ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL. PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (STUDI PERBANDINGAN PADA BRI TBK & BTN TBK PERIODE )

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

AKUNTABEL 15 (1),

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI PERFORMANCE PERUSAHAAN PERBANKAN (Studi pada Bank-bank Milik Pemerintah yang Go Public di BEI)

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

Transkripsi:

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred to as the health of banks is important for Bank Perkreditan Rakyat (BPR) as an institution of public funds in the form of savings and deposits and distribute it in the form of credit. The purpose of this study was to determine whether PT BPR Masaran Mitraanda seen in a healthy condition of the liquidity factor, capital and profitability. The hypothesis proposed is suspected the health of banks in PT BPR Masaran Mitraanda the healthy category. The analytical tool used is the Cash Ratio, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA) and BOPO.. Based on the analysis of data, soundness PT BPR Masaran Mitraanda seen from the factors of liquidity, capital and earnings are expressed in the healthy category. Keywords: health of banks, liquidity, capitalization and profitability. PENDAHULUAN Keberadaan bank dalam perekonomian modern sudah menjadi kebutuhan yang sulit dihindari, karena bank telah menyentuh setiap orang dan seluruh lapisan masyarakat. Kalau dahulu masyarakat masih dapat menyimpan uang di bawah bantal atau dalam sebuah celengan, saat ini masyarakat akan lebih senang menyimpan uang di bank, karena uang tersebut dapat menghasilkan bunga dan lebih aman. Sementara itu, masyarakat yang membutuhkan dana akan lebih mudah datang ke bank dari pada mencari orang yang mau meminjamkan dana. Dengan menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, bank telah menjembatani pihak-pihak yang kelebihan dan membutuhkan dana. Sehubungan dengan apa yang dilakukan tersebut, bank disebut sebagai lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi. Dalam perkembangan selanjutnya, bank tidak hanya menjalankan fungsi intermediasi tetapi juga memberikan jasa dan pelayanan lain kepada masyarakat, misalnya dalam lalu lintas pembayaran maupun jasa keuangan lainnya. BPR sebagai lembaga intermediasi di daerah sangat berperan sebagai sumber modal bagi pengusaha kecil dan diharapkan mampu mengatasi masalah kekurangan modal. 1

Keberadaan BPR berperan besar dalam mengembangkan usaha kecil. Persyaratan yang mudah, prosedur yang sederhana, proses yang cepat dan lokasi yang dekat merupakan pilihan bagi para pengusaha kecil. Pelaksanaan kegiatan bank setiap periode tertentu senantiasa dievaluasi, dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut telah berjalan secara efektif dan efisien sehingga bank berada dalam keadaan sehat.dari beberapa indikator yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian diatas, suatu analisa terhadap laporan keuangan sangat penting guna mengukur tingkat kesehatan bank. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Tingkat Kesehatan Bank pada PT BPR Masaran Mitraanda Kabupaten Sragen. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor likuiditas PT BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat? 2. Apakah faktor perodalan PT BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat? 3. Apakah faktor rentabilitas PT. BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui apakah tingkat kesehatan PT BPR Masaran Mitraanda dilihat dari faktor likuiditas termasuk dalam kategori sehat. 2. Untuk mengetahui apakah tingkat kesehatan PT BPR Masaran Mitraanda dilihat dari faktor permodalan termasuk dalam kategori sehat. 3. Untuk mengetahui apakah tingkat kesehatan PT BPR Masaran Mitraanda dilihat dari faktor rentabilitas termasuk dalam kategori sehat. 2

LANDASAN TEORI 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. 2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity). Seiring dengan penerapan risk based supervision, penilaian tingkat kesehatan juga memerlukan penyempurnaan. Saat ini BI tengah mempersiapkan penyempurnaan sistem penilaian bank yang baru, yang memperhitungkan sensitivity to market risk atau risiko pasar. Dengan demikian faktor-faktor yang diperhitungkan dalam system baru ini nantinya adalah CAMEL. Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang 3

menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank tersebut akan mengalami kesulitan. Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan factor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut : Tabel Bobot CAMEL Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada pembedaan antara bank umum dan BPR. Dalam uraian berikut, yang dimaksud dengan penilaian bank adalah penilaian bank umum dan BPR. Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. 4

a. Faktor Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Penilaian faktor likuiditas ini didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu: 1) Cash Ratio Cash Ratio = (Alat likuid/ Hutang Lancar) x 100 %. Kriteria kesehatan cash ratio: a) Sehat = Cash Ratio 4,05 %. b) Cukup Sehat = 3,30 % Cash Ratio < 4,05 %. c) Kurang Sehat = 2,55 % Cash Ratio < 3,30 % d) Tidak Sehat = Cash Ratio < 2,55 %. 2) Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR = (Kredit yang diberikan / Dana yang diterima) x 100 %. Kriteria kesehatan LDR: a) Sehat = LDR 94,75 %. b) Cukup Sehat = 94,75 % < LDR 98,50 %. c) Kurang Sehat = 98,50 % < LDR 102,25 % d) Tidak Sehat = LDR 102,25 %. b. Faktor Permodalan Fungsi utama dari modal bank adalah melindungi para penyimpan uang (deposan) dari kerugian yang timbul. Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana giro, deposito dan tabungan yang melebihi jumlah setoran modal dari pemegang saham. Penilaian kesehatan terhadap faktor permodalan didasarkan pada Capital Adequacy Ratio (CAR). 5

CAR = (Modal/ Aktiva Tertimbang Menurut Resiko) x 100 %. Kriteria kesehatan CAR: 1) Sehat = CAR 8,0 %. 2) Kurang Sehat = 6,5 % CAR < 8,0 % 3) Tidak Sehat = CAR < 6,5 %. c. Faktor Rentabilitas Rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu: 1) Return on Assets (ROA) ROA = (Laba/Rugi 12 Bulan Terakhir / rata-rata Volume Usaha) x 100 %. Kriteria kesehatan ROA: a) Sehat = ROA 1,215 %. b) Cukup Sehat = 0,99 % ROA < 1,215 %. c) Kurang Sehat = 0,765 % ROA < 0,99 % d) Tidak Sehat = ROA < 0,765 %. 2) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO = ( Biaya Operasional 12 Bulan Terakhir / Pendapatan Operasional 12 Bulan Terakhir ) x 100 %. Kriteria kesehatan BOPO: a) Sehat = BOPO 93,52 %. b) Cukup Sehat = 93,52 % < BOPO 94,72 %. c) Kurang Sehat = 94,72 % < BOPO 95,92 % d) Tidak Sehat = BOPO 95,92 %. 6

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat disajikan seperti berikut. Laporan Keuangan Penilaian Likuiditas Penilaian Permodalan Penilaian Rentabilitas Keterangan: PT. BPR Masaran Mitraanda tiap akhir periode kerja membuat laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dibuat dengan salah satu tujuannya adalah sebagai alat pertanggungjawaban manajemen terhadap kinerja keuangan selama periode tersebut. Interpretasi atas data laporan keuangan dan dengan menggunakan analisis rasio keuangan maka dapat diketahui sehat tidaknya kondisi keuangan PT BPR Masaran Mitraanda. Tolok ukur kesehatan yang dilihat dari faktor likuiditas, permodalan dan rentabilitas didasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB Tahun 1997 Tanggal 30 April 1997. HIPOTESIS 1. Diduga faktor likuiditas PT BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat. 2. Diduga faktor permodalan PT BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat. 3. Diduga faktor rentabilitas PT. BPR Masaran Mitraanda berada dalam kondisi sehat. JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori data sekunder, yang terdiri dari: 1. Data laporan keuangan PT. BPR Masaran Mitraanda, meliputi laporan neraca dan laporan rugi laba. 7

2. Data lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini, seperti sejarah berdirinya BPR, gambaran operasional bank, dan sebagainya. METODE PENGUMPULAN DATA Untuk memperoleh data digunakan metode pengumpulan data: wawancara, observasi dan studi pustaka. METODE ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk faktor likuiditas dilihat dari Cash Ratio (CR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). 2. Untuk faktor permodalan dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR). 3. Untuk faktor rentabilitas dilihat dari Return on Assets (ROA) dan Biaya Operasional- Pendapatan Operasional (BOPO) HASIL ANALISIS DATA Hasil analisis data dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel berikut ini: Keterangan Cash Ratio LDR CAR ROA BOPO Perhitungan 35,85 71,26 13,86 1,53 94,21 Tolok Ukur 4,05 94,75 8,00 1,215 93,52 Predikat Sehat Sehat Sehat Sehat Cukup Sehat Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dilihat dari faktor likuiditas, dalam hal ini cash ratio sebesar 35,85 lebih tinggi dari tolok ukurnya sebesar 4,05 %., dan LDR nya sebesar 71,26 % yang lebih kecil dari tolok ukur sebesar 94,75 %. Dengan demikian tingkat kesehatan bank PT BPR Masaran Mitraanda berdasarkan faktor likuiditas termasuk dalam kategori sehat. 8

2. Dilihat dari faktor permodalan, rasio CAR sebesar 13,86 % melebihi tolok ukur minimal permodalan sehat sebesar 8 %. Dengan demikian tingkat kesehatan bank PT BPR Masaran Mitraanda berdasarkan faktor permodalan termasuk dalam kategori sehat. 3. Dilihat dari faktor rentabilitas, dalam hal ini ROA sebesar 1,52 %lebih tinggi dari batas minimalnya sebesar 1,215 %., dan BOPO nya sebesar 94,21 %. Dengan demikian tingkat kesehatan bank PT BPR Masaran Mitraanda berdasarkan faktor rentabilitas termasuk dalam kategori sehat. KESIMPULAN 1. Dilihat dari faktor likuiditas, PT BPR masaran Mitraanda untuk Cash Ratio dan LDR tergolong sehat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kondisi Cash ratio lebih besar dari ketentuan batas minimal likuiditas yang harus dimiliki, yaitu 4,05 %. Sedangkan untuk rasio LDR lebih kecil dari ketentuan batas maksimal likuiditas yaitu 94,75 %. Dengan demikian hipotesis pertama terbukti kebenarannya. 2. Dilihat dari faktor permodalan, PT. BPR Masaran Mitraanda tergolong sehat karena rasio CAR lebih besar dari batas minimal permodalan sehat sebesar 8 %. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti kebenarannya. 3. Dilihat dari faktor rentabilitas, PT. BPR Masaran Mitraanda untuk rasio ROA tergolong sehat karena diatas ketentuan minimal 1,215 %. Sedangkan untuk rasio BOPO termasuk dalam kategori cukup sehat SARAN 1. Untuk mempertahankan posisi likuiditas bank sebaiknya menempatkan dana pada bank lain. Disamping aman, penempatan dana tersebut akan menghasilkan pendapatan bunga. 9

Disamping itu, untuk mencegah terjadinya pengambilan dana besar-besaran, bank harus selalu meningkatkan pelayanan dan mempertahankan kepercayaan masyarakat. 2. Dari segi permodalan, apabila CAR mendekati limit 8 %, manajemen hendaknya segera mengajukan penambahan modal kepada pemilik dan mengelola peningkatan ATMR. Disamping itu, bank harus melakukan pemupukan modal intern melalui peningkatan laba bank, karena sebagian laba tersebut akan dialokasikan dalam cadangan umum/ tujuan. 3. Untuk meningkatkan rentabilitas bank dengan cara meningkatkan pendapatan bank, baik berupa bunga kredit, bunga penempatan dana maupun fee base income. Disamping itu harus dilakukan efisisensi pada seluruh pos biaya, baik berupa biaya bunga dana, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa pihak ketiga dan biaya lainnya. REFERENSI Agnes Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Bambang Riyanto, 1997, dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, BPFE UGM. Bank Indonesia, 1997, Tingkat Kesehatan untuk BPR, Jakarta. Lukman Dendawijaya, 2001, Manajemen Perbankan, Jakarta, Ghalia Indonesia. Muchdarsyah Sinungan, 2000, Manajemen Dana Bank, Jakarta, Bumi Aksara. Munawir, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty. Soediyono Reksoprayitno, Prinsip-prinsip Dasar manajemen Bank Umum, Yogyakarta, BPFE- UGM. Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB Tahun 1997 Tanggal 30 April 1997. Teguh Pudjo Muljono, 1995, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan, Jakarta, Djambatan. 10