ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

Analisis Jabatan Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia

LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

Tugas Per Unit Berdasarkan Organogram LAM-PTKes. 21 September 2012 Gedung Dikti lantai 3 Jakarta

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

Undangan dan Mekanisme Rapat Anggota IAI KAPd

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

K O M I S I I N F O R M A S I

2012, No Mengingat Menetapkan d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Perat

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

TABEL 2. JADUAL KEGIATAN

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

TAHUN : 2006 NOMOR : 03

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15 /PERMEN/M/2007 TENTANG TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN WARGA SUMBA DI SALATIGA P E R W A S U S ANGGARAN DASAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 09 TAHUN 2010

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 02/MWA-IPB/2002 T E N T A N G ORGANISASI MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 01/KONBES-XVIII/VI/2012

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 06/TAP/BPM FMIPA UI/III/13.

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015

UNIVERSITAS AIRLANGGA

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 002/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

KETETAPAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PROVINSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH

Transkripsi:

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan : 1. Divisi adalah satuan kerja yang diberi tugas dan wewenang Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia sesuai tugas pokok yang telah ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan LAM PT-PTKes Indonesia; 2. Komisi adalah satuan kerja yang diberi tugas dan wewenang Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia sesuai kebutuhan organisasi; 3. Asesor adalah seorang yang telah memiliki sertifikat asesor LAM-PTKes Indonesia untuk melakukan kegiatan visitasi terhadap program studi bidang kesehatan sesuai dengan standar penjaminan mutu pendidikan tinggi kesehatan LAM-PTKes Indonesia. 4. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan program studi dalam menyelenggarakan pendidikan kesehatan. 5. Akreditasi adalah suatu proses penilaian mutu pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh LAM PTKes Indonesia. 6. Pengurus struktural adalah seseorang yang diangkat untuk menduduki jabatan tetap sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan LAM-PTKes Indonesia. 7. Pengurus fungsional adalah seseorang yang diangkat untuk menduduki jabatan berdasarkan kebutuhan sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan LAM- PTKes Indonesia. 8. Anggota adalah peserta yang diundang secara resmi oleh pengurus untuk menghadhiri rapat LAM PTKes Indonesia. 9. Peserta adalah seorang atau lebih yang mewakili Pemerintah, asosiasi institusi pendidikan kesehatan, dan organisasi profesi kesehatan asal peserta sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga asosiasi atau organisasi dimaksud. 10. Pemerintah adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. BAB II PENGURUS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL BADAN PELAKSANA Pasal 2 (1) Pengurus Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia terdiri dari pengurus struktural dan fungsional. (2) Pengurus struktral sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, kepala divisi akreditasi, kepala divisi pengembangan. (3) Pengurus fungsional sekurang-kurangnya terdiri dari komisi dan asesor 1

BAB III TUGAS POKOK PENGURUS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL Bagian Pertama Tugas Pokok Pengurus Struktural Pasal 3 (1) Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia bertugas: a. merumuskan kebijakan operasional LAM-PTKes Indonesia; b. membuat rencana strategis LAM-PTKes Indonesia; c. menyusun rencana kerja tahunan LAM-PTKes Indonesia; d. melaksanakan rencana kerja strategis dan tahunan LAM-PTKes Indonesia; e. melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan unit pelaksana lainnya; f. mengelola sumber daya LAM-PTKes Indonesia; g. melakukan sosialisasi kebijakan LAM-PTKes Indonesia; h. melaksanakan akreditasi pendidikan tinggi kesehatan; i. menerbitkan sertifikat akreditasi program studi yang berkaitan dengan kesehatan; j. melakukan pembinaan terhadap asesor; k. menjamin pendanaan yang berkelanjutan; l. melakukan kerja sama dalam negeri dan luar negeri. (2) Tugas Pokok Ketua adalah : a. Menetapkan dan mengesahkan seperangkat peraturan yang berkaitan dengan keberadaan dan operasionalisasi LAM-PTKes Indonesia; b. Menetapkan dan mengesahkan Rencana Strategis dan Rencana Tahunan; c. Melaksanakan, memantau, mengevaluasi dan melaporkan pencapaian Renstra dan Rencana Tahunan; d. Mengelola sumber daya LAM PTKes Indonesia; e. Mengelola asesor; f. Mengupayakan pendanaan berkelanjutan; g. Menggalang kerja sama Dalam Negeri dan Luar Negeri; h. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Belanja dan Pendapatan; i. Menerbitkan sertifikat akreditasi; j. Menetapkan kebijakan operasional akreditasi; k. Membina prodi sesuai hasil akreditasi. (3) Tugas Pokok Sekretaris adalah : a. Membuat seperangkat peraturan yang berkaitan dengan keberadaan dan operasionalisasi LAM-PTKes Indonesia; b. Menyusun dokumen akhir Renstra & Rencana Tahunan LAM-PTKes Indonesia; c. Menyusun Renstra & Rencana Tahunan Sekretariat; d. Melaksanakan, memantau, evaluasi dan melaporkan pencapaian Renstra & Rencana Tahunan Sekretariat; 2

e. Menyusun Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan; f. Melakukan Analisis Jabatan Majelis Pelaksana LAM-PTKes Indonesia; g. Mengembangkan sumber daya manusia; h. Membuat kebijakan operasional Sekretariat; i. Melakukan analisis pasar; j. Mensosialisasikan kebijakan akreditasi pendidikan tinggi kesehatan. (4) Tugas pokok Kepala divisi akreditasi adalah : a. Membuat Kebijakan operasional akreditasi sesuai 4 Prinsip Dasar; b. Menyusun Standar akreditasi sesuai 4 Prinsip Dasar; c. Menyusun Instrumen akreditasi sesuai 4 Prinsip Dasar; d. Menyusun Prosedur akreditasi sesuai 4 Prinsip Dasar; e. Menyusun Renstra dan Rencana Tahunan Divisi Akreditasi; f. Mengajukan Hasil Asesmen yang sudah divalidasi untuk Pleno; g. Mengusulkan Tim Asesor; h. Memberi umpan balik akreditasi yang tepat waktu, yang spesifik, konstruktif dan adil dengan saran untuk perbaikan sesuai standar. (5) Tugas pokok Kepala Divisi Pengembangan adalah : a. Membina prodi sesuai hasil akreditasi; b. Memantau pembelajaran yang diharapkan dari prodi setelah menerima umpan balik akreditasi; c. Memadukan akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi kesehatan; d. Mengusulkan legislasi / regulasi baru yang mendukung akreditasi e. Mengembangkan Sistem Penilaian Akreditasi; f. Menyusun Renstra dan Rencana Tahunan Divisi Pengembangan. Bagian Kedua Tugas Pokok Pengurus Fungsional Pasal 4 (1) LAM-PTKes memiliki organ fungsional berupa komisi. a. komisi dimaksud merupakan satuan kerja yang diberi tugas, kewajiban, dan wewenang oleh Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia sesuai kebutuhan organisasi; b. kewajiban dan kewenangan komisi dimaksud huruf (a) tersebut diatas diatur dalam peraturan LAM-PTKes Indonesia; c. komisi dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan badan pelaksana; d. pengangkatan anggota komisi diatur dalam Peraturan LAM-PTKes Indionesia. (2) Tugas Pokok Komisi adalah : a. Melaksanakan tugas sesuai kebutuhan yang diberikan oleh majelis pemangku kepentingan; b. Melaporkan hasil akhir tugas dimakusd huruf (a) kepada pemangku kepentingan; c. Melaksanakan tugas sesuai kebutuhan yang diberikan oleh badan pelaksana; 3

d. Melaporkan hasil akhir tugas dimakusd huruf (c) kepada badan pelaksana. Pasal 5 (1) LAM-PTKes memiliki organ fungsional selain komisi adalah asesor. a. asesor dimaksud merupakan seseorang yang telah memiliki sertifikat asesor LAM-PTKes Indonesia yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan asesmen kecukupan, asesmen lapangan, dan melaporkan hasil asesmen program studi bidang kesehatan kepada ketua badan pelaksana; b. asesor merupakan satuan kerja yang diberi tugas, kewajiban, dan wewenang Badan pelaksana LAM-PTKes Indonesia; c. kewajiban dan kewenangan asesor dimaksud huruf (b) tersebut diatas diatur dalam peraturan LAM-PTKes Indonesia; d. pengangkatan asesor diatur dalam Peraturan LAM-PTKes Indonesia. (2) Tugas Pokok Asesor adalah : a. melakukan asesmen kecukupan; b. melakukan asesmen lapangan; c. melaporkan hasil asesmen;. BAB IV PENGANGKATAN DAN PERGANTIAN PENGURUS Bagian Pertama Pengangkatan Pengurus Majelis Pemangku Kepentingan Pasal 6 (1) Ketua dan/atau wakil ketua Majelis Pemangku Kepentingan dipilih melalui rapat atas usul dari asosiasi institusi pendidikan kesehatan dan organisasi profesi kesehatan. (2) Ketua dan/atau wakil ketua dimaksud ayat (1) diangkat oleh majelis pemangku kepentingan LAM-PTKes Indonesia untuk jangka waktu 2 ½ (dua setengah) tahun. (3) Ketua dan/atau wakil ketua dimaksud ayat (2) dapat diangkat kembali untuk memangku jabatan yang sama tidak melebihi jangka waktu 2 ½ (dua setengah) tahun berikutnya. (4) Perubahan kelengkapan pengurus dapat dilakukan oleh dan pada rapat majelis pemangku kepentingan sesuai kebutuhan Majelis Pemangku Kepentingan LAM- PTKes Indonesia. Bagian Kedua Pergantian Pengurus Majelis Pemangku Kepentingan Pasal 7 (1) Dalam hal jabatan ketua dan/atau wakil ketua kosong, rapat majelis pemangku kepentingan LAM-PTKes Indonesia memilih anggota melalui rapat untuk mengisi kekosongan dimaksud dengan masa bakti mengikuti sisa masa bakti pengurus yang digantikan. 4

(2) Dalam hal terdapat pergantian ketua dan/atau wakil ketua, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan rapat majelis pemangku kepentingan dimaksud ayat (1), majelis pemangku kepentingan LAM-PTKes Indonesia menyelenggarakan rapat dengan agenda penggantian ketua dan/atau wakil ketua. (3) Tata cara pergantian ketua dan wakil ketua dijabarkan pada Peraturan LAM- PTKes Indonesia. Bagian Ketiga Pengangkatan Pengurus Badan Pelaksana Pasal 8 (1) Ketua dan/atau sekretaris badan pelaksana dipilih melalui rapat atas usul badan pelaksana. (2) Ketua dan/atau wakil sekretaris dimaksud ayat (1) diangkat oleh majelis pemangku kepentingan LAM-PTKes Indonesia untuk jangka waktu 2 ½ (dua setengah) tahun. (3) Ketua dan/atau sekretaris dimaksud ayat (2) dapat diangkat kembali untuk memangku jabatan yang sama tidak melebihi jangka waktu 2 ½ (dua setengah) tahun berikutnya. (4) Pengurus Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia, kecuali ketua dan sekretaris, ditunjuk oleh ketua badan pelaksana sesuai dengan persyaratan jabatan terkait yang diatur dalam Peraturan LAM-PTKes Indonesia. (5) Pengurus dimaksud angka (4) diangkat Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan sebagian diantaranya dapat ditunjuk kembali untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya. (6) Perubahan kelengkapan pengurus dapat dilakukan oleh dan pada rapat badan pelaksana sesuai kebutuhan badan pelaksana LAM-PTKes Indonesia. Bagian Keempat Pergantian Pengurus Badan Pelaksana Pasal 9 (1) Dalam hal jabatan pengurus kosong, kecuali ketua dan sekretaris, rapat Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia menunjuk anggota melalui rapat untuk mengisi kekosongan dimaksud dengan masa bakti mengikuti sisa masa bakti pengurus yang digantikan. (2) Dalam hal terdapat pergantian pengurus, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan rapat dimaksud ayat (1), badan pelaksana LAM-PTKes Indonesia menyelenggarakan rapat dengan agenda penggantian pengurus dimaksud. (3) Tata cara pergantian pengurus dijabarkan pada Peraturan LAM-PTKes Indonesia. Pasal 10 (1) Setiap pengurus LAM-PTKes Indonesia tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus Majelis Pemangku Kepentingan,Badan Pelaksana (ketua, sekretaris, divisi, komisi, asesor) LAM-PTKes Indonesia; 5

(2) Setiap pengurus diamaksud ayat (1) juga tidak dapat merangkap jabatan sebagai anggota di dalam lembaga akreditasi lain. BAB V RAPAT-RAPAT LAIN Pasal 11 Rapat Kerja (1) Rapat Kerja merupakan forum pembahasan dan pengambilan keputusan mengenai penyusunan program kerja satu tahun ke depan, evaluasi pelaksanaan program kerja satu tahun sebelumnya, dan hal-hal lain yang dipandang penting untuk kemajuan atau terkait dengan LAM-PTKes Indonesia yang diselenggarakan oleh masing-masing organ kepengurusan. (2) Rapat Kerja diikuti oleh pengurus pleno (Majelis Pemangku Kepentingan, Badan pelaksana, Komisi). (3) Rapat Kerja sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari ½ (separuh) dari seluruh jumlah pengurus pleno dan keputusan rapat sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh peserta rapat yang hadir. (4) Rapat Kerja diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 12 Rapat Majelis Pemangku Kepentingan (1) Rapat Majelis Pemangku Kepentingan merupakan forum pembahasan dan pengambilan keputusan mengenai evaluasi pelaksanaan program kerja, perencanaan dan pelaksanaan program kerja, dan hal-hal lain yang dipandang penting untuk kemajuan atau terkait dengan LAM-PTKes Indonesia yang diselenggarakan oleh masing-masing organ kepengurusan; (2) Rapat Majelis Pemangku Kepentingan diikuti oleh pengurus, anggota (wakil pemerintah, ketua dan/atau sekretaris atau yang mewakili sesuai anggaran dasar dan rumah tangga masing-masing institusi dan organisasi terkait); (3) Rapat Majelis Pemangku Kepentingan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya lebih dari ½ (separuh) dari seluruh jumlah anggota dan keputusan rapat sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota yang hadir; (4) Rapat Majelis Pemangku Kepentingan diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. Pasal 13 Rapat Badan Pelaksana (1) Rapat badan pelaksana merupakan forum pembahasan dan pengambilan keputusan harian mengenai evaluasi pelaksanaan program kerja, perencanaan dan pelaksanaan program kerja, dan hal-hal lain yang dipandang penting untuk 6

kemajuan atau terkait dengan LAM-PTKes Indonesia yang diselenggarakan oleh masing-masing organ kepengurusan. (2) Rapat badan pelaksana diikuti oleh Ketua, Sekretaris, komisi tertentu yang dibentuk sesuai program kerja dan kebutuhan LAM-PTKes Indonesia (3) Rapat badan pelaksana sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari ½ (separuh) dari seluruh jumlah pengurus harian dan keputusan rapat sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh pengurus harian. (4) Rapat badan pelaksana diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dua kali atau apabila dipandang mendesak rapat diselenggarakan kurang dari 1 (satu) bulan. Pasal 14 Rapat Komisi (1) Rapat komisi merupakan forum pembahasan dan pengambilan keputusan harian mengenai evaluasi pelaksanaan program kerja, perencanaan dan pelaksanaan program kerja, dan hal-hal lain yang dipandang penting untuk kemajuan atau terkait dengan tugas dan wewenang yang diberikan oleh Badan pelaksana LAM- PTKes Indonesia; (2) Rapat komisi diikuti oleh ketua, sekretaris, anggota, yang dibentuk sesuai program kerja dan kebutuhan LAM-PTKes Indonesia (3) Rapat komisi sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari ½ (separuh) dari seluruh jumlah pengurus dan keputusan rapat sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh pengurus harian. (4) Rapat komisi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dua kali atau apabila dipandang mendesak rapat diselenggarakan kurang dari 1 (satu) bulan. Pasal 15 Undangan Rapat (1) Undangan rapat disampaikan kepada setiap peserta dengan cara melalui surat, faksimili, e-mail, dan/atau media lainnya paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan. (2) Undangan rapat harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat, dan acara rapat. (3) Rapat diselenggarakan di tempat kedudukan LAM-PTKes Indonesia atau di daerah lain dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (4) Pengurus Sidang pada rapat sebanyak 5 (lima) orang dipilih dari dan oleh peserta rapat berbentuk Presidium. Pasal 16 (1) Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawah untuk mufakat. (2) Apabila keputusan rapat tidak dapat diambil sesuai dengan ketentuan yang dimaksud pada ayat (1), maka keputusan Rapat diambil melalui pemungutan suara berdasarkan jumlah suara perserta terbanyak. (3) Pemungutan suara dilakukan secara tertutup, kecuali ditentukan lain atas persetujuan Rapat. (4) Apabila pemungutan suara memperoleh hasil yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka diadakan pemungutan suara ulang sekali lagi. 7

(5) Apabila dalam pemungutan suara ulang masih memperoleh hasil yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) maka keputusan diambil melalui undian. BAB VI PENUTUP Pasal 17 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan LAM-PTKes Indonesia. (2) ART ini hanya dapat diubah oleh Rapat Pleno LAM-PTKes Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada hari/tanggal :.2011 RAPAT PLENO TASK FORCE LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA Pimpinan Rapat.. Ketua... Sekretaris 8