Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE VARIABLE COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. MEUBEL SETIA BUDI DI SAMARINDA PERIODE TAHUN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam artian agar biaya yang dikeluarkan tidak lebih tinggi dari manfaat yang. memproyeksikan laba yang ingin dicapai.

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TELAAH PUSTAKA. (cost) dapat dipisahkan menjadi aktiva atau assets dan biaya. Biaya dianggap

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

PERAN BIAYA TENAGA KERJA SEBAGAI BAGIAN DARI UNSUR HARGA POKOK PRODUKSI. Abrar Oemar *)

Halimatus Solehah 1. Kata Kunci : Harga Pokok Produksi dan Metode Full Costing

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN BERAS PADA PT BAROKAH MAKMUR, KEC. SAMBOJA, KAB. KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

ANALISIS METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SULTAN ISKANDAR STIE YPUP MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : 187-200 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA MOULDING KARYA MUKTI SAMARINDA Mochammad Anshar Hawari Rifqi 1 Abstrak Dalam penetapan harga pokok produksi pada produksi kusen, pintu, dan jendela yang dilakukan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda masih sederhana yaitu hanya melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja dibagi dengan jumlah unit harga yang dihasilkan. Hal ini belum sesuai dengan teori akuntansi biaya yang dikemukakan Mulyadi (2005 : 17) yaitu semua unsur biaya berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus diperhitungkan secara benar. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui harga pokok produksi, laba usaha, dan laba kotor dari Moulding Karya Mukti Samarinda. Dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha ada dua metode yang dapat digunakan yaitu metode full costing yang memperhitungkan semua unsur biaya baik tetap maupun variabel dan variabel costing yang hanya memperhitungkan unsur biaya variabel saja serta laba kotor dapat diketahui dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan. Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052 dan variabel costing sebesar Rp1.805.301 serta harga pokok produksi persatuan terkecil terdapat pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp384.487 dan variabel costing Rp331.900. Dengan menggunakan laporan laba usaha berdasarkan konsep metode full costing sebesar Rp47.980.100 dan variabel costing sebesar Rp56.780.100 serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada produksi persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing Rp415.513 dan variabel costing Rp468.100. Dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan dapat diketahui laba kotor sebesar Rp58.059.773. Saran bagi Moulding Karya Mukti Samarinda hendaknya dapat menggunakan konsep metode full costing dan variabel costing dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha serta menggunakan kartu harga pokok pesanan untuk mengetahui laba kotor. Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing Pendahuluan Salah satu tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan cara mencapai target penjualan maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap aktivitas usaha. Oleh karena itu 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:anhar_hayay@yahoo.com

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 diperlukan pula keahlian manajemen perusahaan dalam membuat keputusan untuk mengelola perusahaan agar dapat menekan biaya seefisien mungkin dan menjual produknya dengan harga yang wajar, terutama dalam mengatur dan mengawasi pengeluaran-pengeluaran biaya yang digunakan dalam memproduksi. Dalam kegiatan akuntansi, masalah-masalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang tidak terlepas dari operasi suatu perusahaan. Biaya-biaya tersebut dikumpulkan pada bagian-bagian produksi selama periode tertentu. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi tersebut merupakan biaya produksi. Biaya-biaya produksi yang dikumpulkan tersebut dijumlahkan perusahaan sehingga membentuk harga pokok produksi. Penggunaan kayu saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menghasilkan berbagai macam produk yang berguna bagi manusia. Sehingga perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan produksi barang dan jasa berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing dan memperoleh keuntungan yang merupakan tujuan dari tiap-tiap badan usaha. Moulding merupakan industri sekunder atau lanjutan dari kayu bulat setelah dilakukan pemotongan atau pembelahan sehingga berbentuk balok dan papan dengan ukuran-ukuran tertentu. Produk-produk moulding sudah banyak dikenal masyarakat sebagai bahan untuk konstruksi gedung maupun rumah yang berupa kusen, pintu, dan jendela. Moulding Karya Mukti Samarinda merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi moulding di samarinda. Produk yang dihasilkan yaitu berupa kusen, pintu, dan jendela. Kegiatan produksi moulding adalah memproduksi suatu produk dengan berdasarkan pesanan. Salah satu tujuan utama perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda adalah untuk memperoleh laba dengan cara mencapai target penjualan yang telah direncanakan. Berdasarkan keterangan dari nara sumber dan data yang diperoleh menerangkan bahwa penentuan harga jual pada masing-masing produk yang ditetapkan oleh Moulding Karya Mukti Samarinda berdasarkan harga jual para pesaingnya. Dimana dengan adanya prinsip perusahaan yaitu kepercayaan, pelayanan cepat, dan kualitas bahan baku yang baik, perusahaan ini yakin bahwa Moulding Karya Mukti Samarinda akan mampu bersaing dengan perusahaanperusahaan sejenis yang ada di sekitarnya. Didalam menentukan harga jual suatu produk, maka perusahaan perlu melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksinya, pada kenyataannya peneliti menemukan bahwa perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dalam menentukan harga pokok produksi dan harga jual masih sederhana, yang hanya melihat dari harga bahan baku dan upah pekerja kemudian dibagi dengan unit harga yang dihasilkan. Hal ini tentu belum sesuai dengan perhitungan harga pokok produksi yang sebenarnya yaitu di dalam penentuan harga pokok produksi itu sendiri terdiri dari tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 188

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menentukan harga pokok produksi berdasarkan kartu harga pokok pesanan, yaitu metode full costing yang tidak membedakan antara biaya yang sifatnya variabel dengan bersifat tetap, sehingga metode full costing disebut juga dengan absorption costing (biaya serapan) dan variabel costing hanya menggunakan biaya variabel saja. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Full Costing dan Variabel Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Akuntansi Menurut Munawir (2000 : 5) mengatakan bahwa, akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari pada peristiwaperistiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, sistem operasi serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul. Menurut Suwarjono (1997 : 5) adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasikan hasil proses tersebut. Pengertian Akuntansi Biaya Halim (1999 : 3) mengemukakan bahwa, akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi (atau dijual dipasar) baik untuk memenuhi pesanan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual. Menurut Supriyono (1999 : 18) bahwa akuntansi biaya memiliki tujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagaitujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Pengertian Biaya Menurut Ardiyos biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur oleh satuan uang yang telah teruji atau munkin terjadi dalam mencapai tujuan. Menurut Mulyadi (2005 : 8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2009 : 13) ada lima cara penggolongan biaya antara lain : 1. Menurut objek pengeluaran dalam perusahaan Dalam penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. 189

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 2. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan Dimana dalam perusahaan manufaktur terdapat fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. 3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya karena adanya suatu yang dibiayai biaya produksi langsung terjadi dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost). 4. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi : a. Biaya tetap (fixed cost) Pada umumnya jika biaya tetap mempunyai proporsi tinggi bila dibandingkan biaya variabel, kemampuan manajemen dalam menghadapi perubahan-perubahan kondisi ekonomi jangka pendek akan berkurang. b. Biaya variabel (variabel cost) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel. c. Biaya semi variabel (semi variabel cost) Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. d. Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubahan dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Menurut jangka waktu manfaatnya Biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun). b. Pengeluaran pendapatan (revenue espenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Penentuan Pola Perilaku Biaya Menurut Mulyadi (2005 : 465) Ada tiga metode untuk memperkirakan fungsi biaya dengan pendekatan historis yaitu : 1. Metode titik tertinggi dan terendah (high dan low point method) 2. Metoda biaya berjaga (standby cost method) 3. Metode kuadrat terkecil (least-square method) 190

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) Metode Harga Pokok Produksi Menurut Hernanto (1992 : 45) harga pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat memproduksi dan melekat pada produknya. Harga pokok produksi terdiri dari elemen biaya produksi yaitu 1. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai didalam pengolahan produk. 2. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. 3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun cara yang dapat digunakan dalam menghitung harga pokok produksi yaitu : 1. Metode harga pokok full costing. Menurut Mulyadi (2005 : 17) Full Costing merupakan penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap. 2. Metode harga pokok variabel costing Menurut Mulyadi (2005 : 122) variabel costing adalah metode penentuan biaya yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. 3. Metode Harga Pokok Pesanan Siswanto (2001 : 6) menyatakan metode harga pokok pesanan adalah suatu cara menentukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya tenga kerja langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan dibebankan secara seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan. Definisi Konsepsional Harga Pokok Produksi Merupakan jumlah dari biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penentuan harga pokok yang tepat bagi perusahaan akan mempengaruhi penentuan laba yang layak bagi perusahaan. Metode Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). 191

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 Metode Variabel Costing Mulyadi (2005 : 17) menyatakan, variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Harga Pokok Pesanan Siswanto (2001 : 6) menyatakan, metode harga pokok pesanan adalah suatu cara menetukan harga pokok produk dimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi langsung dikumpulkan dan dibebankan secara seksama kepada setiap pemesanan yang dihasilkan. Dengan demikian perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengumpulkan biaya-biaya produksi berdasarkan pesanan-pesanan yang diterima. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan data berupa data kuantitatif dan rumus statistik dalam mengumpulkan data dan menafsirkan hasil penelitian. Definisi Operasional 1. Metode full costing merupakan penentuan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap, maupun variabel terhadap produk yang dihasilkan. 2. Metode variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok variabel terhadap produk pintu oleh Moulding Karya Mukti Samarinda memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 3. Harga pokok produksi merupakan jumlah biaya keseluruhan dalam memproduksi suatu barang yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Teknik Pengumpulan Data Adapun langkah dan cara untuk mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan (observasi) 2. Wawancara (interview) 3. Studi pustaka 4. Studi dokumen Dengan cara tersebut penulis mendapatkan data melalui pengamatan langsung kelapangan untuk mendapatkan data lengkap dan mengadakan tanya jawab langsung pada pimpinan Moulding Karya Mukti Samarinda yang 192

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) berhubungan dengan masalah-masalah mengenai sistem pembiayaan dan pengerjaan terhadap produksi tersebut serta masalah terkait lainnya yang belum penulis ketahui. Teknik Analisis Data Sehubungan dengan judul yang penulis kemukakan pada laporan ini yaitu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi, maka dalam bagian ini penulis menyajikan alat analisis yang digunakan yaitu berupa perhitungan harga pokok produksi, tarif overhead pabrik atas dasar penggunaan bahan baku yang digunakan. Tarif Biaya Overhead Pabrik Mulyadi (2005 : 200 ) menyatakan bahwa ketika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk membebankan dan memisahkan biaya overhead pabrik kepada produk adalah biaya bahan baku. Sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut. Rumusan Perhitungan Harga Pokok Produksi Setelah diketahui biaya overhead pabrik kemudian dilakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan konsep metode full costing dan variabel costing sebagaimana dapat dilihat pada rumus berikut. 1. Rumusan perhitungan harga pokok produksi full costing Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Harga pokok produksi xxx (Mulyadi, 2005 : 17) 2. Rumusan perhitungan harga pokok produksi variabel costing Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langusng xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Harga pokok produksi xxx (Mulyadi, 2005 : 18) Laporan Laba Usaha Adapun bentuk laporan laba rugi dengan metode full costing maupun variabel costing menurut Mulyadi (2005 : 124) adalah sebagai berikut. 1. Metode Full Costing Laporan laba usaha berdasarkan metode full costing menitik beratkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan (functional-cost classification). Laporan 193

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 laba usaha tersebut menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. 2. Metode Variabel Costing Laporan laba usaha berdasarkan metode variabel costing lebih menitik beratkan pada penyajian biaya sesuai dalam perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan (classifification by cost behavior). Kartu Harga Pokok Pesanan Menurut Sunarto (2002 : 54) menyatakan kartu harga pokok pesanan merupakan ringkasan jumlah bahan baku langsung, upah tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pesanan yang diproses. Kartu harga pokok pesanan didesain untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dan tidak menutup kemungkinan setiap bentuk kartu harag pokok pesanan akan berbeda-beda sesuai dengan keinginan atau kebutuhan manajemen. Hasil Penelitian Hasil Penjualan Hasil penjualan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 yang dilakukan perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda sebagaimana berikut : Bulan Produk (Rp) Kusen Pintu Jendela Jumlah (Rp) Januari 2014 10.950.000 28.450.000 10.650.000 50.050.000 Februari 2014 20.880.000 29.100.000 8.700.000 58.680.000 Maret 2014 9.570.000 20.850.000 5.300.000 35.720.000 Total 41.400.000 78.400.000 24.650.000 144.450.000 Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku yang digunakan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 oleh Moulding Karya Mukti Samarinda dapat dilihat pada tabel berikut : Produk Ukuran Jumlah Pesanan Total Biaya (Rp) Kusen 1 m 552 23.594.000 70 x 2 m 36 7.740.000 Pintu 82 x 2 m 52 13.520.000 90 x 2 m 6 1.686.000 40 x 120 cm 12 1.717.200 Jendela 60 x 120 cm 35 5.148.500 60 x 140 cm 22 3.544.200 Total Penggunaan Bahan Baku 56.949.900 Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda 194

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut : No Produk Ukuran Upah Tenaga Jumlah Kerja (Rp) Pesanan Jumlah (Rp) 1 Kusen 1 meter 7.000 552 3.864.000 70 x 2 m 100.000 36 3.600.000 2 Pintu 82 x 2 m 110.000 52 5.720.000 90 x 2 m 120.000 6 720.000 40 x 120 cm 35.000 12 420.000 3 Jendela 60 x 120 cm 40.000 35 1.400.000 60 x 140 cm 45.000 22 990.000 Total Biaya Tenaga Kerja 16.714.000 Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda pada periode Januari,Februari,dan Maret 2014 adalah sebagai berikut : No Keterangan Biaya (Rp) Tetap Variabel Jumlah (Rp) 1 Biaya Listrik 2.787.000 4.353.000 7.140.000 2 Bahan Bakar - 123.500 123.500 3 Biaya Sewa 7.500.000-7.500.000 4 Biaya Perawatan Mesin 2.100.000-2.100.000 5 Biaya Penyusutan 1.542.500-1.542.500 Total Biaya overhead pabrik 13.929.500 4.476.500 18.406.000 Sumber : Moulding Karya Mukti Samarinda Analisis dan Pembahasan BOP Per Produk Dalam perhitungan harga pokok produksi, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tarif biaya overhead pabrik terlebih dengan berdasarkan bahan baku yang digunakan, sebagaimana berikut. 2) BOP Tetap Dan BOP Variabel 195

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 (1) BOP Kusen (a) BOP Tetap = Rp23.594.000 x 24,46 % = Rp5.770.908 (b) BOP Variabel = 23.594.000 x 7,86 % = Rp1.854.587 (2) BOP Pintu (a) BOP Tetap Pintu Uk.70 x 2 m = Rp7.740.000 x 24,46% = Rp1.893.143 Pintu Uk.82 x 2 m = Rp13.530.000 x 24,46% = Rp3.306.886 Pintu Uk.90 x 2 m = Rp1.686.000 x 24,46% = Rp412.382 (b) BOP Variabel Pintu 70 x 2 m = Rp7.740.000 x 7,86 % = Rp608.396 Pintu 82 x 2 m = Rp13.530.000 x 7,86 % = Rp1.062.728 Pintu 90 x 2 m = Rp1.686.000 x 7,86 % = Rp132.527 (3) BOP Jendela (a) BOP Tetap Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 24,46% = Rp420.014 Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 24,46% = Rp1.259.283 Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 24,46% = Rp866.844 (b) BOP Variabel Jendela 40x120cm = Rp1.717.200 x 7,86% = Rp134.979 Jendela 60x120cm = Rp5.148.500 x 7,86% = Rp404.694 Jendela 60x140cm = Rp3.544.200 x 7,86% = Rp278.589 Perhitungan harga pokok produksi Berikut merupakan perhitungan harga pokok produksi dengan berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana pada tabel berikut : Elemen Biaya Kusen (Rp) Pintu (Rp) Jendela (Rp) Total Biaya 522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm (Rp) Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900 Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000 Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500 Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500 Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400 Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900 Sumber : Data diolah 196

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) Perbandingan harga pokok produksi Perbandingan harga pokok produksi berikut ini merupakan hasil analisis yang dilakukan terhadap masing-masing produk yang dihasilkan sebagaimana pada tabel berikut : Elemen Biaya Kusen (Rp) Pintu (Rp) Jendela (Rp) Total Biaya 522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm (Rp) Bahan baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900 Tenaga kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000 Overhead pabrik variabel 1.854.587 608.396 1.062.728 132.527 134.979 404.694 278.589 4.476.500 Overhead pabrik tetap 5.770.908 1.893.143 3.306.886 412.382 420.014 1.259.283 866.884 13.929.500 Total Hpp Variabel Costing 29.312.587 11.948.396 20.302.728 2.538.527 2.272.179 6.953.194 4.812.789 78.140.400 Total Hpp Full Costing 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 92.069.900 Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22 Hpp Variabel Costing / Satuan 53.103 331.900 390.437 423.088 189.348 198.663 218.763 1.805.301 Hpp Full Costing / Satuan 63.557 384.487 454.031 491.818 224.349 234.642 258.167 2.111.052 Harga Jual 75.000 800.000 850.000 900.000 300.000 350.000 400.000 Laba Variabel Costing / satuan 21.897 468.100 459.563 476.912 110.652 151.337 181.237 1.869.699 Laba Full Costing / satuan 11.443 415.513 395.969 408.182 75.651 115.358 141.833 1.563.948 Sumber : Data diolah Laporan laba usaha 1) Metode Full Costing Moulding Karya Mukti Samarinda Laporan Laba Usaha Metode Full Costing Periode Januari, Februari, dan Maret 2014 Hasil Penjualan Kusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000 ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000 Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 + Total Penjualan Rp 144.450.000 Biaya Variabel : Persediaan Awal Rp - Harga Pokok Produksi Rp 92.069.900 + Persediaan Siap Dijual Rp 92.069.900 Persediaan Akhir Rp - - Beban Pokok Penjualan Rp 92.069.900 - Laba Kotor Rp 52.380.100 Beban Usaha Biaya Angkut Penjualan Rp 4.400.000 + Total Beban Usaha Rp 4.400.000 - Laba Usaha Rp 47.980.100 197

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 2) Metode Variabel Costing Moulding Karya Mukti Samarinda Laporan Laba Usaha Metode Variabel Costing Periode Januari, Februari, dan Maret 2014 Hasil Penjualan Kusen per meter = 552 meter x @ Rp 75.000 = Rp 41.400.000 Pintu ukuran 70 x 2 m = 36 unit x @ Rp 800.000 = Rp 28.800.000 ukuran 82 x 2 m = 52 unit x @ Rp 850.000 = Rp 44.200.000 ukuran 90 x 2 m = 6 unit x @ Rp 900.000 = Rp 5.400.000 Jendela ukuran 40 x 120 cm = 12 unit x @ Rp 300.000 = Rp 3.600.000 ukuran 60 x 120 cm = 35 unit x @ Rp 350.000 = Rp 12.250.000 ukuran 60 x 140 cm = 22 unit x @ Rp 400.000 = Rp 8.800.000 + Total Penjualan Rp 144.450.000 Biaya Variabel : Persediaan Awal Rp - Harga Pokok Produksi Rp 78.140.400 + Persediaan Siap dijual Rp 78.140.400 Persediaan Akhir Rp - - Beban Pokok Penjualan Variabel Rp 78.140.400 Biaya Angkut Penjualan Variabel Rp 4.400.000 - Total Biaya Variabel Rp 73.740.400 - Margin Kontribusi Rp 70.709.600 Biaya Overhead Pabrik Tetap : Biaya Listrik Rp 2.787.000 Biaya Sewa Rp 7.500.000 Biaya Perawatan Mesin Rp 2.100.000 Biaya Penyusutan Mesin Rp 1.542.500 + Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 13.929.500 + Total Beban Usaha Rp 13.929.500 - Laba Usaha Rp 56.780.100 Harga pokok pesanan Elemen Biaya Kusen (Rp) Pintu (Rp) Jendela (Rp) Total Biaya 522 m 70 x 2 m 82 x 2 m 90 x 2 m 40 x 120 cm 60 x 120 cm 60 x 140 cm (Rp) Biaya Bahan Baku 23.594.000 7.740.000 13.520.000 1.686.000 1.717.200 5.148.500 3.544.200 56.949.900 Biaya Tenaga Kerja 3.864.000 3.600.000 5.720.000 720.000 420.000 1.400.000 990.000 16.714.000 Biaya Overhead Pabrik 7.625.495 2.501.540 4.369.615 544.909 554.993 1.663.976 1.145.473 18.406.000 BOP Persatuan 13.814 69.487 84.031 90.818 46.249 47.542 52.067 404.009 Jumlah Penjualan 41.400.000 28.800.000 44.200.000 5.400.000 3.600.000 12.250.000 8.800.000 144.450.000 Jumlah Pesanan 552 36 52 6 12 35 22 Harga Pokok Produksi 35.083.495 13.841.540 23.609.615 2.950.909 2.692.193 8.212.476 5.679.673 86.390.227 Laba Kotor 6.316.505 14.958.460 20.590.385 2.449.091 907.807 4.037.524 3.120.327 58.059.773 Sumber : Data diolah 198

Harga Pokok Produksi Pada Usaha Moulding Karya Mukti Samarinda (Anshar) Penutup Dengan menggunakan konsep metode full costing dapat diketahui total harga pokok produksi persatuan sebesar Rp2.111.052,- dan dengan metode variabel costing sebesar Rp1.805.301,- serta harga pokok produksi persatuan yang terkecil terdapat pada produksi pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing adalah Rp384.487 dan variabel costing Rp331.900,-. Dengan menggunakan laporan laba usaha berdasarkan konsep metode full costing dapat diketahui laba usaha yang diperoleh Moulding Karya Mukti Samarinda pada periode Januari, Februari, dan Maret 2014 sebesar Rp47.980.100,- dan dengan menggunakan konsep metode variabel costing sebesar Rp56.780.100,- serta kontribusi laba yang tinggi diberikan pada produksi persatuan pintu ukuran 70 x 2 m berdasarkan metode full costing adalah Rp415.513,- dan variabel costing Rp468.100,-. Dengan menggunakan kartu harga pokok pesanan dapat diketahui laba kotor yang diperoleh Moulding Karya Mukti Samarinda periode Januari, Februari, dan Maret 2014 adalah sebesar Rp58.059.773,-. Diharapkan perusahaan Moulding Karya Mukti Samarinda dapat menggunakan metode full costing dan variabel costing dalam menentukan harga pokok produksi dan laba usaha serta kartu harga pokok pesanan untuk mengetahui laba kotor. Selanjutnya perusahaan perlu melakukan pencatatan atau pembukuan pada setiap transaksi yang terjadi, sehingga memudahkan perusahaan menganalisis pemasukan dan pengeluaran dalam perusahaan. Penetapan harga jual perusahaan sebaiknya tidak hanya melihat dari perusahaan pesaing di sekitarnya, namun perusahaan juga perlu melakukan perhitungan harga pokok produksinya agar dapat menetapkan harga jual yang tepat dan wajar. Dari perhitungan harga pokok produksi yang masih sederhana diharapkan perusahaan menentukan harga pokok produksi dengan menambahkan biaya overhead pabrik didalamnya. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini misalnya penerapan manajemen biaya dalam rangka efisiensi biaya produksi yang dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik serta dalam penentuan harga jual yang wajar sehingga dapat terus bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang berada disekitarnya. Daftar Pustaka Ardiyos, 2004, Kamus Besar Akuntansi. Halim, Abdul MBA, Ak, Drs, 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Hernanto, 1992. Pengantar Akuntansi Biaya, Erlangga, Jakarta. Jusup, AL. Haryono, 2001. Dasar-Dasar Akuntansi, STIE, Yogyakarta. Maher dan Deakin, ddk, 1996. Akuntansi Biaya, Edisi 4, Erlangga, Yogyakarta. 199

ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: 187-200 Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, Edisi 5, BPEF STIE YPKPN, Yogyakarta. Munawir, S, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta. Nafarin, 2004. Akuntansi Biaya, Penerbit Erlangga, Jakarta. Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, BPFE STIE YPKPN, Yogyakarta. Siswanto, Muhadi Joko, 2001. Akuntansi Biaya 1, Anggota IKAPI, Karnisius, Yogyakarta. Sulistiningsih dan Zulkifli, 1999. Akuntansi Biaya, Unit Penerbit dan Percetakan UPP_AMP YKPN, Yogyakarta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 200