LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
|
|
- Susanti Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 22 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 184 Peraturan Daerah Propiinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, penjabaran tugas pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ditetapkan dengan keputusan Gubernur; b. bahwa sehubungan dengan huruf a di atas dan dalam rangka meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Badan Kesatuan Bangsa Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gubernur. Mengingat : Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
2 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi; 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Asisten Sekretaris Daerah adalah Asisten Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Badan Kesatuan Bangsa yang selanjutnya disingkat Badan Kesbang adalah Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Kepala Badan adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Kotamadya adalah Kotamadya di Propinsi Daerah Khsusus Ibukota Jakarta;
3 10, Walikotamadya adalah Walikotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Badan Kesbang Kotamadya adalah Badan Kesatuan Bangsa Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Badan Kesbang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan pemantapan kehidupan demokrasi. (2) Badan Kesbang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (3) Badan Kesbang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Tata Praja dan Aparatur. Pasal 3 (1) Badan Kesbang mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, merencanakan, mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan melaksanakan tugas-tugas di bidang kesatuan bangsa yang meliputi pemantapan integrasi bangsa, pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia, hubungan antar lembaga, dan pengkajian masalah strategis. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Kesbang mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan bangsa, wawasan kebangsaan, pembauran bangsa, dan pemantapan nilai-nilai kepahlawanan; b. perumusan kebijakan teknis dan mediasi perselisihan antar Kota/Kabupaten; c. fasilitasi penyelenggaraan pengembangan sistem politik; d. fasilitasi pengaraan pengembangan sistem politik; d. fasilitasi penyelenggaran pendidikan politik; e. pelaksanaan sosialisasi kebijakan di bidang politik; f. fasilitasi hubungan lembaga legislatif dan eksekutif; g. pelaksanaan hubungan partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat; h. penyelesaian perselisihan di masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan; i. pemberian rekomendasi perizinan riset/penelitian, pertunjukan artis asing, dan pengiriman artis ke luar negeri; j. fasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum; k. pelaksanaan sosialisasi penegakan hak asasi manusia; I. pengkoordinasian dan mediasi penyaluran aspirasi masyarakat;
4 m. fasilitasi dan pelaksanaan administrasi penggantian antar waktu anggota legislatif Propinsi/anggota MPR Utusan Daerah; n. fasilitasi dan pelaksanaan administrasi penggantian antar waktu anggota Dewan Kota dan Dewan Kelurahan; 0. pengkajian masalah strategi dihidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya; p. pengkoordinasian penetapan tanda kehormatan/jasa selain yang diatur dan menjadi kewenangan Pemerintah Pusat; g. evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa; r. pengelolaan dukungan teknis dan administratif. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 4 (1) Susunan Organisasi Badan Kesbang terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa; d. Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia; e. Bidang Hubungan Antar Lembaga; f. Bidang Pengkajian Masalah Strategis; g. Badan Kesatuan Bangsa Kotamadya; h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Badan Kesbang adalah sebagaimana tercantum dai lampiran keputusan ini. Kepala Badan Kesbang mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala Badan Pasal 5 a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kesbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; b. mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat, Bidang, Badan Kesbang Kotamadya, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
5 Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 6 (1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan program kerja urusan surat menyurat, kearsipan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggan dan perlengkapan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana dan program; b. pelaksanaan urusan surat menyurat, dan kearsipan; c. pelaksanaan urusan keuangan; d. pelaksanaan urusan kepegawaian; e. pelaksanaan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan; f. penyusunan laporan kegiatan. (3) Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (1) Bagian Sekretariat terdiri dari : a. Subbagian Umum; b. Subbagian Kepegawaian; c. Subbagian Keuangan; d. Subbagian Perlengkapan. Pasal 7 (2) Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Sekretariat. Pasal 8 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas : a. menerima, mencatat, dan mengendalikan surat masuk dan surat keluar; b. melaksanakan pengetikan, penggandaan, pengiriman, dan penyimpanan naskah dinas; c. melaksanakan perawatan, penyajian, dan penyusunan arsip dan dokumentasi; d. mengumpulkan data dan menyiapkan bahan guna penyusunan rencana dan program kerja; f. menyusun dan mengolah data sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa serta menyiapkan laporan kegiatan; g. mengelola perpustakaan. (2) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas : a. menyusun usulan formasi, pengadaan, pendidikan dan latihan pegawai;
6 b. menatausahakan, menyiapkan dan menyajikan data kepegawaian; c. menyiapkan bahan usulan, kenaikan pangkat, pemindahan, dan kenaikan gaj berkala; d. menyiapkan usulan pengisian pejabat struktural dan fungsional; e. menyaipkan bahan dalam rangka peningkatan disiplin dan kinerja pegawai; f. menyiapkan dan mengurus kesejahteraan pegawai dan keluarganya. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas: a. menyusun rencana belanja; b. meneliti, mengelola dan menyusun pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan; c. melaksanakan administrasi keuangan; d. melaksanakan urusan kas dan gaji; e. melakukan evaluasi, pengendalian dan penyusunan laporan keuangan. (4) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas: a. menyusun rencana kebutuhan barang; b. melaksanakan urusan administrasi barang dan inventaris; c. melaksanakan perawatan dan pemeliharaan barang inventaris; d. menyusun dan menyajikan data barang inventaris; e. melakukan penyiapan dan pengaturan kendaraan operasional; f. melakukan inventarisasi dan persiapan penghapusan barang inventaris; g. melaksanakan urusan kerumahtanggaan. Bagian Keempat Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa Pasal 9 (1) Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa mempunyai tugas menyusun rencana dan program pemantapan kesatuan bangsa wawasan kesatuan bangsa dan integrasi bangsa. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pemantapan kesatuan bangsa; b. peningkatan ketahanan bangsa; c. pemantapan wawassan kebangsaan dan nilai-nilai kepahlawanan; d. pemantapan pembauran bangsa; e. pengkoordinasian penetapan tanda kehormatan/jasa selain yang diatur dan menjadi kewenangan pemerintah pusat; f. pemberian rekomendasi perizinan riset/penelitian, keramaian, pertunjukan artis asing dan pengiriman artis keluar negeri; g. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik sesuai lingkup tugasnya; h. evaluasi pelaksanaan kebijakan pemantapan integrasi bangsa.
7 (3) Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 10 (1) Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa terdiri dari : a. Subbidang Ketahanan Bangsa; b. Subbidang Wawasan Kebangsaan; c. Subbidang Pembauran Bangsa; d. Subbidang Kerukunan Hidup Antar Umar Beragama dan Kelompok Suku/Etnis. (2) Tiap Subbidang dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemantapan Kesatuan Bangsa. Pasal 11 (1) Subbidang Ketahanan Bangsa mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program peningkatan ketahanan bangsa; b. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan di bidang ketahanan bangsa dalam rangka membangun dan meningkatkan ketahanan di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya; c. memberikan rekomendasi perizinan riset/penelitian, keramaian, pertunjukan artis asing, dan pengiriman artis keluar; d. memfasilitasi dan sosialisasi kebijakan kewaspadaan dalam rangka peningkatan ketahanan bangsa; e. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait di bidang ketahanan bangsa: f. memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang ketahanan bangsa. (2) Subbidang Wawasan Kebangsaan mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program pemantapan wawasan kebangsaan; b. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan pemantapan wawasan kebangsaan dan pemantapan nilai-nilai kepahlawanan; c. memfasilitasi dan mengkoordinasikan pemberian tanda penghargaan kehormatan/ jasa selain yang diatur dan menjadi kewenangan Pemerintah Pusat; d. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait di bidang wawasan kebangsaan; e. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang wawasan kebangsaan. (3) Subbidang Pembauran Bangsa mempunyai tugas :
8 a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program pembauran bangsa; b. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan pembauran antar golongan, etnis, suku, dan umat beragama; c. memfasilitasi dan mengkoordinasikan proses pewarganegaraan orang asing yang hendak menjadi warga negara Indonesia melalui penetapan lembaga peradilan; d. memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang pembauran bangsa. (4) Subbidang Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama dan Kelompok Suku/Etnis mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program peningkatan kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/etnis; b. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/etnis; c. memfasilitasi peningkatan intensitas komunikasi dan kerjasama antara lembaga pemerintah daerah dan forum komunikasi umat beragama dan kelompok suku/ etnis, serta forum komunikasi umat beragama dan kelompok suku/etnis dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa; d. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait guna meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/etnis; e. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/bangsa. Bagian Kelima Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Pasal 12 (1) Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program di bidang pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia, fasilitasi, penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan sistem politik dan pemahaman penegakan hak asasi manusia. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia; b. fasilisasi penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan sistem politik; c. sosialisasi kebijakan bidang politik;
9 d. fasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum; e. peningkatan pemahaman dan mediasi penegakan hak asasi manusia; f. pengkoordinasian dan mediasi penyaluran aspirasi masyarakat; g. evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia. (3) Bidang Pengembangan Demokrasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 13 (1) Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia terdiri dari : a. Subbidang Pemilihan Umum; b. Subbidang Sosialisasi Kebijakan Politik; c. Subbidang Penyaluran Aspirasi Masyarakat; d. Subbidang Hak Asasi Manusia. (2) Tiap Subbidang dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Pasal 14 (1) Subbidang Pemilihan Umum mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program fasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum; b. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan lembaga penyelenggara pemilihan umum; c. memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum; d. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemilihan umum; e. menghimpun, memelihara dan menggunakan data dan dokumen pemilihan umum sebagai dokumen negara. (2) Subbidang Sosialisasi Kebijakan Politik mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program sosialisasi politik; b. memfasilitasi dan sosialisasi kebijakan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman hak dan kewajiban politik setiap warga negara; c. melakukan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka sosialisasi kebijakan politik.
10 (3) Subbidang Penyaluran Aspirasi Masyarakat mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program di bidang penyaluran aspirasi masyarakat; b. memfasilitasi dan mediasi penyaluran aspirasi masyarakat dalam rangka mewujudkan komunikasi, pendidikan politik, dan pembelajaran demokrasi; c. melakukan koordinasi konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam penanganan aspirasi masyarakat. (4) Subbidang Hak Asasi Manusia mempunyai tugas ; a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program peningkatan pemahaman dan mediasi hak asasi manusia; b. memfasilitasi dan sosialisasi hak asasi manusia; c. melaksanakan mediasi penegakan hak asasi manusia; d. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait di bidang hak asasi manusia. Bagian Keenam Bidang Hubungan Antar Lembaga Pasal 15 (1) Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas mengkoordinasikan kegiatan penyusunan rencana dan program hubungan antar lembaga, fasilitasi hubungan antar lembaga legislatif dan eksekutif, partai politik dan organisasi kemasyarakatan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang hubungan antar lembaga; b. fasilitasi pelaksanaan hubungan lembaga legislatif dan eksekutif; c. fasilitasi dan pelaksanaan administrasi penggantian antar waktu anggota legislatif propinsi/anggota MPR Utusan Daerah; d. fasilitasi pelaksanaan hubungan partai politik; e. fasilitasi pelaksanaan hubungan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; f. pengkoordinasian dan mediasi perselisihan antar kota/kabupaten; g. pengkoordinasian perselisihan di masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa; h. evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan antara lembaga.
11 (3) Bidang Hubungan Antar Lembaga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 16 (1) Bidang Hubungan Antar Lembaga terdiri dari: a. Subbidang Hubungan Lembaga Legislatif dan Eksekutif; b. Subbidang Hubungan Partai Politik; c. Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat; d. Subbidang Penyelesaian Perselisihan. (2) Tiap Subbidang dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga. Pasal 17 (1) Subbidang Hubungan Lembaga Legislatif dan Eksekutif mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana danprogram hubungan lembaga legislatif dan eksekutif; b. melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga legislatif dan eksekutif dalam rangka mewujudkan keterkaitan yang kuat dan meningkatkan kapasitas lembagalembaga yang bersangkutan; c. memfasilitasi proses penggantian antar waktu Anggota DPRD Propinsi dan Anggota MPR Utusan Daerah; d. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang hubungan lembaga legislatif dan eksekutif. (2) Subbidang Hubungan Partai Politik mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program kegiatan hubungan partai politik; b. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan partai politik dalam rangka meningkatkan institusi politik demokrasi dalam menjalankan peran, fungsi dan tugasnya serta menyeimbangkan tanggung jawab dan kewenangan masing-masing; c. memfasilitasi kemandirian partai politik sebagai wadah kebebasan berserikat dan berkumpul setiap warga negara sesuai dengan aspirasi dan kepentingan politiknya; d. menghimpun dan menyusun keberadaan, jumlah dan kegiatan partai politik; e. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang hubungan partai politik. (3) Subbidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat mempunyai tugas :
12 a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program kegiatan hubungan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; b. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; c. memfasilisasi kemandirian organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat sebagai wadah berserikat dan berkumpul setiap warga negara; d. menghimpun dan menyusun keberadaan, jumlah dan kegiatan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; e. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik di bidang hubungan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat. (4) Subbidang Penyelesaian Perselisihan mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program penyelesaian perselisihan; b. melakukan koordinasi, konsultasi dan mediasi dalam rangka penyelesaian perselisihan antara Kota/Kabupaten; c. melakukan koordinasi, kerjasama dan mediasi dalam rangka penyelesaian perselisihan di masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan, serta melokalisasi meluasnya konflik; d. memfasilitasi kegiatan rehabilitasi non fisik dan fisik akibat perselisihan yang dilakukan dengan koordinasi instansi/lembaga terkait. Bagian Ketujuh Bidang Pengkajian Masalah Strategis Pasal 18 (1) Bidang Pengkajian Masalah Strategis mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian kegiatan penyusunan rencana dan program pengkajian masalah strategis di bidang idiologis, politik, ekonomi, sosial dan budaya. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengkajian Masalah Strategis mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian kegiatan penyusunan rencana dan program pengkajian masalah strategis; b. pengkajian strategis di bidang idiologi dan politik; c. pengkajian strategis di bidang ekonomi; d. pengkajian strategis di bidang sosial dan budaya; e. pemantauan dan evaluasi kerawanan sosial;
13 f. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengkajian masalah strategis. (3) Bidang Pengkajian Masalah Strategis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 19 (1) Bidang Pengkajian Masalah Strategis terdiri dari: a. Subbidang Idiologi Politik; b. Subbidang Ekonomi; c. Subbidang Sosial dan Budaya; d. Subbidang Pemantauan dan Evaluasi. (2) Tiap Subbidang dipimpin oleh seorang Kapala Subbidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengkajian Masalah Strategis. Pasal 20 (1) Subbidang Idiologi Politik mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program kajian strategis di bidang idiologi politik; b. melakukan kajian strategis di bidang idioloti politik; c. melakukan koordinasi, konsultasi dan menyusun program kerjasama dengan instansi/lembaga terkait. (2) Subbidang Ekonomi mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program kajian strategis di bidang ekonomi; b. melakukan kajian strategis di bidang ekonomi; c. melakukan koordinasi, konsultasi dan menyusun program kerjasama dengan instansi/lembaga terkait. (3) Subbidang Sosial dan Budaya mempunyai tugas : a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program kajian strrategis di bidang sosial dan budaya; b. melakukan kajian strategis di bidang sosial dan budaya; c. melakukan koordinasi, konsultasi dan menyusun program kerjasama dengan instansi/lembagai terkait. (4) Subbidang Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas; a. menghimpun dan mengolah data guna penyusunan rencana dan program pemantauan dan evaluasi kerawanan sosial;
14 b. melakukan pemantauan dan menghimpun data kerawanan sosial serta mengadakan analisis guna perumusan kebijakan dan tindakan penanganannya; c. melakukan koordinasi, konsultasi dan menyusun program kerjasama dengan instansi/lembaga terkait. Bagian Kedelapan Badan Kesatuan Bangsa Kotamadya Pasal 21 (1) Di setiap Kotamadya dibentuk Badan Kesbang Kotamadya Pemerintah Daerah Kotamadya di bidang kesatuan bangsa dan pemantapan kehidupan demokrasi di Kotamadya. (2) Badan Kesbang Kotamadya dipimpin oleh seorang Kepala Badan Kesbang Kotamadya yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Badan dan taktis operasional kepada Walikotamadya yang bersangkutan. Pasal 22 (1) Badan Kesbang Kotamadya mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis pelayanan penunjang pemerintahan di bidang kesatuan bangsa yang meliputi pemantapan kesatuan bangsa, pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia, serta hubungan antar lembaga. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Kesbang Kotamadya mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang ketahanan bangsa, wawasan kebangsaan, pembauran bangsa, dan pemantapan nilai-nilai kepahlawanan; b. fasilitasi penyelenggaraan pengembangan sistem politik; c. fasilitasi penyelenggaraan pendidikan politik; d. pelaksanaan sosialisasi kebijakan di bidang politik; e. fasilitasi hubungan Pemerintah Kotamadya dengan lembaga Dewan Kota dan Dewan Kelurahan; f. fasilitasi hubungan partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat; g. fasilitasi penyelesaian perselisihan di masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan;
15 h. fasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum; i. pelaksanaan sosialisasi penegakan hak asasi manusia; j. pengkoordinasian dan mediasi penyaluran aspirasi masyarakat; k. fasilitasi dan pelaksanaan administrasi pengggantian antar waktu anggota Dewan Kota dan Dewan Kelurahan; 1. evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa; m. pengelolaan dukungan teknis dan administratif. Pasal 23 (1) Badan Kesbang Kotamadya terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pemantapan Kesatuan Bangsa; c. Seksi Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia; d. Seksi Hubungan Antara Lembaga. (2) Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan setiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan Kesbang Kotamadya. Pasal 24 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. melaksanakan urusan administrasi dan surat menyurat; b. melaksanakan urusan kepegawaian; c. melaksanakan urusan keuangan; d. melaksanakan urusan perlengkapan; e. melaksanakan urusan rumah tangga; f. menghimpun dan menyusun laporan kegiatan. (2) Seksi Pemantapan Kesatuan Bangsa mempunyai tugas : a. menyusun rencana pelaksanaan peningkatan ketahanan bangsa, pemantapan wawasan kebangsaan, pembauran bangsa, dan nilai-nilai kepahlawanan serta kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/etnis; b. memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan di bidang ketahanan bangsa, wawasan kebangsaan, pembauran bangsa, dan nilai-nilai kepahlawanan serta kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok suku/etnis; c. memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan kewaspadaan dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa;
16 d. melakukan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa. e. memfasilitasi peningkatan intensitas komunikasi dan kerjasama antara lembaga pemerintah daerah dan forum komunikasi umat beragama dan kelompok suku/ etnis. (3) Seksi Pengembangan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas : a. menyusun rencana pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum, sosialisasi kebijakan politik, penyaluran aspirasi masyarakat serta sosialisasi dan penegakan hak asasi manusia; b. melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penyelenggara pemilihan umum; c. menghimpun, memelihara dan menggunakan data dan dokumen pemilihan umum sebagai dokumen negara; d. memfasilitasi dan sosialisasi kebijakan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman hak dan kewajiban politik setiap warga negara; e. memfasilitasi dan mediasi penyaluran aspirasi masyarakat dalam rangka mewujudkan komunikasi, pendidikan politik, dan pembelajaran demokrasi; f. memfasilitasi dan sosialisasi hak asasi manusia; g. melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka pengembangan demokrasi dan hak asasi manusia. (4) Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas : a. menyusun rencana pelaksanaan hubungan Pemerintah Kotamadya dengan lembaga Dewan Kota dan Dewan Kelurahan, partai politik, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, dan penanganan perselisihan serta pemantauan kerawanan sosial; b. melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Kotamadya dengan lembaga Dewan Kota dan Dewan Kelurahan dalam rangka mewujudkan keterkaitan yang kuat dan meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga yang bersangkutan dalam menjalankan peran, fungsi dan tugasnya serta memantapkan mekanisme pelaksanaannya; c. memfasilitasi pelaksanaan administrasi proses penggantian antar waktu Anggota Dewan Kota dan Dewan Kelurahan; d. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan partai politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka meningkatkan institusi politik demokrasi dalam menjalankan peran, fungsi dan tugasnya serta menyeimbangkan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah dan masyarakat;
17 e. memfasilitasi kemandirian partai politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat sebagai wadah kebebasan berserikat dan berkumpul setiap warganegara sesuai dengan aspirasi dan kepentingan politiknya; f. menghimpun dan menyusun keberadaan, jumlah dan kegiatan partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat; g. melakukan koordinasi, kerjasama dan mediasi dalam rangka penyelesaian perselisihan di masyarakat yang mengganggu persatuan dan kesatuan, serta melokalisasi meluasnya konflik; h. melakukan pemantauan dan menghimpun data kerawanan sosial serta mengadakan analisis guna perumusan kebijakan dan tindakan penanganannya. Bagian Kesembilan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 25 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi badan kesatuan bangsa sesuai dengan keahliannya masingmasing; (2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (3) Sesuai dengan kebutuhan kelompok jabatan fungsional dapat dibagikan kedalam sub-sub kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. (4) Jumlah subkelompok maupun tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan,sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 26 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Badan Kesbang menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi terkait yang berhubungan dengan fungsinya. (2) Kepala Badan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan Badan Kesbang maupun hubungan dengan instansi lain baik pemerintah maupun swasta.
18 Pasal 27 (1) Tiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Kesbang wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langlah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas. (3) Tiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 28 Kepegawaian Badan Kesbang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KEUANGAN Pasal 29 Keuangan untuk pembiayaan kegiatan Badan Kesbang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan berlakunya keputusan ini, maka ketentuan pelaksanaan yang mengatur mengenai organisasi dan tata kerja Direktorat Sosial Politik dinyatakan tidak berlaku lagi.
19 Pasal 31 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2002 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA, H. FAUZIBOWO NIP
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 31 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 86 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN: 2002 NOMOR: 52 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 36 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 36 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG
DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUBANG
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Kantor Kesatuan Bangsa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG
NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL T E N T A N G
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 45 TAHUN 2011 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 111 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENERANGAN JALAN UMUM DAN SARANA JARINGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MADIUN
PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN Dl LINGKUNGAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 38 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Daerah
Lebih terperinciWALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,
SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 25 TAHUN
SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO
PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH
DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Page 1 of 9 NO.14.2003 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemerintah Daerah Provinsi. Kabupaten. Kota. Desentralisasi. Dekosentralisasi. Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. (Penjelasan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA
SALINAN NOMOR 30/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
Lebih terperinciGubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN
BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BELITUNG
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN POLISI PAMONG PRAJA
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN
Lebih terperinciBUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,
BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 19 2000 SERI. D PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 14 TAHUN 2000 T E N T A N G SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 20 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BLITAR
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan
Lebih terperinciZâuxÜÇâÜ cüéñ Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt
ZâuxÜÇâÜ cüéñ Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt PERATURAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA PROPINSI
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat
Lebih terperinciBupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008
Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA MALANG
S A L I N A N NOMOR 03/D, 2004 PEMERINTAH KOTA MALANG PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN DAN KANTOR SEBAGAI
Lebih terperinci-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.
SALINAN SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN KENDAL
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 104 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN
Lebih terperinciBUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH
DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KECAMATAN
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciGUBERNUR BALI, Mengingat
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008
No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI,
Lebih terperinciGubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang
Lebih terperinciG U B E R N U R SUMATERA BARAT
No. Urut: 23, 2015 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci