BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Kantor pusat PT. INTI berada di Jalan Moh. Toha No. 77

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI berdiri pada tanggal 30 Desember 1974, beralamat di jalan Moh. Toha

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan keadaan perusahaan. Pertimbangan-pertimbangan yang. dengan melakukan efisiensi modal kerja (Ristanti dkk, 2015).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta

BAB I PENDAHULUAN. resiko. Modal kerja dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya ketegangan yang terjadi di Eropa telah melemahkan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, dimana sudah tidak ada lagi jarak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang dikeluarkan

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan setiap perusahaan tentunya untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembimbing : Dr. Bambang Gunawan Hardianto, SSi., MMSI

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. aktiva lancar. Secara umum terdapat dua jenis likuiditas, yaitu likuiditas

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. optimal, dengan begitu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Tempat dan Kedudukan Perusahaan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi. Kantor pusat PT. INTI berada di Jalan Moh. Toha No. 77 Bandung didirikan pada tahun 1926. Tujuan awal pendirian PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) merupakan Laboratorium Pos, Telepon dan Telegraf (PTT) dan Laboratorium Radio dan Pusat Perlengkapan Radio yang bernaung dibawah Jawatan Pos, Telepon dan Telegraf. Jawatan Pos, Telepon dan Telegraf (PTT) diubah status menjadi perusahaan Pos dan Telekomunikasi (PN POSTEL) Berdasarkan PP No. 240 tahun 1961 dan perusahaan diubah kembali berdasarkan PP no. 200 tahun 1965 menjadi PN TELEKOMUNIKASI. PN TELEKOMUNIKASI mulai bekerjasama dengan perusahaan asing pada tanggal 25 Mei 1996 yaitu dengan Siemens AG dan bentuk kerjasama dengan mendirikan pabrik telepon yang dibawahi oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomunikasi (LPP Postel). Pabrik ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto yang diwakili oleh Menteri Ekuin Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tanggal 22 Juni 1968.

Pada tahun 1971 PN TELEKOMUNIKASI melakukan pemisahan tugas pokok dalam bidang penelitian dan bidang industri sebagai berikut : a. Lembaga Penelitian dan pengembangan Postel yang mempunyai tugas dalam bidang pengujian, penelitian serta pengembangan sarana pos dan telekomunikasi baik dari segi teknologi maupun segi operasional. b. Lembaga industri, sebagai badan hukum yang berdiri sendiri dengan tugas pokok memproduksi sarana-sarana dan alat-alat telekomunikasi. PN TELEKOMUNIKASI ini kemudian mendirikan PT Industri Telekomunikasi (Persero) berdasarkan PP RI No. 34 tahun 1974 dan keputusan/ Menteri Keuangan RI No. Kep 1771/MK/IV/12/1974 tanggal 28 Desember 1974, Akta Notaris Abdul Latief, Jakarta, No. 322. Tanggal 19 Oktober 1989 berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 mengenai Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) menetapkan PT. INTI (Persero) yang semula berada dibawah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi diserahkan kepada Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). 1.1.2 Bidang Usaha PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI), sebuah perusahaan BUMN yang berkantor pusat di Bandung yang selama ini bergerak di bidang usaha manufaktur alat-alat telekomunikasi, kini menetapkan untuk memfokuskan diri pada usaha di bidang jasa dan yaitu Infokom System Teknologi Intergrated (ISTI).

Dalam tahun 2008 - sekarang, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) menangani penjualan produk untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi, yaitu : a. Produk Sentral b. Produk Transmisi c. Produk Terminal 1.1.3 Visi dan Misi Dalam menjalankan usahanya PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) memiliki visi yang bertujuan agar menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan MIMPI menjadi REALITA. Dalam hal ini, MIMPI diartikan sebagai keinginan atau cita-cita bersama antara PT. INTI dan pelanggannya, bahkan dengan seluruh stakeholder perusahaan. Berdasarkan rumusan visi yang baru maka rumusan misi PT. INTI terdiri dari tiga butir sebagai berikut : a. Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen. b. Memaksimalkan value (nilai) perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang berkesinambungan. c. Berperan sebagi prime mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negeri. 1.1.4 Strategi Perusahaan PT. INTI Dalam rangka pengembangan kualitas SDM menuju pencapaian tujuan perusahaan, ditetapkan tiga strategi berikut:

a. Strategi Pembagian Peran MSDM (Sentralisasi dan Desentralisasi). Keterpaduan sistem MSDM pada tingkat perusahaan bersama peningkatan peran pimpinan unit dalam rangka perwujudan "every manager is personnel manager". b. Strategi Peningkatan Kualitas Individu 1) Pelatihan yang ditujukan bagi karyawan operasional, analis, dan staf ahli dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis. 2) Pengembangan bagi karyawan manajerial dalam rangka peningkatan kemampuan konseptual, kepemimpinan, pengambilan keputusan serta human relation. c. Strategi Peningkatan Kerjasama Tim (Team Work Strategy). Penanganan bisnis perusahaan secara terpadu yang diterjemahkan dalam bentuk organisasi yang bersifat Cross Functional System 1.2 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan perusahaan, manajer perusahaan tidak akan terlepas dari permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Apabila perusahaan telah mencapai posisi tertentu dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal. Pemenuhan kebutuhan modal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan modal sendiri yang terdiri dari saldo laba, modal dari pemegang saham dan dari sumber lainnya yaitu modal pinjaman atau dapat pula diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya.

Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang seringkali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, di mana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal. Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba.

Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan laba, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang akan segera jatuh tempo. Likuiditas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan sebagai jaminan pemenuhan seluruh kewajiban jangka pendeknya. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modalkerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar akan berakibat timbulnya dana menganggur. Semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh perusahaan pada periode yang bersangkutan Sebuah perusahaan dalam menjalankan operasinya membutuhkan dana yang sangat besar, baik untuk produksi maupun untuk investasi. Kebutuhan dana ini tidak dapat sepenuhnya dipenuhi dengan modal sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan peminjaman dana ke pihak lain ataupun melakukan

penundaan pembayaran beberapa kewajiban. Utang yang dimiliki oleh perusahaan harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak menambah beban bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian. Rasio utang dalam sebuah laporan keuangan menunjukkan seberapa besar aset yang dibiayai dengan hutang. Semakin besar rasio lancar, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Disatu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik. Namun disisi lain, perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan perusahaan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi membutuhkan metode pendanaan dan pengelolaan dana keuangan yang efektif. Pengelolaan dana yang dimaksud adalah pengelolaan yang wajib mempertimbangkan tingkat keamanan, tingkat hasil, dan tingkat profitabilitas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi, modal kerja merupakan suatu keharusan yang memerlukan perhatian besar dan tindakan hati-hati dalam pengelolaannya karena hampir sebagian besar operasi perusahaan dibelanjai oleh modal kerja. Analisis likuiditas yang diukur dengan

current ratio, quick ratio dan cash ratio dan efisiensi modal kerja pada Perusahaan yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut menggunakan modal yang ada serta tingkat likuiditas yang dicapai sehingga berpengaruh terhadap laba yang diperoleh. Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya perencanaan yang sistematis dalam penggunaan modal. Namun demikian jika jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan terlalu besar atau berlebihan, ini juga berakibat banyaknya sumber dana yang menganggur. Banyaknya dana yang menganggur menyebabkan perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang optimal. Semakin besar dana menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi karena adanya dana dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran dana tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investmen dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola dana, yang akhirnya perusahaan kurang optimal dalam memperoleh laba. Oleh karena itu perlu ditentukan besarnya sumber dana yang tepat untuk membiayai modal kerja perusahaan. Pengelolaan sumber dana perusahaan akan berkaitan dengan seberapa besar modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga tidak ada dana yang berlebih. Di samping itu perlu diketahui apakah modal kerja yang digunakan efisien atau tidak. Hal tersebut dapat diwujudkan jika perusahaan mengoptimalkan aktivitas keuangannya karena mempunyai keterkaitan yang erat dengan fungsifungsi lainnya dan strategi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu hampir

Axis Title sebagian besar dari seluruh kegiatan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap keuangan. Masalah keuangan yang selalu dihadapi perusahaan adalah modal kerja karena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan seharihari. Salah satu upaya untuk mengetahui kondisi keuangan adalah dengan cara melakukan analisis keuangan. Melalui analisis keuangan akan diketahui seberapa besar kebutuhan modal kerja dan seberapa besar tingkat efisiensi modal kerja. Berikut adalah gambaran tentang modal kerja dan total aset pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) periode tahun 2006 2015 1600000,00 1400000,00 1200000,00 1000000,00 800000,00 600000,00 400000,00 200000,00 0,00 2006200720082009201020112012201320142015 MODAL KERJA TOTAL ASET Gambar 1.1. Perbandingan Modal Kerja dengan Total Aset Dari gambar di atas terlihat bahwa modal kerja PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) tahun 2006 2015 umumnya mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan total asetnya. Namun pada tahun 2011 modal kerja dan total aset mengalami penurunan. Pada tahun 2012 terjadi gap, di mana pada tahun 2012 modal kerja mengalami kenaikan sedangkan total aset

mengalami penurunan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika modal kerja meningkat maka akan meningkatkan total asetnya. Untuk mengetahui apakah modal kerja sesuai dengan yang dibutuhkan dan apakah tingkat efisiensi modal kerja cukup baik perlu dilakukan suatu penelitian tentang ini. Salah satunya adalah dengan mengkaitkannya dengan tingkat likuiditas sebab tingkat likuiditas selalu dijadikan tolak ukur sehat tidaknya perusahaan. Hal-hal di atas menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP EFISIENSI MODAL KERJA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tahun 2006 2015. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio pada PT. INTI Tahun 2006 2015? 2. Bagaimanakah efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015? 3. Bagaimanakah kebutuhan modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015? 4. Seberapa besar pengaruh likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio terhadap efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 Secara Simultan?

5. Seberapa besar pengaruh likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio terhadap efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 Secara Parsial? 6. Seberapa besar pengaruh efisiensi modal kerja terhadap kebutuhan modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio pada PT. INTI Tahun 2006 2015 2. Untuk mengetahui efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 3. Untuk mengetahui kebutuhan modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio terhadap efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 Secara Simultan 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas dilihat dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio terhadap efisiensi modal kerja pada PT. INTI Tahun 2006 2015 Secara Parsial 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efisiensi modal kerja terhadap kebutuhan modal kerja pada PT. INTI 2006 2015. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain.

1.5.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi pengembangan kurikulum untuk memperluas pengetahuan tentang seberapa besar pengaruh tingkat likuiditas terhadap efisiensi dan kebutuhan modal kerja. 1.5.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis merupakan penjelasan kepada pihak-pihak mana saja yang kiranya hasil penelitian penulis dapat memberikan manfaat. Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mengevaluasi kebijaksanaan yang telah ada dan akan dilaksanakan di masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis, Selain untuk mengetahui sejauh mana teori keuangan yang telah diperoleh penulis diterapkan dalam perusahaan ini juga hasil temuan empiris penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur Manajemen Keuangan, serta memperkaya referensi bagi pembaca. 3. Bagi Pihak-pihak lain Dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi yang berguna bagi peneliti lainnya yang tertarik mengenai pengaruh tingkat likuiditas terhadap efisiensi dan kebutuhan modal kerja.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang menjadi objek penelitian tesis ini adalah PT. INTI yang berlokasi di Jalan Moch. Toha No. 77 Bandung sedangkan waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah dari bulan Maret 2015 sampai dengan 12 Juni 2016.