Z. Tarigan, Edward dan Abdul Rozak

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU MUNA, KABAENA, DAN BUTON SULAWESI TENGGARA

DAMPAK PENCEMARAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR LAUT DAN SUMBERDAYA PERIKANAN (STUDI KASUS KEMATIAN MASSAL IKAN-IKAN DI TELUK JAKARTA)

DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE

PENGAMATAN KADAR MERKURI DI PERAIRAN TELUK KAO (HALMAHERA) DAN PERAIRAN ANGGAI (PULAU OBI) MALUKU UTARA

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

KONDISI PERAIRAN MUARA SUNGAI DIGUL DAN PERAIRAN LAUT ARAFURA DILIHAT DARI KANDUNGAN LOGAM BERAT. Oleh

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT PADA SUNGAI DI JAWA TENGAH

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

Determinasi Kandungan Kadmium (Cd) Di Perairan Pantai Malalayang Sekitar Rumah Sakit Prof Kandou Manado

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

KAJIAN SEBARAN LOGAM BERAT Pb PADA SEDIMEN DI MUARA SUNGAI WAY KUALA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB III BAHAN DAN METODE

DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN DANAU MANINJAU, PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

Keywords : Heavy metals Pb, Heavy metals Cu, Water, Sediment, Belumai River

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 7. Lokasi penelitian

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

PEMANTAUAN KADAR LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

Molekul, Vol. 7. No. 1. Mei, 2012: 82-88

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

DISTRIBUSI KADMIUM (Cd 2+ ) SECARA HORIZONTAL DI PERAIRAN WONOREJO, SURABAYA

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

3. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

KANDUNGAN TOTAL ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN RAHA, SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Cd, Cu, Cr DAN Pb DALAM AIR LAUT DI SEKITAR PERAIRAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH MUSIM TERHADAP FLUKTUASI KADAR FOSFAT DAN NITRAT DI LAUT BANDA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA PUSAKAJAYA UTARA KECAMATAN CILEBAR KARAWANG

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

Adsorpsi Logam Cu (II) Menggunakan Perlit Yang Teraktifasi Dengan Asam Clorida (HCl)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

III. METODE PENELITIAN

SEBARAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Cu (TEMBAGA) DAN Cd (KADMIUM) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PELABUHAN PASURUAN, JAWA TIMUR

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Logam Berat pada Air dan Sedimen di Perairan Pantai Pulau Singkep Kepulauan Riau. Diterima : 1 Mei 2014 Disetujui : 1 Juni 2014 ABSTRACT

KANDUNGAN LOGAM TEMBAGA (Cu) PADA KARANG TIPE BRANCHING DI PERAIRAN KEPULAUAN KRAKATAU

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): ISSN:

Study of Heavy Metals (Pb, Cu, and Zn) in Ark Cockle s (Anadara inflata) Flesh and Shell in Selat Panjang Waters Kep. Meranti.

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

LOGAM DALAM EKOSISTEM PERAIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cu DALAM AIR, SEDIMEN, DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE

The Content Of Heavy Metals Pb, Cu, Zn On Several Types Of Mollusks In Waters Concong Luar Indragiri Hilir district of Riau province ABSTRACT

PEMANTAUAN KADAR LOGAM BERAT DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU BACAN, MALUKU UTARA

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

Transkripsi:

119 KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb, Cd, Cu, Zn DAN Ni DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MEMBRAMO, PAPUA DALAM KAITANNYA DENGAN KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN Z. Tarigan, Edward dan Abdul Rozak Kelompok Penelitian Pencemaran Laut Balai Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, Jakarta 14430, Indonesia Abstrak Pengamatan kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni di perairan muara Sungai Membramo Papua telah dilakukan pada bulan Agustus 2003. Hasilnya menunjukkan kandungan Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh Kementerian KLH 1988 untuk kepentingan perikanan. Secara keseluruhan dalam air laut kadar Zn lebih tinggi dibandingkan dengan logam yang lain, sedangkan dalam sedimen kadar Ni lebih tinggi. Data ini menunjukkan bahwa pada saat pengamatan perairan muara Sungai Membramo lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Zn dan Ni. Abstract Heavy Metals Content Pb, Cd, Cu, Zn And Ni In Sea Water And Sediment In Membramo Estuary And Its Relationship With Fishery Cultivation. Obervation on heavy metals Pb, Cd, Cu, Zn and Ni content in Jakarta Bay were carried out in August 2003. The results showed that the Pb, Cd, Cu, Zn, and Ni content still in line with threshold value stated by for fisheries. By the all, in sea water Zn content is higher compared to the others, while in sediment Ni is higher. This data showed the result show that on waters of Membramo River Zn and Ni waste than others elements. Keywords: Membramo, heavy metals, fisheries. 1. Pendahuluan Sungai Membramo merupakan salah satu sungai terbesar yang terdapat di Propinsi Papua. Sungai ini mempunyai hulu di pedalaman Papua dan bermuara di Tanjung D urville dekat Teluk Cendrawasih yang merupakan bagian dari Samudera Teduh (Pasifik). Sebagai salah satu sungai terbesar di Papua, kondisinya relatif sangat jelek dengan tingkat kekeruhan yang tinggi akibat lumpur yang dibawa dari hulu. Selain itu daratan Papua juga banyak mengandung bahan tambang yang mengandung mineral seperti logam berat dan sebagainya, sehingga dikuatirkan rembesan melalui DAS (Daerah Aliran Sungai) Membramo ke perairan laut secara cepat atau lambat akan mencemari air laut di muara Sungai Membramo. Dewasa ini pencemaran lingkungan khususnya perairan oleh logam berat bukan hanya menjadi masalah nasional tetapi juga internasional. Pencemaran logam berat dapat berasal dari kegiatan industri maupun alam. Pencemaran air dapat berupa garam dari logam berat dan logam berat yang membentuk senyawa toksik. Logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Hg, Pb, Cd, Cr, Cu, Ni, dan Zn dalam bentuk senyawa toksik [1]. Menurut Forstner dan Prosi [2], faktor yang menyebabkan logam berat tersebut dikelompokkan ke dalam zat pencemar ialah 1) logam berat tidak dapat terurai melalui biodegradasi seperti pencemar organik, 2) logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan terutama dalam sedimen sungai dan laut, karena dapat terikat dengan senyawa organik dan anorganik, melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa komplek. Karena logam berat dapat terakumulasi dalam sedimen, maka kadar logam berat dalam sedimen lebih besar dari air. Penelitian tentang kadar logam berat di muara Sungai Membramo masih sangat sedikit khususnya dalam kaitannya untuk kepentingan perikanan (budidaya dan sebagainya). 119

120 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar dan sebaran logam berat di perairan muara Sungai Membramo dalam kaitannya untuk kepentingan budidaya perikanan. Hasilnya diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah daerah dalam mengelola limbah industri yang berwawasan lingkungan. 2. Metoda Penelitian ini dilakukan di perairan muara Sungai Membramo pada bulan Agustus 2003. Di muara Sungai Membramo ditetapkan 15 stasiun pengamatan. Posisi stasiun ditetapkan secara purposive sesuai dengan tujuan penelitian seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Contoh air laut diambil dengan menggunakan Water Sampler (volume > 5 liter), selanjutnya dimasukkan ke dalam botol polietylen ( volume 1 liter), kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring yang pori-porinya 0,45 m. Air yang sudah disaring ini kemudian diawetkan dengan HNO 3 pekat. Contoh air yang sudah diawetkan ini diekstrak di laboratorium menggunakan APDC (Ammonium Pyrolidin Diethyldithio Carbonat), NaDDC (Sodium Diethyl Dithio Carbonat) dan MIBK (Methyl Isobuthyl Keton), kemudian diekstrak lagi ke fase air dengan HNO3 pekat. Contoh sedimen diambil dengan grab sebanyak 500 gr dimasukan dalam botol polietylen dan disimpan dalam freezer. Di laborarorium, contoh sediment dimasukan kedalam teflon dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C. Sebanyak 5 gr contoh didestruksi dalam beaker teflon dengan campuran HNO 3 dan HCl 1: 3 pada suhu 100 0C selama 8 jam [3]. Kadar logam berat dalam air laut dan sedimen diukur dengan menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spektroscopy) Type Varian. Tabel 1. Posisi Stasiun Penelitian di Muara Sungai Membramo, Papua Agustus 2003 No. St Posisi Lintang Bujur Kedalaman Meter 1-1.4366 137.8282 11.0 2-1.4259 137.8697 11.5 3-1.4311 137.9133 7.5 4-1.4336 137.9503 7.7 5-1.4696 137.9833 8.0 6-1.4502 137.9826 10.6 7-1.4216 137.9502 9.5 8-1.4083 137.9233 13 9-1.4030 137.8696 11.5 10-1.4076 137.8258 13.0 11-1.3697 137.8231 19.5 12-1.3725 137.8833 19.5 13-1.402 137.9495 8.0 14-1.4241 137.001 21.0 15-1.4612 137.906 9.5 136 0 BT 138 0 BT

121 2 0 Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan Hasil pengukuran kadar rerata logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni di muara Sungai Membramo disajikan pada Tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat kadar Pb rerata pada saat air pasang adalah 0.0036 ppm (3.6 ppb), kadar ini lebih tinggi dibandingkan pada saat air surut yang kadar Pbnya adalah 0.0034 ppm (3.4 ppb). Kadar ini juga lebih tinggi dari kadar normal Pb dalam air laut yakni 0.03 ppb [4], namun masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Kantor KLH [5] untuk kepentingan perikanan yakni kurang dari 0.01 ppm atau 10 ppb. Dengan demikian berdasarkan NAB di atas kadar Pb ini belum berbahaya bagi kehidupan organisme perairan. Kadar Pb sebesar 0.1 0.2 ppm dapat menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu [6], dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-ikan [7]. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Murphy [8] diketahui bahwa biota-biota perairan seperti

122 crustacea akan mengalami kematian bila biota itu berada di perairan yang terlarut Pb dengan konsentrasi 2.75-49.0 ppm setelah 245 jam. Sedangkan biota perairan lainnya, yang dikelompokkan dalam golongan insecta akan mengalami kematian dalam rentang waktu yang lebih panjang antara 168-336 jam bila perairan tempat hidupnya terlarut Pb sebesar 3.5-64.0 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran kadar Pb ini dapat dikatakan bahwa kualitas perairan ini termasuk kategori baik dengan Nilai Skala Kualitas Lingkungan (SKL) = 3. Dari Tabel 2 dapat dilihat kadar Cd relatif sama, baik pada saat air pasang maupun surut dengan kadar Cd kurang dari 0,001 ppm (<1 ppb). Kadar Cd ini masih sesuai dengan kadar Cd yang normal dalam air laut yakni 0,11 ppb [4], dan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Kementerian KLH [5] untuk kepentingan perikanan yakni kurang dari 0,01 ppm atau 10 ppb. Berdasarkan kadar Cd ini, kualitas perairan ini termasuk kategori baik dengan Nilai Skala Kualitas Lingkungan (SKL) = 3. Kadar Cd ini belum berbahaya bagi kehidupan biota perairan. Tabel 2. Kadar Rerata Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni di Muara Sungai Membramo, Agustus 2003, ppm Muara Sungai Membramo LB Air Pasang Air Surut - X Sedime n Pb 0.0036 0.0034 0.0035 11.653 Cd <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 Cu 0.0011 0.0011 0.0011 19.912 Zn 0.0053 0.0104 0.0078 87.811 Ni 0.0018 0.0016 0.0017 104.588 Ket: LB (Logam Berat), Sed (Sedimen) Cd bersifat racun dan merugikan bagi semua organisme hidup, bahkan juga berbahaya untuk manusia. Kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan. Biota-biota yang tergolong bangsa udang-udangan (crustacea) akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-504 jam bila terlarut logam atau persenyawaan Cd sebesar 0.005-0.15 ppm. Untuk biota-biota yang tergolong ke dalam bangsa serangga (insecta) akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-672 jam bila terlarut logam Cd atau persenyawaan Cd sebesar 0.003-18.0 ppm. Sedangkan untuk biota-biota perairan yang tergolong ke dalam keluarga oligochaeta akan mengalami kematian dalam selang waktu 24-96 jam bila terlarut logam Cd atau persenyawaannya sebesar 0.0028-4.6 ppm [7]. Dari Tabel 2 dapat dilihat kadar Cu saat air pasang maupun surut relatif sama yakni 0.0011 ppm (1.1 ppb). Kadar Cu ini lebih rendah dari kadar normal Cu yang ada dalam air laut. Kadar normal Cu dalam air laut berkisar antara 0.002-0.005 ppm (2.0-5.0 ppb) [7] dan 2 ppb atau 0.002 ppm [4]. Kadar Cu ini relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Kementerian KLH [5] untuk kepentingan perikanan kurang dari 0.001 ppm (1 ppb). Mengacu pada kadar normal Cu dalam air laut, maka kadar Cu hasil pengamatan ini belum berbahaya bagi kehidupan biota perairan. Berdasarkan kadar Cu ini maka kualitas perairan ini termasuk kategori sangat baik dengan Skala Kualitas Lingkungan (SKL) = 3. Cu termasuk dalam kelompok logam esensial, dan dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai ko-enzim dalam proses metabolisme tubuh dan sifat racunnya baru muncul dalam kadar yang tinggi. Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan tempat hidupnya. Konsentrasi Cu terlarut dalam air laut sebesar 0,01 ppm atau 10 ppb dapat mengakibatkan kematian fitoplankton. Kematian tersebut disebabkan daya racun Cu telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel fitoplankton. Jenis-jenis yang termasuk dalam keluarga crustasea akan mengalami kematian dalam waktu 96 jam, bila konsentrasi Cu berada dalam kisaran 0.17-100 ppm. Dalam jangka waktu yang sama, biota yang tergolong ke dalam keluarga moluska akan mengalami kematian bila kadar Cu yang terlarut berkisar 0.16-0.5 ppm. Kadar Cu sebesar 2.5-3.0 ppm dalam perairan dapat membunuh ikan-ikan [9]. Dari Tabel 2 dapat dilihat kadar Zn rerata pada saat air surut lebih rendah dibandingkan dengan air pasang. Kadar Zn sebesar 0.0053 ppm pada saat air pasang dan 0.0104 ppm pada saat air surut. Kadar Zn ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar normal Zn dalam air laut. Kadar normal Zn dalam air laut adalah 2,0 ppb atau 0,002 ppm [4]. Namun bila dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh Baku Mutu Air Laut [5] untuk kepentingan perikanan kadar Zn ini masih lebih rendah. Kadar Zn untuk kepentingan perikanan adalah <0,1 ppm. Dengan demikian berdasarkan NAB di atas, kualitas perairan ini termasuk kategori baik, dengan Nilai Skala Kualitas Lingkungan (SKL) = 3. Zn bersifat racun dalam kadar tinggi, namun dalam kadar rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai ko-enzim. Hasil percobaan LC50 (Lethal Concentration 50%) selama 96 jam menunjukkan bahwa Zn pada kadar 60 ppm telah dapat menyebabkan kematian 50 hewan uji (ikan) [9] pada kadar 310 ppb telah dapat mematikan

123 50% embrio kerang C. virginica (LC50, 24 jam), dan pada kadar 166 ppb dan 195.4 ppb telah dapat mematikan embrio dan larva kerang M. marcenaria sebanyak 50% (LC50, 24 jam) [10]. Dari Tabel 2 dapat dilihat kadar Ni rerata pada saat air pasang adalah 0.0018 ppm (1.8 ppb), kadar ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan pada saat air surut yakni 0.0016 ppm (1.6 ppb). Kadar ini masih lebih rendah dari kadar normal Ni dalam air laut yakni 2.0 ppb atau 0.002 ppm [4] dan NAB yang ditetapkan oleh Kementerian KLH [5] untuk kepentingan perikanan sebesar kurang dari 0.002 ppm. Dengan demikian kadar Ni ini belum berbahaya bagi kehidupan biota perairan. Seperti halnya logam berat yang lain, Ni juga bersifat racun terhadap organisme perairan. Hal ini telah dilaporkan sebelumnya tentang pengaruh toksisitas Ni pada ikan salmon [11]. Pada kadar 1200 ppb (1.2 ppm) logam Ni dapat mematikan 50% embrio dan larva kerang C. virginica (LC50, 24 jam), dan pada kadar 1300 ppb (1.3 ppm) dan 5700 ppb (5.7 ppm) dapat mematikan 50% embrio dan larva kerang M. marcenaria [10]. Dengan demikian berdasarkan hasil pengukuran kadar Ni, kualitas perairan ini termasuk kategori baik dengan Nilai Skala Kualitas Lingkungan (SKL) = 3. Secara keseluruhan kadar Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni dalam air laut masih sesuai dengan NAB yang ditetapkan oleh Kementerian KLH [5] untuk kepentingan perikanan. Bila diperhatikan pula untuk setiap unsur logam berat, terlihat bahwa secara rerata total kadar Zn lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Data ini menunjukkan bahwa perairan muara Sungai Membramo pada saat pengamatan menerima masukan limbah yang mengandung Zn lebih banyak dibandingkan yang lain. Pada Tabel 3 dapat dilihat konsentrasi beberapa jenis logam yang dapat mengakibatkan kematian biota laut pada pemaparan 96 jam. Dari Tabel 2 dapat pula dilihat dalam sedimen kadar Ni lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar logam yang lain yakni sebesar 104.5885 ppm, selanjutnya diikuti oleh Zn, Cu, Pb, dan Cd yang kadarnya berturut-turut adalah 87.811 ppm, 19.912 ppm, 11.653 ppm, dan <0.001 ppm. Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan kadar logam berat Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni dalam air laut dan sedimen. Dari Tabel 4 dapat dilihat kadar logam berat dalam sedimen jauh lebih tinggi dibandingkan air laut. Data ini menunjukkan adanya akumulasi logam berat dalam sedimen. Proses akumulasi yang berlangsung terus menerus dalam sedimen dapat membahayakan biota yang hidup dan mencari makan dalam sedimen seperti jenis kerang-kerangan, bila kerang ini dimakan oleh menusia maka dapat terjadi keracunan bahkan kematian. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh waktu pengamatan terhadap fluktuasi kadar logam berat Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni maka dibuat 1 buah stasiun harian (24 jam), di mana dilakukan pengukuran kadar logam berat setiap 3 jam berdasarkan waktu (Tabel 5). Dari hasil analisis statistik (analisis regresi, nilai <0.001 dianggap = 0.001) didapat nilai koefisien regresi sebagaimana tertera dalam Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat nilai koefisien regresi antara jam atau waktu pengamatan dengan kadar logam berat < dari R table 5%, yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara waktu pengamatan dengan fluktuasi kadar logam berat. Tabel 3. Konsentrasi ion-ion logam (ppm) yang mematikan beberapa biota laut pada pemaparan 96 Jam Jenis Biota Laut LB Ikan Udang Kerang Polychete Pb 188 - - 7.7-20 Cd 22-55 0.015-47 22-35 2.5-12.1 Cu 2..5-3..5 0.17-100 0.14-24 0.16-0.5 Zn 60 0,5-50 10-50 1.8-55 Ni 350 6-47 72-320 25-72 Sumber: Palar [7]

124 Tabel 4. Perbandingan kadar logam berat dalam air laut dan sedimen di muara Sungai Membramo, ppm Logam Muara Sungai Membramo Berat Air Laut Sedimen Pb 0.0035 11.653 Cd <0.001 <0.001 Cu 0.0011 19.912 Zn 0.0078 87.811 Ni 0.0017 104.588 Tabel 5. Pengamatan kadar logam berat berdasarkan waktu Permukaan Jam (WIT) Pb Cd Cu Zn Ni 13.00 0.002 <0.001 0.001 0.002 <0.001 16.00 0.005 <0.001 0.001 0.004 0.003 19.00 0.006 <0.001 0.001 0.005 0.003 22.00 0.003 <0.001 0.001 0.002 0.001 01.00 0.007 <0.001 0.001 0.009 0.001 04.00 0.005 <0.001 0.001 0.007 0.003 07.00 0.001 <0.001 0.001 0.006 0.001 10.00 0.002 <0.001 0.001 0.006 0.002 13.00 0.004 <0.001 0.002 0.002 0.003 Dasar 13.00 0.002 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 16.00 0.002 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 19.00 0.006 <0.001 0.001 <0.001 0.003 22.00 0.003 <0.001 0.001 0.001 <0.001 01.00 0.002 <0.001 0.001 0.001 0.002 04.00 0.003 <0.001 0.001 <0.001 0.002 07.00 0.002 <0.001 0.001 <0.001 0.001 10.00 0.002 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 13.00 0.004 <0.001 0.001 <0.001 <0.001 No Analisis Koefisien Regresi Regresi Rsq Permukaan 1 Jam VS Pb R = 0.20, Rsq = 0.041 (4.1 %) 2 Jam VS Cd * % 3 Jam VS Cu R= 0.54, R sq = 0.30 (30.0%) 4 Jam VS Zn R = 0.23, Rsq = 0.057 (5.7%) 5 Jam VS Ni R = 0.13, Rsq = 0.019 (1.9%) Dasar 1 Jam VS Pb R = 0.0, Rsq = 0.0% Tabel 6. Hasil Analisis Regresi

125 2 Jam VS Cd * % 3 Jam VS Cu * % 4 Jam VS Zn * % 5 Jam VS Ni R = 0.18, Rsq = 0.036 (3.6 %) R table 5%; 0.666 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni pada air laut di muara sungai Membramo masih sesuai dengan nilai ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1988 untuk kepentingan perikanan. Kadar logam berat dalam sedimen di muara sungai Membramo lebih tinggi dibandingkan pada air laut. Kadar Zn pada air laut di muara sungai Membramo lebih tinggi dibandingkan dengan Cd, Cu, Zn, dan Ni, sedangkan kadar Ni dalam sedimen di muara sungai Membramo lebih tinggi dibandingkan unsur-unsur lainnya. Daftar Acuan [1] D.W. Connel, Water Pollution Cause and Effects in Australia, University of Queensland Press, Queensland, 1974. [2] U. Forstner, F. Prosi, Proceedings of the Course Held at the Joint Research Centre of the Commission of Europian Communities, Ispra Pergamon Press, Oxford, 1978, p.131. [3] D.H. Loring, R.T.T Rantala, Technical Report No. 700, Fisheries and Marine Service Environmental Canada, 1977. [4] M. Waldichuck. In: Verberg & Venberg (Eds.), Pollution and Physiology of Marine Organism, Academic Press, London, 1974. [5] Kementrian KLH, Keputusan Menteri Negara KLH Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kementrian KLH, Jakarta, 1988. [6] L. Thamzil, S. Suwirna, S. Surtipanti, Majalah Batan 13 (1980) 41. [7] H. Palar, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1994. [8] M. Murphy, A Manual for Toxicity Tests with Freswater Macroinvetebrates and A Review of The Effects of Specific Toxicants, University of Wales Institute of Science and Technology Publication, 1979. [9] G.W. Bryan, In: A. P. M. Lockwood (Ed.), Effects of Pollutants on Aquatic Organisms, Cambridge University Press, Cambridge, 1976. [10] A. Calabrese, R.S. Collier, D.A. Nelson, J.R. McInnes, Mar. Biol. 18 (1973) 162. [11] W.D. Connell, G. J. Miller. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, Terjemahan Yanti Koestoer, Penerbit Universitas Indonesia, 1995.

126 Appendix Tabel A1. Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni dalam Air Laut di Perairan Muara Sungai Membramo, Agustus 2003 Air pasang St Pb Cd Cu Zn Ni 1 0.007 <0.001 0.002 0.005 0.003 2 0.003 <0.001 0.001 0.010 <0.001 3 0.003 <0.001 0.001 0.004 0.001 4 0.004 <0.001 <0.001 0.005 0.002 5 0.004 <0.001 0.001 0.005 <0.001 8 0.003 <0.001 <0,001 0.009 <0.001 9 0.003 <0.001 0.001 0.004 <0.001 10 0.004 <0.001 <0.001 0.004 <0.001 11 0.003 <0.001 0.001 0.009 <0.001 12 0.003 <0.001 0.001 0.008 <0.001 13 0.003 <0.001 0.001 0.004 <0.001 14 0.004 <0.001 <0.001 0.002 0.002 15 0.003 <0,001 0.001 0.001 0.001 Min 0.003 <0,001 <0.001 0.001 <0.001 Mak 0.007 <0,001 0.002 0.010 0.003 St.Dev 0.0011 0.000 0.0003 0.0027 0.0008 Rerata 0.0036 <0.001 0.0011 0.0053 0.0018 Air Surut 1 0.006 <0.001 <0.001 0,011 0.001 2 0.002 <0.001 0,001 0.008 0.001 3 0.002 <0.001 <0.001 0.003 <0.001 4 0.001 <0.001 0.001 0.005 0.001 5 0.007 <0.001 0.001 0.011 0.002 6 0.006 <0.001 0.001 0.010 0.003 7 0.002 <0.001 0.001 0.029 <0.001 8 0.005 <0.001 <0,001 0.013 <0.001 11 0.002 <0.001 <0.001 0.012 <0.001 12 0.003 <0.001 <0.001 0.012 <0.001 13 0.003 <0.001 <0.001 0.009 <0.001 14 0.003 <0.001 0.002 0.006 <0.001 15 0.003 <0.001 0.001 0.007 <0.001 Min 0.001 <0.001 0.001 0.003 <0.001 Mak 0.007 <0.001 0.002 0.029 0.003 St. Dev 0.0018 0.000 0.0004 0.0066 0.0008 Rerata 0.0034 <0.001 0.0011 0.0104 0.0016 Sedimen 1 12.03 <0,001 20.09 86.75 120.77 2 12.26 <0,001 18.35 90.14 106.14 4 16.13 <0,001 31.57 104.38 111.75 5 11.85 <0,001 18.76 88.81 91.90 6 11.60 <0,001 10.97 67.14 75.57 7 11.54 <0,001 28.28 101.56 111.45 8 14.01 <0,001 27.46 97.89 105.89 11 5.88 <0,001 8.66 75.15 114.70 12 11.54 <0,001 18.73 88.46 111.58 13 6.97 <0,001 9.31 72.16 114.46 14 10.49 <0,001 14.26 82.09 123.28 16 14.25 <0.001 26.16 91.04 86.40 17 12.94 <0.001 26.26 95.98 85.76 Min 5.88 <0.001 8.66 67.14 75.57

127 Mak 16.13 <0.001 31.57 104.38 123.28 St. Dev 2.75663 0.000 7.628616 11.23816 14.8623 Rerata 11.65308 <0.001 19.91231 87.81154 104.5885