KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MAKASSAR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN : 1997 SERI : D

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 13 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 13

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

1 of 5 02/09/09 11:51

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Perda No. 27 / 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tupoksi Dinas Perhubungan dan UPT Dinas Perhubungan

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN

TUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMENEP

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BENGKALIS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BUPATI MANDAILING NATAL

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA KANTOR PELABUHAN BATAM

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR 110 Tahun 2003 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 1994

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1

Transkripsi:

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN PROPINDI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 184 ayat (3) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Pasal 35 Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan ditetapkan dengan keputusan Gubernur; b. bahwa sehubungan dengan huruf a di atas, dan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Keputusan Gubernur. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan; 3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian; 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran; 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 8. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

12. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Menetapkan : MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Kotamadya adalah Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Balai Pengujian Kendaraan Bermotor adalah Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Terminal Angkutan Jalan adalah Terminal Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Pelabuhan Penyeberangan adalah Pelabuhan Penyeberangan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 10. Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan Laut Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Kepala Balai adalah Kepala Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 12. Kepala adalah Kepala Terminal Angkutan Jalan, Kepala Pelabuhan Penyeberangan, dan Kepala Pelabuhan Laut Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Dengan keputusan ini dibentuk Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. Balai Pengujian Kendaraan Bermotor; b. Terminal Angkutan Jalan; c. Pelabuhan Penyeberangan; d. Pelabuhan Laut. BAB III BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 3 (1) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor merupakan Unit Pelaksan Teknis Dinas Perhubungan di bidang pengujian kendaraan bermotor. (2) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 4 (1) Balai Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas melaksanakan pengujian kendaraan bermotor. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Balai Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi: a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan dan kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pengelolaan fasilitas penataan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor; c. pengelolaan administrasi pengujian kendaraan bermotor; d. pelaksanaan teknis pengujian berkala kendaraan bermotor dan menetapkan hasil uji; e. pelaksanaan penetapan dan pengesahan teknik laik jalan; f. pelaksanaan pungutan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

Bagian Kedua Organisasi Pasal 5 (1) Susunan organisasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor trediri dari : a. Kepala Balai; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana; d. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Khusus Pulo Gadung; e. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Kendaraan Khusus Cilincing; f. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah I Ujung Menteng; g. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah II Jagakarsa; h. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah III Kedaung Angke; i. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran I keputusan ini. Pasal 6 Kepala Balai mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional. (2) Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas : a. melaksanakan penyelenggaraan pengolahan data wajib uji (taman kendaraan); b. melaksanakan penyusunan petunjuk operasional pengujian; c. melaksanakan koordinasi kalibrasi sarana uji; d. melaksanakan perencanaan teknis, pembangunan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor. (3) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Khusus Pulogadung mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian pertama kendaraan bermotor;

b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil bus sedang, mobil bus besar dan kendaraan angkutan umum jenis IV; c. melaksanakan pengujian berkala pertama kendaraan bermotor rubah bentuk, peremajaan dan mutasi dari luar daerah; d. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; e. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; f. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (4) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Kendaraan Khusus Cilincing mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis kendaraan khusus meliputi Tractor Head, Truck yang dilengkapi dengan fasilitas alat penggandeng, Kereta Tempelan, Kereta Gandengan, Tangki, Mixer, Derek dan Truk Tandum CBU diatas 8 ton; b. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor berkala kendaraan angkutan khusus; c. melaksanakan pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (5) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah I Ujung Menteng mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Timur; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) diatas 7 ton, domisili kepemilikannya di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) diatas 8 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; d. melaksanakan teknis pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring; e. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; f. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (6) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah II Jagakarsa mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) maksimum 7 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (7) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Wilayah III Kedaung Angke mempunyai tugas : a. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil penumpang umum, mobil bus kecil, mobil barang yang domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; b. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor jenis mobil barang yang mempunyai GVW (Gross Vehicle Weight) maksimum 8 ton, domisili kepemilikannya di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat dan Jakarta Utara; c. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor di tempat/touring; d. melaksanakan penetapan laik jalan dan pengesahan hasil uji; e. melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan pengujian kendaraan bermotor. (8) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Balai.

Pasal 8 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Balai dan secara teknis administrasi kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TERMINAL ANGKUTAN JALAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan fungsi Pasal 9 (1) Terminal Angkutan Jalan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pengelolaan terminal angkutan jalan. (2) Terminal Angkutan Jalan dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 10 (1) Terminal Angkutan Jalan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan terminal angkutan jalan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Terminal Angkutan Jalan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan dan kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pelaksanaan kegiatan pengusahaan fasilitas terminal angkutan jalan; c. pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pembangunan terminal angkutan jalan; d. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terminal angkutan jalan; e. pelaksanaan operasional terminal angkutan jalan.

Bagian Kedua Organisasi Pasal 11 (1) Susunan organisasi Terminal Angkutan Jalan terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pengusahaan Fasilitas Terminal; d. Seksi Pembangunan Terminal; e. Seksi Pemeliharaan Terminal; f. Seksi Operasional Terminal; g. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Terminal Angkutan Jalan adalah sebagaimana tecantum dalam lampiran II keputusan ini. Pasal 12 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 13 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan operasional. (2) Seksi Pengusahaan Fasilitas Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan bimbingan teknis terhadap pengusaha pemakai jasa terminal angkutan umum; b. melaksanakan proses penerbitan izin penggunaan fasilitas terminal angkutan jalan. (3) Seksi Pembangunan Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan pembuatan perencanaan teknis dan pembangunan di terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan pelaksanaan pembangunan terminal angkutan jalan. (4) Seksi Pemeliharaan Terminal mempunyai tugas : a. melaksanakan pembuatan perencanaan teknis dan pemeliharaan terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan terminal angkutan jalan;

c. melaksanakan pengaturan penempatan usaha badan-badan yang menggunakan jasa fasilitas termianl angkutan jalan. (5) Seksi Operasional Terminal Angkutan Jalan mempunyai tugas : a. melaksanakan penjagaan keamanan, ketertiban dan keindahan lingkungan terminal angkutan jalan; b. melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana terminal angkutan jalan; c. melaksanakan pungutan retribusi terminal angkutan jalan. (6) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 14 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Terminal Angkutan Jalan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administrasi kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instrukur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V PELABUHAN PENYEBERANGAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan fungsi Pasal 15 (1) Pelabuhan Penyeberangan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pelayanan lalu lintas dan penyeberangan. (2) Pelabuhan Penyeberangan dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 16 (1) Pelabuhan Penyeberangan mempunyai tugas melaksanakan penanganan lalu lintas dan angkutan penyeberangan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelabuhan Penyeberangan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan ketatausahaan yang meliputi urusan keuangan, kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan; b. pengelolaan sarana dan prasarana penyeberangan; c. pelaksanaan kegiatan penanganan lalu lintas dan angkutan penyeberangan; d. pelaksanaan kegiatan pengamanan dan penerbitan pelabuhan penyeberangan; Bagian Kedua Organisasi Pasal 17 (1) Susunan organisasi Pelabuhan Penyeberangan terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I (Muara Angke, Marina Ancol dan Cakung Drain); d. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah II (Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa); e. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah III (Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya); f. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah IV (Pulau Kelapa, Pulau Sebira dan Pulau Harapan); g. Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah V (Pulau Ayer, Pulau Onrust, Pulau Bidadari dan Pulau Matahari serta Pulau-pulau wisata lainnya); h. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Pelabuhan Penyeberangan adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran III keputusan ini. Pasal 18 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 19 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan opersional.

(2) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan; e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko penerimaan jasa penyeberangan dan karcis angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa pelabuhan dan angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di pelabuhan dan lingkungan kerjanya; m. melaksanakan penetapan pengunaan bangunan, demaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (3) Seksi Pelabuhan Penyeberangan II mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan kerjanya; e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (4) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah II mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; b. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; c. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; d. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan penyeberangan;

e. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; f. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; h. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; j. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; k. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; l. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; n. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (5) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah IV mempunyai tugas : a. memberikan pelayanan kepada masyarakat penyedia dan pengguna jasa penyeberangan; a. melaksanakan kelancaran dan ketertiban keluar masuk kapal; b. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; c. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan di dalam dan di lingkungan pelabuhan penyeberangan; d. melaksanakan pengawasan kegiatan bongkar muat; e. menyiapkan blanko dan karcis tanda penerimaan jasa angkutan penyeberangan; f. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan; g. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan; h. melaksanakan penertiban dan pengamanan daerah lingkungan kerja pelabuhan penyeberangan; i. melaksanakan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan PPPK; j. melaksanakan patroli dan penanggulangan pencemaran, serta pemberian bantuan SAR pada kapal-kapal penyeberangan; k. melaksanakan pengamanan sarana bantu navigasi dan rambu penyeberangan lainnya di lingkungan pelabuhan penyeberangan; l. melaksanakan penetapan penggunaan bangunan, dermaga dan fasilitas penunjang operasional pelabuhan penyeberangan; m. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan dan inspeksi/patroli; di Pulau Kelapa, Pulau Sebira dan Pulau Harapan; o. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya. (6) Seksi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah V mempunyai tugas : a. melaksanakan pencatatan kegiatan kapal-kapal penyeberangan khusus berikut naik/turun penumpang, barang dan kendaraan; b. melaksanakan pendataan kapal-kapal angkutan penyeberangan khusus; c. melaksanakan pengawasan terhadap dermaga-dermaga khusus dan kegiatan bongkar muat; d. melaksanakan pengurusan surat-surat tagihan yang berkaitan dengan pelayanan jasa angkutan penyeberangan khusus; e. melaksanakan inventarisasi sumber-sumber pendapatan pelabuhan penyeberangan khusus; f. melaksanakan koordinasi dan pemantauan pemadaman kebakaran dan PPPK terhadap kapalkapal penyeberangan khusus; g. melaksanakan penertiban dan pengamanan pada kegiatan kapal-kapal penyeberangan khusus; h. melaksanakan pemantauan operasional kapal-kapal penyeberangan khusus yang sifatnya mendukung usaha pokok tertentu, pariwisata dan lain sebagainya di Pulau Ayer, Pulau Onrust, Pulau Bidadari dan Pulau Matahari serta pulau-pulau Wisata lainnya; i. pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana tersebut butir a s.d. n pada wilayah kerjanya.

(7) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 20 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi penyeberangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administratif kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PELABUHAN LAUT Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 21 (1) Pelabuhan Laut merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan di bidang pelabuhan laut. (2) Pelabuhan Laut dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 22 (1) Pelabuhan Laut mempunyai tugas memberikan pelayanan dan penilikan jasa kepelabuhan, angkutan laut, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai, kegiatan jasa maritim serta penilikan dan pemeliharaan prasarana pelabuhan di wilayah Porpinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelabuhan Laut mempunyai fungsi : a. menyusun rencana kerja operasional kegiatan pelayanan jasa kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim dan penilikan serta pemeliharaan prasarana pelabuhan adn lalu lintas angkutan laut; b. melakukan pemberian pelayanan jasa kepelabuhan dan kegiata teknis operasional kepelabuhan serta penilikan kelancaran lalu lintas angkutan laut, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melakukan kegiatan kesyahbandaran, keselamatan kapal, pengukuran dan pendaftaran kapal serta kegiatan jasa maritim;

d. melakukan pengamanan dan penertiban di daerah lingkungan kerja pelabuhan serta memberikan bantuan SAR; e. melakukan usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan pencemaran; f. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di daerah lingkungan pelabuhan; g. melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelabuhan Laut. Bagian Kedua Organisasi Pasal 23 (1) Susunan organisasi Pelabuhan Laut terdiri dari : a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pelabuhan Wilayah I Muara Angke, Muara Baru, Kamal Muara, Kali Adem; d. Seksi Pelabuhan Wilayah II Sunda Kelapa. Pantai Mutiara, Marina; e. Seksi Pelabuhan Wilayah III Tanjung Priok, Kali Baru, Pangkalan Pasir; f. Seksi Pelabuhan Wilayah IV Marunda, Cakung Drain; g. Seksi Pelabuhan Wilayah V Kepulauan Seribu; h. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Pelabuhan Laut adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IV keputusan ini. Pasal 24 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 keputusan ini; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional. Pasal 25 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menghimpun, meneliti, mengolah dan menyusun program kegiatan; b. melaksanakan kegiatan pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pengelolaan keuangan; e. mengurus kebutuhan perlengkapan kantor; f. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan lingkungan serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan; g. mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan opersional.

(2) Seksi Pelabuhan Wilayah I mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; k. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; l. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; m. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; n. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (3) Seksi Pelabuhan Wilayah II mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (4) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque);

h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (5) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional. (6) Seksi Pelabuhan Wilyah III mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kegiatan operasional; b. melaksanakan penilikan kesiapan sarana, prasarana dan kegiatan angkutan laut, kepelabuhan, keselamatan pelayaran, penjagaan laut dan pantai serta jasa maritim; c. melaksanakan penilikan kelancaran arus barang, penumpang dan jasa; d. melaksanakan pengawasan kegiatan tenaga kerja bongkar muat; e. memberikan rekomendasi pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus, dermaga untuk kepentingan sendiri, fasilitas pelabuhan, pengerukan, reklamasi dan perkapalan; f. melaksanakan keamanan, ketertiban dan penyidikan di pelabuhan, perairan laut dan pantai; g. melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pencemaran laut dan pantai serta memberikan bantuan SAR (Search and Resque); h. melakukan pelaporan kecelakaan kapal dan musibah lain di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pengukuran, pendaftaran dan balik nama kapal, sertifikasi perkapalan dan kepelautan serta kegiatan kesyahbandaran yang menjadi kewenangannya; j. melaksanakan pemeriksaan kapal asing; k. menerbitkan Surat Izin Berlayar dan perizinan kegiatan kesyahbandaran lainnya; l. memberikan pelayanan jasa kepelabuhan sesuai dengan kewenangannya; m. melaksanakan pungutan, retribusi subsektor perhubungan laut sesuai kewenangannya; n. mengkoordinasikan semua instansi pemerintah lainnya, unit kerja dan badan usaha di lingkungan pelabuhan; o. melaksanakan evaluasi dan laporan kegiatan operasional.

(7) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dn tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang disebut juga Kepala Pelabuhan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala. Pasal 26 (1) Subkelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi penyeberangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala dan secara teknis administratif kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perhubungan. (3) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Instruktur dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII TATA KERJA Pasal 27 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Unit Pelaksana Teknis, Kepal Subbagian, Kepal Seksi dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi sesuai dengan tugasnya masing-masing. (2) Kepala Unit Pelaksana Teknis dalam melakukan tugasnya mengadakan koordinasi vertikal dan horizontal dengan instansi terkait baik Pemerintah maupun swasta. Pasal 28 (1) Tiap pimpinan satuan organisasi dalam di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan tugas maupun di lapangan. (3) Tiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat waktu. (4) Tiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan.

BAB VIII KEPEGAWAIAN Pasal 29 Kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Perhubungan diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX KEUANGAN Pasal 30 Keuangan untuk pembiayaan kegiatan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Perhubungan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X KETENTUUAN PENUTUP Pasal 31 Dengan berlakunya keputusan ini maka ketentuan pelaksanaan yang mengatur organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Perhubungan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 32 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Januari 2003 GUBERNUR PROPINSI DAERAH IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 31 Januari 2003 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA, H. RITOLA TASMAYA NIP 140091657 LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2003 NOMOR 6