Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORITIS

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin maju, seperti pada perusahaan jasa, hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II LANDASAN TEORI

LINGKUNGAN BISNIS : PERPAJAKAN DAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II BAHAN RUJUKAN

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk memajukan sektor ekonomi

Transkripsi:

PENGARUH EVALUASI PENILAIAN AKTIVA TETAP PADA ALOKASI PENGHASILAN UKM LINTANG DAMARINGATI (Mahasiswi Universitas Gunadarma 20208740) Abstraksi Metode penyusutan (depresiasi) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghitung beban depresiasi aktiva tetap pada setiap periode akuntansi. Metode penyusutan yang dianalisis pada penelitian ini adalah metode garis lurus (straight line method), saldo menurun (declining balance method), saldo menurun, ganda (double declining balance method), jumlah angka tahun (sum of years digit method). Laba operasi merupakan selisih lebih dari pendapatan atas biaya sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Besarnya laba operasi yang dipengaruhi oleh metode penyusutan garis lurus akan berbeda dengan dipengaruhi oleh metode penyusutan lainnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana perbandingannya bila menggunakan metode yang digunakan pada UKM dengan metode lain dan pengaruhnya terhadap laba, perusahaan, digunakan rumus-rumus dari masing-masing metode tersebut dan untuk melihat kaitannya dengan perolehan laba digunakan analisis komparasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa besarnya penyusutan aktiva tetap yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, saldo menurun, dan saldo menurun ganda. Kenaikan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kuantitas aktiva tetap, adanya kegiatan perluasan atau peningkatan mutu aktiva tetap. Sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aktiva tetap yang dimiliki oleh usaha. Pendahuluan Latar Belakang UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 disaat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagaian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat berandalan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih menganggur. Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Dalam menghadapi perkembangan usaha semakin maju, sebuah usaha didirikan harus memiliki satu tujuan agar dapat membuat usaha hidup dalam jangka panjang, artinya usaha harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Diantaranya adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam usaha.

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengelolaan yang efektif dan kebutuhan yang tepat dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan penilaian aktiva tetapnya? 2. Bagaimana perhitungan penyusutan aktiva tetap UKM? 3. Bagaimana pengaruh penilaian aktiva tetap terhadap alokasi penghasilan UKM? Lingkup pembahasan ini dibatasi pada metode penyusutan aktiva tetap pada UKM. LANDASAN TEORI Pengertian Aktiva Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 16 revisi tahun 2007) adalah : Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode Pengertian Penyusutan Semua aktiva tetap kecuali tanah akan rusak/usang. Untuk beberapa aktiva tetap, kerusakan fisik atau aus menyebabkan penyusutan (depresiasi). Ada beberapa pengertian penyusutan yang dikemukakan para ahli, diantaranya adalah : Menurut S. Munawir (2004:141) adalah : Depresiasi adalah proses pengalokasian cost atau harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menghitung penyusutan, yaitu : 1. Metode Garis lurus (Straight Line Method) 2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) 3. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance Method) 4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method) Pengukuran Pendapatan PSAK no 23 tahun 2009 menyatakan bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah Usaha Kecil dan Menengah baik dari sektor dagang, jasa maupun manufaktur, yang ada di wilayah kota Jakarta Timur. Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah : Penyebaran Kuesioner Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk angket atau kuesioner. Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dengan skala guttman. Kuesioner tertutup, kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda checklist (v). Responden yang dipilih oleh peneliti adalah pemilik usaha (manajer)

pada UKM, baik UKM sektor dagang, jasa, maupun manufaktur dengan jumlah responden sebanyak 40 responden, dipilihnya 40 responden karena jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian, yaitu n = 30 dan dengan menggunakan rumus solvin : N = n/n(d) 2 + 1. Studi Pustaka Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui buku referensi yang berkaitan dengan penilaian aktiva tetap serta alokasi penghasilan menurut akuntansi serta undang undang akuntansi. Alat Analisis Alat Analisis yang diguinakan adalah : Uji Validitas Untuk mengukur sah (valid) tidaknya yang disebarkan dalam penelitian, maka untuk mengukur pengaruh evaluasi penilaian aktiva tetap pada alokasi penghasilan UKM, dengan memberikan pertanyaan tiap variabel Uji Reabilitas Uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. 3.4.3 Penilaian Penyusutan 1. Metode penyusutan Garis Lurus Penyusutan = (harga perolehan nilai sisa)/ n 2. Metode penyusutan Saldo Menurun [(100%/umur ekonomis) x 2] x nilai perolehan/nilai buku 3. Metode penyusutan Saldo Menurun Ganda Tarif = [(1/n X 100%) X 2] x (harga perolehan nilai sisa) 4. Metode penyusutan Jumlah Angka Tahun jumlah angka tahun = [n/jml n x (harga perolehan nilai sisa)] Analisis Komparasi Penelitian komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih (Saaty, 1998). Penelitian komparasi atau perbedaan yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian, sehingga untuk mengetahui harga perolehan mengalami kenaikan atau penurunan dari tahun ke tahun. PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Kotamadya Jakarta Timur lahir dengan bersamaan dengan keluarnya peraturan pemerintah nomor 25 tahun 1978 yang membagi wilayah DKI Jakarta menjadi lima wilayah kotamadya dengan kedudukan setingkat dengan daerah tingkat II dengan dibawah pimpinan seseorang walikotamadya. Wilayah Jakarta Timur dibagi menjadi 11 kecamatan pada tahun 2008 melaporkan informasi tentang UKM di wilayah Jakarta Timur. Uji Validitas dan Reabilitas Uji Validitas Dalam pengujian jika kuesioner disusun mengikuti skala Guttman maka item dianggap valid jika koefisien korelasi item tersebut dengan total keseluruhan item (t) haruslah lebih besar atau sama dengan r tabel. Menurut Sugiono (2008), nilai r tabel untuk item 40 dan tingkat

signifikasi 5% adalah 0,2638. uji validitas yang dilakukan terdiri dari 15 item pernyataan setelah dilakukan uji validitas ternyata ke 11 item dinyatakan valid dan 4 item pernyataan tidak valid akan dihapus dari pernyataan kuesioner. Uji Relabilitas Menurut Sugiyono (2008), nilai r tabel menurut 40 item dan tingkat signifikasi 5% adalah 0,2638. Berdasarkan hasil hitungan dengan bantuan SPSS 17.0 pernyataan kuesioner tersebut dinyatakan reliabel karena dengan junlah responden sebanyak 40 orang dan r hitung = 0,844 dinyatakan lebih besar dari batas minimum yaitu 0,2638 sehingga kuesioner dapat diandalkan guna menjaring data yang diperlukan untuk mengukur perkembangan UKM di wilayah Jakarta Timur. Data Deskriptif Tabel 4.4 Hasil Kesimpulan Data Deskriptif No Variabel Hasil Keterangan 1 Usia >40th = 20% 30-40 th = 30% <30th = 50% 2 Pendidikan PT = 49% SMA = 38% SMP = 8% SD = 5% 3 Ijin Usaha ada = 87% tidak ada = 13% 4 Jumlah Karyawan >30 = 9% 20-30 = 14% 10-20 = 43% 1-10 = 34% 5 Produk yang Dihasilkan Bhn bangunan = 8% Kbthn rumah tangga = 5% Kendaraan = 18% Perlngkpn alat =19% Furniture =13% Restoran = 37% Hal ini menunjukkan pelaku UKM masih didominasi usia produktif.. Dengan kelompok usia yang masih produktif ini seharusnya pelaku UKM mampu berkreatifitas lebih dan mampu melakukan inovasi bagi usahanya seperti melakukan perhitungan Aktiva tetap, sehingga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha mereka. Para pemilik usaha memiliki ilmu yang cukup memadai untuk mempelajari perhitungan aktiva tetap. Usaha yang sudah memiliki izin usaha berarti usaha yang dijalani bersifat legal. Jumlah tenaga kerja sebanyak itu sudah sangat efektif untuk mencapai target produksi. Pelaku UKM didominan oleh restoran dikarenakan ketersediaan mereka melakukan pengisian kuesioner.

6 Wilayah Pasar Lokal = 67% Anatar daerah = 25% Luar jawa = 8% 7 pengetahuan tentang metode penyusutan aktiva tetap Ya = 82% Tidak = 18% 8 Penggunaan metode garis lurus Ya = 55% Tidak = 45% 9 Penggunaan metode penyusutan selain garis lurus ya = 33% tidak = 67% Hasil Penelitian Berikut ini adalah daftar aktiva tetap : Tabel 4.5 Harga Perolehan Aktiva Tetap Para UKM tersebut hanya melakukan pemasaran sekitar wilayah tersebut. Pengetahuan mereka akan metode penyusutan sudah sangat mengerti. Para UKM tersebut rata-rata sudah menggunakan metode garis lurus. Banyak yang berpendapat bahwa metode penyusutan selain garis lurus begitu sulit. Tahun Bangunan Kendaraan Mesin Peralatan 2007 Rp 67.000.000 Rp 27.000.000 Rp 12.000.000 Rp 7.000.000 2008 Rp 82.000.000 Rp34.500.000 Rp 22.000.00 Rp 12.000.00 2009 Rp 122.000.000 Rp 39.500.000 Rp 27.000.000 Rp 32.000.000 2010 Rp 142.000.000 Rp 42.000.000 Rp 34.500.000 Rp 39.500.000 2011 Rp 192.000.000 Rp 57.000.000 Rp 44.500.000 Rp 49.500.000 Dengan nilai residu atau sisa sebesar Rp 2.000.000 dengan umur bangunan 20 tahun, kendaraan, mesin, dan peralatan 5 tahun dan nominal angka diatas merupakan contoh. Metode Garis Lurus Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Metode Garis Lurus Tahun Bangunan Kendaraan Mesin Peralatan 2007 Rp 3.250.000 Rp 5.000.000 Rp 2.000.000 Rp 1.000.000 2008 Rp 4.000.000 Rp 6.500.000 Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 2009 Rp 6.000.000 Rp 7.500.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 2010 Rp 7.000.000 Rp 8.000.000 Rp 6.500.000 Rp 7.500.000 2011 Rp 9.000.000 Rp 11.000.000 Rp 8.500.000 Rp 9.500.000 Metode Saldo Menurun Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Saldo Menurun Tahun Bangunan Kendaraan Mesin Peralatan 2007 Rp 6.700.000 Rp 10.800.000 Rp 4.800.000 Rp 2.800.000 2008 Rp 6.030.000 Rp 6.480.000 Rp 2.880.000 Rp 1.680.000 2009 Rp 5.427.000 Rp 3.888.000 Rp 1.728.000 Rp 1.008.000 2010 Rp 4.884.300 Rp 2.322.000 Rp 1.036.800 Rp 604.800 2011 Rp 4.395.870 Rp 1.400.000 Rp 622.080 Rp 362.880

Metode Saldo Menurun Berganda Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Saldo Menurun Berganda Tahun Bangunan Kendaraan Mesin Peralatan 2007 Rp 6.500.000 Rp 10.000.000 Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 2008 Rp 8.000.000 Rp 13.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4.000.000 2009 Rp 12.000.000 Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 12.000.000 2010 Rp 14.000.000 Rp 16.000.000 Rp 13.000.000 Rp 15.000.000 2011 Rp 19.000.000 Rp 22.000.000 Rp 17.000.000 Rp 19.000.000 Metode Jumlah Angka Tahun Tabel 4.9 Hasil perhitungan Jumlah Angka Tahun Tahun Kendaraan Mesin Peralatan 2007 Rp 3.333.333,33 Rp 3.333.333,33 Rp 1.666.666,67 2008 Rp 8.666.666,67 Rp 5.333.333,33 Rp 2.666.666,67 2009 Rp 7.500.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 2010 Rp 5.333.333,33 Rp 4.333.333,33 Rp 10.000.000 2011 Rp 3.666.666,67 Rp 2.833.333,33 Rp 3.166.666,67 Analisis Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Penerapan metode penyusutan yang berbeda seperti yang telah disebutkan diatas akan mempengaruhi laba sebagai berikut : 1. Metode garis lurus akan menyebabkan pembebanan biaya penyusutan yang tetap jumlah periode, sehingga metode ini menyebabkan pembebanan laba setiap periode tetap. 2. Metode pembebanan menurun akan menyebabkan pembebanan biaya penyusutan semakin besar pada setiap akhir periode, sehingga metode ini akan menyebabkan laba demikian menurun pada setiap akhir periode. 3. Metode pembebanan meningkat akan menyebabkan laba yang semakin meningkat pada setiap akhir periode. 4. Metode pembebanan variabel akan menyebabkan pembebanan biaya penyusutan yang berubah-ubah setiap periode, sehingga metode ini menyebabkan laba setiap periode berubah-ubah. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan berdasarkan Metode Penyusutan Tahun Garis Lurus Saldo Menurun Saldo Menurun Berganda Jumlah Angka Tahun 2007 Rp 11.250.000 Rp 25.100.000 Rp 22.500.000 Rp 8.333.333,33 2008 Rp 15.500.00 Rp 17.070.000 Rp 33.000.000 Rp 16.666.666, 67 2009 Rp 24.500.000 Rp 12.051.000 Rp 49.000.000 Rp 20.500.000 2010 Rp 29.000.000 Rp 8.847.900 Rp 58.000.000 Rp 29.666.666,67 2011 Rp 38.000.000 Rp 6.780.830 Rp 67.500.000 Rp 9.666.666,67 Total Rp 118.250.000 Rp 69.849.730 Rp 230.000.000 Rp 84.833.333,34

Tabel 4.11 Tabel Komparasi Rata-Rata Beban Penyusutan Tahun Garis Lurus Saldo Menurun Saldo Menurun Berganda Jumlah Angka Tahun 2007 Rp 11.250.000 Rp 25.100.000 Rp 22.500.000 Rp 8.333.333,33 2008 Rp 15.500.000 Rp 17.070.000 Rp 33.000.000 Rp 16.666.666, 67 2009 Rp 24.500.000 Rp 12.051.000 Rp 49.000.000 Rp 20.500.000 2010 Rp 29.000.000 Rp 8.847.900 Rp 58.000.000 Rp 29.666.666,67 2011 Rp 38.000.000 Rp 6.780.830 Rp 67.500.000 Rp 9.666.666,67 Ratarata/th Rp 23.650.000 Rp 13.969.946 Rp 46.000.000 Rp 16.966.666,67 Hasil Pengaruh Metode Penyusutan tahun 2007 terhadap Laba Keterangan Garis Lurus Saldo Menurun Saldo Menurun Berganda Jumlah Angka Tahun Penjualan Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 Total Biaya Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Pendapatan Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 Rp 60.000.000 Beban Penyusutan Rp 11.250.000 Rp 25.100.000 Rp 22.500.000 Rp 8.333.333,33 Laba kotor sebelum pajak Rp 48.750.000 Rp 34.900.000 Rp 37.500.000 Rp 51.666.666,67 Pajak Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Laba Bersih Rp 43.750.000 Rp 29.900.000 Rp 32.500.000 Rp 46.666.666,67 Sebagai contoh perhitungan garis lurus tahun 2007 : Rp 75.000.000 Rp 15.000.000 = Rp 60.000.000 Rp 11.250.000 = Rp 48.750.000 Rp 5.000.000 = Rp 43.750.000. Total perbandingan persentase untuk tahun 2007 adalah 28,63% dari garis lurus, 19,57% dari saldo menurun, 21,27% dari saldo menurun berganda, 38,54% dari jumlah angka tahun. Untuk mengetahui perbandingan persentase tahun-tahun berikut bisa dilakukan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, persentase garis lurus diambil dari (Rp 43.750.000/Rp 152.816.666,7) x 100% = 28,63%, dan Rp 152.816.666,7 diperoleh dari Rp 43.750.000 + Rp 29.900.000 + Rp 32.500.000 + Rp 46.666.666,67. Untuk mengetahui besarnya rata-rata pengaruh metode penyusutan terhadap laba usaha tersebut dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Rata-rata metode penyusutan garis lurus Rp 238.250.000 / 5 = Rp 47.650.000 2. Rata-rata metode penyusutan saldo menurun Rp 228.143.170 / 5 = Rp 45.628.634 3. Rata-rata metode penyusutan saldo menurun berganda Rp 126.500.000 / 5 = Rp 25.300.000 4. Rata-rata metode penyusutan jumlah angka tahun Rp 257.666.666,7 / 5 = Rp 51.533.333,34

Sebagai contoh nilai dari Rp 238.250.000 didapatkan dari hasil jumlah Rp 43.750.000 + Rp 37.500.000 + Rp 52.500.000 + Rp 47.500.000 + Rp 57.000.000. Tabel 4.17 Tabel Komparasi Rata-Rata Beban Penyusutan terhadap Laba Saldo Tahun Garis Lurus Saldo Menurun Menurun Berganda Jumlah Angka Tahun 2007 Rp 43.750.000 Rp 29.900.000 Rp 32.500.000 Rp 46.666.666,67 2008 Rp 37.500.000 Rp 35.930.000 Rp 20.000.000 Rp 26.333.333,33 2009 Rp 52.500.000 Rp 64.949.000 Rp 28.000.000 Rp 52.500.000 2010 Rp 47.500.000 Rp 67.600.000 Rp18.500.000 Rp 46.833.333,33 2011 Rp 57.000.000 Rp 88.219.170 Rp 27.500.000 Rp 85.333.333,33 Ratarata/th Rp 47.650.000 Rp 45.628.634 Rp 25.300.000 Rp 51.533.333,34 Untuk aktiva tetap yang tidak diikutsertakan dalam proses produksi nilai penyusutannya akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan yang tentu saja hal tersebut akan mempengaruhi besarnya laba usaha perusahaan. Oleh karena itu pemilihan metode penyusutan dari beberapa metode yang ada haruslah tepat, karena nilai penyusutan akan mempengaruhi besarnya laba suatu usaha. Naik turunnya laba suatu usaha di setiap periode tergantung dari pemilihan metode penyusutan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisa penulis atas pengaruh evaluasi penilaian aktiva tetap pada alokasi penghasilan UKM, penulis sampaikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan penilaian aktiva tetap terhadap UKM sudah sangat baik, dengan dilihat hasil presentase pengetahuan tentang metode penyusutan aktiva tetap sebesar 82%. 2. Perhitungan metode penyusutan aktiva tetap didominasi dengan metode garis lurus, dikarenakan penggunaan tersebut telah umum digunakan di UKM, dengan hasil presentase 55%. 3. Pengaruhnya penilaian aktiva tetap terhadap alokasi penghasilan UKM dapat dilihat dari hasil perhitungan misalnya jumlah garis lurus dibagi dengan total tahunan, maka dari hasil ratarata tersebut bisa di analisis pengaruhnya penilaian aktiva tetap terhadap alokasi penghasilan. Saran Dari hasil pembahasan dan analisa penulis atas evaluasi penilaian aktiva tetap berpengaruh alokasi penghasilan UKM, penulis ingin menyumbangkan saran, yaitu : Ada baiknya untuk mempelajari metode penyusutan aktiva tetap selain metode garis lurus, sehingga kita dapat mengetahui perngaruhnya terhadap laba usaha tersebut. DAFTAR PUSTAKA Jusup, Al Haryono, dasar-dasar akuntansi, STIE YKPN, Yogyakarta, 2002 Maslani, permasalahan asset tetap dan solusinya dalam penyajian laporan keuangan, pusdiklatwas BPKP 2011

Nuruzzaman, Muhammad dan Agus setiady, evaluasi atas pengakuan pendapatan dan beban pada perusahaan jasa konstruksi dalam kaitannya terhadap laporan laba rugi perusahaan, vol 9 no 2, Oktober 2009 Prihatma, Gugup Tugi, aktiva tetap terhadap laba perusahaan, vol 1 no 1, Januari 2008 PSAK no 16, aktiva tetap, IAI, Jakarta, 2007 PSAK no 23, Pendapatan, IAI, Jakarta, 2010 Riduwan, Akhmad, pernyataan standar akuntansi keuangan no 46 dan koefisiean respon laba akuntansi, vol 12 no 3, September 2008 Syafri, Sofyan, analisis investasi akyiva tetap, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 Trisnawati, Estralita, perbedaan antara kebijakan akuntansi dan perpajakan dalam aktiva tetap, vol 9 no 2, Mei 2005 www.jpnn.com