Laporan ugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences DAFAR PUSAKA Budiono, Bambang, Diktat Kuliah Struktur Beton I, Penerbit IB, Bandung, 1998. Budiono, Bambang, Diktat Kuliah Analisa Struktur. Moestopo, Muslinang, Diktat Kuliah Struktur Baja I. P Mangkoesoebroto, Sindur, Diktat Kuliah Baja Lanjut. Bryan Stafford Smith and Alex Coull, all Building Structure Analysis And Design. A. Wiley-Interscience Publication. amboli, R. Akbar, Handbook Of Structure Steel Connection Design And Details. Mc Graw- Hill Companies. 1999. Doris Antoni (15003035) Adhika Setyo N (15003065)
Lampiran A. Administrasi Kelengkapan ugas Akhir
Lampiran B. Kriteria Desain
abel 1 Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan Kategori gedung Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran Faktor Keutamaan I 1 I 2 I 1,0 1,0 1,0 Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi. Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. 1,4 1,0 1,4 1,6 1,0 1,6 Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1,5 Catatan : Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan sebelum berlakunya Standar ini maka Faktor Keutamaam, I, dapat dikalikan 80%.
abel 3 Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum, faktor tahanan lebih struktur dan faktor tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan subsistem struktur gedung Sistem dan subsistem struktur gedung Uraian sistem pemikul beban gempa μ m R m Pers. (6) f Pers. (39) 1. Sistem dinding penumpu 1. Dinding geser beton bertulang 2,7 4,5 2,8 (Sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul 2. Dinding penumpu dengan rangka baja ringan dan 1,8 2,8 2,2 beban gravitasi secara lengkap. bresing tarik Dinding penumpu atau sistem 3. Rangka bresing di mana bresingnya memikul beban bresing memikul hampir semua gravitasi beban gravitasi. Beban lateral a.baja 2,8 4,4 2,2 dipikul dinding geser atau rangka bresing). b.beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 1,8 2,8 2,2 2. Sistem rangka gedung (Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing). 3. Sistem rangka pemikul momen (Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur) 4. Sistem ganda (erdiri dari: 1) rangka ruang yang memikul seluruh beban gravitasi; 2) pemikul beban lateral berupa dinding geser atau rangka bresing dengan rangka pemikul momen. Rangka pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurangkurangnya 25% dari seluruh beban lateral; 3) kedua sistem harus direncanakan untuk memikul secara bersama-sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan interaksi 1. Rangka bresing eksentris baja (RBE) 4,3 7,0 2,8 2. Dinding geser beton bertulang 3,3 5,5 2,8 3. Rangka bresing biasa a.baja 3,6 5,6 2,2 b.beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 3,6 5,6 2,2 4. Rangka bresing konsentrik khusus a.baja 4,1 6,4 2,2 5. Dinding geser beton bertulang berangkai daktail 6. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail penuh 7. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail parsial 1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK) 4,0 6,5 2,8 3,6 6,0 2,8 3,3 5,5 2,8 a.baja 5,2 8,5 2,8 b.beton bertulang 5,2 8,5 2,8 2. Rangka pemikul momen menengah beton (SRPMM) 3,3 5,5 2,8 3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB) a.baja 2,7 4,5 2,8 b.beton bertulang 2,1 3,5 2,8 4. Rangka batang baja pemikul momen khusus (SRBPMK) 1. Dinding geser 4,0 6,5 2,8 a.beton bertulang dengan SRPMK beton bertulang 5,2 8,5 2,8 b.beton bertulang dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8 c. Beton bertulang dengan SRPMM beton bertulang 4,0 6,5 2,8 2. RBE baja a.dengan SRPMK baja 5,2 8,5 2,8 b.dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8 3. Rangka bresing biasa a.baja dengan SRPMK baja 4,0 6,5 2,8
Sistem dan subsistem struktur gedung /sistem ganda) 5. Sistem struktur gedung kolom kantilever: (Sistem struktur yang memanfaatkan kolom kantilever untuk memikul beban lateral) 6. Sistem interaksi dinding geser dengan rangka 7. Subsistem tunggal (Subsistem struktur bidang yang membentuk struktur gedung secara keseluruhan) Uraian sistem pemikul beban gempa μ m R m Pers. (6) f Pers. (39) b.baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8 c.beton bertulang dengan SRPMK beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) d.beton bertulang dengan SRPMM beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 4. Rangka bresing konsentrik khusus 4,0 6,5 2,8 2,6 4,2 2,8 a.baja dengan SRPMK baja 4,6 7,5 2,8 b.baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8 Sistem struktur kolom kantilever 1,4 2,2 2 Beton bertulang biasa (tidak untuk Wilayah 3, 4, 5 & 6) 3,4 5,5 2,8 1. Rangka terbuka baja 5,2 8,5 2,8 2. Rangka terbuka beton bertulang 5,2 8,5 2,8 3. Rangka terbuka beton bertulang dengan balok beton pratekan (bergantung pada indeks baja total) 4. Dinding geser beton bertulang berangkai daktail penuh. 5. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail parsial 3,3 5,5 2,8 4,0 6,5 2,8 3,3 5,5 2,8
Wilayah Gempa 1 0.50 Wilayah Gempa 2 0.50 C = (anah lunak) 0.38 0.23 C = (anah sedang) C 0.20 0.13 0.10 0.08 0.05 0.04 0.20 C = (anah lunak) 0.08 C = (anah sedang) 0.05 C = (anah keras) C 0.30 0.20 0.15 0.12 0.15 C = (anah keras) 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 Wilayah Gempa 3 0.85 Wilayah Gempa 4 C 0.75 0.55 0.45 0.30 0.23 0.18 0.75 C = (anah lunak) 0.33 C = (anah sedang) 0.23 C = (anah keras) C 0.70 0.60 0.34 0.28 0.24 0.85 C = (anah lunak) 0.42 C = (anah sedang) 0.30 C = (anah keras) 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 C 0.90 0.83 0.70 Wilayah Gempa 5 0.90 C = 0.50 C = 0.35 C = (anah lunak) (anah sedang) (anah keras) C 0.95 0.90 0.83 Wilayah Gempa 6 0.95 C = 0.54 C = 0.42 C = (anah lunak) (anah sedang) (anah keras) 0.36 0.32 0.28 0.38 0.36 0.33 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 Gambar 2 Respons Spektrum Gempa Rencana
abel 8 Koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami Fundamental struktur gedung Wilayah Gempa 1 2 3 4 5 6 ζ 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15
abel 7.5-1 Perbandingan maksimum lebar terhadap tebal untuk elemen tertekan ( f y dinyatakan dalam MPa, simbol mengacu pada Gambar 7.5-1). Jenis Elemen Pelat sayap balok-i dan kanal dalam lentur Pelat sayap balok-i hibrida atau balok tersusun yang di las dalam lentur Perbandingan lebar terhadap tebal (λ) b/t b/t Perbandingan maksimum lebar terhadap tebal λ p (kompak) λ r (tak-kompak) 170 / f y [c] / f y fr 170 / f yf 370 [e] ( f yf 420 f r ) / k e [e][f] Pelat sayap dari komponenkomponen struktur tersusun dalam tekan b/t - 290 / f / [f] y k e Sayap bebas dari profil siku kembar yang menyatu pada sayap lainnya, pelat sayap dari komponen struktur kanal dalam aksial tekan, profil siku dan plat yang menyatu dengan balok atau komponen struktur tekan Sayap dari profil siku tunggal pada penyokong, sayap dari profil siku ganda dengan pelat kopel pada penyokong, elemen yang tidak diperkaku, yaitu, yang ditumpu pada salah satu sisinya b/t - 250 / b/t - 200 / f y f y Pelat badan dari profil d/t - 335 / f y
abel 7.5-1 (Lanjutan) Perbandingan maksimum lebar terhadap tebal untuk elemen tertekan ( f y dinyatakan dalam MPa, simbol mengacu pada Gambar 7.5-1). Jenis Elemen Pelat sayap dari penampang persegi panjang dan bujursangkar berongga dengan ketebalan seragam yang dibebani lentur atau tekan; pelat penutup dari pelat sayap dan pelat diafragma yang terletak di antara baut-baut atau las Bagian lebar yang tak terkekang dari pelat penutup berlubang [b] Bagian-bagian pelat badan dalam tekan akibat lentur [a] Bagian-bagian pelat badan dalam kombinasi tekan dan lentur Perbandingan lebar terhadap tebal (λ) b/t Perbandingan maksimum lebar terhadap tebal λ p (kompak) b/t - h/t w h/t w λ r (tak-kompak) 500 / f y 625/ f y 830 / f y 1.680 / f y [c] 2.550 / f y [g] Untuk [g] N u /φ b N y <0,125 [c] 2.550 0,74N u 1 1.680 2,75N u f 1 y φbn y f y φbn y Untuk N u /φ b N y >0,125 [c] 500 N u 665 2,33 f y φ bn y f y Elemen-elemen lainnya yang diperkaku dalam tekan murni; yaitu dikekang sepanjang kedua sisinya Penampang bulat berongga Pada tekan aksial b/t h/t w D/t Pada lentur [a] Untuk balok hibrida, gunakan tegangan leleh pelat sayap f yf sebagai ganti f y. [b] Ambil luas neto plat pada lubang terbesar. [c] Dianggap kapasitas rotasi inelastis sebesar 3. Untuk struktur-struktur pada zona gempa tinggi diperlukan kapasitas rotasi yang lebih besar. [d] Untuk perencanaan plastis gunakan 9.000/f y. - 665/ f y [d] - 14.800/f y 22.000/f y 62.000/f y [e] f r = tegangan tekan residual pada pelat sayap = 70 MPa untuk penampang dirol = 115 MPa untuk penampang dilas [f] ke = 4 h / tw tapi, 0,35 < k e < 0,763 [g] f y adalah tegangan leleh minimum.
f b f b b f h c f h f w h h c b b h h Gambar 7.5-1 Simbol untuk beberapa variabel penampang. Gambar 7.6-1 Nilai k c untuk kolom dengan ujung-ujung yang ideal.
Gambar 7.6-2 (a) Nilai k c untuk komponen struktur tak bergoyang, dan (b) untuk komponen struktur bergoyang.
Profil-I dan kanal ganda abel 8.3-2 Bentang untuk pengekangan lateral Profil L p L r Profil kotak pejal atau berongga E 1,76ry dengan f y I y ry = adalah jarijari girasi terhadap sumbu A lemah JA 0,13Er y M p X1 r y + f L f X L 1 = f y π = S 2 1+ 1 X 2 f L f r EGJA 2 S X 2 = 4 GJ 2 dengan y I w adalah konstanta puntir lengkung J adalah konstanta puntir torsi JA 2 Er y M r I I w
Lampiran C 1. Sistem Pembalokan
Lampiran C 2. Perencanaan Pelat Lantai Dua Arah Metode Marcus
Lampiran C 3a. Analisa Struktur Metode Cross Balok Anak
Lampiran C 3b. Analisa Struktur Metode Cross Balok Anak Komposit
Lampiran C 4a. Analisa Struktur Metode Inflection Point
Lampiran C 4b. Analisa Struktur Metode Cross Balok Induk Komposit
Lampiran C 5. Desain Penampang Komposit
Lampiran C 6a. Desain Penampang Kolom ower
Lampiran C 6b. Desain Penampang Kolom Podium
Lampiran C 7. Pengecekan egangan Pada Penampang Shearwall.
Lampiran C 8. Pengecekan egangan Pada Penampang Corewall.
Lampiran C 9. Resume Preliminary Design
Lampiran D 1. Output Analisa Struktur ower
Lampiran D 2. Output Analisa Struktur Podium
Lampiran E 1. Denah Lantai ower Hasil Desain
Lampiran E 2. Denah Lantai Podium Hasil Desain
Lampiran E 2. Denah Lantai Podium Hasil Desain
Lampiran E 3. Perhitungan Pelat Lantai Dua Arah
Lampiran E 4. Denah Penulangan Lantai ipikal ower
Lampiran E 6. Denah Penulangan Lantai 1 Podium