Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

SUSI RACHMAWATI F

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat mereka yakin melangsungkan pernikahan dini. Tentunya bukan

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Perkawinan pada pasal 6 menyatakan bahwa Untuk

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Negara-negara

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

P U T U S A N. Nomor 908/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

Bab 1. Pendahuluan. Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

PORTAL PELATIHAN PRA-NIKAH (PORPLAN) UNTUK MENGURANGI TINGKAT PERCERAIAN PADA PERNIKAHAN DINI

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0954/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

P U T U S A N. Nomor 496/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

Transkripsi:

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak Disampaikan pada : Seminar Pra Nikah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2014

Mengapa Program GenRe diperlukan...? Karena remaja memerlukan banyak hal tentang informasi yang berkaitan dengan penyiapan dirinya untuk berkeluarga. Karena remaja perlu pribadi yang matang dalam mempersiapkan diri untuk membangun keluarga yang harmonis.

Definisi Perkawinan U U NO. 1 /1974 Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 2 Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama (kepercayaan) dan dicatat menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku. Pasal 7 ayat 1 Perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki berumur 19 tahun dan pihak perempuan 16 tahun.

Remaja dalam mempersiapkan diri dalam memasuki jenjang pernikahan, perlu memahami tentang nilai-nilai 8 fungsi keluarga, antara lain : 1. Fungsi Agama 2. Fungsi Budaya 3. Fungsi Cinta dan kasih Sayang 4. Fungsi Perlindungan 5. Fungsi Reproduksi 6. Fungsi Sosial dan Pendidikan 7. Fungsi Ekonomi 8. Fungsi Lingkungan

Penundaan UsiaPerkawinan (PUP) Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan diharapkan mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pada tahun 2007 : rata-rata usia kawin pertama 19,8 tahun. Diharapkan pada tahun 2014 : rata-rata usia kawin pertama menjadi 20,1 tahun.

Mengapa PUP Penting? 1. Perkawinan, jika dilakukan pada usia yang tepat, akan membawa kebahagiaan bagi keluarga dan pasangan. 2. Namun jika menikah di usia muda, akan membawa banyak konsekuensi : Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan sosial. 3. Menikah di usia muda memiliki potensi lebih besar untuk gagal (cerai) karena ketidaksiapan mental dalam menghadapi dinamika rumah tangga dan tanggungjawab atas peran masing-masing seperti dalam mengurus/mengatur rumah tangga, mencukupi ekonomi keluarga, dan mengasuh/ mendidik anak. 4. Analisis kependudukan menunjukkan : kasus perceraian meningkatkan fertilitas karena setelah bercerai ada kecenderungan masing-masing pasangan yang bercerai untuk mencari pasangan baru, dan dari perkawinan tersebut sebagian besar menginginkan anak lagi.

PUP dan Perencanaan Keluarga Terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu: 1. Masa menunda perkawinan dan kehamilan 2. Masa menjarangkan kehamilan 3. Masa mencegah kehamilan

Bagan Perencanaan Keluarga 20-35 tahun

Fase tersebut diatas, berkaitan pada 4 TERLALU 1. Terlalu muda melahirkan 2. Terlalu tua melahirkan 3. Terlalu dekat jarak kelahiran 4. Terlalu sering melahirkan

1. Terlalu Muda 10

4. Terlalu Tua

3. Terlalu Dekat 12

2. Terlalu Sering 13

PKBR dari Aspek Kesehatan WHO (2005) : Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. UU No.23 tahun 1992 : Keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Sehat Fisik Sehat fisik artinya seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis tidak sakit, seluruh organ tubuh berada dalam ukuran dan fungsi yang sebenarnya dan berada pada kondisi optimal serta dapat berfungsi normal.

Sehat Mental Ciri-ciri sehat mental : a. Merasa nyaman terhadap dirinya b. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain c. Mampu memenuhi kebutuhan hidup

Sehat Sosial Mampu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain atau kelompok lain secara baik tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi dan politik.

Masalah Kesehatan Yang Sering Dialami Remaja 1. Narkoba 2. Seks pranikah 3. Aborsi 4. Kawin muda 5. Infeksi Menular Seksual

PKBR dari Aspek Ekonomi Masalah Ekonomi Keluarga 1. Kehilangan sumber mata pencaharian Kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru 2. Pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan 3. Keadaan dimana keluarga tersebut selalu merasa bahwa keluarga lain lebih kaya dari pada keluarganya 4. Kebiasaan menjalani hidup boros atau konsumtif

Pengelolaan Keuangan Keluarga 1. Keterbukaan dan kepercayaan 2. Mengajarkan nilai uang pada anak 3. Hindari kebiasaan konsumtif 4. Merencanakan anggaran untuk menabung 5. Pikirkan untuk berinvestasi

Pengendalian Keuangan Keluarga Pelihara gaya hidup sesuai dengan kemampuan ; 1. Tabungan otomatis 2. Batasi Kartu Kredit 3. Hemat pengeluaran rutin lainnya 4. Evaluasi Anggaran Keluarga

PKBR dari Aspek Psikologi Masalah yang sering dihadapi dalam rumah tangga : 1. Inkompatibilitas (Ketidak Serasianan Pasangan) Secara Psikologis. Para pemuda dan pemudi yang ingin memilih pasangan sebaiknya mempertimbangkan kriteria berikut: Mempunyai sifat yang serasi dan saling melengkapi. Sama-sama mempunyai keinginan untuk maju. 2. Maladaptasi Ketidakmampuan beradaptasi dengan pasangan maupun dengan keluarga pasangannya, dapat menyebabkan masalah dalam rumah tangga.

3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Meneg PP) + 24 juta perempuan di Indonesia mengalami KDRT, tetapi tidak ada jumlah pasti. Tahun 1998 jumlah kekerasan yang terjadi pada istri yang tidak bekerja adalah 39,7 % dan 35,7 % pada istri yang bekerja. Kasus KDRT banyak tidak terungkap karena adanya anggapan bahwa hal tersebut masalah keluarga dan tabu apabila terungkap. Kekerasan terjadi karena : a. Stereotype bahwa laki-laki itu maskulin dan perempuan feminim. b. Suami juga merasa frustrasi dengan penghasilan istri yang lebih tinggi.

Permasalahan Sosial yang Dihadapi dalam Keluarga 1. Masalah yang berkaitan dengan suami isteri Kurang komunikasi dalam keluarga Adanya pria/wanita idaman lain (WIL/PIL) Perceraian Poligami Kekerasan terhadap perempuan dan anak 2. Masalah ekonomi keluarga Kemiskinan Pengangguran Trafficking Sengketa pembagian waris

Kondisi Saat Ini : Setiap tahunnya ada sekitar 2,3 juta pernikahan dan kurang lebih 300 pasangan yang harus berakhir dengan perceraian dan 10 % yang bercerai itu pada umumnya mereka yang baru berumah tangga (Departemen Agama). Tahun 2000 hanya 30 persen perceraian talak, di mana suami menceraikan isteri. Sedangkan tahun 2005 ada 68,5 persen perceraian melalui cerai gugat, di mana isteri menggugat cerai suaminya. Kondisi tersebut seiring berlakunya UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dengan adanya UU itu perempuan dapat dengan mudah menyuarakan hak-haknya, karena ada kepastian hukum yang menjaminnya.

Definisi Perkawinan U U NO. 1 /1974 Perkawianan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Pasal 2 Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama (kepercayaan) dan dicatat menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku. Pasal 7 ayat 1 Perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki berumur 19 tahun dan pihak perempuan 16 tahun.

Persiapan sebelum berkeluarga : 1. Fisik 2. Finansial 3. Mental 4. Moral Spritual

Persiapan yang dimaksud, Fisik ditandai dengan adanya kesehatan yang memadai, sehingga kedua belah pihak mampu melaksanakan fungsi keluarga Finansial Dalam kehidupan keluarga, faktor ekonomi jg sangat penting terutama untuk kelangsungan keluarga Mental Berkeluarga berarti bersatunya dua individu dgn latar belakang yang berbeda, sehingga perlu penyesuaian

Kriteria Dalam Memilih Jodoh 1. Karena hartanya 2. Karena keturunannya 3. Karena kecantikannya 4. Karena agamanya

Pernikahan Menurut Islam Akad (ijab kabul) adalah serah terima tanggung jawab kehidupan antara wali perempuan kepada laki-laki yang akan hidup bersama puterinya sesuai dengan Hukum Islam B

Salah satu Pemecahan Masalah : Kursus Pranikah bagi remaja dan Calon Pengantin ; adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dalam waktu singkat kepada catin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga.

Tujuan kursus pranikah bagi remaja dan catin : 1. Pendewasaan Usia Perkawinan (perempuan = 20 tahun; lakilaki = 25 tahun) 2. Upaya menghindari generasi muda melakukan hubungan seks pranikah. 3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi remaja dan calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga sebagai bekal dalam mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. 4. Meminimalisir tingginya angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. 5. Kursus calon pengantin diikuti oleh calon pasangan-pasangan muda sehingga setelah menikah pasangan-pasangan muda itu dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Materi kursus pranikah bagi remaja dan catin Materi tersebut meliputi : 1. Peraturan perundangan Perkawinan, KDRT, Perlindungan Anak 2. Kependudukan,Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga 3. Hak dan kewajiban suami isteri 4. Penanaman nilai-nilai fungsi Keluarga 5. Kesehatan reproduksi 6. Manajemen keluarga 7. Manajemen Komplik 8. Pendewasaan usia Perkawinan

Lingkungan Tetangga Pengaruh negatif akan dapat ditanggulangi, apabila hubungan yg serasi dengan tetangga dapat dipelihara. Lingkungan Pekerjaan Lingkungan pekerjaan membentuk sebagian kepribadian suami dan istri (ayah dan ibu). Para suami yang menjadi pegawai negeri, anggota ABRI atau wiraswasta, rata-rata membawa pola hidup pekerjaannya ke rumah..

Lingkungan Media Perkembangan media massa, khususnya media elektronik sangat pesat di era globalisasi. Informasi yang ditampilkan dari berbagai media, misalnya TV, Radio, Internet, majalah, surat kabar, dan sebagainya sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan remaja

Permasalahan Sosial yang Dihadapi dalam Keluarga 1. Masalah yang berkaitan dengan suami isteri Kurang komunikasi dalam keluarga Adanya pria/wanita idaman lain (WIL/PIL) Perceraian Poligami Kekerasan terhadap perempuan dan anak 2. Masalah ekonomi keluarga Kemiskinan Pengangguran Trafficking Sengketa pembagian waris

Pemecahan Masalah Sosial Keluarga Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi dalam keluarga Terapi kontemplasi/spiritual Terapi keluarga Mediasi konflik internal keluarga Mediasi Tenaga Ahli Penyuluhan pra perkawinan (BP4) Pengadilan

Beberapa kehidupan berkeluarga yang patut di contoh Pasangan Habibie dan Ainun 48 tahun menjalani mahligai rumah tangga Ketika ibu Ainun wafat Habibie merasa sangat kehilangan, sehingga beliau mengatakan ; Separuh jiwaku telah pergi

Pasangan Sophan Sophian dan Widyawati Kurang lebih 30 tahun lamanya membina rumah tangga, mereka hidup dalam lingkungan selebriti yang penuh dengan berbagai cerita miring dan gossip, akan tetapi sampai akhir hayat almarhum, kita tidak pernah mendengar ada cerita miring yang kurang mengenakkan tentang pasangan ini.

Pasangan Mario Teguh dan Lina Teguh Membahagiakan pasangan bukan Cuma dengan omongan dimulut, tetapi perlu dilakoni dgn berbagai bentuk pernyataan cinta Love dan Darling Penyebab banyaknya pasangan tidak harmonis karena, Wanita kurang bisa merawat keluarga, sedang pria tidak terampil dalam berkomunikasi

Sekian

Sekian dan Terima kasih Wassalamua laikum Wr. Wb.