LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu.

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Waktu dan Tempat

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II POTENSIAL AIR PADA SEL TUMBUHAN

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

OSMOSIS LATAR BELAKANG

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor BOGOR.

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

KOMPONEN KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A)

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)

PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si

Rima Puspa Aryani : A1C311010

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul lainnya yang

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Laporan Praktikum III Osmoregulasi dan Peredaran Darah

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

Teknik Pewarnaan Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BIOLOGI UMUM SEMESTER GASAL 2014/2015 PRODI PENDIDIKAN FISIKA OLEH TIM LAYANAN BIOLOGI

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

Jurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

A. TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

Ummu Kalsum Andi Lajeng April 5, 2014 JURNAL PRAKTIKUM DIFUSI GAS. Ummu Kalsum Andi Lajeng, Fitri Rahmadhani, Masfufatul Ilma

Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami Abstrak

II. METODELOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B

MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bidang : Biologi Terapan

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

BAB II MEMBRAN SEL. Gambar 2.1. Sel membran secara aktual. Tampak terlihat dua sel membran yang berdekatan.

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ikan dilakukan di keramba jaring apung Danau Limboto, Kecamatan Batudaa,

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkunganya dan mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari selsel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkunganya. Hal ini dijelaskan jika kita ingat akan amoeba yang hidup di dalam kolam, tetapi bila kita ingat akan sel-sel organisme darat multiseluler, seperti pohon atau manusia, hal ini tidak dapat terlihat dengan jelas. Meskipun demikian tiap sel hidup dari oganisme ini dikelilingi oleh suatu cairan, sebagai contoh sel-sel badan kita terdapat di dalam cairan interstisiumyang berasal dari darah (Kimbal, 2010). Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel (Rosadi, 2010). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum fisika dasar tentang transport membran sel adalah agar praktikan mengetahui tentang konsep dan definisi dari transport membran sel, difusi, dan osmosis. Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel adalah untuk mengetahui tentang beberapa sifat sistem cairan ekstra dan intra seluler dimana salah satu kompartemen mengandung molekul yang dibatasi oleh suatu membran yang tidak permeabel terhadap bahan tersebut. 1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel ini dilaksanakan pada rabu, 01 Desember 2010 pukul 13.00-14.00 WIB dan bertempat di laboratorium IIP (Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transport Membran Sel, Difusi, dan Osmosis Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu. pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran (Crayonpedia, 2010). 2.1.1 Transport Membran Sel Fenomena transpor adalah proses dimana terdapat perpindahan netto baik materi atau energi atau momentum dalam satu kesatuan atau jumlah makroskopis keistimewaan umum secara fisis dari fenomena transpor dapat digambarkan oleh teknik-teknik serupa yang dapat digolongkan dengan suatu persamaan yang menghubunkan variasi terhadap waktu dan posisi, beberapa besaran yang menggambarkan fenomena ini (Alonso, 2010). Menurut Ahmad Cecep (2010), cara zat melewati membran sel melalui beberapa mekanisme berikut: a. Transport pasif Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu. b. Transport aktif Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. 2.1.2 Difusi Jika sebutir terusi kita masukkan dalam tabung reaksi berisi air, dalm jangka waktu beberapa hari kita akan melihat bahwa zat tersebut makin lama makin menyebar dan mewarnai seluruh airnya. Menurut teori molekular karena terusi tadi larut maka molekulmolekulnya mulai bergerak dengan cara acak. Gerak acak ini makin lama makin menyebarkan molekul-molekul tadi ke tempat dengan konsentrsi molekul yang lebih rendah. Proses ini disebut difusi (Latin: dis = terpisah, fundere = menuang) (Soemarwoto, 1980).

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion) (Auriliaaurita, 2008). (Google, images, 2010) 2.1.3 Osmosis Pada hakekatnya osmosis adalah proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa osmosis adalah difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu tetapi menghalangi molekul lain dikatakan permeabel secara diferensial. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah (Kimbal, 1987). Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Contohnya adalah osmosis. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis) (Rosadi, 2010). (Google,images, 2010)

2.2 Sifat Darah Ikan Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma dan sel. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung (Komarudin, 2009). Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya (Aria, 2008). 2.3 Mekanisme Difusi dan Osmosis Molekul-molekul zat terlarut bergerak keliling dalam zat pelarut secara acak, hampir seperti molekul-molekul suatu gas. Karena gerak ini, zat terlarut mengagih dirinya secara seragam dalam zat pelarut, persis seperti gas mengisi volume yang tersedia untuknya. Lebih lanjut jika volume zat pelarut dinaikkan, molekul-molekul zat terlarut akan mengembang ke dalam volume baru, persis seperti gas mengembang untuk memenuhi pertambahan dalam volumenya (Cromer, 1994). Pada saat yang sama waktu molekul-molekul terusi itu berdifusi, molekul-molekul airnya juga mengalami difusi. Mula-mula ada suatu tempat dengan terusi dalam konsentrasi tinggi dan air dalam konsentrasi rendah. Setelah larutan tadi sama sekali merata, benturan dan pentalan terus terjadi, tetapi untuk setiap molekul yang bergerak dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Dengan demikian gerakan antara molekul tetap ada tetapi tanpa membawa perubahan secara menyeluruh, sebab itu tidak ada lagi difusi (Soemarwoto, 1980). 2.4 Klasifikasi Ikan Nila Menurut Wikipedia (2010), klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Osteichtyes

Ordo: Famili: Genus: Spesies: Perciformes Cichlidae Oreochromis Oreochromis niloticus (Google, images, 2010)

3. METODOLOGI 3.1 Alat dan fungsinya adalah: Alat yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel Mikroskop: untuk mengamati sel darah pada ikan nila Gelas obyek: sebagai tempat pengamatan darah ikan pada mikroskop Spuit diposible: untuk mengambil darah ikan nila Cover glass: untuk menutup obyek glass dengan kemiringan 45 o agar tidak terjadi gelembung Gelas ukur 100 ml: untuk mengukur aquades Tataan/ nampan: sebagai tempat alat dan bahan serta sebagai alas untuk membedah ikan Sectio set: seperangkat alat bedah Beaker 100 ml: untuk tempat larutan sementara Washing bottle: sebagai wadah aquades Spatula: untuk menghomogenkan larutan Jaring: untuk menangkap ikan Pipet tetes: untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit Sendok tanduk: untuk mengambil NaCl kristal Timbangan digital analitik: untuk menimbang NaCl kristal dengan ketelitian 10-4

3.2 Bahan dan Fungsinya adalah: Bahan yang digunakan pada praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel Ikan nila: sebagai obyek pengamatan yang diamati sel darah merahnya Tissue: untuk membersihkan alat setelah dicuci Kertas label: untuk memberi keterangan larutan NaCl 0,5 M, larutan NaCl 0,3 M, dan aquades agar tidak tertukar NaCl kristal: untuk membuat larutan NaCl 0,5 M dan 0,3 M Larutan NaCl 0,5 M: sebagai indikator pembanding Larutan NaCl 0,3 M: sebagai indikator pembanding Aquades: sebagai pelarut Air kran: untuk mencuci alat Lap basah: untuk mengondisikan ikan agar tetap hidup saat dibedah Kertas alas: sebagai alas saat menimbang NaCl kristal

3.3 Skema Kerja 3.3.1 Pembuatan Preparat Ikan nila diambil dengan jaring dari aquarium Dibalut dengan lap basah untuk mengondisikan ikan agar tetap hidup saat pembedahan Dibersihkan sisik ikan nila pada rangka ekor Disayat dengan sectio set pada pertemuan linea literalis dan garis tegak lurus yang melalui anus Darah yang keluar diambil dengan spuit diposible dan diletakkan di objek glass Ditetesi larutan NaCl 0,3 M, larutan NaCl 0,5 M, dan aquades Ditutup cover glass dengan kemiringan 45 0 agar tidak terjadi gelembung udara Diamati dibawah mikroskop pada menit ke-1, ke-5, dan ke-10 Hasil

3.3.2 Pembuatan larutan NaCl 0,3 M dan larutan NaCl 0,5 M Dihitung massa NaCl kristal yang diperlukan yaitu 0,4 gram dan 0,7 gram Diambil NaCl kristal dengan sendok tanduk dan ditimbang Disiapkan aquades 25 ml dan dimasukkan ke beaker glass Dimasukkan NaCl kristal ke beaker glass Diaduk dengan menggunakan spatula hingga homogen Diberi label pada masing-masing beaker glass agar tidak tertukar Hasil 3.3.3 Mekanisme Penimbangan Dicolokkan colokan ke stop kontak Dimasukkan kertas alas ke dalam timbangan Dipencet tombol TARE hingga timbangan menunjukkan angka nol Dimasukkan NaCl kristal sesuai ukuran yaitu 0,4 gram dan 0,7 gram Ditutup kaca timbangan Hasil

4. PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan Pada praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel dapat diperoleh data sebagai berikut: 4.1.1 Larutan NaCl 0,3 M Waktu (menit) Gambar Pengamatan 1 Sel darah merah normal 2 3 Sel darah merah mengkerut (krenasi) Sel darah merah menjadi keriput karena kehilangan air 4.1.2 Larutan NaCl 0,5 M Waktu (menit) 1 Gambar Pengamatan Sel darah merah normal 2 3 Sel darah merah mengkerut (krenasi) Sel darah merah menjadi keriput karena kehilangan air

4.1.3 Aquades Waktu (menit) 1 Gambar Pengamatan Sel darah merah normal 2 3 Sel darah merah mengembang (hemolisis) Sel darah merah mengembang lebih besar

4.2 Analisa Prosedur Pada praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel langkah awal yang harus dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah mikroskop untuk mengamati sel darah pada ikan nila, gelas obyek sebagai tempat pengamatan darah ikan pada mikroskop, spuit diposible untuk mengambil darah ikan nila, cover glass untuk menutup obyek glass dengan kemiringan 45 o agar tidak terjadi gelembung, gelas ukur 100 ml untuk mengukur aquades, tataan/nampan sebagai tempat alat dan bahan serta sebagai alas untuk membedah ikan, sectio set yaitu seperangkat alat bedah, beaker 100 ml untuk tempat larutan sementara, washing bottle sebagai wadah aquades, spatula untuk menghomogenkan larutan, jaring untuk menangkap ikan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit, sendok tanduk untuk mengambil NaCl kristal, dan timbangan digital analitik untuk menimbang NaCl kristal dengan ketelitian 10-4. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nila sebagai obyek pengamatan yang diamati sel darah merahnya, tissue untuk membersihkan alat setelah dicuci, kertas label untuk memberi keterangan larutan NaCl 0,5 M, larutan NaCl 0,3 M, dan aquades agar tidak tertukar, NaCl kristal untuk membuat larutan NaCl 0,5 M dan 0,3 M, larutan NaCl 0,5 M sebagai indikator pembanding, larutan NaCl 0,3 M sebagai indikator pembanding, aquades sebagai pelarut, air kran untuk mencuci alat, lap basah untuk mengondisikan ikan agar tetap hidup saat dibedah, dan kertas alas sebagai alas saat menimbang NaCl kristal. Pembuatan Preparat Ikan nila yang berada di aquarium diambil dengan menggunakan jaring, kemudian dibalut dengan lap basah untuk mengondisikan ikan agar tetap hidup saat pembedahan. Dibersihkan sisik ikan nila pada rangka ekor dan disayat dengan sectio set pada pertemuan linea literalis dan garis tegak lurus yang melalui anus. Darah yang keluar diambil dengan spuit diposible dan diletakkan di objek glass, kemudian ditetesi larutan NaCl 0,3 M, larutan NaCl 0,5 M, dan aquades. Ditutup cover glass dengan kemiringan 45 0 agar tidak terjadi gelembung udara. Diamati dibawah mikroskop pada menit ke-1, ke-5, dan ke-10. Hasilnya digambar pada tabel pengamatan. Pembuatan larutan NaCl 0,3 M dan larutan NaCl 0,5 M Dihitung massa NaCl kristal yang diperlukan, yaitu dengan cara

a. b. Diambil NaCl kristal dengan sendok tanduk dan ditimbang, lalu disiapkan aquades 25 ml dan dimasukkan ke beaker glass. Dimasukkan NaCl kristal ke beaker glass. Diaduk dengan menggunakan spatula hingga homogen dan diberi label pada masing-masing beaker glass agar tidak tertukar. Mekanisme Penimbangan Langkah dicolokkan colokan ke stop kontak, lalu dimasukkan kertas alas ke dalam timbangan. Dipencet tombol TARE hingga timbangan menunjukkan angka nol, lalu dimasukkan NaCl kristal sesuai ukuran yaitu 0,4 gram dan 0,7 gram. Ditutup kaca timbangan. 4.2 Analisa Hasil Larutan garam 0,3 M Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan larutan garam 0,3 M diperoleh hasil yaitu pada menit ke-1 sel darah merah ikan keadaanya masih normal. Kemudian pada menit ke-5 sel darah merah ikan mulai mengkerut dan konsentrasi larutan menurun karena cairan sel darah merah mengalir keluar sehingga sel darah merah mengkerut atau mengalami krenasi. Pada menit ke-10 sel darah merah lebih mengkerut lagi karena cairan pada sel darah merah yang memiliki konsentrasi rendah keluar menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi. Peristiwa ini dinamakan osmosis. Larutan garam 0,5 M Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan larutan garam 0,5 M diperoleh hasil yang sama yaitu pada menit ke-1 sel darah merah ikan keadaanya masih normal. Kemudian pada menit ke-5 sel darah merah ikan mulai mengkerut dan konsentrasi larutan menurun karena cairan sel darah merah mengalir keluar sehingga sel darah merah mengkerut atau mengalami krenasi. Pada menit ke-10 sel darah merah lebih mengkerut lagi karena cairan pada sel darah merah yang memiliki konsentrasi rendah keluar menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi. Peristiwa ini dinamakan osmosis. Aquades

Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan Aquades diperoleh hasil yaitu pada menit ke-1 sel darah merah ikan keadaanya masih normal. Kemudian pada menit ke-5 sel darah merah ikan mulai mengembang karena aquades masuk ke dalam sel darah merah sehingga sel darah merah mengembang atau mengalami hemolisis. Pada menit ke-10 sel darah merah lebih mengembang lagi karena aquades yang memiliki konsentrasi rendah masuk menuju sel darah merah yang memiliki konsentrasi tinggi. Peristiwa ini dinamakan osmosis. Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air (Auriliaaurita, 2008).

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pengangkutan molekul-molekul kecil melalui membran dilakukan secara pasif (transpor pasif) dan secara aktif (transpor aktif) Transpor pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi sederhana, difusi dipermudah, dan osmosis Difusi adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi Darah memiliki suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel plasma Nama latin ikan nila adalah Oreochromis niloticus Data hasil pengamatan adalah sel darah yang ditetesi dengan larutan NaCl 0,5 M dan 0,3 M mengalami krenasi yaitu pengkerutan sel darah ikan nila. Sedangkan sel darah merah yang ditetesi dengan aquades mengalami hemolisis yaitu pembesaran sel darah merah, dan pada keduanya terjadi peristiwa osmosis yaitu perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. 5.2 Saran Sebaiknya pada praktikum Fisika Dasar tentang transport membran sel ini alat-alat yang telah selesai digunakan untuk membedah ikan nila segera dicuci, agar bau amis yang ditimbulkan cepat hilang.

DAFTAR PUSTAKA Alonso, Marcelo dan Edward J Finn. 1990. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi kedua. Jakarta:Erlangga Aria, Perwira. 2008. Darah Ikan. http://maswira.worpress.com. Diakses pada 1 2010 pukul 15.34 WIB Desember Auriliaaurita. 2008. Mekanisme Difusi dan Osmosis dalam Sel. http://kireidwi.blog.friendster.com. Diakses pada 1 Desember 2010 pukul 15.34 WIB Cecep, Ahmad. 2010. Struktur Sel Tumbuhan dan Sel Hewan & Mekanisme Transpor zat melalui membran. http://ahmad-cecep.blogspot.com. Diakses pada 1 Desember 2010 pukul 15.34 WIB Crayonpedia. 2010. Mekanisme Transpor Melalui Membran. Diakses pada 1 Desember 2010 pukul 15.34 WIB http://crayonpedia.org. Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu Hayati Edisi Kedua. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Google, images. 2010. http://google.co.id/images. Diakses pada 1 Desember 15.34 WIB 2010 pukul Kimbal, John W. 1987. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta:Erlangga Komarudin, Agus Nurul. 2009. Jantung Pada Ikan Serta Fungsi dan Komposisi Semarang: Universitas Diponegoro Rosadi, Imron. 2010. Membran Sel. http://blog.unila.ac.id. Diakses pada 1 2010 pukul 15.34 WIB Darah. Desember Soemarwoto, Idjah, dkk. 1981. Biologi Umum II. Jakarta:Gramedia Wikipedia. 2010. Klasifikasi Ikan Nila. http://id.wikipedia.org. Diakses pada 1 2010 pukul 15.34 WIB Desember