BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy 1993:28). Selain itu, menurut Vardiansyah (2005:25) Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara memindahkan pesan. Komunikasi dapat diartikan sebagai pengkoordinasian makna antara seseorang dengan khalayak (Fleur dalam Sutaryo, 2005:44). John C. Merril mengatakan bahwa komunikasi tidak lain adalah suatu penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para peserta. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu yang semula dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih (Vardiansyah, 2005:25). Secara garis besar komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, pikiran, perasaan, keahlian dari komunikator kepada komunikan untuk mempengaruhi pikiran komunikan dan mendapatkan tanggapan balik sebagai feedback bagi komunikator. Sehingga komunikator 7
dapat mengukur berhasil atau tidaknya pesan yang disampaikan kepada komunikan. B. Unsur-unsur Komunikasi Menurut Wursanto (2007:157), komunikasi mengandung lima unsur yaitu: 1. Komunikator Memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau yang memberitakan. 2. Menyampaikan Berita Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan 3. Berita-berita yang Disampaikan Dapat dalam bentuk perintah, laporan ataupun saran 4. Komunikan Orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. 5. Tanggapan atau Reaksi Bentuk jawaban atau reaksi dari komunikator maupun komunikan. Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. 8
C. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. Menurut Ruslan (2003:11), tujuan dari komunikasi adalah: 1. Apakah kita menjelaskan sesuatu kepada orang lain. Maksudnya apakah kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita maksud. 2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentu cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja. 3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak. D. Definisi Public Relations Berikut ini beberapa definisi public relations atau biasa disebut Humas (Hubungan Masyarakat) dari para ahli berdasarkan buku Dasar-Dasar Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2005:12), antara lain: 1. Definisi public relations menurut J.C. Seidel, public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan keluar memberikan pernyataan-pernyataan. 2. Menurut W. Emerson Reck, public relations adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan baik) dari public. Serta 9
pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh. 3. Menurut Cutlip dan Center Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik. E. Fungsi Humas Fungsi humas menurut Effendi (1991:43), adalah sebagai berikut: 1. Mengabdi pada kepentingan umum (Its should serve the public s interest) Yang dimaksud dengan umum di sini adalah publik internal dan eksternal. Humas diadakan oleh manajer untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Tugasnya ke dalam, membina hubungan yang harmonis antara manajer beserta stafnya dengan para karyawan. 2. Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication) Salah satu tugas humas ialah sebagai sumber informasi dan sebagai saluran informasi. Dalam hal ini, humas harus memelihara komunikasi yang baik (komunikatif) dengan publik, baik publik internal maupun publik eksternal. 3. Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik (Stress good morals and manner) Humas dalam hal ini dijadikan sebagai citra dari sebuah organisasi. Jika para PR berlaku sopan dan santun dengan moral yang bernilai tinggi, maka organisasi yang diwakilinya memperoleh pandangan yang positif dari publik. 10
F. Peran Humas Cutlip, dkk (2007:46) mengemukakan bahwa ada empat peranan humas, yaitu: 1. Teknisi komunikasi Sebagai teknisi komunikasi, humas harus memiliki keahlian komunikasi dan keahlian jurnalistik, antara lain mengedit dan menulis newsletter, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web dan menangani kontak media. 2. Penasehat Ahli (Expert Presciber) Sebagai penasehat ahli, humas mendapatkan wewenang dari manajemen untuk mengatasi berbagai persoalan dalam perusahaan. Pihak manajemen hanya berperan pasif saja. Humas bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Humas dilihat sebagai orang yang memiliki otoritas penuh. 3. Fasilitator Komunikasi Sebagai fasilitator komunikasi, peran humas adalah sebagai perantara, penerjemah dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan baik oleh manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama. 4. Fasilitator Pemecah Masalah 11
Sebagai fasilitator pemecah masalah, humas berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Humas menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. G. Tujuan Humas Tujuan utama kegiatan Humas adalah membangun kredibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan guna meminimalkan biaya pengeluaran proses transfer komunikasi (Nova, 2009:40). Tujuan ini dikelompokkan menjadi: 1. Tujuan Kinerja (Performance Objective) Humas merupakan kegiatan komunikasi yang mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya (stakeholders), melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas, serta citra perusahaan di mata stakeholders. 2. Dukungan objektif pasar konsumen (Support of Consumer market objective) Kegiatan humas dapat digunakan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap, dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi pendekatan yang sesuai. Tujuan lainnya adalah untuk komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah dengan memberikan informasi sebanyak 12
mungkin dan sejelas mungkin mengenai institusi, menciptakan kesadaran anggota atau personil mengenai peran institusi dalam masyarakat, menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya. Sementara komunikasi eksternal yakni komunikasi kepada masyarakat meliputi pemberian informasi yang benar dan wajar mengenai institusi, kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya, dan motivasi untuk menyampaikan citra baik. H. Definisi Media Relations Media relations adalah aktivitas komunikasi humas atau humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (Wardhani, 2008:9). Pengertian lain dari media relations adalah membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi), dan media massa online (televisi digital, surat kabar online). Media relations merupakan suatu usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan (Jefkins dalam Nurudin, 2008:12). Tujuan utama dari aktivitas media relations adalah untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk menyebarkan suatu pesan sesuai degan keinginan perusahaan induk atau klien demi mendapatkan citra positif saja. 13
I. Tujuan Media Relations Dalam menjalankan fungsi humas dengan menggunakan media relations sebagai strateginya adalah suatu keputusan yang tepat. Karena kemajuan suatu perusahaan sangat bergantung dengan hubungan yang harmonis antara pers dengan perusahaan. Pada dasarnya, terdapat beberapa upaya untuk membangun media relations (Hidayat, 2014:78), antara lain: 1. Menjaga netralitas dan objektivitas terhadap sebuah informasi atau data yang berkembang di media massa. 2. Memperoleh sarana yang tepat untuk kepentingan publikasi seluas mungkin tentang kegiatan serta kebijakan yang diambil perusahaan yang dianggap baik untuk diketahui publik. 3. Dapat dijadikan rujukan dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan perusahaan. 4. Dapat menumbuhkan kepercayaan sehingga dapat melahirkan hubungan yang baik dan berkesinambungan antara perusahaan dengan pers. J. Prinsip-prinsip Media Relation Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan public relations dalam menjalankan media relations yang baik (Jeffkins dalam Darmastuti, 2013:45), yaitu: 1. Memahami dan melayani media Seorang humas harus mampu menjalin kerja sama dan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak media. 2. Membangun reputasi sebagai organisasi yang dapat dipercaya 14
Humas harus senantiasa dapat menyediakan informasi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal tersebut dibutuhkan, hanya dengan cara ini humas akan dinilai sebagai sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya. 3. Menyediakan salinan informasi yang memadai dan akurat Seorang humas harus mampu memproduksi foto foto yang baik, menarik, jelas, dan cepat dalam penyajiannya. 4. Bekerja sama dalam penyediaan materi informasi Humas bekerja sama dengan wartawan untuk mempersiapkan acara yang melibatkan tokoh tokoh tertentu 5. Menyediakan fasilitas verifikasi Humas harus mampu memberikan kesempatan bagi wartawan untuk melakukan verifikasi pada setiap informasi yang diterimanya. 6. Membangun hubungan personal yang kokoh Hubungan yang kokoh antara humas dan wartawan dapat terjalin apabila dilandasi dengan keterbukaan, kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati dan menghargai profesi masing-masing. K. Bentuk-bentuk Kegiatan Media Relations Terdapat beberapa macam aktivitas yang berhubungan dengan media relations (Rusadi, 2006:187), yaitu: 1. Press Conference Adalah suatu pertemuan khusus (kontak) dengan pihak pers yang diselenggarakan oleh humas, yang bertindak sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu permasalahan tertentu terhadap masalah yang dihadapinya dalam bentuk press conference yang telah ditentukan tempat, 15
waktu, tema press conference dengan sekelompok wartawan yang masingmasing mewakili berbagai media massa yang didaftar sebagai peserta secara resmi. 2. Press Tour Sejumlah wartawan yang berasal dari berbagai media massa yang telah dikenal baik oleh humas bersangkutan diajak wisataa kunjungan ke suatu event khusus, peninjauan ke luar kota bersamaan dengan pejabat instansi atau pemimpin perusahaan sebagai pengundang (tuan rumah), untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu. 3. Press Receptions Pertemuan pers, jamuan pers atau wartawan yang bersifat sosial menghadiri acara resmi tertentu baik formal maupun informal. 4. Press Briefing Press briefing termasuk berjumpa pers yang resmi yang diselenggarakan secara periodic tertentu, biasanya pada awal atau akhir bulan oleh pihak humas atau pimpinan atau pejabat tinggi instansi bersangkutan. Pertemuan ini dianggap mirip dengan diskusi atau berdialog saling memberikan masukan atau informasi yang cukup penting untuk kedua belah pihak. 5. Press Statement Biasanya keterangan pers ini kapan dan di mana saja dengan narasumbernya, tanpa adanya undangan resmi. Mungkin pemberitaan cukup dilakukan melalui telepon kepada wartawan yang bersangkutan. 6. Press Interview 16
Biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak pers setelah melalui perjanjian atau konfirmasi pada narasumbernya. Hal ini dilakukan melalui komentar, keterangan, pendapat dan sebagainya tentang suatu masalah yang aktual dan faktual di masyarakat. 7. Press Gathering Yaitu pertemuan pers secara informal antara humas dengan wartawan media massa (good relationship) dalam suatu kegiatan keagamaan atau olahraga. Menurut Ardianto (2014:142), kegiatan yang bersentuhan dengan media massa atau pers diantaranya: 1. News Release News Release menjadi standar pengumuman tertulis yang didistribusikan kepada media untuk dipublikasikan dan berisi informasi yang ingin diterbitkan. 2. Special Event Peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan humas yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, yang mampu meningkatkan pengetahuan dan selera publik, seperti pameran, lokakarya, open house dan lainnya. Dalam kegiatan ini humas biasanya mengundang media atau pers untuk meliputnya. 3. Press Luncheon Pejabat humas mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa atau wawancara, sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top management perusahaan atau lembaga guna mendengarkan perkembangan lembaga tersebut. 17