JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi konduktor 3. Mampu menganalisa rangkaian forward bias dan reverse bias pada dioda semi konduktor II. BAHAN DAN ALAT 1. Dioda IN 4007 2. Resistor 3. Catu daya dc 4. Multimeter 5. Papan rangkaian 6. Kabel penghubung III. TEORI SINGKAT Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N, dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N. Di bawah ini gambar simbol dan struktur dioda serta bentuk karakteristik dioda. (Dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0,7 volt dan 0,3 untuk germanium) 1
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA (a) Gambar 1. (a) symbol dan struktur dioda, (b) karakteristik dioda (b) IV. LANGKAH KERJA A. Fordward Biase 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (R L = 1 kohm) Gambar 2. Rangkaian fordward biase 2
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA 2. Atur potensiometer pada nilai 0 ohm 3. Atur power supply pada nilai 20 V 4. Atur potensiometer sehingga Vs menunjukan 1 volt. Kemudian atur power supply untuk memberikan nilai Vs dari 0, 0,1, 0,2, 0,3, sampai 1,0 volt kemudian cata nilai Vr pada table 1 berikut Table 1. No Vs (volt) Vr (volt) Vd (volt) I F (ma) 1 0 2 0,1 3 0,2 4 0,3 5 0,4 6 0,5 7 0,6 8 0,7 9 0,8 10 0,9 11 1,0 5. Ulangi langkah di atas untuk nilai Vs 1,5 volt, 2,0 volt, 2,5 volt, dan 3 volt, kemudian catat kembali nilai Vr. V. TUGAS Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan tegangan breakdown, forward bias dan reverse bias VI. ANALISIS 1. Gambarkan bentuk kurva dari table hasil percobaan di atas (I f vs V d ) untuk membuktikan karakteristik dioda tersebut 2. Berikan kesimpulan dari hasil percobaan yang telah anda lakukan 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O2 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG I. TUJUAN 1. Mengetahui manfaat dioda sebagai penyearah 2. Mampu merancang rangkaian penyearah setengah gelombang 3. Mampu menganalisa rangkaian penyearah setengah gelombang 4. Mengetahui cara kerja penyearah setengah gelombang II. TEORI SINGKAT Penyearah setengah gelombang mengubah bentuk gelombang bolak balik menjadi gelombang searah pada separoh siklus gelombang. Rangkaian dasarnya terlihat seperti gambar di bawah ini. Rangkaian penyearah setengah gelombang Gelombang input Gelombang out put Gambar 1. Penyearah setengah gelombang 4
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O2 MATA KULIAH/KODE ILMU BAHAN DAN TOPIK :APLIKASI DIODA SEBAGAI PIRANTI PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Tegangan masukan adalah V in = V m sin ωt. Bila V m V f (tegangan hantar dioda) maka Vf dianggap nol. Dioda diidealkan dengan resistans Rf pada keadaan ON dan terbuka pada keadaan OFF. i = I m sin α untuk 0 α π i = 0 dengan I m = Arus rerata (I dc ) dapat dihitung sebagai berikut I dc = I dc = Teganga rerata pada beban adalah III. BAHAN DAN ALAT 1. Transformator step down 220/12 volt 2. Dioda semikonduktor 3. Resistor 4. Projectboard 5. Multimeter 6. Osiloskop 7. Kabel penghubung 5
IV. LANGKAH KERJA LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O2 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG A. Penyerah setengah gelombang 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini dimana trafo yang dugunakan merupakan trafo step down dari 220 volt ke 12 volt Gambar 2. Penyearah setengah gelombang 2. Tutup saklar S 1 3. Ukur tegangan keluaran pada trafo 4. Ukurlah tegangan keluaran pada R L 5. Ukurlah tegangan keluaran pada trafo menggunakan osiloskop 6. Ukurlah tegangan keluaran pada R L menggunakan osiloskop 7. Tuliskan hasil pengukuran pada table 1 berikut 6
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O2 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Table 1. Beban No (Ω) 1 100 2 150 3 220 4 479 5 1k 6 1k2 7 1k5 8 2k2 9 3k3 10 4k7 Vout trafo Vdc (volt) Idc (ma) Bentuk Gelombang Output trafo Output dc V. TUGAS Jelaskanlah prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang serta gambarkan bentuk gelombang input dan outputnya VI. ANALISI 1. Bagaimanakah tegangan output sebuah penyearah seperti di atas jika beban diperbesar besar namun tegangan input penyearah tetap. 2. Berikan kesimpulan yang dapat anda peroleh dari pratikum yang telah dilakukan. 7
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O3 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH GELOMBANG PENUH I. TUJUAN Setelah melakukan pratikum mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan tentang penggunaan dioda sebagai penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) II. TEORI SINGKAT Penyearah gelombang penuh adalah untai yang merubah bentuk gelombang bolakbalik menjadi gelombang searah pada seluruh siklus gelombang. Rangkaian penyearah dengantrafo CT Gelombang Input Gelombang out put Gambar 1. Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT serta bentuk gelombang input dan out put nya Terlihat untaian terdiri dari dua buah untai penyearah setengah gelombang, sehingga penghantaran terjadi lewat salah satu dioda pada setengah siklus pertama 8
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O3 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH GELOMBANG PENUH dan dioda yang lain pada siklus berikutnya. Arus pada beban adalah I = i 1 + i 2. Arus dc, arus rms dan tegangan dc dari rangkaian adalah sebgaai berikut: Idc =, Irms =, Vdc = dengan Im =. Jika persamaan ini dimasukan ke persamaan di atas maka akan diperoleh V dc =. Model thevenin dari persamaan ini adalah V = Rf = tahanan dioda V m = tegangan puncak bagian sekunder transformator terhadap titik sadap tengah. Tipe penyearah gelombang penuh yang lain adalah rangkaian jembatan seperti berikut Gambar 2. Penyearah gelombang penuh tipe jembatan Pada separuh siklus pertama bila bagian atas dari kumparan sekunder trafo bertegangan positif, maka arus mengalir lewat D 1, load, D 2 dan kembali ke bagian bawah kumparan sekunder. Pada separoh siklus berikutnya, arus mengalir dari bagian bawah kumparan sekunder lewat D 3, R L, D 4, dan kembali ke bagian atas kumparan sekunder. Keuntungan rangkaian ini adalah trafo lebih kecil karena tanpa 9
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O3 MATA KULIAH/KODE ILMU BAHAN DAN TOPIK :APLIKASI DIODA SEBAGAI PIRANTI PENYEARAH GELOMBANG PENUH titik sadap tengah namun dioda yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat dari gambar pertama. III. ALAT DAN BAHAN 1. Transformator step down 220/12 volt 2. Dioda semikonduktor 3. Resistor 4. Projectboard 5. Multimeter 6. Osiloskop 7. Kabel penghubung IV. LANGKAH KERJA A. Penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT) 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut Gambar 3. Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT 2. Tutup saklar S1 3. Ukur tegangan keluaran pada trafo 10
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O3 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH GELOMBANG PENUH 4. Ukurlah tegangan keluaran pada R L 5. Ukurlah tegangan keluaran pada trafo menggunakan osiloskop 6. Ukurlah tegangan keluaran pada R L menggunakan osiloskop 7. Tuliskan hasil pengukuran pada table berikut. Tabel 1. Beban No (Ω) 1 100 2 150 3 220 4 479 5 1k 6 1k2 7 1k5 8 2k2 9 3k3 10 4k7 Vout trafo Vdc (volt) Idc (ma) Bentuk Gelombang Output trafo Output dc B. Penyearah gelombang penuh dengan dioda bridge 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut (gunakan trafo step down 220/12 volt) Gambar 4. Penyearah gelombang penuh dengan dioda bridge 11
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O3 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIODA SEBAGAI PENYEARAH GELOMBANG PENUH 2. Tutup saklar S1 3. Ukur tegangan keluaran pada trafo 4. Ukurlah tegangan keluaran pada R L 5. Ukurlah tegangan keluaran pada trafo menggunakan osiloskop 6. Ukurlah tegangan keluaran pada R L menggunakan osiloskop 7. Tuliskan hasil pengukuran pada table 2 berikut Beban No (Ω) 1 100 2 150 3 220 4 479 5 1k 6 1k2 7 1k5 8 2k2 9 3k3 10 4k7 Idc (ma) Vdc (Volt) Tabel 2 Bentuk Gelombang In put Out put V. TUGAS 1. Jelaskan cara kerja penyearah gelombang penuh menggunakan trafo CT serta bentuk gelombang input dan outputnya. 2. Jelaskan cara kerja penyearah gelombang penuh menggunakan dioda jembatan (bridge) serta bentuk gelombang input dan outputnya. VI. ANALISIS 1. Bagaimanakah tegangan output sebuah penyearah seperti di atas jika beban diperbesar besar namun tegangan input penyearah tetap. 2. Berikan kesimpulan anda terhadap pratikum yang telah dilakukan 12
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O4 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK DIODA ZENER I. TUJUAN 1. Pengenalan piranti dioda zener 2. Mengetahui karakteristik dioda zener II. TEORI SINGKAT Dioda zener adalah dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol dan karakteristik dioda zener dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Symbol dioda zener (a) (b) Gambar 2. (a) Karakteristik I V dioda zener. (b) variasi arus operasi dioda zener. Dalam keadaan operasi, dioda zener dapat dilalui arus mulai dari 0,1 x I Z sampai dengan I Z (batas maksimum arus yang diperkenankan). Daya maksimum yang diperbolehkan P Z = I Z x V Z 13
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O4 MATA KULIAH/KODE ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK DIODA ZENER III. ALAT DAN BAHAN 1. Dioda zener 2. Power supply dc 3. Resistor 4. Multimeter 5. Projectboard 6. Kabel penghubung IV. LANGKAH KERJA 1. Susunlah rangkaian seperti gambar beriku ini Vr 0 20 Vdc 1k R S I f Vs C7V5 Vd 0 Gambar 1. Rangkaian pengujian karakteristik zener 2. Aturlah Vs sesuai dengan table 1 di bawah 3. Catat nilai Vr untuk setiap perubahan nilai Vs 4. Hitunglah berapa nilai Vd, Id, dan Pd 14
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O4 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK DIODA ZENER Tabel 1 Vs No (V) 1 0 2 2 3 4 4 6 5 6,5 6 7 7 7,5 8 8 9 8,5 10 9 11 10 12 15 13 20 Vr (V) Vd = Vs Vr (V) Id=Vr (ma) Pd=Vd x Id (mw) V. TUGAS 1. Apakah fungsi dari dioda zener? 2. Apakah fungsi R S pada gambar rangkaian pengujian karakteristik zener di atas? VI. ANALISIS 1. Buatlah kurva karakteristik (I d vs V d ) dioda zener di atas 2. Berikan analisis anda tentang pratikum yang telah dilaksanakan 15
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O5 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIODA ZENER I. TUJUAN 1. Mampu memahami bagaimana zener regulator bekerja 2. Mampu memahami sampai dimana daerah kerja dioda zener II. TEORI SINGKAT Kebanyakan tipe dioda adalah dioda penyearah. Digunakan dalam power supply untuk mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc. Dioda tidak hanya dapat menyearahkan tegangan tetapi juga untuk menstabilkan tegangan out put tetap konstan. Dioda penyerah tidak pernah dioperasikan pada daerah breakdown, karena akan membuatnya rusak. Lain halnya dengan dioda zener, yang justru sengaja khusus dikembangkan untuk digunakan pada daerah breakdown. Dioda zener adalah jantungnya voltage regulator karena memegang peranan penting dalam regulasi tegangan, sebuah rangkaian yang akan mempertahankan tegangan output tetap konstan, walaupun terjadi perubahan arus yang besar dari listrik PLN dan hambatan beban. Bagaimana kita mengetahui bahwa zener dioperasikan pada daerah breakdownnya? Caranya dengan menghitung tegangan thevenin pada dioda (dengan melepas dioda zener tersebut). Bila tegangan thevenin lebih besar dari tegangan zener, maka regulator bekerja. Pada saat posisi dioda zener parallel terhadap hambatan beban, maka arus yang melewati hambatan pembatas arus (current limiting resistor) akan sama dengan jumlah arus beban dan arus zener. Perlu diingat bahwa besarnya arus dioda zener tidaklah bergantung pada besarnya hambatan dalamnya (non ohmic). Tegangan Thevenin (Thevenin voltage) : Arus seri (series current): I S = 16
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O5 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIODA ZENER Arus beban (load Current) : V L = V Z dan I L = (bila zener bekerja) Arus zener (zener current) : I Z = I S I L III. ALAT DAN BAHAN 1. Sumber DC 0 20 volt 2. Voltmeter 3. Amperemeter 4. Dioda Zener C7V5 5. Resistor 33 ohm, 100 Ohm 6. Potensiometer 220 Ohm 7. Kabel penghubung secukupnya IV. LANGKAH KERJA 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini 100 R 0 20 Vdc variabel A V C7V5 33 R A 0 V 220 R Gambar 1. Rangkaian percobaan 17
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O5 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIODA ZENER 2. Atur potensiometer sehingga bernilai noluntuk memeperoleh nilai I L = 0. 3. Naikan secara perlahan nilai tegangan sumber sampai dioda mulai bekerja (I d = 1 ma) 4. Catat nilai tegangan sumber pada tebel 1 dan nilai I L = 0. 5. Atur nilai potensiometer pada posisi maksimum dan naikan tegangan sumber sebesar 12 volt 6. Atur nilai potensiometer untuk membuat arus dioda menjadi 1 ma kemudian cata nilai tegangan sumber dan arus beban. 7. Ulagi langkah di atas untuk nilai tegangan sumber 14, 16, 18, dan 20 volt, kemudian cata hasilnya pada tebel 1. 8. Setelah selesai dengan langkah di atas dan masih dengan gambar rangkaian percobaan yang sama, atur I d pada skala 100 ma 9. Atur nilai potensio menjadi nol dan set V S menjadi 20 Vdc 10. Naikan nilai potensiometer secara perlahan sehingga arus dioda menjadi 50 ma 11. Baca dan catat nilai arus beban pada table 2 dengan V S 20 volt 12. Turunkan nilai tegangan sumber dengan step 1 volt dan setiap perubahan tegangan sumber atur potensiometer untuk mendapatkan nilai I d = 50 makemudian catat nilai I L pada table 2 13. Lanjutkan langkah di atas sampai nilai I d tidak lagi bisa mencapai 50 ma. 18
V. TUGAS LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O5 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIODA ZENER 1. Buatlah grafik antara I L dan V S untuk kedua table di atas (dalam satu grafik) untuk melihat daerah kerja atau operasi yang diijinkan 2. Jika sebuah dioda zener memiliki kemampuan 7,5 volt 400mW, berapakah kemampuan arus dioda tersebut? VI. ANALISIS Berikanlah kesimpulan yang dapat anda peroleh setelah melakukan pratikum di atas. 19
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 06 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR BIPOLAR I. TUJUAN 1. Mengetahui cara menentukan kaki transistor 2. Menetukan nilai II. BAHAN DAN ALAT 1. Transistor BC 107 2. Resistor 3. Potensiometer 4. Catu daya dc 5. Voltmeter 6. Amperemeter 7. Projectboard 8. Kabel penghubung III. TEORI SINGKAT Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan. Dibawah ini adalah simbol transistor NPN dan PNP. Gambar 1. Simbol transistor npn dan pnp 20
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 06 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR BIPOLAR Alpha DC (α dc) Perbandingan arus kolektor dengan arus emitter hampir sama, α dc sebagai definisi dari perbandingan kedua arus tersebut. Beta DC Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus emiter dengan menggunakan. Juga menghubungkan arus kolektor dengan arus basis dengan mendefnisikan dc transistor Hubungan antara dan Hukum kirchoff menyatakan I E = I C + I B Dengan menggunakan aljabar, maka dapat di rubah menjadi Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu base, kolektor dan emitter. Ketiga kaki tersebut dapat ditentukan menggunakan Ohmmeter. 21
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 06 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR BIPOLAR IV. LANGKAH KERJA A. MENENTUKAN KAKI TRANSISTOR 1. Menentukan kaki base transistor, atur ohm meter pada posisi x100 2. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini 1 2 3 _ + Gambar 2. Cara menentukan kaki basis transistor 3. Perhatikan pergerakan jarum jam. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap berada pada kaki 3 dan probe yang lainnya pada kaki 1 dan kaki 2 berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis NPN. Sebaliknya jika probe negative yang berada pada kaki 3, berarti transistor tersebut berjenis PNP 4. Menentukan kaki kolektor dan emitor lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini atau Gambar 3. Cara menentukan kaki emitor dan kolektor 22
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 06 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR BIPOLAR 5. Misalkan transistor tersebut berjenis NPN. Perhatikan penunjukan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan, maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada probe negative) adalah kaki kolektor. Atau jika dipasang kebalikannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negative pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor. B. MENENTUKAN NILAI α, β, DAN I E 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut 0,1μF Gambar 4. Rangkaian percobaan 2. Aturlah potensiometer sehingga bernilai nol kemudian hidupkan kedua power supply 3. Atur kembali nilai potensiometer sehingga nilai V BE sesuai dengan yang diminta pada table 1 4. Baca dan catat nilai I B dab I C pada table 1 23
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 06 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR BIPOLAR Tabel 1 No V BE (V) I B I C I E I c /I B I C /I E 1 0,1 2 0,2 3 0,3 4 0,4 5 0,5 6 0,6 V. TUGAS 1. Jelaskan cara cara mengenali kaki kaki transisitor selain menggunakan multimeter 2. Jika suatu transistor adalah 250, berapa nilai arus emitter? VI. ANALISIS 1. Buatlah kurva I B vs I C untuk tabel 1 di atas 2. Berikanlah analisis dan kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan yang anda lakukan. 24
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 07 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR I. TUJUAN Memahami karakteristik transistor bipolar II. ALAT DAN BAHAN 1. Transistor BC 107 2. Power suplly dc 3. Amperemeter 4. voltmeter 5. Resistor, Potensiometer 6. Sumber arus 7. osiloskop 8. Projectboard dan Kabel penghubung secukupnya III. TEORI SINGKAT Karakteristik sebuah transistor biasanya diperoleh dengan pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian dengan konfigurasi common emitter (kaki emitter tehubung dengan ground) seperti yang ditunjukan pada gambar berikut. Gambar 1. Hubungan Common emitter transistor 25
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 07 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR Hubungan matematis antara besarnya arus kolektor (I C ), arus basis (I B ), dan arus emittrer (I E ) adalah beta ( ) yang merupakan penguatan arus DC untuk common emitter serta alpha ( ) yang merupakan penguatan arus untuk common basis, dengan hubungan matematis sebagai berikut: dan Arus kolektor dipengaruhi oleh tegangan kolektor emitor. Titik kerja (mode kerja) transistor dibedakan atas tiga bagian, yaitu daerah aktif, saturasi, dan cut off. Persyaratan kondisi ketiga model kerja ini dapat dilihat pada table berikut Tabel 1. Persyaratan mode kerja transistor Mode I C V CE V BE V CE Bias B C Bias B E Aktif. I B V BE + B CB 0.7 V 0 reverse Forward Saturasi Max 0V 0.7 V 0.7V<V CE <0 Forward forward Cut off V BE + B CB 0 0 Pada kurva I C V CE mode kerja transistor ini ditunjukan pada gambar berikut Gambar 2. Area mode kerja transistor 26
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 07 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR IV. LANGKAH KERJA A. Karakteristik Input transistor I B V BE 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini Gambar 3. Pengujian karakteristik input transistor 2. Atur potensio R B2 ke posisi minimum (cek posisi nilai minimum R B2 dengan multimeter) 3. Berikan V CC = 10 volt. Kemudian atur posisi potensiometer R B2 untuk mengubah tegangan V BE sesuai dengan table 1 4. Cata nilai I B dan I C pada setiap nilai tegangan sesuai langkah 3 di atas 27
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 07 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR Table 1 V BE (V) I B I C 0 0,2 0,4 0,5 0,54 0,58 0,62 0,66 0,70 0,72 B. Karakteristik out put transistor I C V CE 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut ini μ A Gambar 4. Pengujian karakteristik out put transistor 2. Atur tegangan V CE = 0,5 volt 3. Atur potensiometer sehingga nilai I B sesuai dengan yang tertera pada table 2 4. Catat nilai I C yang terukur pada table 2 28
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 07 MATA KULIAH/KODE ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR Table 2. No V CE I B (μa) I C ( μa) 1 10 2 20 3 0,5 30 4 40 5 50 V. TUGAS 1. Buatlah kurva I B V BE untuk table 1 2. Buatlah kurva I C V CE untuk table 2 VI. ANALISIS Berikan analisis yang dapat anda peroleh dari pratikum yang telah anda laksanakan 29
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 08 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT I. TUJUAN Memahami serta mampu membuat rangkaian sederhana dari penguatan transistor II. TEORI SINGKAT Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Agar bisa bekerja sebagai penguat transistor harus berada pada kondisi aktif, yakni dengan memberikan bias pada transistor, dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau kolektor. Jika pada kondisi aktif transistor diberi sinyal masukan maka akan menghasilkan sinyal keluaran yang lebih besar dari sinyal input. Perbandingan antara sinyal out put dengan sinyal input inilah yang dinamakan dengan faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C Pada prakteknya, penguatan transistor dapat dibagi atas tiga bagian, yakni: common emitter, common collector, dan common base. Namun pada percobaan kali ini hanya akan dilakukan salah satu dari ketiga penguatan di atas, yaitu Common emitter. Sesuai namanya common emitter, maka salah satu elektroda transistor, yaitu kaki emitter dipakai secara common (bersama) baik oleh bagian input maupun bagian out put. Biasanya pemakaian bersama ini dalam bentuk penyambungan kaki tersebut pada pentanahan (ground). Masing masing rangkaian penguat memiliki sifat yang berbeda beda, dimana pada common emitter, phase out put akan terbalik 180 0 dari phase inputnya dan amplitude output akan lebih besar dari amplitude inputnya. 30
III. ALAT DAN BAHAN 1. Transistor BC 107 2. Resistor; 1k8 Ω, 470 Ω, 47k Ω, 10k Ω 3. Capasitor ; 10μf, dan 470μf 4. Function generator 5. DC power supply 6. Osiloskop 7. Multimeter LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 08 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT 8. Breadboard dan kabel penghubung IV. LANGKAH KERJA 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut ini. 10 μf 10 μf 470μf Gambar 1. Common emitter A. PENGUATAN TEGANGAN 1. Atur V CC sebesar 10 V dc 2. Atur amplitudo function generator sebagai input sinyal ac sebesar 10 mv (rms) dengan frekuensi 1kHz 3. Ukurlah harga tegangan input dan out put 31
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 08 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT 4. Gunakan osiloskop untuk melihat bentuk tegangan input dan out put 5. Lepaskan kapasitor yang berada pada kaki emitor (470μf) kemudian kemudian ulangi langkah percobaan di atas. B. RESPON FREKUENSI 1. Pasang kembali kapasitor yang sudah dilepas sesuai dengan gambar 2. Atur power supply dc sebesar 10 V 3. Atur amplitudo function generator sebagai input sinyal ac sebesar 10 mv (rms) dengan frekuensi 10 sampai 1MHz (sesuai table 1) 4. Ukur nilai tegangan out put dan catat pada table 1 5. Lepaskan kapasitor yang berada pada kaki emitor (470μf) kemudian kemudian ulangi langkah percobaan 3 dan 4 di atas. Tabel 1. Frekuensi 10Hz 25Hz 50Hz 100Hz 250Hz 500Hz 1kHz 2,5kHz 5kHz 10kHz 25kHz 50kHz 100kHz 250kHz 500kHz 1MHz C E = 470μf Setelah dilepas C E = 470μf V out A V V out A V 32
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 08 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT V. TUGAS 1. Hitunglah nilai faktor penguatan pada langkah A (penguatan tegangan) 2. Hitunglah nilai faktor penguatan pada langkah B (table 1) VI. ANALISIS Berikan analisis serta kesimpulan anda yang dapat diperoleh setelah melakukan pratikum ini. 33
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 09 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) I. TUJUAN Mengetahui dan memahami arus trigger (I GT ), tegangan saturasi (V AK(sat), dan arus hold (I H ) II. TEORI SINGKAT SCR adalah salah satu piranti semikonduktor yang memiliki kemampuan penyaklaran yang cepat. Secara umum nama piranti ini dikenal dengan sebutan Thyristor Gambar 1. Silicon Control Rectifier (SCR) SCR berfungsi sebagai saklar control yang terdiri dari empat gandengan bahan semi konduktor. Secara sederhana dapa dianalogikan seperti gambar berikut Gambar 2. Gandengan SCR 34
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 09 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) Ujung P pada gambar di atas berfungsi sebagai Anoda dan ujung N berfungsi sebagai Katoda, sedangkan gandengan P yang lain berfungsi sebagai Gate SCR dan akan mengalirkan arus apabila gate di beri trigger/signal dengan sudut penyalaan tertentu. III. ALAT DAN BAHAN 1. Power supply unit; 0 20 volt dc variable dc regulator dan + 15 dc regulator, 12 2. SCR volt rms ac supply unit 50 Hz 3. Resistor 4. Lampu 12 volt IV. LANGKAH KERJA A. Pengukuran arus trigger (I GT ) dan tegangan saturasi (V AK(sat) ) 1. Susunlah rangkaian sperti gambar di bawah ini Gambar 3. Rangkaian untuk pengukuran arus trigger 2. Atur sumber dc sebesar 12 volt. 35
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 09 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) 3. Atur potensio sehingga bernilai nol kemudian hidupkan sumber 4. Putar potensiometer secara perlahan, amati pengukuran arus gate sampai lampu hidup 5. Catat nilai arus gate pada saat lampu hidup pada table 1 6. Matikan power suplly dan atur potensio ke posisi nol 7. Hidupkan kembali trigger SCR dan ukur tegangan antara anoda dan katoda SCR. Hasil pengukuran dinamakan dengan tegangan saturasi V AK(Sat), kemudian catat nilai ini kedalam table 1 B. PENGUKURAN ARUS HOLD (I H ) 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini Gambar 4. Pengukuran arus hold 2. On kan trigger SCR 3. Baca nilai arus pada saat tegangan sumber 12 volt. 4. Matikan sumber gate SCR 5. Turunkan secara perlahan tegangan sumber sampai arus SCR tiba tiba menjadi nol 6. Catat nilai arus pada saat proses ini terjadi (langkah 6) pada table 1 36
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 09 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) Tabel 1 N0 Keterangan Nilai 1 Arus trigger (I TG ) ma 2 Tegangan sturasi (V AK (sat) )... V 3 Arus hold (I H ) ma C. PENGUKURAN I GT, V AK(sat), DAN I H DENGAN SUMBER AC 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini Gambar 5. Rangkaian percobaan dengan sumber AC 2. Ulangi semua prosedur di atas (prosedur A dab B) untuk mendapatkan nilai I GT, V AK(sat), dan I H dengan sumber AC kemudian catat hasilnya pada table 2 37
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 09 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) V. TUGAS Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar 6. Rangkaian sederhana SCR SCR pada gambar 4 di atas memiliki kemampuan arus maksimum 10 A dengan V AK(SAT) 1,5 Volt, tentukanlah: 1. Disipasi daya pada SCR pada saat arus anoda maksimum 2. Nilai R 3. Disipasi daya pada R VI. ANALISIS 1. Berapakah besarnya arus gate sehingga SCR bisa ON dan bagaimana dengan arus anoda sehingga SCR bisa OFF 2. Berikanlah analisis dan kesimpulan yang dapat anda peroleh setelah melakukan pratikum ini 38
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 10 MATA KULIAH/KODE ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENYALAAN SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) I. TUJUAN 1. Mampu mengoperasikan rangkaian SCR pada sumber dc dan sumber ac 2. Mampu menganalisa arus dan tegangan yang terdapat pada bagian bagian rangkaian penyalaan SCR II. ALAT DAN BAHAN 1. Power supply dc 2. Osiloskop 3. Multimeter 4. Dioda 5. Resistor 6. SCR 7. Trafo step down 8. Potensiometer 9. Saklar 10. Lampu (beban) III. TEORI SINGKAT Dalam pengoperasian SCR yang perlu diingat adalah SCR akan konduksi jika pada gate nya diberikan trigger dengan sudut penyalaan sebesar, dan anoda mendapat tegangan forward biase, makascr akan konduksi. Begitu pula sebaliknya SCR akan off atau tidak mengalami konduksi jika anoda mendapat tegangan reverse biase. Waktu yang digunakan untuk menunda mulai konduksi dikenal dengan nama delay atau firing angle. Rangkaian penyalaan SCR dikenal ada dua macam, yaitu penyalaan dengan sumber dc dan penyalaan dengan sumber ac. 39
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 10 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENYALAAN SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) Gambar 1. Sinyal kontrol gate SCR Gambar 2. Trigger dengan sumber DC Beban R A V ac D S G K Gambar 3. Trigger dengan sumber ac 40
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 10 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENYALAAN SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) Beban R A V ac D S G K Gambar 4. Trigger dengan sumber ac dan R variable Gambar 5. Trigger dengan resistor dan kapasitor IV. LANGKAH KERJA A. SCR dengan sumber DC 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut Gambar 6. Trigger DC 41
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 10 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENYALAAN SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) 2. Atur tegangan sumber 6 volt. 3. Hubungkan osiloskop ke rangkaian sesuai dengan gambar di atas 4. Amati lampu sebelum SCR di trigger 5. Lakukan pentriggeran SCR dengan cara menutup saklar (posisi on) dan amati lampunya 6. Merubah SCR dari kondisi bekerja ke kondisi off bisa dilakukan dengan beberapa cara a. Menurunkan tegangan sumber secara perlahan sampai melewati tegangan Breakover (V BR ). b. Memutuskan sesaat teganga dioda c. Memberikan tegangan balik pada dioda Berdasarkan langkah kerja 6.a, amati dan catat perubahan tegangan sumber (V S ), drop tegangan pada beban serta arus beban B. SCR dengan sumber ac (sebaai pengendali) 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini 4,7μf Gambar 7. Trigger ac (SCR sebagai pengendali) 42
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 10 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENYALAAN SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) 2. Hubungkan CRO dengan rangkaian percobaan 3. Amati gambar yang ada di layar CRO, tegangan sumber, tegangan beban (out put) dan tegangan gate 4. Atur sudut penyalaan trigger pada 0 0 dengan mengatur R potensiometer 5. Kemudian atur sudut penyalaan untuk = 30 0, 45 0, 60 0, 90 0, 135 0 dan 180 0. 6. Ukur tegangan dan arus sesuai dengan table 1 Tabel 1. Beban (Ohm) 1000 (sudut penyalaan) 0 0 30 0 45 0 60 0 90 0 135 0 180 0 Tegangan (volt Arus Bentuk gelombang sumber Beban (ma) sumber Gate beban V. TUGAS Gambarkan karakteristiknya berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pertama (trigger dengan sumber DC) VI. ANALISIS Berikan analisis dan kesimpulan yang dapat anda ambil dari pratikum yang telah dilaksanakan 43
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 11 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRIAC I. TUJUAN 1. Pengenalan piranti TRIAC 2. Pemahaman terhadap sifat TRIAC (mode trigger) II. TEORI SINGKAT TRIAC, sama halnya dengan SCR juga termasuk kedalam tipe Thyristor yang juga terdiri dari empat gandengan bahansemi konduktor. Gambar 1. TRIAC dan symbol Perilaku dari sebuah TRIAC sama dengan SCR tetapi TRIAC dapat di trigger untuk konduksi melalui arus gate untuk salah satu polaritas tegangan antara terminal T 1 dan T 2. Mode operasi dari sebuah TRIAC dapat dilihat pada gambar 2. Kuadran I adalah sebagai referensi, pada umunya TRIAC di trigger dengan arus gate positif (mode I+) tetapi juga dapat di trigger dengan arus gate negatif (mode I ). Begitu juga halnya pada kuadran ke III, arus gate adalah negatif (mode III ) tetapi juga bisa ditrigger dengan arus gate yang positif (mode III+). 44
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 11 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRIAC III. ALAT DAN BAHAN Gambar 2. Mode trigger TRIAC 1. Power supply dc 2. TRIAC 3. potensiometer 4. Resistor 5. Lampu 12 volt 6. Voltmeter 7. Amperemeter IV. LANGKAH KERJA 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini 45
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 11 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRIAC Gambar 3. Rangkaian percobaan 2. Aturlah potensiometer sehingga bernilai nol, kemudian hidupkan power supply 3. Naikkan arus gate dengan perlahan sampai lampu hidup. 4. Cata nilai arus pada table (I GT mode I+) 5. Matikan sumber, kemudian ganti sumber tegangan nomor 1 dengan 15 volt 6. Ulangi langkah pengukuran di atas kemudian cata hasilnya pada table (I GT mode I ), balikkan prob alat ukur jika perlu 7. Matikan sumber, kemudian hubungkan sumber tegangan nomor 2 dengan 15 volt pada lampu 8. Ulangi pengukuran seperti di atas kemudian cata hasilnya pada table (I GT mode III ) 9. Kemudian ganti sumber tegangan nomor 2 dengan + 15 volt 10. Ulangi pengukuran seperti di atas dan cata hasilnya pada table (I GT mode III +) 46
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 11 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : TRIAC Tabel 1 MODE I I + III III I GT (ma) V. TUGAS Jelaskan tentang mode pentriggeran dari sebuah TRIAC hingga bisa terjadi konduksi VI. ANALISIS Berikan analisis dan kesimpulan yang dapat di ambil dari pratikum yang telah dilaksanakan 47
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 12 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENSAKLARAN DENGAN TRIAC (TRIAC SWITCH) I. TUJUAN Mampu merangkai dan mengoperasikan serta memahami rangkaian sederhana pensaklaran dengan TRIAC pada mode operasi triggernya II. TEORI SINGKAT TRIAC juga merupakan suatu piranti yang termasuk kedalam tipe thyristor yang dapat digunkan untuk pensaklaran arus ac. TRIAC dirancang untuk menghantarkan pada kedua tengahan dari bentuk gelombang out putnya. Oleh karena itu out put dari TRIAC adalah arus bolak balik dan bukan arus searah. TRIAC beroperasi sebagai 2 buah SCR dalam satu bungkus yang terhubung paralel dengan tiga terminal: Anoda, katoda, dan Gate. Terminal anoda dan katoda dirancang sedemikian rupa karena aliran arus adalah dua arah. Aliran akan berintegrasi dengan gerbang maka katoda digunakan sebgai pengukuran terminal referen. Arus dapat mengalir antara anoda dan katoda, juga antara gerbang dan katoda. TRIAC harus di trigger agar konduksi pada salah satu arah dengan arus gerbang bergerak masuk atau keluar dari gerbang (jika arah aliran arus utama ditentukan). TRIAC pada dasarnya mempunyai karakteristik pengoperasian internal yang sama dengan SCR. TRIAC mempunyai empat kemungkinan metode pentriggeran, sehubungan dengan katoda di atas, yaitu 1. Anoda positif, gerbang positif 2. Anoda positif, gerbang negative 3. Anoda negative, gerbang positif 4. Anoda positif, gerbang positif. 48
III. ALAT DAN BAHAN LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 12 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENSAKLARAN DENGAN TRIAC (TRIAC SWITCH) 1. TRIAC 2. Dioda IN 4007 3. Lampu 12 v 4. Power supply ac 5. Power supply dc 6. Resistor 7. Pushbutton/saklar IV. LANGKAH KERJA A. TRIAC switch I 1. Susunlah gambar seperti rangkaian berikut 12 V rms ac C A B 12 V lamp 100 R IN 4007 220 R T 2 G T 1 Gambar 1. Rangkaian sederhana pensaklaran TRIAC 2. Apa yang akan terjadi terhadap lampu jika titik A tidak tersambung ke titik B maupun C? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? 49
3. Jika titik A dihubungkan dengan titik B, apa yang terjadi terhadap lampu? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan! 4. Jika titik A dihubungkan ke titik C, apa yang terjadi terhadap lampu? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan! B. TRIAC switch II LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 12 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENSAKLARAN DENGAN TRIAC (TRIAC SWITCH) 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini Gambar 2. Rangkaian sederhana pensaklaran dengan TRIAC 2. Pasang R dengan nilai 220 Ω kemudian ukur arus gate (I GT ) dan gunakan osiloskop untuk melihat bentuk gelombang yang mengoperasikan beban. 3. Pasang R dengan nilai 100 Ω kemudian ukur arus gate (I GT ) dan gunakan osiloskop untuk melihat bentuk gelombang yang mengoperasikan beban. 50
V. TUGAS LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 12 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : PENSAKLARAN DENGAN TRIAC (TRIAC SWITCH) Pedomani gambar 2. 1. Jika arus gate 15 ma dan tegangan dari Gate ke T 1 sebesar 1 V, hitung nilai R yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rangkaian. 2. Jika arus gate 30 ma dan tegangan dari Gate ke T 1 sebesar 1 V, hitung nilai R yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rangkaian. VI. ANALISIS Berikan analisis serta kesimpulan yang dapat anda peroleh setelah melakukan pratikum ini 51
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 13 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIAC I. TUJUAN 1. Pengenalan piranti DIAC LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI 2. Pengukuran karakteristik DIAC II. TEORI SINGKAT DIAC adalah da buah dioda yang disusun secara berlawanan. DIAC merupakan singkatan dari dioda alternating current. Jadi DIAC adalah dioda yang mengalirkan arus bolak balik yang artinya bergantian forward (maju) dan reverse (mundur) biase bila diberi tegangan pada elektrodanya. Susunan DIAC hamper sama dengan transistor namun elektrodanya Cuma dua dan mempunyai dua junction. Gambar 1. (a). symbol DIAC (b). susunan DIAC (c). Rangkaian DIAC (d). Rangkaian pengganti DIAC Apabila titik A adalah titik muatan positif, maka junction ke 1 pada fordward biase, sedangkan junction ke 2 pada keadaan reverse bias. Pada saat titik A tegangan positif terhadap toitik B, maka setelah pada tegangan tertentu dapat menembus tegangan breakdown sehingga mengalir arus pada DIAC. Demikian juga apabila pada 52
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 13 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIAC titik B tegangannya lebih positif terhadap titik A sampai menembus junction ke 1, maka arus mengalir melalui DIAC. Cara kerja DIAC lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.d di atas, yaitu apabila titik A pada keadaan fordward biase, maka sakelar S 1 pada on, sedangkan sakelar S 2 pada off. Sebaliknya, jika titik B pada keadaan forward biase, maka sakelar S 2 pada on dan ssakelar S 1 pada off (terbuka. Gambar 2. Kurva karakteristik V I DIAC Dengan demikian jelaslah prinsip kerja DIAC tak ubahnya dengan arus bolak balik yaitu bergantian forward dan reverse apabila diberi tegangan arus bolak balik. III. ALAT DAN BAHAN 1. Variable DC power Supply 2. Potensiometer 100K 3. Ampermeter 4. Voltmeter 5. DIAC 6. Papan rangkaian dan kabel penghubung secukupnya 53
IV. LANGKAH KERJA LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 13 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIAC 1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut. Gambar 3. Rangkaian percobaan karakteristik DIAC 2. Hidupkan power supply, kemudian naikan tegangan secara bertahap (sesuai dengan table 1) 3. Catat nilai arus dan tegangan pada table 1 untuk setiap perubahan nilai tegangan sumber 4. Atur potensiometer sampai DIAC mendapatkan tegangan untuk konduksi Tabel 1. Tegangan sumber No (Volt) 1 0 2 5 3 10 4 15 5 20 6 25 7 30 8 35 9 40 10 45 11 50 Arus (Ampere) Tegangan (Volt) 54
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 13 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : DIAC V. TUGAS Buatlah kurva karakteristik dari DIAC berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan VI. ANALISIS Berikan analisis serta kesimpulan dari pratikum yang telah dilakukan. 55
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 14 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIAC I. TUJUAN Mampu merangkai dan mengoperasikan serta memahami rangkaian sederhana dari aplikasi DIAC II. TEORI SINGKAT Pada umunya, DIAC banyak digunakan sebagai trigger SCR dan juga untuk mengatur daya. Sebagai trigger pada SCR maupun TRIAC, fungsinya seolah olah sebagai saklar elektronik, demikian juga dengan pengatur daya. (a) (b) Gambar 1. Pemakaian DIAC (a) Rangkaian trigger SCR (b) Rangkaian pengatur daya III. ALAT DAN BAHAN 1. Fuse 0,5 A 2. Lampu 100 watt (load) 3. DIAC 4. TRIAC 5. Resistor 6. Variabel resistor 7. Capasitor 56
8. Sumber AC 220 Volt 9. Papan rangkaian LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 14 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIAC 10. Kabel penghubung secukupnya IV. LANGKAH KERJA 1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini (harap dikerjakan dengan hatihati karena memakai tegangan AC 220 volt) 100μf Gambar 2. Rangkaian percobaan 2. Atur potensiometer sampai cahaya lampu mualai terlihat. 3. Catat nilai tegangan dan arus beban saat lampu mulai menyala. 4. Atur secara bertahap potensiometer sehingga lampu menyala dengan sempurna. 5. Catat nilai tegangan dan arus beban untuk setiap perubahan nilai potensiometer. 57
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : 14 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK : APLIKASI DIAC Tabel 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Posisi Potensiometer (Ω) Arus (Ampere) Tegangan (Volt) V. TUGAS Jelaskan prinsip kerja dari rangkaian di atas (gambar 2) VI. ANALISIS Berikanlah analisis dan kesimpulan anda terhadap pratikum yang telah dilaksanakan. 58