DEFINISI PERIKATAN Adalah suatu hubungan hukum (dalam lapangan hukum harta kekayaan) antara DUA PIHAK yang menimbulkan HAK dan KEWAJIBAN atas suatu PR

dokumen-dokumen yang mirip
HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. Kata perjanjian berasal dari terjemahan overeenkomst dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tidak ada dirumuskan dalam undang-undang, tetapi dirumuskan sedemikian rupa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

Kontrak = perjanjian, kemudian dalam perkembangannya kontrak merupakan perjanjian tertulis (menurut prof. Subekti). Kontrak dalam bahasa Inggris

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

Asas asas perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

pada umumnya dapat mempergunakan bentuk perjanjian baku ( standard contract)

PENGERTIAN PERIKATAN HUKUM PERIKATAN PADA UMUMNYA. Unsur-unsur Perikatan 3/15/2014. Pengertian perikatan tidak dapat ditemukan dalam Buku III BW.

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB VI PERIKATAN (VERBINTENISSEN RECHT)

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

BERAKHIRNYA PERIKATAN

PERJANJIAN RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Perihal Perikatan (Verbintenis), yang mempunyai arti lebih luas

PERIKATAN YANG BERSUMBER DARI PERJANJIAN 10/9/2013 BISNIS SYARIAH/WP/TM 6 1

BAB III TINJAUAN TEORITIS. bantuan dari orang lain. Untuk itu diperlukan suatu perangkat hukum demi

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PERJANJIAN PADA UMUMNYA DAN PERJANJIAN UTANG PIUTANG

BAB III KERANGKA TEORI. Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka,

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Pengantar Hukum Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERJANJIAN PADA UMUMNYA DAN PERJANJIAN JASA BERDASARKAN BUKU III KUHPERDATA

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Perjanjian a. Pengertian Perjanjian Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 Kitab

HUKUM JASA KONSTRUKSI

Dr. Annalisa Y., S.H., M.Hum Program Magister Ilmu Hukum UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

MAKALAH PERALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SECARA DIBAWAH TANGAN OLEH DEBITUR BANK. Oleh BAGUS PRIYO GUTOMO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, KREDIT DAN PERJANJIAN KREDIT, JAMINAN DAN DANA BERGULIR

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan dari

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Buku III itu, diatur juga perihal perhubungan hukum yang sama sekali tidak

HUKUM PERIKATAN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

KONTRAK KERJA. Makalah. Igit Nurhidayat Oleh :

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT. Perjanjian kredit merupakan salah satu jenis perjanjian yang segala

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. ketentuan Buku III Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dengan menyatakan

BAB II PENGERTIAN DAN BENTUK PERJANJIAN. Istilah perjanjian berasal dari bahasa Belanda overeenkomst dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. KUH Perdata, yang memiliki sifat terbuka artinya isinya dapat ditentukan oleh para

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

PERBEDAAN ANTARA GADAI DAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

Hukum Perikatan. Defenisi 4 unsur: Hubungan hukum Kekayaan Pihak pihak prestasi. Hukum meletakkan hak pada 1 pihak dan kewajiban pada pihak lain

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. Berbagai kepustakaan Indonesia menggunakan istilah overeenkomst dan

BEBERAPA BATASAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN MENURUT KUH PERDATA

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

JENIS-JENIS PERJANJIAN

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WANPRESTASI, PERJANJIAN. KERJASAMA, dan DEVELOPER

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat secara sah yaitu berdasarkan syarat sahnya perjanjian, berlaku sebagai undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

Dari rumus diatas kita lihat bahwa unsur- unsur perikatan ada empat, yaitu : 1. hubungan hukum ; 2. kekayaan ; 3. pihak-pihak, dan 4. prestasi.

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN PADA UMUMNYA, PERJANJIAN KREDIT, HAK TANGGUNGAN, PEMBUKTIAN, AKTA OTENTIK, DAN LELANG

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Transkripsi:

HUKUM PERIKATAN TAUFIQ EL RAHMAN BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UGM - YOGYAKARTA 1 ISTILAH VERBINTENIS diterjemahkan dengan istilah : - PERIKATAN - PERUTANGAN 2 1

DEFINISI PERIKATAN Adalah suatu hubungan hukum (dalam lapangan hukum harta kekayaan) antara DUA PIHAK yang menimbulkan HAK dan KEWAJIBAN atas suatu PRESTASI. 3 UNSUR-UNSUR PERIKATAN Adanya hubungan hukum Adanya 2 pihak : -KREDITUR:pihak yang berhak atas prestasi -DEBITUR:pihak yang wajib melaks prestasi Hak dan Kewajiban Prestasi 4 2

PRESTASI POKOK PERIKATAN BENTUK PRESTASI : a. Berbuat sesuatu b. Memberikan sesuatu c. Tidak berbuat sesuatu 5 SYARAT PRESTASI : Tertentu atau dapat ditentukan Diperbolehkan Dimungkinkan suatu prestasi yang tidak mungkin (dilaksanakan) k disebut sebagai syarat potestatif menyebabkan perjanjian batal demi hukum/null and void 6 3

SUMBER-SUMBER PERIKATAN 1. PERJANJIAN 2. UNDANG-UNDANG : Undang-Undang an sich Undang-Undang krn perbuatan manusia : * perbuatan menurut hukum * perbuatan melawan hukum 3. PUTUSAN PENGADILAN 4. MORAL 7 PEMBEDAAN PERIKATAN a. Obligatio Civilis/Perikatan Perdata perikatan yg mempunyai akibat hukum Obligatio Naturalis/Perikatan Alami perikatan yg tidak ada akibat hukum 8 4

b. Inspanning verbintenis perikatan yg prestasinya berupa UPAYA Resuultaat Verbintenis perikatan yg prestasinya berupa HASIL c. Perikatan Prinsipal (Perikatan Pokok) perikatan yang dapat berdiri i sendiri i Perikatan Accesoir (Prikatan Pelengkap) perikatan yg tergantung pd perikatan pokok 9 MACAM-MACAM PERIKATAN a. Perikatan Bersyarat prikatanyang digantungkan pd suatu peristiwa tertentu yg belum terjadi dan belum tentu terjadi 1. perikatan dng syarat tangguh : perikatan lahir dng terjadinya peristiwa yang diperjanjikan j 2. perikatan dng syarat batal perikatan justru berakhir dengan terjadinya peristiwa yg diperjanjikan 10 5

b. Perikatan dengan ketetapan waktu perikatan sudah lahir tetapi t pelaksana-annya annya ditunda sampai waktu yang ditentukan dlm perjanjian c. Perikatan yg dapat dan tidak dapat dibagi-bagi Tidak dapat dibagi : - krn sifat prestasinya - krn ditentukan dlm perjanjian 11 d. Perikatan tanggung renteng (tanggung menanggung) - Kreditur tanggung renteng : ada lebih dari satu kreditur thd 1 debitur - Debitur tanggung renteng : ada lebih dari satu debitur thd 1 kreditur 12 6

e. Perikatan alternatif (manasuka) perikatan dimana debitur diminta i memilih satu dari beberapa prestasi yang ditawarkan f. Perikatan dengan ancaman hukuman debitur diwajibkan melakukan sesuatu jika tidak melaksanakan prestasi yg diperjanjiakn 13 PERJANJIAN (KONTRAK) DEFINISI Pasal 1313 KUHPerdata : suatu perbuatan dng mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang atau lebih lainnya terlalu luas sekaligus tdk lengkap 14 7

Terlalu luas : hanya menyebut kata perbuatan, shg didalamnya termasuk pula perbuatan melawan hukum dan perbuatan-perbuatan lainnya. Tidak lengkap : hanya mengatur perjan- jian sepihak 15 DEFINISI BERDASARKAN DOKTRIN KLASIK Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum antara 2 orang atau lebih yang saling me-ngikatkan diri berdasarkan kata sepakat untukmenimbulkan akibat hukum. 16 8

BARU Perjanjian dalah suatu hubungan hukum antara 2 orang atau lebih yang saling me- ngikatkan diri berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum 17 LAHIRNYA PERJANJIAN Perjanjian lahir - dengan tercapainya KATA SEPAKAT atas suatu hal tertentu diantara para pihak. Apakah perjanjian yang lahir tsb. SAH? 18 9

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN Perjanjian sah jika memenuhi syarat : a. Adanya kata sepakat b. Kecakapan para pihak c. Suatu hal tertentu d. Sebab yang halal 19 Syarat a dan b disebut syarat subyektif jika syarat ini tidak dipenuhi maka perjan- jian dapat dibatalkan. Syarat c dan d disebut syarat obyektif jika k syarat ini tidak dipenuhi maka perjan- jian batal demi hukum 20 10

SYARAT SAH MENURUT LAW OF CONTRACT a. Meeting of mind b. Competent legal parties c. Legal subject matter d. Consideration Syarat a, b dan c = hk. perdata Indonesia 21 a. Kata Sepakat (konsnsus) persesuaian kehendak antara (bertemu- nya penawaran & penerimaan ) dianggap tdk terjadi jika terdapat cacat kehendak. 22 11

FAKTOR PENYEBAB CACAT KEHENDAK Kekhilafan/kesesatan (dwaling) Paksaan (dwang) Penipuan (bedrog) Penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstadigheden / undue influence) 23 b. Kecakapan para pihak Seseorang dikatakan cakap : - dewasa (telah 21 tahun atau telah kawin) - tidak dibawah pengampuan Badan Hukum selalu dianggap cakap unt melakukan perbuatan hukum 24 12

c. Suatu hal tertentu Merupakan obyek perjanjian : - tertentu atau dapat ditentukan - tdk bertentangan dengan UU, kesusilaan dan ketertiban umum - dimungkinkan k 25 d. Sebab yang halal merupakan sebab/dasar dibuatnya suatu perjanjian Suatu sebab adalah halal jika tidak ber- tentangan dng UU, ketertiban umum dan kesusilaan 26 13

ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN a. Asas konsensualisme berkaitan dengan lahirnya perjanjian b. Asas kebebasan berkontrak berkaitan dengan isi dan syarat perjanjian c. Asas pacta sunt servanda berkaitan dengan kekuatan mengikat perjanjian d. Asas kepribadian berkaitan dengan berlakunya perjanjian e. Asas itikad baik berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian 27 ASAS KONSENSUALISME suatu perjanjian lahir dengan tercapainya kata sepakat diantara para pihak mengenai suatu hal tertentu. PENGECUALIAN : - Perjanjian riil : perjanjian lahir dengan diserahkannya obyek perjanjian. - Perjanjian formil : perjanjian lahir dengan dipenuhinya formalitas tertentu. 28 14

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK Setiap orang bebas untuk : a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Membuat perjanjian dengan siapapun c. Menentukan isi dan syarat perjanjian d. Menentukan bentuk perjanjian e. Menentukan pada hukum mana perjanjian tunduk 29 ASAS PACTA SUNT SERVANDA Semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai Undang-Undang d bagi para pihak 30 15

ASAS KEPRIBADIAN Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya PENGECUALIAN : - derden beding :perjanjian unt kepentingan pihak ketiga - Derden werking : perjanjian yang berlaku bagi pihak ketiga 31 ASAS ITIKAD BAIK Suatu perjanjian harus dilaksanakan dng itikad baik ITIKAD BAIK => SIKAP BATIN Penafsiran Itikad Baik : volgens de eisen van redelijkheid en billijk- heid (memenuhi suatu syarat dari kelayakan dan kepatutan) 32 16

BENTUK PERJANJIAN LISAN TERTULIS : - Akta otentik : akta yg dibuat oleh atau dihadapan pejabat yg berwenang unt itu. misal : akta notaris, akta PPAT - Akta di bawah tangan : akta yg dibuat sendiri oleh para pihak : - perjanjian standar - perjanjian di bawah tangan biasa 33 BERAKHIRNYA PERJANJIAN a. Ditentukan oleh para pihak dlm perjanjian b. Ditentukan t waktunya oleh UU c. Berdasarkan keputusan hakim d. Kesepakatan para pihak (herroeping) e. Tujuan perjanjian telah tercapai f. Terjadinya suatu peristiwa tertentu g. Pernyataan penghentian perjanjian (opzegging) 34 17

WANPRESTASI DAN OVERMACHT PRESTASI : - terlaksana - tidak terlaksana : - WANPRESTASI atau - OVERMACHT / FORCE MAJEUR 35 WANPRESTASI tidak terlaksananya suatu prestasi karena kesalahan debitur, baik krn kesengajaan maupun kelalaian. Mengakibatkan adanya tuntutan ganti kerugian 36 18

BENTUK-BENTUK WANPRESTASI a. Debitur sama sekali tidak berprestasi b. Debitur berprestasi tetapi tidak tepat waktu c. Debitur berprestasi tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan 37 SOMASI / TEGURAN Untuk menyatakan debitur wanprestasi, harus dilakukan k SOMASI (TEGURAN) terlebih dahulu kepada debitur. Bentuk SOMASI : - Suatu akta yang berisi peringatan agar debitur segera melaksanakan kewajiban- nya. 38 19

SOMASI tidak diperlukan jika : a. Adanya batas waktu (fataal termijn) dalam perjanjian b. Prestasi yang diperjanjikan adalah tidak berbuat sesuatu c. Debitur mengakui dirinya wanprestasi 39 TUNTUTAN KREDITUR a. Pemenuhan perjanjian b. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi c. Pemutusan perjanjian d. Pemutusan perjanjian disertai ganti rugi e. Ganti rugi 40 20

Unsur-unsur unsur : GANTI RUGI a. kerugian b. biaya-biaya c. bunga 41 OVERMACHT / FORCE MAJEUR Suatu keadaan tak terduga diluar ke- mampuan manusia yang menyebabkan bk debitur tidak dapat berpretasi, dan debitur tidak dapat dipersalahkan. Akibat adanya overmacht => RISIKO 42 21

MACAM-MACAM OVERMACHT a. Overmacht absolut (obyektif) : overmacht yang benar-benar tidak dapat diatasi b. Overmacht relatif (subyektif) : overmacht yang sesungguhnya dapat diatasi, tetapi dengan pengorbanan yang besar 43 TEORI OVERMACHT RELATIF INSPANNINGS THEORIE (TEORI UPAYA) dikemukakan oleh Houwing : jika debitur telah berusaha sebaik mungkin sesuai dengan ukuran yang wajar dalam masyarkat, maka tidak dipenuhinya prestasi tidak dapat lagi di- persalahkan kepadanya Disini yang pokok adalah unsur ketidak- salahan,, bukan ketidakmampuan. 44 22

RISIKO siapa yang menanggung kerugian. Asas umum RISIKO - Perjanjian sepihak : risiko ditanggung oleh kreditur - Perjanjian timbal balik : risiko ditanggung oleh keduabelah pihak 45 HAPUSNYA PERIKATAN a. Pembayaran b. Penawaran pembayaran diikuti dengan penitipan (konsinyasi) c. Pembaruan hutang (novasi) d. Perjumpaan hutang (kompensasi) e. Percampuran hutang f. Pembebasan hutang ----------- > 46 23

g. Musnahnya barang terutang h. Kebatalan dan pembatalan i. Berlakunya syarat batal j. Kadaluarsa (lewatnya waktu) 47 a. Pembayaran Tdk selalu berujud uang, tapi dapat pula berujud penyerahan benda tertentu atau dapat pula berupa pemenuhan jasa. Wajib dilakukn oleh debitur, tapi dapat pula terjadi pembayaran dilakukan oleh pihak III yang berkepentingan : SUBROGASI 48 24

SUBROGASI : Penggantian hak-hak kreditur oleh pihak ketiga yang membayar Pembayaran dapat juga dilakkan oleh penanggung (borgtocht)( 49 b. Konsinyasi Dilakukan oleh debitur jika kreditur me- nolak menerima pembayaran debitur. Debitur dapat mengajukan permohonan ke PN agar penawaran pembayaran tsb dinyatakan sah, dan uang atau benda yg akan dibayarkan disimpan atau dititipkan di Kepaniteraan PN. 50 25

c. Novasi : Kesepakatan K k t para pihak untuk meng- hapus perjanjian yang sudah ada dan bersamaan dengan itu timbul perjanjian baru sebagai pengganti. Ada tiga macam novasi : - novasi obyektif - novasi subyektif pasif - novasi subyektif aktif 51 Novasi obyektif : kreditur dan debitur me- ngadakan perjanjian baru sebagai peng-ganti ganti perjanjian lama. Novasi subyektif pasip : dalam perjanjian baru debitur lama digantikan oleh debitur baru, dan debitur lama dibebaskan dari kewajiban Novasi subyektif aktif : dalam perjanjian baru kreditur lama digantikan oleh kreditur baru 52 26

d. Kompensasi Terjadi jika antara kreditur dan debitur saling mempunyai hutang e. Percampuran hutang Terjadi jika kedudukan d k kreditur dan debitur ada pada satu orang terjadi percampuran hutang demi hukum. 53 f. Pembebasan hutang Terjadi jika kreditur melepaskan haknya atas pemenuhan prestasi oleh debitur g. Musnahnya barangterutang Terjadi bila benda yg menjadi obyek per-janjian, diluar kesalahan para pihak : - musnah atau tdk dpt lagi dperdagangkan - hilang sedemikian rupa shg tdk diketahui apa- kah barang itu masih ada 54 27

h. Kebatalan dan pembatalan Kebatalan : perikatan yg timbul dari ke- jahatan atau pelanggaran atau tdk me- menuhi syarat obyektif perjanjian Pembatalan : perkatan yang dibuat oleh orang belum dewasa/dibawah pengampu- an dan yg dibuat karena cacat kehendak 55 i. Berlakunya syarat batal Terjadi jika suatu peristiwa tertentu yang diperjanjkan betu-betul betul terjadi h. Kadaluarsa (lewatnya waktu) Berdasarkan ketentuan UU segala tuntut- an hukum hapus karena lewatnya waktu 30 tahun 56 28

HUKUM JAMINAN Jaminan diperlukan agar ada kepastian bhw prestasi yang telah dilakukan oleh sa- lah satu pihak akan memperoleh ganti kontra prestasi jika pihak lain gagal memberikan prestasinya. Jaminan merupakan perbuatan hukum ikutan dari suatu perbuatan hukum sebelumnya. Jaminan tidak mungkin berdiri sendiri. 57 Pemberian jaminan merupakan perbuat-an an hukum yang bersifat accesoir terhadap perbuatan hukum yang mendahuluinya, yang merupakan prinsipal. Contoh : - Jaminan dalam perjanjian kredit 58 29

MACAM-MACAM JAMINAN a. Jaminan Umum b. Jaminan Khusus : - Jaminan Perorangan (personal guarantee)/penanggungan - Jaminan Kebendaan : * Jaminan benda tetap : Hipotik Hak Tanggungan * Jaminan Benda Bergerak : Gadai Fidusia 59 Jaminan Umum segala kebendaan milik debitur, baik yg bergerak maupun yg tdk bergerak, baik yang sudah ada maupun yg baru akan ada, menjadi tanggungan untuk segala perikatan debitur Semua harta debitur merupakan jaminan bagi pelunasan hutangnya walaupun tdk diperjanjikan. Krediturnya merupakan kreditur Konkuren (kreditur bersaing) 60 30

Jaminan Khusus benda-benda tertentu milik debitur yang dijadikan dik jaminan bagi pelunasan hutang- nya. Dibuat dalam suatu perjanjian jaminan Krediturnya merupakan kreditur Preferen (kreditur yang diutamakan) 61 Jaminan Perorangan/Personal Guarantee Perjanjian dimana seorang pihak ketiga, guna kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur manakala debitur tersebut tidak dapat memenuhi. Seseorang dapat menjadi penanggung hutang orang lain jika diperjanjikan. Penanggungan diperbolehkan hanya untuk sebagian saja hutang debitur 62 31

Jaminan Kebendaan benda tetap - benda tetap berupa tanah : jaminan dengan Hak Tanggungan Hak Tanggungan harus dibuat dng Akta Notaris dan didaftarkan. - benda tetap bukan tanah : jaminan dengan Hipotik Hipotik harus dibuat dng Akta Notaris dan didaftarkan. 63 Benda bergerak : - Gadai - Fidusia Perbedaan prinsip : -gadai : obyek dikuasai oleh penerima gadai -fidusia : obyek tetap dikuasai oleh pemilik. Penerima fidusia menerima hak milik atas obyek jaminan. ------------ 64 32

-gadai : bentuk perjanjian bebas -fidusia : harus dengan Akta Notaris dan di- daftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia 65 33