PENENTUAN JUMLAH PESANAN EKONOMIS PERSEDIAAN VAKSIN MENINGITIS MENVEO PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA

Manajemen Persediaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

ORDER QUAANTITY (EOQ).

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb

SKRIPSI EVALUASI PERSEDIAAN KOMPUTER PADA CV.CAHAYA RESKY DI SANGATTA

Persediaan. by R.A.H

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

Prosiding Manajemen ISSN:

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

Manajemen Operasional. Metode EOQ

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

Pengelolaan Persediaan

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE EOQ PADA PENGENDALIAN BAHAN BAKU NATA DE COCO PRIMAISKA DESA SINDANGLAKA KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Analisis Reorder Point

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

Prosiding Manajemen ISSN:

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan

OPTIMALISASI PERSEDIAAN MAKANAN TERNAK PADA PT. MARGO SANTOSA DI SANGATTA. Reynold Osmon, Robin Jonathan, Elfreda Aplonia Lau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Penerapan Metode Economic Order Quantity Dalam Mewujudkan Efisiensi Biaya Persediaan STUDI KASUS PADA PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menghitung EOQ Menghitung EOQ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PERBANDINGAN METODE EOQ DAN METODE POQ DENGANMETODE MIN-MAX DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SIDOMUNCUL PUPUK NUSANTARA

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

PENGENDALIAN PERSEDIAAN KERTAS HVS PADA UD.EMPAT S DI SANGATTA. Dwi Noor Rahmah 1. 1 Fakultas Ekonomi

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU AMPLANG UNTUK MENUNJANG PROSES PRODUKSI PADA UKM NUR AISYAH DI MUARA BADAK.

Transkripsi:

PENENTUAN JUMLAH PESANAN EKONOMIS PERSEDIAAN VAKSIN MENINGITIS MENVEO PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II SAMARINDA Nurhidayati 1, LCA. Robin Jonathan 2, Adi Suroso 3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRACT This research aims to know the number of orders that are economical on The Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda for Menveo Meningitis Vaccine and also to know the magnitude of the economic order quantity of Menveo meningitis vaccine for every time the frequency reservations. Analysis tool used is a model of Economic Order Quantity (EOQ) data research result such as booking fees, storage fees, rates and Menveo meningitis vaccine usage amount on The Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda. The result of the analysis conducted in this study shows that when The Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda undertake activities booking supplies vaccine Menveo meningitis in the number 14.000 vial with a frequency of orders by as much as 1 time in a year then raises the total cost of the inventory for a year of Rp 5.874.000,00. Result of calculation by using The EOQ model by means of the formula showed that the amount of vaccine Menveo meningitis supply economically at The Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, which is 11 times in a year with a number of reservations 1.297 vial each time a message is to use for 33 days. As for the time of rebooking is at a time when supplies of the vaccine in The KKP Kelas II Samarinda is at number 2.800 vial with grace time booking for 60 days. The total cost of the inventory during the year issued by The Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, which is about Rp 5.874.000,00 looks much different from the total cost of the inventory by using The EOQ model (formula), which amounted to Rp 1.079.259,02 per year. The cost of inventories using this model will be able to save the cost of inventories amounting to Rp 4.794.740,98 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.259,02). Or with the way the table it even Rp 1.079.454,54 per year. The cost of inventories using this model will be able to save the cost of inventories amounting to Rp 4.794.545,46 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.454,54). The difference between the cost of inventories by using a calculation formula (Rp 1.079.259,02) and the costs of supplies used table (Rp 1.079.454,55) it even Rp 195,53. Keywords : EOQ, Frequency Reservations Economical and ROP.

PENDAHULUAN Vaksin meningitis adalah sejenis vaksin yang disuntikan ke dalam tubuh agar tubuh kita kebal terhadap penyakit meningitis. Jadi fungsi vaksin meningitis ini adalah sebagai tameng dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitides. Bakteri ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kematian. Bagi mereka yang akan melakukan ibadah haji atau umrah, maka harus divaksinasi minimal dua minggu sebelum pemberangkatan, karena vaksin ini baru efisien melawan virus didalam tubuh setelah dua minggu. Tujuan vaksinasi meningitis adalah untuk melindungi jamaah haji dan umrah dari penularan penyakit meningitis selama dua tahun. Selain itu untuk mencegah penularan antar jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia serta mencegah penularan meningitis kepada keluarga di tanah air. KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilens epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan Obat-obatan, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan dan Bahan Aditif (OMKABA) serta pengalaman terhadap penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Pemberian vaksinasi kepada jamaah haji dan umrah di Kalimantan Timur dapat diperoleh di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, tepatnya berlokasi di Jalan Lumba-lumba No.1 Samarinda, yang terdiri atas Sub Bagian Tata Usaha dan tiga seksi yaitu Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilens Epidemiologi, Pengendalian Risiko Lingkungan serta Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah. Kegiatan pemberian vaksinasi khusus kepada jamaah haji dan umrah ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda yaitu pelaksanaan vaksinasi internasional. Vaksinasi meningitis wajib diberikan kepada jamaah haji dan umrah yang akan melaksanakan perjalanan ke negara masuk dalam sabuk meningitis. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda melakukan pemesanan vaksin meningitis Menveo pada tahun 2013 sebanyak 14.000 vial dengan sekali pesan. Biaya pemesanan sebesar Rp 50.000,00 dan biaya penyimpanan selama setahun sebesar Rp 5.700.000,00. Pemesanan ditujukan kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) di Jakarta yang dilakukan oleh Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW). Jangka waktu tunggu hingga pemesanan tiba di KKP Kelas II Samarinda adalah 60 hari. Salah satu metode yang dipakai untuk mengatasi masalah persediaan barang adalah metode Economic Order Quantity (EOQ), yaitu untuk mengetahui nilai yang akan diperoleh besarnya pemesanan maksimal barang. Selain menentukan EOQ, KKP juga perlu menentukan waktu pemesanan kembali vaksin meningitis Menveo yang akan digunakan atau titik dimana barang tersebut harus dipesan ulang yang disebut Reorder Point (ROP) agar pemesanan vaksin yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan legalisasi. Sehingga dengan adanya penerapan metode EOQ ini, akan mengurangi biaya penyimpanan dan memperkecil risiko serta menjaga kelancaran dalam legalisasi dan kontinuitas dapat terjamin. Perhitungan dengan model EOQ diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi pihak KKP Kelas II Samarinda guna mencari solusi atas sejumlah permasalahan yang timbul dari

pengadaan persediaan vaksinnya, seperti jumlah pesanan, frekuensi pesanan dan pesanan kembali vaksin meningitis Menveo oleh KKP. Dengan ini KKP diharapkan mampu mengatur strategi dengan cermat dan mengambil keputusankeputusan yang tepat tentang kebijakan persediaannya dimasa yang akan datang. DASAR TEORI Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat dari kegiatan pengadaan persediaan bahan bakunya ada bermacam-macam, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). Kedua biaya inilah yang akan diperhitungkan dalam menentukan apakah jumlah pesanan terhadap persediaan bahan baku yang dilakukan selama ini telah mencapai pesanan yang ekonomis atau belum. Eddy Herjanto (2007:242) mendefinisikan biaya pemesanan (ordering costs, procurement costs) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan sampai tersedianya barang di gudang. Menurut Marihot Manullang (2005:70) mengartikan model Economic Order Quantity (EOQ) sebagai suatu cara untuk memperoleh sejumlah barang dengan biaya minimal dan adanya pengawasan terhadap Ordering Cost dan Carrying Cost. Menurut Marihot Manullang (2005:64) titik pemesanan kembali adalah waktu minimal untuk melakukan pemesanan ulang sehingga bahan pesanan dapat diterima tepat waktu sedangkan persediaan diatas safety stock adalah sama dengan nol. Pemesanan kembali harus dilakukan pada saat persediaan terakhir digunakan atau tepat pada saat persediaan pengaman digunakan untuk menghindari biaya kehabisan persediaan (stock out of cost) dan untuk meminimalisasikan biaya penyimpanan. METODE PENELITIAN Observasi ini difokuskan pada pengadaan persediaan Vaksin Meningitis Menveo dalam kegiatan pemberian vaksinasi khusus kepada jamaah haji dan umrah. Untuk mendapatkan data pada penulisan ini, maka dilakukan survey ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, tepatnya berlokasi di Jalan Lumba-lumba No.1 Samarinda, provinsi Kalimantan Timur. Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis, frekuensi pemesanan ekonomis dan reorder point menggunakan alat analisis sebagai berikut : a. Rumus penentuan jumlah pemesanan ekonomis (Eddy Herjanto, 2007:248) sebagai berikut : EOQ = Q = 2DS H Dimana : Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan) D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) S = biaya pemesanan atau biaya setup (rupiah/pesanan) H = h x C = biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun) b. Rumus penentuan frekuensi pemesanan ekonomis (Eddy Herjanto, 2007:249) adalah : F = D Q Dimana : F = frekuensi pemesanan (kali/tahun) D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan) c. Rumus penentuan titik pemesanan kembali atau waktu pemesanan kembali (Eddy Herjanto, 2007:260) :

ROP = Dimana : ROP = d x L + SS titik pemesanan ulang (reorder point) d = tingkat kebutuhan per unit waktu L = waktu tenggang SS = persediaan pengaman HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Model EOQ dengan cara Formula Penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan perhitungan model Economic Order Quantity (EOQ) untuk setiap kali pesan dalam setahun dengan menggunakan cara formula, didapatkan hasil analisis sebesar 1.297,19 vial yang dibulatkan menjadi 1.297 vial. Berdasarkan perhitungan dengan model EOQ tersebut maka Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda sebaiknya melakukan pemesanan vaksin meningitis Menveo sebesar 1.297 vial tiap kali pesan. Penentuan frekuensi pemesanan ekonomis dalam satu tahun, didapatkan hasil 10,79 kali atau dibulatkan menjadi 11 kali frekuensi pemesanan dalam setahun. Dengan hasil perhitungan tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda sebaiknya melakukan pemesanan vaksin meningitis Menveo dalam setahun sebanyak 11 kali pemesanan dengan jumlah tiap kali pemesanan sebanyak 1.297 vial. Pemesanan vaksin meningitis Menveo dengan menggunakan perhitungan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan cara formula menghasilkan total biaya persediaan dari biaya pemesanan per tahun ditambah dengan biaya penyimpanan per tahun, yaitu dengan frekuensi pemesanan sebanyak 11 kali dalam setahun adalah sebesar Rp 1.079.259,02 yang terdiri dari biaya pemesanan per tahun sebesar Rp 539.707.02 ditambah dengan biaya penyimpanan per tahun sebesar Rp 539.552,00. Perbandingan antara total biaya persediaan dengan frekuensi pesanan 1 kali dalam setahun yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda dengan frekuensi pesanan 11 kali dalam setahun berdasarkan perhitungan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan cara formula, maka model ini mampu menghemat biaya persediaan selama setahun sebesar Rp 4.794.740,98 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.259,02). Rata-rata biaya penyimpanan vaksin meningitis Menveo adalah Rp 832,00 per vial (0,32 % x Rp 260.000,00) dan tingkat pemakaian rata-rata per hari sebanyak 29,99 vial (10.946 vial : 365 hari) yang dibulatkan menjadi 30 vial per hari. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda harus segera melakukan pemesanan kembali jika persediaan vaksin meningitis Menveo sisa 2.800 vial ditempat penyimpanan agar jumlah persediaan vaksin meningitis Menveo dapat terkendali. Safety stock yang ditetapkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda sebanyak 1.000 vial, sedangkan 1.800 vial merupakan rata-rata pemakaian untuk proses kegiatan vaksinasi internasional yang diperlukan selama pemesanan vaksin hingga sampai di KKP Kelas II Samarinda, yakni 60 hari dengan rata-rata pemakaian per harinya pada tahun 2013 sebanyak 30 vial. 2. Model EOQ dengan cara Tabel dan Grafik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda dalam kegiatan pengadaan vaksin meningitis Menveo pada tahun 2013 melakukan pemesanan sebanyak 1 kali dalam setahun dengan jumlah 14.000 vial. Dalam kegiatan pemesanan vaksin yang dilakukan KKP Kelas II Samarinda tersebut pada tahun tersebut, terdapat pengeluaran total biaya persediaan selama setahun yang

dikeluarkan sebesar Rp 5.874.000,00, yang terdiri dari biaya pemesanan sebesar Rp 50.000,00 ditambah biaya penyimpanan sebesar Rp 5.824.000,00. Jumlah pemesanan dan total biaya persediaan selama setahun yang dikeluarkan oleh KKP Kelas II Samarinda tersebut ternyata masih dapat diminimalisasikan atau ekonomis melalui perhitungan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan cara tabel, sehingga kebutuhan vaksin meningitis Menveo selama satu tahun sebanyak 14.000 vial tersebut dapat dipenuhi dengan cara sebagai berikut : 1. Dua kali pesanan sebanyak 7.000 vial dengan total biaya persediaan selama setahun sebesar Rp 3.012.000,00. 2. Tiga kali pesanan sebanyak 4.666,66667 vial dengan total biaya persediaan 2.091.333,34. 3. Empat kali pesanan sebanyak 3.500 1.656.000,00. 4. Lima kali pesanan sebanyak 2.800 1.414.800,00. 5. Enam kali pesanan sebanyak 2.333,33333 vial dengan total biaya persediaan 1.270.666,67. 6. Tujuh kali pesanan sebanyak 2.000 1.182.000,00. 7. Delapan kali pesanan sebanyak 1.750 1.128.000,00. 8. Sembilan kali pesanan sebanyak 1.555,55556 vial dengan total biaya persediaan 1.097.111,11. 9. Sepuluh kali pesanan sebanyak 1.400 1.082.400,00. 10. Sebelas kali pesanan sebanyak 1.272,72727 vial dengan total biaya persediaan 1.079.454,55. 11. Dua belas kali pesanan sebanyak 1.166,66667 vial dengan total biaya persediaan 1.085.333,33. Terlihat bahwa pada frekuensi pemesanan sebanyak 11 kali dalam setahun dengan tiap kali pemesanan sebanyak 1.272,72727 vial menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan cara tabel akan dapat memberikan total biaya persediaan selama setahun dengan biaya yang paling rendah, yaitu sebesar Rp 1.079.454,55. Dilihat dari hasil perhitungan tersebut, maka biaya yang paling ekonomis dapat terjadi pada frekuensi pemesanan sebanyak 11 kali dalam setahun dengan total biaya sebesar Rp 1.079.454,55. Sedangkan pemesanan sekali dalam setahun, yang dilakukan oleh KKP Kelas II Samarinda total biayanya sebesar Rp 5.874.000,00. Dengan menggunakan perhitungan model persediaan EOQ dengan cara tabel tersebut, maka model ini mampu menghemat biaya persediaan selama setahun sebesar Rp 4.794.545,45 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.454,55). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat dibuat setelah melihat data historis dan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis model Economic Order Quantity (EOQ) menunjukkan bahwa : 1. Apabila Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda melakukan kegiatan pemesanan persediaan vaksin meningitis Menveo dengan memesan dalam jumlah 14.000 vial dengan frekuensi pesanan sebanyak 1 kali dalam setahunnya maka menimbulkan total biaya persediaan selama setahun sebesar Rp 5.874.000,00.

2. Hasil perhitungan dengan menggunakan model EOQ dengan cara formula menunjukkan bahwa jumlah pemesanan ekonomis persediaan vaksin meningitis Menveo pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, yaitu sebanyak 11 kali pemesanan dalam setahun dengan jumlah 1.297 vial tiap kali pesan untuk pemakaian selama 33 hari. Sedangkan untuk waktu pemesanan kembali adalah pada saat persediaan vaksin di KKP Kelas II Samarinda berada pada jumlah 2.800 vial dengan waktu tenggang pemesanan selama 60 hari. 3. Total biaya persediaan selama setahun yang dikeluarkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, yakni sebesar Rp 5.874.000,00 terlihat jauh berbeda dengan total biaya persediaan dengan menggunakan model EOQ (formula), yakni sebesar Rp 1.079.259,02 per tahunnya. Biaya persediaan dengan menggunakan model ini akan mampu menghemat biaya persediaan sebesar Rp 4.794.740,98 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.259,02). Ataupun dengan cara tabel yakni sebesar Rp 1.079.454,54 per tahunnya. Biaya persediaan dengan menggunakan model ini akan mampu menghemat biaya persediaan sebesar Rp 4.794.545,46 (Rp 5.874.000,00 - Rp 1.079.454,54). 4. Selisih antara biaya persediaan dengan menggunakan cara perhitungan formula (Rp 1.079.259,02) dengan biaya persediaan menggunakan cara tabel (Rp 1.079.454,55) yakni sebesar Rp 195,53. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka pemberian saran yang mungkin bermanfaat dalam pengadaan persediaan vaksin meningitis Menveo ini sebagai berikut : 1. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda dalam kegiatan pengadaan persediaan vaksin meningitis Menveo ini sebaiknya menggunakan perhitungan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) guna mendapatkan jumlah pesanan yang ekonomis karena apabila persediaan vaksin terlalu besar maka akan meningkatkan risiko persediaan menjadi rusak atau kadaluwarsa. 2. Bagi para pengguna yang ingin mengetahui gambaran tentang pengendalian persediaan di gudang atau tempat penyimpanan, maka perhitungan dengan model EOQ dapat diterapkan karena biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan persediaan dapat ditekan (ekonomis). DAFTAR PUSTAKA Herjanto. Eddy, 2007, Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, Cetakan Keenam, PT. Grasindo, Jakarta. Manullang. Marihot, 2005, Pengantar Manajemen Keuangan, Andi, Yogyakarta.