SMP KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KURIKULUM SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA. Jl. AM. Sangaji 24 Surakarta

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Doc. Abdi Madrasah (

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNANETRA

PENGEMBANGAN KURIKULUM (CURRICULUM DEVELOPMENT) I Gde Wawan Sudatha 1

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

RAMBU RAMBU PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNANETRA

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E


E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

11. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SMP/MTs

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA

KURIKULUM Pedoman Implementasi Kurikulum

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

RINGKASAN PETA KOMPETENSI DI SEMUA SATDIK SESUAI KURIKULUM

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMALB TUNANETRA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

KOMPETENSI DASAR. Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNARUNGU

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

KOMPETENSI DASAR. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013

35. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMP

N. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMALB TUNADAKSA

Transkripsi:

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SMP KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum SMP Kristen Kalam Kudus disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2016/2017 Ditetapkan di Surakarta Tanggal 12 Juli 2016 Menyetujui, Ketua Komite Sekolah Kepala SMP Kristen Kalam Kudus ( M.M Erna Handajani, S.S. ) ( Felixtian Teknowijoyo, B.Sc. ) NIP : -- NIP : -- Mengetahui, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Etty Retnowati, S.H, M.H ) NIP : 19620211 198612 2 001

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i DAFTAR ISI. ii LEMBAR PENGESAHAN. iii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tujuan Pengembangan KTP... 2 C. Prinsip Pengembangan KTSP. 2 BAB II : TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Nasional.. 5 B. Tujuan Pendidikan Dasar... 5 C. Visi Sekolah.... 5 D. Misi Sekolah.... 6 E. Tujuan Sekolah 6 BAB III : STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum. 8 B. Muatan Kurikulum..... 10 BAB IV : KALENDER PENDIDIKAN.. 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan pendidikan ini meliputi tujuan pendidikan pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum diususun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.kurikulum Tingkat Satuan pendidikan disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : 1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan manghayati 3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain 5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan Adapun landasan yang digunakan dalam penyusunan KTSP Kurikulum 2013 SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta, antara lain sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah; 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarsustamaan Gender Bidang pendidikan 7. UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Komponen KTSP SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta terdiri dari : (a) Tujuan Pendidikan Sekolah (b) Struktur dan Muatan Kurikulum (c) Kalender Pendidikan (d) Silabus (e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B. Tujuan Pengembangan KTSP Kurikulum 2013 Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang berbasis kesetaraan gender.selain itu KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan seluruh peserta didik untuk dapat : 1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan manghayati 3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain 5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan C. Prinsip Pengembangan KTSP Kurikulum 2013 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan seluruh peserta didik dan lingkungan Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa seluruh peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi seluruh peserta didik disesuaikan dengan potensi perkembangan, kebutuhan dan kepentingan seluruh peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada seluruh peserta didik.

2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik seluruh peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan serta menghargai dan tidak diskriminasi terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri secara terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh kerana itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar seluruh peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan ( stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan seluruh peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi seluruh peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. B. Tujuan Pendidikan Dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut C. Visi Sekolah Terbangunnya manusia yang utuh yang takut akan Tuhan, mandiri, berbudaya lingkungan dan berguna bagi dunia. Indikator dari VISI tersebut adalah : 1) Terwujudnya iklim suasana yang berbudaya Kristiani bagi seluruh warga sekolah. 2) Terciptanya kepedulian terhadap lingkungan hidup 3) Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. 4) Terwujudnya Pembelajaran dan bimbingan secara efektif 5) Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik 6) Terciptanya Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang unggul D. Misi 1. Mengajak peserta didik untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan 2. Membimbing peserta didik supaya mengasihi sesama manusia dan menghargai lingkungan alam ciptaan Tuhan

3. Membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental, berbudi pekerti luhur dan bertanggung jawab sesuai nilai kebenaran 4. Memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai tuntutan perkembangan jaman 5. Melengkapi peserta didik dengan keterampilan yang berkualitas sesuai kebutuhan dan potensi untuk mengembangkan dirinya 6. Memberdayakan semua yang berkepentingan (stakeholder) untuk menjadi insan pendidikan E. Tujuan Sekolah Tujuan sekolah merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah, dimana tujuan sekolah Kristen Kalam Kudus adalah menghasilkan profil peserta didik sebagai berikut : 1. Religius Menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan menerapkan dalam kehidupan sesehari dengan cara mengasihi Tuhan dan sesama serta lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan 2. Pemikir Mampu mengolah informasi dan menggunakannya untuk berfikir kreatif 3. Komunikator Mampu mengolah informasi dan mengungkapkan pendapatnya secara logis, lengkap dan tepat 4. Pegambil resiko Berani, tidak takut salah dalam mencoba sesuatu yang baru 5. Berpengetahuan Mempunyai keinginan terus belajar dan menjadikan pengetahuan sebagai landasan hidup bermasyarakat 6. Inovator Mampu mengadakan pembaharuan secara terus menerus sesuai dengan tuntutan zaman 7. Pemerhati Mampu menunjukkan kepekaan dan penghargaan terhadap orang lain yang ditunjukkan dalam sikap dan toleransinya 8. Reflektor Memahami dan mengevaluasi diri yang diwujudnyatakan dalam perbaikan kualitas hidupnya 9. Pembawa solusi Mampu menggunakan informasi untuk memecahkan masalah hidup sesehari secara pribadi dan bersama 10. Integritas

Bertindak sesuai dengan pikiran dan ucapan berdasarkan rasa tanggung jawab dan kejujuran

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah merupakan pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

A. Kompetensi Inti Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dapat dilihat pada Tabel berikut. NO KOMPETENSI INTI KELAS VII KOMPETENSI INTI KELAS VIII KOMPETENSI INTI KELAS IX 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati ajaran agama yang ajaran agama yang dianutnya dianutnya Menghargai dan menghayati Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), gotong royong), santun, percaya santun, percaya diri, dalam diri, dalam berinteraksi secara berinteraksi secara efektif efektif dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya pergaulan dan keberadaannya

3 Memahami pengetahuan Memahami dan menerapkan (faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual, prosedural) berdasarkan rasa konseptual, dan prosedural) ingin tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu seni, budaya terkait pengetahuan, teknologi, fenomena dan kejadian seni, budaya terkait tampak mata fenomena dan kejadian tampak mata 4 Mencoba, mengolah, dan Mengolah, menyaji, dan menyaji dalam ranah menalar dalam ranah konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, (menulis, membaca, menghitung, menggambar, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut pandang/teori pandang/teori Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Mata Pelajaran Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk SMP Kristen Kalam Kudus ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Berikut ini disajikan Struktur Kurikulum SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta Alokasi Waktu Komponen Kelas VII Kelompok A 1. Pendidikan Agama 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3. Bahasa Indonesia 6 4. Bahasa Inggris 4 5. Matematika 5 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Kelompok B 8. Seni Budaya 3 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 3 10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 11. Prakarya 2 Muatan Lokal - Bahasa Jawa - Bahasa Mandarin 2 A. Pengembangan Diri ( Character Building) 1. Bimbingan Konseling 2. Ekstrakulikuler 1 Jumlah 44 3

B. MUATAN KURIKULUM Muatan kurikulum SMP Kristen Kalam Kudus meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai dengan bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga sekolah harus mengembangkan standar Kompetensi dan Kompeteni Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Setiap sekolah dapat menyelenggarakan muatan lokal setiap semester atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. 2. Pengembangan diri Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah dengan memperhatikan kesetaraan gender. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru atau tenaga kependidikan dan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri di SMP Kristen Kalam Kudus antara lain : a. Bimbingan Konseling b. Futsal c. Bulu tangkis d. Basket e. Enterpreneur f. Bola Volly g. Math and Science Club h. Tata Boga dan Gizi i. Fotografi j. Paduan suara k. Internet l. Robotik Club m. Gambar Komik n. Combo Band

o. Gitar Elektrik p. Keyboard q. Bass Gitar r. Drum s. Gitar Klasik t. Biola u. Littera v. Fashion Design and Application w. Go Green x. Catur y. Teater 4. Pengaturan Beban Belajar Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester) adalah 34 38 minggu Di SMP Kristen Kalam Kudus terdapat program intrakulikuler seperti tabel di atas dan juga ekstrakulikuler yang dikembangkan dalam program pengembangan diri. Seluruh peserta didik masuk jam 07.00 dimulai dengan ibadah pagi selama 15 menit. Waktu belajar dimulai dari pukul 07.15 pagi sampai jam 14.00 selama 5 hari dari hari senin sampai jumat. Khusus hari senin jam pertama ada upacara/ pembinaan/ibadah yang telah terjadwal untuk masing-masing jenjang. Pada hari sabtu digunakan untuk program remidial bagi seluruh peserta didik yang nilainya kurang, sedangkan peserta didik yang sudah tuntas belajar di rumah. Pada pukul 11.35 11.45 ada program DEAR ( Drop everything and read ) semua peserta didik diwajibkan membaca Alkitab Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini yaitu menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut : 1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalamstruktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester 1 dan 2 dalam satu tahun ajaran dapat dilakuakan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan seluruh peserta didik dalam mencapai kompetensi disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam standar isi.

2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP adalah antara 0% - 50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan seluruh peserta didik dalam mencapai kompetensi. 3. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan dengan satu jam tatap muka. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masingmasing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) sebagai target pencapaian kompetensi ( TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Berikut ini merupakan nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM) yang menjadi target pencapaian kompetensi ( TPK) di SMP Kristen Kalam Kudus yang berlaku saat ini. Mata Pelajaran Nilai KKM VII 1. Pendidikan Agama 78 2. Pendidikan Kewarganegaraan 78 3. Bahasa Indonesia 78 4. Bahasa Inggris 78 5. Matematika 78 6. Ilmu Pengetahuan Alam 78 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 78 8. Seni Budaya 78 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 10. Prakarya 78 11. Teknologi Informasi dan Komunikasi 12. Bahasa Jawa 78 13. Bahasa Mandarin 78 78 -

6.Kenaikan Kelas dan Kelulusan a. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dalam Kurikulum 2013 ditentukan oleh Satuan Pendidikan, dengan ketentuan minimal sebagai berikut : a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti. b. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM. c. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal baik. d. Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada tiga mata pelajaran. e. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15 % dari jumlah hari efektif. b. Kelulusan Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/ 2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu : a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. lulus Ujian Nasional. e. Kelulusan juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai minimal 90 % Strategi penanganan pada peserta didik yang tidak naik kelas adalah dengan : 1. Pemberian konseling untuk memotivasi peserta didik belajar lebih giat lagi di jenjang yang sama 2. Peserta didik yang tidak naik kelas diberi perhatian khusus dalam belajar sehingga dapat naik kelas di tahun berikutnya 3. Peserta didik yang tidak naik kelas dan akan pindah sekolah akan dilayani sekolah sesuai permintaan orang tua 7. Pendidikan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara

proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Meliputi beberapa hal yaitu : 1. Kurikulum untuk SMP dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. 2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. 3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal. Dalam kegiatan pembelajaran perlu dilatihkan kecakapan hidup, atau jenis keterampilan yang dapat memberikan jiwa wiraswasta atau bekal untuk hidup siswa yang meliputi : 1). Kecakapan personal, yang terdiri dari kesadaran diri, meliputi : Sadar sebagai makhluk Tuhan, maka kita perlu : Ibadah, jujur, disiplin, bekerja keras Sadar akan potensi diri maka kita perlu : Mengembangkan Sadar sebagai makhluk sosial,maka kita perlu: Toleransi, saling membantu dan bergotong royong Sadar sebagai makhluk lingkungan maka kita perlu: Memelihara dan memanfaatkan lingkungan dengan bijaksana Kecakapan berpikir rasional : menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, memecahkan masalah. 2). Kecakapan sosial, meliputi : Kecakapan bekerjasama, menunjukkan tanggung jawab sosial, mengendalikan emosi, berinteraksi dalam budaya loka dan global, berinteraksi dalam masyarakat, meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif, membudayakan sikap disiplin, membudayakan sikap hidup sehat. 3). Kecakapan akademik : Merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, Menghubungkan variabel, merencanakan dan melakukan penelitian. Materi atau bahan ajar yang mengandung kecakapan personal, kecakapan sosial dan kecakapan akademik terintegrasi dalam mata pelajaran. 4) Kecakapan vokasional :

Keterampilan yang terkait dengan bidang pekerjaan/kejuruan (misalnya menjahit, otomotif), keterampilan bekerja, keterampilan kewirausahawan, keterampilan menguasai teknologi informasi dan komunikasi, dan keterampilan merangkai alat. Materi dan bahan ajar yang mengandung kecakapan vokasional terdapat pada jenis mata pelajaran keterampilan atau muatan lokal. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup di SMP Kristen Kalam Kudus adalah : 1) Bentuk kecakapan hidup yang terintegrasi dalam mata pelajaran, misalnya : 1. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat mengarang, berpuisi atau berprosa yang nantinya siswa dapat menjadi wartawan atau sastrawan yang profesional. 2. Pada pelajaran matematika, siswa mampu menghitung berbagai bentuk kegiatan usaha, baik dalam keuangan, menghitung besarnya modal usaha, keuntungan dan besarnya penjualan barang, dan lain-lain. 3. Pada mata pelajaran Bahasa Inggris, siwa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris dengan baik, apalagi pada masa era globalisasi mendatang 4. Bidang keterampilan yaitu Keterampilan memasak (Tata Boga), siswa dapat memasak aneka hidangan. 2) Bentuk kecakapan hidup yang terintegrasi pada mata pelajaran keterampilan, seperti pada mata pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Tataboga. 1. Pada mata pelajaran TIK, siswa memiliki keterampilan dan mampu mengoperasikan komputer dan jaringan internet dan pada masa mendatang 2. Pada mata pelajaran Tata boga, siswa memiliki keterampilan memasak yang enak, menyusun menu masakan, mengatur meja makan dan perangkatnya, dan lain-lain, sehingga pada masa mendatang siswa dapat membuka usaha warung makan, restoran, katering, pedagang kue-kue basah maupun kering,dan lain-lain 8. Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, informasi dan komunikasi, ekologi dan lain lain. Yang semuanya bermanfaat bagi

pengembangan kompetensi peserta didik.pendidikan Berbasis Keunggulan lokal dan global SMP Kristen Kalam Kudus diantaranya : 1. Membatik 2. Bahasa Mandarin 3. Bahasa Inggris

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kelender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta ketentuan dari pemerintah /pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kelender pendidikan sebagai berikut : 1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. 2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. 3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan local,ditambah jumlah jam umtuk kegiatan pengembangan diri. 4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaa, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umumtermasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus. 6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun. 7. Sekolah/ Madrasah- Sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. 8. Bagi sekolah/ madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif 9. Hari libur umum/ nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/ Kabupaten/ Kota.