USAHA PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA SUMBER DAYA MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. tercatat terus melorot, dalam beberapa tahun terakhir ini. Indonesia menduduki peringkat ke-

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha manusia. Selama hampir satu abad, upaya peningkatan Produktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PENTINGNYA ASPEK SOFT SKILLS

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan rumah sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat modern, industri memiliki peran penting dalam memproduksi barang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional pada era reformasi dewasa. ini, merupakan momentum yang sangat penting dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor terpenting yang dimiliki perusahaan yang berhasil dan mampu

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Manusia menjadi penentu dan penggerak jalannya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah tercapainya produktivitas tenaga kerja yang baik. operasional perusahaan, bukan hanya perusahaan besar saja tetapi bagi

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

Dewasa ini terjadi perubahan yang signifikan dalam lingkungan. bisnis. Seperti globalisasi, kemajuan teknologi, dan telekomunikasi, serta

Pendidikan Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kota kota lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMBERIAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

JADUAL PELAKSANAAN DAN RINCIAN BIAYA PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, dengan tahapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam perusahaan, apapun jenis organisasi yang dilakukan oleh

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan memerlukan apa yang berkaitan dengan usaha-usaha. untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

Transkripsi:

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 1.. USAHA PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA SUMBER DAYA MANUSIA Oleh : Wahyono ) Produktivitas adalah ukuran efisiensi dari modal, material, teknologi, sumber daya manusia dan informasi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa secara ekonomis. Peningkatan produktivitas kerja secara optimal dari sumber daya manusia perlu ditekankan adalah pandangan hidup dan budaya dengan sikap mental etos kerja tinggi (memuliakan kerja) dan perluasan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia. Upaya peningkatan produktivitas kerja ini harus dilaksanakan perusahaan secara bertahap dan berkesinambungan. Upaya ini merupakan perjalanan yang panjang tahap akhir yang harus terus berlangsung secara konsisten sepanjang hidup perusahaan. Kata Kunci : Produktivitas, Sumber Daya Manusia A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini kita berada dalam situasi ekonomi yang mengalami perubahan cepat dan persaingan yang semakin ketat. Dengan telah disepakatinya perjanjian pembentukan Word Trade Organization (WTO) berarti seluruh perjanjian dan keputusan yang telah dihasilkan telah menjadi hukum Internasional. Salah satu perjanjian yang dihasilkan adalah Perjanjian Umum Perdagangan dan Jasa (GATS). Disamping itu lahirnya deklarasi Bogor sebagai hasil kesepakatan dari pertemuan para pemimpin ekonomi APEC pada akhir tahun 1994 dan berlakunya perjanjian perdagangan regional seperti AFTA dan NAFTA diperkirakan akan membawa arah perdaganagan dan infestasi dunia menjadi lebih terbuka. Dibidang Perekonomian, sistem globalisasi mengakibatkan aktivitas ekonomi di dalam negeri terjadi terintegrasi dengan aktivitas ekonomi dari negara lain. Dimana tidak satupun negara yang dapat menolak atau menghindar globalisasi yang senantiasa memerlukan kemampuan kompetitif yang sangat tinggi. Menghadapi perkembangan tersebut salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dan harus di garisbawahi adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menitikberatkan kepada tingkat produktivitasnya. Kualitas sumber daya manusia adalah merupakan asset terpenting dalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Kualitas Sumber daya manusia sangat ditentukan oleh pengembangan kemampuannya baik dari segi pengetahuan, sikap, keterampilan, kerja sama dalam tim, pemecahan masalah dan semangat kerja yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja yang lebih tinggi Produktivitas yang tinggi adalah sasaran manajemen, bukan dari tenaga kerja secara individual, oleh karena itu perlu dibangun hubungan timbal balik antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan para pekerja. Dalam situasi kerja setiap harinya diharapkan bahwa karyawan akan menghasilkan produktivitas sesuai dengan harapan dari perusahaan. Sebaliknya karyawan akan mengharapakan agar perusahaan mampu memberikan dan mempertahankan motivasi kerja dari karyawannya yang cukup tinggi. Sehingga dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan titik temu antara harapan dari perusahaan dengan harapan dari karyawannya, dimana setiap karyawan harus menyadari bahwa mereka itu adalah merupakan bagian dari sebuah tim kerja yang secara bersama sama melakukan kegiatan untuk mencapai sasaran dari suatu perusahaan. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi ini harus diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Kualitas sumber daya manusia adalah satu faktor yang sangat penting pada setiap karyawan baik kemampuan fisik maupun mentalnya akan sangat besar perannya bagi tingkat produktivitasnya. ) Dosen AMIK JTC Semarang

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 2.. B. PRODUKTIVITAS Produktivitas adalah suatu bilangan rata rata yang mengungkapkan hasil bagi antara angka keluaran dan angka masukan total dari beberapa kategori barang dan jasa, seperti biaya tenaga kerja dan bahan baku. Setiap bentuk masukan bila dikualisifikasi dapat digunakan sebagai faktor penyebut / pembagi pada nilai produktivitas. Atas dasar nilai tersebut kita dapat berbicara mengenai produktivitas lahan, produktivitas modal, produktivitas tenaga kerja dan lain sebagainya. Sampai sekarang tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas, karena 1). Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, dan 2). Masukan pada sumber daya manusia lebih mudah dihitung dari pada masukan pada sumber daya lainnya. Secara teknis produktivitas adalah ukuran efisiensi dari modal, material, teknologi, sumber daya manusia dan informasi yang dipergunakan untuk memproduksi barang dan jasa secara ekonomis. Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena peralatan produksi, teknologi serta sistem manajerial, pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Banyak konsep konsep prosuktivitas, menurut David Mc. Clelland dalam bukunya Motivating Economic Achievement bahwa yang membuat orang berprestasi tinggi dalam bekerja adalah situasi yang bercirikan lima kondisi sebagai berikut : 1. Dimungkinkan keberhasilan usaha secara individual 2. Tingkat kesulitan tugas yang menengah (relatif tergantung individu masing-masing) 3. Umpan balik mengenai derajat keberhasilan jelas tidak meragukan 4. Diperkenankan upaya yang inovatif dalam memecahkan permasalahan. 5. Diperlukan orientasi yang tegas. ( Koes Pranowo, 1995, hal 20 ). Prestasi setiap individu harus dilihat dari segi positifnya karena hal ini cukup besar perannya didalam produktivitas kerja, oleh karenanya agar kapasitas kerja dapat dimanfaatkan secara penuh maka pemberian beban tugas ( tingkat kesulitan ) yang diberikan kepada tenaga kerja bisa disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki mereka. Produktivitas kerja secara garis besar ditentukan oleh dua faktor yang utama yaitu : Faktor teknis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kemampuan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik dengan penerapan metode kerja yang lebih efektif dan efisiensi. Faktor manusia, yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha usaha yang dilakukan oleh manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua hal pokok yaitu kemampuan tenaga kerja ( alibi ) dan motivasi kerja ( pendorong prestasi kerja ). Konsep prodiktivitas pad aprogram produktivitas Oslo 1984, dikemukakan sebagai berikut : 1. Produktivitas adalah konsep universal yang dimaksud untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan semakin sedikit sumber daya, 2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana pengembangan dan pelaksanaan cara cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas. 3. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu, teknologi dan teknik teknik manajemen, tetapi juga mengandung filosofi dan sikap yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencpai mutu kehidupan yang lebih baik. C. FAKTOR FAKTOR PENGHAMBAT PRODUKTIFITAS KERJA Kemampuan seorang pekerja untuk bekerja berawal dari pendidikan dan latihan yang dijalani. Pendidikan dan pelatihan ditambah dengan praktek yang terus menerus akan menambah kemapuan seseorang, pekerjaan akan semakin bermutu dan semakin cepat selesai, atau dengan kata lain produktivitas kerja akan semakin tinggi. Namun demikian kenyataan menunjukkan masih banyaknya faktor penghambat dalam upaya mewujudkan produktivitas kerja karyawan yang dialami oleh perusahaan perusahaan di negeri kita.

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 3.. Seperti faktor pendidikan, faktor gizi dan faktor manajerial. Adapun masing masing faktor menurut H. Kaboel Hadiwasito dijelaskan sebagai berikut : 1. Faktor Pendidikan Ditinjau dari data statistik pada tahun 2004 distribusi tenaga kerja untuk sektor non pertanian ditinjau dari segi pendidikan adalah sebagai berikut : KETERANGAN PROSENTASE Tidak pernah sekolah 11,00% Tidak tamat sekolah 21,30% Tamat Sekolah dasar 30,90% Tamat Sekolah Lanjutan Pertama 12,20% Tamat Sekolah Lanjutan Atas 20,00% Tamat Akademi / Perguruan Tinggi 4,60% Sumber : Biro Statistik, 2004 Jumlah 100% Dari data tersebut diatas dapat diartikan, bahwa secara umum dapat dikatakan kualitas sumber daya manusia Indonesia relatif sangat rendah. Jika kualitas tersebut dikaitkan dengan produktivitas, bukan suatu hal yang mengherankan jika dikatakan bahwa produktivitas akan berakibat rendahnya upah atau gaji yang diterima oleh karyawan. 2. Faktor Gizi Dengan angkatan kerja yang rendah tingkat pendidikannya dan rendah kesehatannya tidak dapat diharapkan tercipta produktivitas yang tinggi. Jika produktivitas mencerminkan tingkat pendapatan, maka akan terlihat adanya pengaruh dari produktifitas yang rendah terhadap kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penghambat pengembangan sumber daya manusia. Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan primernya seperti : pangan, sandang, dan papan serta kesehatan yang memadai. Tanpa terpenuhinya kebutuhan pokok tersebut berarti akan rendah pula tingkat gizi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan. Rangkaian tersebut akan mengakibatkan rendahnya tingkat produktifitas kerja. Oleh karena itu peningkatan produktifitas kerja karyawan melalui perbaikan kesehatan, peningkatan gizi dan ketrampilan harus terus diusahakan agar kita memiliki tenaga kerja yang produktif. 3. Faktor Manajerial Ciri yang menonjol dari organisasi jaman sekarang ialah adanya sejumlah kekuatan didalam organisasi yang langsung saling bertentangan, tuntutan ketat dari perusahaan melawan cita cita karyawan, sistem teknologi yang canggih lawan sistem sosial, proses produksi terpadu lawan harapan karyawan, tekanan biaya dan laba lawan kemajuan dan pertumbuhan pribadi, serta lain lainnya. Bagaimana para manajer dapat membuat sintetis baru dari fenomena yang saling bertentangan itu, sehingga potensi tenaga yang melekat pada organisasi dapat digerakkan, tetapi juga untuk kepentingan bawahan dan organisasi. Oleh karena itu kini diperlukan manajer yang mahir memelihara teknologi

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 4.. baru membentuk organisasi yang dinamis, membentuk pasar baru dan mengembangkan orang yang lebih produktif. Namun kini karyawan adalah orang yang berfikir, tidak lagi lembut hati, suka mementingkan diri sendiri, ingin suaranya didengar atasannya dan mereka mempunyai potensi yang besar untuk maju. Produktivitas yang tinggi dapat diharapkan dari mereka bila ditopang oleh kepemimpinan yang efisien dan efektif. Dari uraian diatas bahwa faktor manusia ( tingkat pendidikan, faktor gizi dan faktor manajerial ) akan sangat mempengaruhi usaha usaha yang dikerjakan setiap karyawan, yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. D. LANGKAH LANGKAH MENUJU PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Sebelum dijelaskan tentang langkah langkah yang dapat ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas ini, perlu diingat bahwa faktor manusia disini menjadi dasar penentuan langkah langakah yang akan dilakukan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Tujuan sebuah program peningkatan produktivitas harus mencapai perubahan yang signifikan, yaitu untuk memperoleh perbandingan yang lebih antara keluaran ( output ) dengan masukan ( input ), namun demikian tak selamanya hasil produktivitas bisa dihitung dengan rasio seperti itu dikarenakan untuk jenis input atau output tertentu ada yang bersifat abstrak yang mana sulit untuk dikonversikan dalam suatu nilai ( misalkan dirupiahkan ). Walaupun sumber masukan sulit dinilai atau diukur namun keberadaannya cukup penting dalam penentuan produktivitas kerja, faktor masukan yang demikian sering disebut sebagai masukan bayangan (invisible input). Adapun yang termasuk dalan invisible input ini antara lain adalah : 1. Tingkat Pengetahuan. 2. Kemampuan Teknis. 3. Metodologi Kerja dan Kebijaksanaan Organisasi (managerial skill). 4. Motivasi Kerja, Rasa Memiliki, Integritas dan lain lain. Hal yang pertama tama pelu dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas ini adalah mengatasi sikap Tak Peduli, baik manajer maupun karyawan. Mereka sebenarnya sama-sama memiliki kepentingan dalam peningkatan produktivitas, oleh karena itu mereka perlu komitmen bersama terhadap peningkatan produktivitas ini. Dan ini membutuhkan tindakan yang memerlukan kekuatan kepemimpinan yang besar dari manajer puncak. Selanjutnya perlu diterapkan langkah langkah yang tepat agar peningkatan produktivitas ini dapat berjalan dengan sebaik baiknya. 1. Menentukan arah peningkatan Manajemen harus menentukan arah tujuan peningkatan produktivitas yang akan dilaksanakan yang diselaraskan dengan arah jangka panjang perusahaan. Arahan tersebut harus diformulasikan kedalam rumusan kebijaksanaan. Arahan yang jelas dan tegas akan memberikan gambaran mengenai harapan kinerja manajemen, karyawan dan produk yang dihasilkan setelah program peningkatan dilaksnakan. 2. Program produktivitas Pemikiran strategi perusahaan biasanya berkisar pada produk, pemasaran, keuangan dan ketenagakerjaan. Namun didalam suatu bisnis yang penuh dengan tantangan dan persaingan yang makin tajam, ternyata tidak cukup juga hanya meletakkan strategi pada produk, pemasaran, keuangan dan ketenagakerjaan, tetapi diperlukan STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS, sebagai pilar kelima yang mengintegrasikan keseluruhan usaha untuk meningkatkan nilai tambah pada produk dan jasa perusahaan. Oleh karena itu program peningkatan produktivitas harus dimasukkan dalam strategi perusahaan.

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 5.. 3. Perubahan sikap dan kepribadian Manajemen harus dapat mendorong terbentuknya perubahan sikap dan kepribadian para eksekutif dan karyawan yang dapat menopang peningkatan produktivitas. Dalam kaitan ini manajemen hendaknya memasyarakatkan upaya peningkatan produktivitas melalui penentuan standar kerja yang tinggi, memberikan penghargaan yang layak kepada karyawan yang berprestasi, menghargai kreatifitas, kejujuran, keterbukaan, saran dan kritik yang membangun, yang dapat membantu karyawan mencapai potensi yang optimal. 4. Melaksankan program pendidikan dan pelatihan Upaya perbaikan internal ini sebaiknya dilaksanakan melalui program pendidikan dan pelatihan. Seluruh karyawan secara bertahap harus diikutsertakan dalam kegiatan program pendidikan ini yang memberikan pengetahuan untuk melaksanakan peningkatan produktivitas, perubahan sikap, orientasi berpikir, dan motivasi. Pendidikan dan pelatihan ini tidak hanya ditujukan kepada sejumlah karyawan atau manajer tertentu saja, tetapi harus dilaksankan secara komprehensif dan harus melibatkan partisipasi aktif dari semua pihak. 5. Kesediaan Manajer menjadi teladan Masyarakat Indonesia pada umumnya masih bersifat paternalistik. Kepemimpinan yang paternalistik adalah suatu jenis kepemimpinan yang menggambarkan hubungan atasan dan bawahan seperti ayah kepada anak. Pemimpin sebagaimana seorang ayah yang bertanggungjawab terhadap anaknya senantiasa melindungi dan membimbingnya kedepan. Sebaliknya dari bawahan dituntut kepatuhan dan sikap lahir bathin seperti seorang anak kepada bapaknya. Oleh karena itu salah satu cara yang baik untuk mensukseskan program peningkatan produktifitas adalah keterlibatan, komitmen dan keteladanan para manajer, khususnya manajer puncak. Keteladanan seorang pemimpin dapat membangkitkan disiplin yang kuat bagi karyawan. 6. Pembentukan komite Untuk dapat merencanakan, mendorong, melaksanakan dan mengevaluasi program peningkatan produktivitas diperlukan suatu organisasi pelaksana yang biasanya diwujudkan dalam bentuk komite. Komite ini terdiri dari anggota yang dipilih secara seksama dan merupakan orang orang yang kreatif, komunikator dan berjiwa pembaru. Komite ini harus dipimpin oleh manajer puncak yang telah yakin betapa pentingnya program peningkatan produktivitas. Penggunaan konsultan luar perlu dipertimbangakan. 7. Keberhasilan program peningkatan produktivitas Keberhasilan dari program peningkatan produktivitas ini dapat dilihat dari : Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama Jumlah produk yang sama atau meningkat dengan menggunakan sumber daya yang kurang Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil. E. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja harus diterapkan langkah langkah yang tepat yaitu : 1. Memasukkan program produktifitas kerja dalam strategi perusahaan 2. Memasyarakatkan program produktivitas kerja 3. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan dan lain sebagainya

INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 6.. Namun yang paling penting ialah, bahwa masing masing karyawan perlu memiliki sikap dan etika kerja serta motivasi terhadap mutu kehidupan hari esok yang lebih baik. Bila masing masing karyawan dalam kelompok kerja memiliki sikap kerja yang demikian, maka hasil kerja tim secara keseluruhan akan merupakan peningkatan produktivitas kerja secara optimal. Adapun yang perlu ditekankan disini adalah bahwa peningkatan produktivitas merupakan pandangan hidup dan budaya dengan sikap mental etos kerja tinggi ( memuliakan kerja ) dan perluasan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia. Oleh karenanya faktor kualitas sumber daya manusia disini sangat dibutuhkan. Upaya peningkatan produktivitas kerja ini harus dilaksanakan perusahaan secara bertahap dan berkesinambungan. Upaya ini merupakanperjalanan yang panjang tahap akhir yang harus terus berlangsung secara konsisten sepanjang hidup perusahaan. Hal ini merupakan warisan Pandit Jawaharlal Nehru ( mendiang ) Perdana Menteri India, For a fighting nation is no journey end. Merencanakan suatu perusahaan untuk masa depan berarti siap dengan benturan bentuaran yang bakal terjadi antara kepentingan teknis operasional dan penerapannya. Oleh karena itu keberhasilan dari pelaksanaan program peningkatan produktivitas kerja pada akhirnya terpulang pada kemauan dan kemampuan serta kesediaan seluruh eksekutif dan karyawan untuk melaksanakan dengan penuh dedikasi, konsisten, semangat tinggi dan kekompakan. DAFTAR PUSTAKA Bambang Kusiyanto, Meningkatkan Produktivitas Karyawan, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta, 1984. Hadori Hanawi, MSDM, Untuk Bisnis yang Kompetitif, Yogyakarta, 1997 J. Ravianto, Produktifitas dan TK Indonesia, Lembaga Sarana Informatika Usaha & Produktivitas, Jakarta, 1990 Kaboel Hadiwasito, Upaya Meningkatkan Produktivitas, Majalah Manajemen, Edisi Januari Th. 1997. Koes Pranowo, Upaya Meningkatkan Produktivitas, BEB Edisi Januari Pebruari Th. 1995 Soedono dkk, Manajemen Indonesia Memasuki Era Globalisasi, PT. Pustaka Binaman Indonesia, Jakarta, 1992.