Apa bedanya menyebut Allah dengan kata Tuhan. Apa yang salah dengan kata Tuhan?

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP ISLAM SEBAGAI AGAMA WAHYU. Oleh: H. Adian Husaini, MA

Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi

Islam, Agama Paling Toleran

Keutamaan Laa Ilaaha Illallah

Islam Memuliakan Wanita

Orang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar"

dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI

Sekilas tentang Konsep Iman

UMMI> DALAM AL-QUR AN

: :

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

PENGGUNAAN PERKATAAN ALLAH

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: : Arsuadi. : Tarbiyah dan Keguruan. : Pendidikan Agama Islam

Benarkah di Kitab Perjanjian Lama. tidak ada kata YAHWEH?

Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan:

Tanggapan balik untuk tulisan Esra Alfred Soru Apakah Tuhan Yesus = Allah Sejati? (1)

Fitrah itu ada lima : khitan, mencukur bulu di sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak. ( HR.Bukhari dan Muslim)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

PIAGAM MADINAH DAN PRAKTEK POLITIK NABI MUHAMMAD SAW. Oleh: Ulya Fuhaidah

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

NU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

Ayo Belajar. Pelajaran 6. A. Semangat Belajar Nabi Idris a.s. Sikapku. Al-Qur an menyuruh kita selalu belajar.

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Masuk Neraka karena Teman

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini?

Tuhan Alkitab sama dengan Allah Alquran?

PROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

Gereja Membaptis Orang Percaya

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Terhadap pandangan ini, beberapa hal perlu kita pahami terlebih dahulu sebelum kita menyetujui atau menolaknya.

BEBERAPA PERSOALAN PENTING

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1

KESALAHAN DALAM MEMAHAMI HAKEKAT IMAN

KONSEP TUHAN DALAM ISLAM (Telaah Perbandingan)

Mau Mudik? Baca ini dulu!

PENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR.

Pembaharuan.

Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26.

Berqurban Untuk Meningkatkan Kualitas Ummat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran)

DAFTAR WAWANCARA. Apa yang menjadi. Rabu, Putra. 16 Agustus konsep produk. murabahah? Kenapa akad. murabahah yang.

KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

3 Wasiat Agung Rasulullah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAB 2 Iman kepada Kitab-Kitab Allah. Standar Kompetensi : 2. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Seeking The Truth Series (Seri Mencari Kebenaran)

Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik.

Memahami Dua Jenis Rezeki. Memahami Dua Jenis Rezeki. Kategori: Aqidah

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian Uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS V - SEMESTER 1

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

Siapakah Uzair Yang Dijuluki Anak Allah?

Prestasi, bukan Prestise

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA Tentang Perayaan Natal Bersama

RESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C)

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

Transkripsi:

"Tuhan Kita: Allah!" oleh Islisyah Asman Assalamualaikum wr.wb. Sahabatku, ﻪ ﺎﺗ ﻛ ﺮ ﺑ ﻭ ﺍﷲ ﺔ ﻤ ﺣ ﺭ ﻭ ﻢ ﻜ ﻴ ﻠ ﻋ ﻡ ﻼ ﺍﻟﺴ Apa bedanya menyebut Allah dengan kata Tuhan. Apa yang salah dengan kata Tuhan? Kata Tuhan diambil dari kata Tuh Hyang (sanskerta) yg berarti kepala dewa, pemimpin semua dewa. Uniknya, dibanding kata Tuhan bila dikurangin hurufnya satu persatu, kata :hurufnya satu demi satu dikurangi Tuhan kata bila Tetapi.Allah bermakna tetap, ﺍ ﻟﻠ ﻪ Tuhan: Tuha - Tuh - Tu - T...? Lantas menjadi sama sekali tidak bermakna. Tapi, lihat bagaimana bila kita lakukan pengurangan huruf pada kata ﻪ ﻟﻠ. Menjadi ﻪ ﻟﻠ ﺍ bila dibuang alif-nya dibaca lillah bermakna untuk Allah, dibuang lam, menjadi ﻪ ﻟ dibaca lahu, bermakna kepada Allah, dibuang lam kedua, tinggal ﻩ Dibaca hu, bermakna Dia (Allah) Maha Suci Allah ﻪ ﺍﻟﻠ ﺎﻥ ﺤ ﺒ ﺳ That's why, start from now, let's substitute the word God, Tuhan, with ﻪ ﻟﻠ ﺍ (Allah/Alloh/dibaca Awloh) Satu lagi, biasakan mulai sekarang kata GBU (singkatan dari God bless u yang artinya Semoga Tuhan Memberkati) yang identik dengan doa saudara kita umat kristiani kita ganti dengan BKF singkatan dari ﻢ ﻴﻜ ﻓ ﻪ ﺍﻟﻠ ﻙ ﺎﺭ ﺑ /Barokallahu fiikum yang maknanya Semoga Allah memberikan berkah kepada anda. page 1 / 8

Terakhir, ketika mengucap salam dengan singkatan Ass (bermakna bokong dalam bahasa inggris) untuk para pengguna anda bisa melakukan editing pada autotext dan menggantinya dengan: ﺍﻟﺴ ﻼ ﻡ ﻋ ﻠ ﻴ ﻜ ﻢ ﻭ ﺭ ﺣ ﻤ ﺔ ﺍﷲ ﻭ ﺑ ﺮ ﻛ ﺎﺗ ﻪ Atau Assalaamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, karena insya Allah pahalanya ada pada tiap huruf, yakni 10 kebaikan. Kalau toh mau disingkat bisa anda gunakan kata selain bokong inggris (ass) misalnya Salam, Aslkm, Aswrwb, dll. Just a thought! :) Semoga kita sekeluarga senantiasa dalam penjagaan Allah SWT. Semoga bermanfaat» Shobahul Khoir... "Tuhan Kita: Allah!" Kaum Pluralis mengatakan, semua agama menuju Tuhan yang satu. Padahal kelompok-kelompok Kristen berbeda penggunaan nama Tuhan mereka. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-162 Oleh: Adian Husaini, MA Salah satu pandangan yang senantiasa dilempar oleh kaum Pluralis Agama dalam 'mengelirukan' pemikiran kaum Muslim, adalah mengatakan, "semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang satu". page 2 / 8

Mereka mengatakan, soal nama "Yang Satu" itu tidaklah penting. Yang Satu itu dapat dinamai Allah, God, Lord, Yahweh, The Real, The Eternal One, dan sebagainya. Bagi mereka, nama Tuhan tidak penting. Ada yang menulis: "Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Penyayang, Tuhan Segala agama." Kita ingat, dulu, ada cendekiawan terkenal yang mengartikan kalimat syahadat dengan: "Tidak ada tuhan (dengan t kecil), kecuali Tuhan (dengan T besar). Tradisi yang tidak tahu dan tidak mempersoalkan nama Tuhan bisa kita telusuri dari tradisi Yahudi. Kaum Yahudi, hingga kini, masih berspekulasi tentang nama Tuhan mereka. Dalam konsep Judaism (agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan mereka adalah Yahweh. The Concise Oxford Dictionary of World Religions menjelaskan 'Yahweh' sebagai "The God of Judaism as the 'tetragrammaton YHWH, may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God's name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy." Karena tidak memiliki tradisi sanad yang sampai kepada Nabi Musa a.s. maka kaum Yahudi tidak dapat membaca dengan pasti empat huruf "YHWH". Mereka hanya dapat menduga-duga, empat huruf konsonan itu dulunya dibaca Yahweh. Karena itu, kaum Yahudi Ortodoks tidak mau membaca empat huruf mati tersebut, dan jika ketemu dengan empat konsonan tersebut, mereka membacanya dengan Adonai (Tuhan). Spekulasi Yahudi tentang nama Tuhan ini kemudian berdampak pada konsepsi Kristen tentang "nama Tuhan" yang sangat beragam, sesuai dengan tradisi dan budaya setempat. Di Mesir dan kawasan Timur Tengah lainnya, kaum Kristen menyebut nama Tuhan mereka dengan lafaz "Alloh", sama dengan orang Islam; di Indonesia mereka melafazkan nama Tuhannya menjadi "Allah"; dan di Barat kaum Kristen menyebut Tuhan mereka dengan "God" atau "Lord". Bagi orang Kristen, "Allah" bukanlah nama diri, seperti dalam konsep Islam. Tetapi, bagi mereka, "Allah" adalah sebutan untuk "Tuhan itu" (al-ilah). Jadi, bagi mereka, tidak ada masalah, apakah Tuhan disebut God, Lord, Allah, atau Yahweh. Yang penting, sebutan itu menunjuk kepada "Tuhan itu". Ini tentu berbeda dengan konsep Islam. Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kelompok-kelompok Kristen yang page 3 / 8

menolak penggunaan nama "Allah" untuk Tuhan mereka dan menggantinya dengan kata "Yahwe". Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menamakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah. Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini mengatakan: "Allah adalah nama Dewa Bangsa Arab yang mengairi bumi. Allah adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah.'' Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi "Eloim", kata "TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus" diganti dengan "Yesua", dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah". Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya "Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh" yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama "Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini". Kelompok ini menegaskan, "Akhirnya nama "Allah" tidak dapat dipertahankan lagi." (Tentang kontroversi penggunaan nama Allah dalam Kristen, bisa dilihat dalam buku-buku I.J. Setyabudi, Kontroversi Nama Allah, (Jakarta: Wacana Press, 2004); Bambang Noorsena, The History of Allah, (Yogya: PBMR Andi, 2005); juga Herlianto, Siapakah Yang Bernama Allah Itu? (Jakarta: BPK, 2005, cetakan ke-3). Itulah tradisi Yahudi-Kristen dalam soal penyebutan nama Tuhan. Sayangnya, oleh sebagian kaum Muslim atau orientalis Barat, tradisi Yahudi dan Kristen ini kemudian dibawa ke dalam Islam. Pada berbagai terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris, kita menemukan tindakan yang tidak tepat, yaitu menerjemahkan semua lafaz Allah dalam Al-Quran menjadi "God". Dalam konsep Islam, Allah adalah nama diri (ismul 'alam/proper name)dari Dzat Yang Maha Kuasa. Maka, seharusnya, lafaz "Allah" dalam Al-Quran tidak diterjemahkan ke dalam sebutan lain, baik diterjemahkan dengan "Tuhan", "God", atau "Lord". Beberapa terjemahan Al-Quran bahasa Inggris telah menerjemahkan lafaz Allah menjadi God. Misalnya, Abdullah Yusuf Ali - dalam The Holy Qur'an -- menerjemahkan "Bismillah" dengan "In the name of God". Begitu juga, "Alhamdulillah" diterjemahkan dengan "Praise be to God", dan "Qul Huwallahu ahad" diterjemahkan dengan "Say: He is God, the One and Only". Kasus yang sama penerjemahan nama Allah menjadi God - juga bisa dilihat dalam Terjemah al-quran bahasa Inggris yang dilakukan oleh J.M. page 4 / 8

Rodwell (terbitan J.M. Dent Orion Publishing Group, London, 2002. Terbit pertama oleh Everyman tahun 1909). Harusnya, kata Allah dalam al-quran tidak diterjemahkan, karena "Allah" adalah nama. Seperti halnya kita tidak boleh menerjemahkan kata "President Bush" dengan "Presiden semak", atau nama Menlu AS "Rice" dengan "Menteri Nasi". Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-attas, sesuai dengan konsep Pandangan Hidup Islam (Islamic worldview) yang bersifat otentik dan final, maka konsep Islam tentang Tuhan, juga bersifat otentik dan final. Itu disebabkan, konsep Tuhan dalam Islam, dirumuskan berdasarkan wahyu dalam Al-Quran yang juga bersifat otentik dan final. Konsep Tuhan dalam Islam memiliki sifat yang khas yang tidak sama dengan konsepsi Tuhan dalam agama-agama lain, tidak sama dengan konsep Tuhan dalam tradisi filsafat Yunani; tidak sama dengan konsep Tuhan dalam filsafat Barat modern atau pun dalam tradisi mistik Barat dan Timur. (Syed Muhammad Naquib al-attas, Prolegomena to the Metaphysic of Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC, 1995). Bait pertama dalam Aqidah Thahawiyah yang ditulis oleh Abu Ja'far ath-thahawi (239-321H), dan disandarkan pada Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, Imam Syaibani, menyatakan: "Naquulu fii tawqiidillaahi mu'taqidiina - bitawfiqillaahi: Innallaaha waahidun laa syariikalahu." Dalam Kitab Aqidatul Awam - yang biasa diajarkan di madrasah-madrasah Ibtidaiyah - ditulis bait pertama kitab ini: "Abda'u bismillaahi wa-arrahmaani-wa bi-arahiimi daa'imil ihsani." Ayat pertama dalam al-quran juga berbunyi "Bismillahirrahmaanirrahiimi", dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan, dalam Islam, dikenal dengan nama Allah. Lafaz 'Allah' dibaca dengan bacaan yang tertentu. Kata "Allah" tidak boleh diucapkan sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam Al-Quran. Dengan adanya ilmul qiraat yang berdasarkan pada sanad - yang sampai pada Rasulullah saw - maka kaum Muslimin tidak menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan. Umat Islam juga tidak berbeda pendapat tentang nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang sebenarnya ialah Allah. Dengan demikian, "nama Tuhan", yakni "Allah" juga bersifat otentik dan final, karena menemukan sandaran yang kuat, dari sanad mutawatir yang sampai kepada Rasulullah saw. Umat Islam tidak melakukan 'spekulasi filosofis' untuk menyebut nama Allah, karena nama itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT - melalui Al-Quran, dan diajarkan page 5 / 8

langsung cara melafalkannya oleh Nabi Muhammad saw. Dalam konsepsi Islam, Allah adalah nama diri (proper name) dari Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki nama dan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat Allah dan nama-nama-nya pun sudah dijelaskan dalam al-quran, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada terjadinya spekulasi akal dalam masalah ini. Tuhan orang Islam adalah jelas, yakni Allah, yang SATU, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. (QS 112). Dan syahadat Islam pun begitu jelas: "La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" -- Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah". Syahadat Islam ini tidak boleh diterjemahkan dengan "Tidak ada tuhan kecuali Tuhan dan Yang Terpuji adalah utusan Allah". Kaum Muslim di seluruh dunia - dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda juga menyebut dan mengucapkan nama Allah dengan cara yang sama. Karena itu, umat Islam praktis tidak mengalami perbedaan yang mendasar dalam masalah konsep 'Tuhan'. Karen Armstrong menulis dalam bukunya: "Al-Quran sangat mewaspadai spekulasi teologis, mengesampingkannya sebagai zhanna, yaitu menduga-duga tentang sesuatu yang tak mungkin diketahui atau dibuktikan oleh siapa pun. Doktrin Kristen tentang Inkarnasi dan Trinitas tampaknya merupakan contoh pertama zhanna dan tidak mengherankan jika umat Muslim memandang ajaran-ajaran itu sebagai penghujatan." (Karen Armstrong, Sejarah Tuhan (Terj), 2001), hal. 199-200). Bagi kaum Pluralis Agama, siapa pun nama Tuhan tidak menjadi masalah, karena biasanya mereka memandang, agama adalah bagian dari ekspresi budaya manusia yang sifatnya relatif. Karena itu, tidak manjadi masalah, apakah Tuhan disebut Allah, God, Lord, Yahweh, dan sebagainya. Mereka juga mengatakan, bahwa semua ritual dalam agama adalah menuju Tuhan yang satu, siapa pun nama-nya. Nurcholish Madjid, misalnya, menyatakan, bahwa: "... setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama." (Lihat, buku Tiga Agama Satu Tuhan, (1999), hal. xix). Seorang Pluralis pendatang baru, juga menulis dalam buku terbarunya, "Semua agama itu kembali kepada Allah. Islam, Hindu, Budha, Nasrani, Yahudi, kembalinya kepada Allah." page 6 / 8

Pandangan yang menyatakan, bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, yaitu Allah, adalah pandangan yang keliru. Hingga kini, sebagaimana dipaparkan sebelumnya, di kalangan Kristen saja, muncul perdebatan sengit tentang penggunaan lafal "Allah" sebagai nama Tuhan. Sebagaimana kaum Yahudi, kaum Kristen sekarang juga tidak memiliki 'nama Tuhan' secara khusus. Kaum Hindu, Budha, dan pemeluk agama-agama lain juga tidak mau menggunakan lafaz "Allah" sebagai nama Tuhan mereka. Kaum musyrik dan Kristen Arab memang menyebut nama Tuhan mereka dengan "Allah" sama dengan orang Islam. Nama itu juga kemudian digunakan oleh Al-Quran. (Al-Quran memang menyebutkan, jika kaum musyrik Arab ditanya tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi, maka mereka akan menyebut "Allah". (Lihat QS 29:61, 43:87). Tetapi, perlu dicatat, bahwa Al-Quran menggunakan kata yang sama namun dengan konsep yang berbeda. Bagi kaum musyrik Arab, Allah adalah salah satu dari Tuhan mereka, disamping tuhan Lata, Uza, Hubal, dan sebagainya. Karen Armstrong menyebut, ketika Islam datang, 'Allah' dianggap sebagai 'Tuhan Tertinggi dala keyakinan Arab kuno'. (Lihat, Karen Armstrong, op cit, hal. 190). Karena itu, dalam pandangan Islam, mereka melakukan tindakan syirik terhadap Allah. Sama dengan kaum Kristen, yang dalam pandangan Islam, juga telah melakukan tindakan syirik dengan mengangkat Nabi Isa sebagai Tuhan. Karena itulah, Nabi Muhammad saw sesuai dengan ketentuan QS al-kafirun - menolak ajakan kaum musyrik Quraisy untuk melakukan penyembahan kepada Tuhan masing-masing secara bergantian. Jadi, tidak bisa dikatakan, bahwa orang Islam menyembah Tuhan yang sama dengan kaum kafir Quraisy. Jika menyembah Tuhan yang sama, tentulah Nabi Muhammad saw akan memenuhi ajakan kafir Quraisy. "Katakan, hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi peyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku." (QS 109). QS al-kafirun ini menjadi dalil bahwa karena konsep Tuhan yang berbeda - meskipun namanya sama, yaitu Allah -- dan cara beribadah yang tidak sama pula, maka tidak bisa dikatakan bahwa kaum Muslim dan kaum kafir Quraisy menyambah Tuhan yang sama. Itu juga menunjukkan, bahwa konsep Tuhan kaum Quraisy dipandang salah oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga cara (jalan) penyembahan kepada Allah. Karena itulah, nabi page 7 / 8

Muhammad dilarang mengikuti ajakan kaum kafir Quraisy untuk secara bergantian menyembah Tuhan masing-masing. Sebagai Muslim, kita meyakini, Islam adalah agama yang benar. Tuhan kita Allah, yang nama-nya diperkenalkan langsung dalam Al-Quran. Tidaklah patut kita membuat teori-teori yang berasal dari spekulasi akal, dengan menyama-nyamakan Allah dengan yang lain, atau menserikatkan Allah dengan yang lain, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Pluralis Agama. Wallahu a'lam. (Bojonegoro, 15 September 2006/www.hidayatullah.com ). Catatan Akhir Pekan adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com page 8 / 8