hak yang harus diperjuangkan (exercised right). Hak-hak dasar atau yang dikenal dengan universal of human right (given right) telah ada sejak seorang manusia dilahirkan, meliputi hak sosial, budaya, ekonomi dan politik yang dijamin oleh Konstitusi (UUD45). Exercised right, hak-hak dimana seorang warga negara bila ingin memperolehnya harus memperjuangkannya.

HAK-HAK DASAR (LANJUTAN) Penyebab kemiskinan merupakan hal yang kompleks, salah satunya adalah kurangnya atau tiadanya akses mereka kepada sumber-sumber ekonomi dan politik. Melalui Reforma Agraria, hak-hak dasar (given right) masyarakat yang berkaitan dengan tanah dan pertanahan dipenuhi dengan membuka akses masyarakat terhadap sumber kesejahteraan yang berupa tanah (asset reform). Sedangkan pemenuhan hak-hak yang harus diperjuangkan (exercised right) dipenuhi dengan membuka akses kepada sumber-sumber kesejahteraan lain, seperti modal, teknologi, manajemen dan pasar (access reform).

SUBYEK DAN OBYEK REFORMA AGRARIA SUBYEK: Orang miskin, seperti: buruh tani, tidak bertanah (land less) petani OBYEK: Tanah-tanah yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dapat dialokasikan untuk reforma agraria, seperti: tanah obyek land reform, tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dll.

MEKANISME & DELIVERY SYSTEM REFORMA AGRARIA Model Dasar Obyek (Ketersediaan Tanah) Model II (S O) Model III (O S) Model I (O S) Subyek (Penerima Manfaat)

KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA I. Dewan Reforma Agraria (DRA) Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta evaluasi dan pengendalian pelaksanaan Reforma Agraria Organisasi DRA: 1. Tingkat Pusat: DRAN 2. Tingkat Provinsi: DRAP 3. Tingkat Kab/Kota: DRAK

KELEMBAGAAN RA (lanjutan) II. Lembaga Pengelola Reforma Agraria Nasional Lembaga ini berbentuk BLU (Badan Layanan Umum) yang berada di bawah BPN-RI yang salah satu fungsinya adalah membiayai reforma agraria

TERIMA KASIH