BAB. I PENDAHULUAN. Secara Nasional, Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Ratio(MMR) di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

MORTALITAS. 1. Pengantar

dalam Pembangunan Nasional;

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BioStatistik. Amiyella Endista Website :

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari target yang ditetapkan untuk Indonesia, baik target Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

ANALISIS GENDER. SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. program kesehatan reproduksi. Sebaik apapun program yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

Transkripsi:

1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Nasional, Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Ratio(MMR) di Indonesia masih tinggi. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencatat AKI 359 per seratus ribu kelahiran hidup. Angka ini jauh diatas SDKI Tahun 2007 yang hanya sebesar 228 per seratus ribu kelahiran dan SDKI 2002/2003 yang tercatat sebesar 307 per seratus ribu kelahiran. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi Utomo: 1985). Informasi tentang Angka Kematian Ibu (AKI)/ Maternal Mortality Ratio (MMR) bermanfaat dalam upaya pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi; program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran,

2 yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Usaha untuk menurunkan AKI telah dicanangkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 1987 dengan mengadopsi program World Health Organization (W HO) yakni Safe Motherhood Initiative. Program ini menitikberatkan pada hak remaja untuk memperoleh layanan reproduksi termasuk layanan konseling yang benar. Dalam catatan World Health Organization (WHO), kurun waktu tahun 1980 2000, Indonesia menjadi negara tersukses secara international dalam menata kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pada Tahun 2000, Departemen Kesehatan menerapkan strategi Making Pragnancy Safer (MPS). MPS sendiri merupakan bagian dari program Safe Motherhood. Secara umum MPS dan Safe Motherhood memiliki tujuan yang sama yakni: 1) melindungi hak reproduksi dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecatatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan; 2) upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (Departemen Kesehatan RI, 2001). Di Kabupaten Mesuji tahun 2011 tercatat tujuh kasus kematian ibu melahirkan, tahun 2012 turun menjadi hanya tiga kasus. Tahun 2013 terdapat 3.981 kasus kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebanyak tiga kasus. Tinggi rendahnya jumlah kasus kematian ibu sangat bergantung pada sistem pelaporan. Terdapat dua sistem yang berlaku, yaitu pelaporan aktif dan pasif. Sistem pencatatan aktif mencakup jumlah kasus kematian yang terjadi di fasilitas layanan

3 kesehatan dan non kesehatan, sedangkan sistem pencatatan pasif hanya mencatat kasus kematian yang terjadi di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu) Tabel 1. Jumlah kematian Ibu Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Puskesmas Jumlah Lahir Hidup Jumlah Kematian Ibu 1 Way Serdang 2 840-2 Simpang Pematang 1 487-3 Panca Jaya 1 393 2 4 Tanjung Raya 1 711 1 5 Mesuji 1 374-6 Mesuji Timur 2 629-7 Rawajitu Utara 1 547 - Jumlah 9 3.981 3 (Dinas Kesehatan Kab. Mesuji, 2014) Berdasarkan tabel diatas maka, Rasio AKI tahun 2013 di Kabupaten Mesuji adalah sebesar 0,75 per 1.000 kelahiran atau 75 per 100.000 kelahiran hidup. Data AKI di Kabupaten Mesuji tersebut merupakan data yang dihitung berdasarkan sistem pencatatan pasif yang sangat mungkin belum mewakili keseluruhan dari populasi kematian yang terjadi. Kasus kematian ibu melahirkan menjadi bagian dari isu peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Mesuji menetapkan beberapa strategi yang ditujukan dalam upaya menekan AKI. Strategi yang ditetapkan adalah: 1) peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan; dan 2) peningkatan status kesehatan masayarakat. Untuk mengukur keberhasilan strategi penurunan AKI telah ditetapkan indikator-indikator keberhasilan yang harus

4 dicapai. Indikator-indikator tersebut terdiri dari sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 2. Indikator Keberhasilan Strategi Penurunkan AKI No Strategi Indikator 1 Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan 1. Rasio Pustu terhadap jumlah penduduk 2. Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk 2 Peningkatan status kesehatan masyarakat (Sumber: RPJMD Kab. Mesuji, 2013) 3. Rasio RS terhadap jumlah penduduk 1. Rasio dokter per satuan penduduk; 2. Presentase cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin; 3. Presentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan masayarakat miskin Dalam RPJM Kabupaten Mesuji tahun 2012-2017, kedua strategi diatas masuk dalam leading sector Dinas Kesehatan. Selanjutnya Dinas Kesehatan berkewajiban merealisasikan capaian dari masing-masing indikator dan mencantumkannya dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan. Dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji setidaknya teridentifikasi sebelas kegiatan yang dapat mendukung penurunan AKI melalui program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Penyusunan program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak merupakan upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKI, yang dilakukan melaui kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga mampu. Berdasarkan Dokumen RKA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji Tahun Anggaran

5 2013, pada output kegiatan ditetapkan bahwa sasaran kegiatan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil adalah perempuan atau ibu hamil tanpa melibatkan lakilaki atau suami. Penetapan output kegiatan ini setidaknya belum memperhatikan dua aspek yakni partisipasi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan dalam suatu program/kegiatan. Jika mendasari pada Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000, mengamanatkan semua level penyelenggaran negara untuk mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender pada setiap tahapan proses pembangunan. Pengarusutamaan gender merupakan strategi pembangunan yang dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di bidang pembangunan. Selain konsep pengarusutamaan gender, dalam penyusunan program/kegiatan juga terkait erat dengan anggaran responsif gender. Anggaran Responsif Gender merupakan upaya mencapai keadilan gender dengan mempertimbangkan peran dan hubungan gender laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses, manfaat dari program pembangunan, partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan kontrol terhadap sumber daya yang ada. United Nation Development Fund For Women (UNIFEM) menetapkan beberapa karateristik dari anggaran responsif gender, antara lain: bukan merupakan anggaran yang terpisah bagi laki-laki dan perempuan; fokus pada kesetaraan gender dan pengarusutamaan gender dalam semua aspek penganggaran. Kesetaraan tersebut berupa proses maupun dampak alokasi anggaran dalam program/kebijakan yang bertujuan menurunkan tingkat kesenjangan gender.

6 Anggaran Responsif Gender bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap perempuan dan laki-laki, dan kemudian menganalisa apakah alokasi anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan lelaki secara memadai. Dalam penganggaran, Anggaran Responsif Gender melekat pada struktur program dan kegiatan yang ada dalam RKA-SKPD. Suatu Kegiatan akan menghasilkan output kegiatan, yang mendukung dalam pencapaian outcome program. Hanya saja muatan/substansi kegiatan dalam struktur RKA-SKPD tersebut dilihat dari sudut pandang/perspektif gender. (Kementerian Keuangan RI, 2011) Kondisi diatas merupakan bagian dari isu gender bidang kesehatan. Kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat atas pelayanan kesehatan secara langsung menyebabkan ketidaksetaraan terhadap status kesehatan perempuan dan laki-laki. Isu kesehatan tidak boleh hanya dilihat pada masalah service delivery (penyediaan layanan) saja, tetapi juga perlu melihat pada hubungan sosial budaya yang menyebabkan perbedaan status dan peran perempuan dan laki-laki dan relasi antara keduanya di masyarakat. Guna menekan kesenjangan gender yang mungkin terjadi dalam penyusunan dan pelaksanaan program/kegiatan maka harus dilakukan analisis gender terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dalam upaya memahami pembagian peran laki-laki dan perempuan, akses kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan, dan manfaat yang mereka nikmati serta pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang. Pengabaian untuk melakukan analisis gender bukan hanya dapat menimbulkan kegagalan mencapai

7 tujuan program/kegiatan namun dapat menimbulkan kesenjangan gender (gender gap). Analisis gender adalah suatu metode atau alat untuk mendeteksi kesenjangan atau disparitas gender melalui penyediaan data gender yaitu data yang terpilah antara laki-laki dan perempuan dalam aspek akses, peran, kontrol dan manfaat. Analisis gender dapat disimpulkan sebagai suatu proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis gender merupakan alat dan teknik yang bermanfat untuk mengetahui apakah terdapat permasalahan gender dengan cara mengetahui disparitas gender nya. Melalui analisis gender dapat teridentifikasi kesenjangan gender secara tepat sehingga dapat ditemukan faktor-faktor penyebabnya serta langkah-langkah pemecahan masalahnya. Analisis gender sangat penting khususnya bagi para pengambil keputusan dan perencanaan serta para peneliti akademisi, karena dengan analisis gender diharapkan masalah gender dapat diatasi atau dipersempit sehingga program yang berwawasan gender dapat diwujudkan. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis gender terhadap program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dengan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu. Program ini merupakan bagian dari program Making Pragnancy Safer (MPS) dan Safe Motherhood dalam upaya menekan angka kematian ibu. Analisis dilakukan dengan menggunakan strategi

8 Gender Analaysis Pathway (GAP) khususnya yang terkait dengan akses, manfaat, partisipasi dan kontrol guna mewujudkan program/kegiatan yang responsip gender. Gender Analysis Pathways (GAP) merupakan satu -satunya metodologi analisa yang menggunakan isu gender di dalam mengukur suatu kebijakan. Menurut Syamsiah Achmad, Gender Analysis Pathway (GAP) merupakan usaha yang sistematis untuk mencatat tingkat partisipasi laki-laki dan perempuan dalam suatu kegiatan (1992:152). Model GAP atau Alur Kerja Analisis Gender adalah alat analisis gender yang dikembangkan oleh BAPPENAS yang dapat digunakan untuk membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan, program, proyek dan atau kegiatan pembangunan B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil analisis Gender Analaysis Pathway (GAP) pada program Making Pragnancy Safer (MPS) Tahun 2013 di Kabupaten Mesuji? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk untuk mengetahui hasil analisis Gender Analysis Pathway (GAP) pada program Making Pragnancy Safer (MPS) di Kabupaten Mesuji.

9 D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, yakni : 1. Dalam tataran teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan teori perencanaan dengan menggunakan alur analisis gender melalui penelitian lebih lanjut pada masa yang akan datang 2. Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji khususnya dalam menyusun program/kegiatan dengan menggunakan strategi/pendekatan gender analysis pathway khususnya dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mesuji.