KORELASI ANTARA NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LANJUT USIA ARTIKEL ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB IV METODE PENELITIAN

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia. dengan Hipertensi Primer LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT ARTERI PERIFER DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR PADA PASIEN DM TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

GAMBARAN SKOR MMSE, CDT, TMT A DAN TMT B PADA LANSIA DI PANTI WERDHA AGAPE TONDANO

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

PERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL

HUBUNGAN KADAR TROMBOSIT DAN KEJADIAN KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

GAMBARAN BERAT JENIS DAN GLUKOSA PADA URIN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2014

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

HUBUNGAN RASIOLINGKAR PINGGANG TERHADAP TINGGI BADAN DENGAN GLUKOSA DARAHPUASA PADALANSIA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

Hubungan Antara Faktor Karakteristik, Hipertensi dan Obesitas dengan Kejadian Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

Hubungan Lokasi Lesi Stroke Non-Hemoragik dengan Tingkat Depresi Pasca. Stroke (Studi Kasus di Poli Saraf RSUP Dr.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

PERBEDAAN KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN RETINOPATI DIABETIKA DAN TANPA RETINOPATI DIABETIKA. Artikel Karya Tulis Ilmiah

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB IV METODE PENELITIAN

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB I PENDAHULUAN. (DM) merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

GAMBARAN GLUKOSA DALAM DARAH DAN KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 1 DAN TIPE 2 YANG RAWAT INAP DI RSUP.H.

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

Transkripsi:

KORELASI ANTARA NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LANJUT USIA CORRELATION BETWEEN ANKLE BRACHIAL INDEX SCORE WITH COGNITIVE STATE IN THE ELDERLY WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar proposal karya tulis ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum INDI HIMMA KHAIRANI G2A 007 099 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2011

KORELASI ANTARA NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LANJUT USIA ABSTRAK Latar Belakang: salah satu komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 adalah Peripheral Arterial Disease (PAD) yang terjadi akibat proses atherosklerosis. Proses atherosklerosis ini terjadi di pembuluh darah tepi yang salah satu manifestasinya adalah terjadinya gangguan kognitif. Keparahan PAD dapat dinilai dengan nilai Ankle Brachial Index (ABI), sedangkan gangguan kognitif dapat dinilai dengan menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE). Oleh karena proses yang mendasari gangguan tersebut adalah sama, diperlukan penelitian untuk menganalisis korelasi antara nilai ABI dengan nilai MMSE. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 54 penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia yang memeriksakan diri di poliklinik geriatri RSUP Dr. Kariadi. Subyek penelitian dicari melalui data catatan medis di poliklinik geriatri yang kemudian dilakukan wawancara dan pengukuran nilai tekanan darah kaki maupun tangan di rumah masing-masing. Wawancara dilakukan untuk menilai status kognitif dengan menggunakan MMSE yang berjumlah 10 pertanyaan dengan nilai total 30. Sedangkan pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer dalam posisi berbaring. Hasil: Hasil penelitian yang didapatkan kemudian dilakukan uji korelasi Spearman dan menunjukkan adanya korelasi yang positif antara nilai ABI kiri dan MMSE dengan p=0,000, r=0,511, CI=95%. Sedangkan nilai ABI kanan dan MMSE menunjukkan adanya korelasi yang positif dengan p=0,017, r=0,323, CI=95%. Kesimpulan: Nilai ABI yang rendah menggambarkan nilai MMSE yang rendah sesuai dengan hipotesis penelitian. Kata Kunci: ABI, PAD, MMSE, Diabetes Mellitus Tipe 2. 2

CORRELATION BETWEEN ANKLE BRACHIAL INDEX SCORE WITH COGNITIVE STATE IN THE ELDERLY WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS ABSTRACT Background: One of the complications that occur in people with type 2 diabetes mellitus is Peripheral Arterial Disease (PAD) due to the process of atherosclerosis. This atherosclerotic process occurs in peripheral blood vessels which one manifestation is the occurrence of cognitive impairment. Severity of PAD can be assessed by the Ankle brachial index (ABI), while cognitive impairment can be assessed using the Mini Mental State Examination (MMSE). Because the underlying process is the same disorder, research is needed to analyze the correlation between ABI score with MMSE score. Methods: In this cross-sectional study, the subjects amounted to 54 patients with type 2 diabetes mellitus elderly who self-examined in the geriatrics clinic of Kariadi Hospital. Study subjects sought medical records via the data in a geriatric clinic were interviewed and the measurement of blood pressure values in the home leg and hand respectively. Interviews were conducted to assess cognitive status using the MMSE, amounting to 10 questions worth a total of 30. While the blood pressure measurements performed by using a stethoscope and sphygmomanometer in a lying position. Results: The results obtained Spearman correlation test was then performed and showed a positive correlation between the left ABI values and MMSE with p = 0.000, r = 0.511, CI = 95%. While the right ABI values and MMSE showed a positive correlation with p = 0.017, r = 0.323, CI = 95%. Conclusion: The low of ABI score describes a low MMSE score or a low of cognitive function in the elderly with type 2 diabetes mellitus. Keywords: ABI, PAD, MMSE, Diabetes Mellitus Type 2. 3

PENDAHULUAN Perubahan proporsi kelompok usia yang terjadi di dunia menyebabkan meningkatnya jumlah populasi lanjut usia. Perubahan ini diikuti dengan bergesernya pola penyakit ke penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan sebagainya. 1 Diabetes mellitus yang merupakan salah satu penyakit tersebut prevalensinya semakin meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi yang fatal. 2 Diabetes mellitus ini dibagi menjadi Diabetes Mellitus Tipe 1, Diabetes Mellitus Tipe 2, Diabetes Gestasional dan tipe khusus lain. 3 Diabetes mellitus tipe 2 masih belum diketahui dengan jelas penyebabnya dan terjadi akibat defisiensi insulin relatif yang banyak terjadi pada obesitas serta terkait dengan faktor genetik. 4 Komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes mellitus tipe 2 ini dapat dilihat pada pembuluh darah salah satunya mikroangiopati. Terjadinya mikroangiopati yang berkepanjangan, dapat memunculkan kelainan pada sirkulasi darah di otak yang dapat menimbulkan gangguan kognitif. 5 Penyebab gangguan pada otak ini akibat adanya proses aterosklerosis yang menimbulkan Peripheral Arterial Disease (PAD). 6 PAD yang muncul ini dapat dilihat dengan mengukur tekanan darah di kaki dan tangan kemudian membandingkan hasil pengukuran tersebut sehingga didapatkan nilai Ankle Brachial Index (ABI). Sedangkan gangguan kognitif dapat dinilai dengan menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan nilai Mini Mental State Examination (MMSE) penderita Diabetes Mellitus Tipe2 lanjut usia serta menganalisis korelasi antara nilai ABI dan nilai MMSE tersebut. Berdasarkan tujuan tersebut, diharapkan penelitian ini dapat membantu proses deteksi dini gangguan kognitif dan PAD penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia, sehingga dapat segera ditangani dengan lebih intensif dan mencegah berlanjutnya kondisi yang lebih buruk. Penelitian mengenai kaitan antara ABI dengan gangguan kognitif pernah dilakukan oleh Luhu Avianto Tapiheru dan oleh Norio Sugawara dkk dengan subyek penelitian yang berbeda. 4

METODE Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam sub bagian geriatri dan endokrinologi serta ilmu saraf. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang dan di rumah masing-masing subyek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2011. Desain penelitian ini adalah crosss sectional. Penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu nilai ankle brachial index dan variabel tergantung adalah status kognitif yang diukur dengan MMSE. Subyek penelitian berjumlah 54 subyek dengan kriteria inklusi subyek adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berusia 60 tahun ke atas dapat diperiksa ABI dan bersedia ikut dalam penelitian ini. Sedangkan kriteria eksklusi subyek adalah subyek memiliki penyakit berat yang mengganggu status kognitif (daya ingat). Pengambilan subyek penelitian dilakukan secara consecutive sampling dimana seluruh pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Data penelitian dikumpulkan dengan mencari catatan medis pasien poliklinik geriatri RSUP Dr. Kariadi yang menderita diabetes mellitus tipe 2 dan sesuai kriteria inklusi. Kemudian pasien tersebut dikunjungi ke masing-masing rumah untuk pengukuran langsung nilai ABI yaitu dengan mengukur tekanan darah di tangan dan kaki kanan maupun kiri dengan menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer air raksa dengan posisi subyek berbaring. Sedangkan status kognitif dinilai dengan menggunakan MMSE yang berjumlah 10 pertanyaan dengan total nilai 30. Setelah data selesai dikumpulkan, data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan software komputer. Hipotesis penelitian ini dilakukan uji hubungan korelasi antara variabel ABI dengan status kemunduran kognitif dengan menggunakan uji Spearman. HASIL Penelitian yang bertujuan untuk mencari korelasi nilai ankle brachial index dengan status kognitif penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia ini telah 5

dilakukan terhadap 54 subyek yang seluruhnya memenuhi kriteria inklusi. Populasi dari penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia sebagai populasi target dan penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia yang memeriksakan diri di poliklinik geriatri Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi sebagai populasi terjangkau. Penentuan subyek penelitian berdasarkan pada data yang diambil dari catatan medik di poliklinik geriatri Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi yang diambil secara consecutive sampling dimana semua pasien yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi, kemudian dilakukan wawancara dan pengukuran status kognitif serta tekanan darah tangan dan kaki di rumah masingmasing subyek penelitian. Pengukuran status kognitif menggunakan Mini Mental State Examination sedangkan pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer raksa dan stetoskop yang kemudian dibandingkan hasil antara pengukuran di kaki dan tangan. Karakteristik umum subyek penelitian terangkum dalam tabel 1 Tabel 5.1. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik n Persentase (%) Jenis Kelamin Pria Wanita 26 28 48,1 % 51,9 % Kelompok Usia 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun >80 tahun 6 14 18 12 4 11, 1 % 25,9 % 33,3 % 22,2 % 7,4 % Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 4 50 7,4 % 92,6 % Status Pernikahan Menikah 38 70,4 % 6

Duda/janda 16 29,6 % Pendidikan Tidak Sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma Sarjana Kadar Gula Darah Puasa 79 mg/dl 80-100 mg/dl 101-125 mg/dl >125 mg/dl Kadar Gula Darah Post Prandial 79 mg/dl 80-144 mg/dl 145-179 mg/dl 180 mg/dl Index Massa Tubuh < 18,5 18,5-23 23-25 >25 Penatalaksanaan DM OHO Insulin Insulin + OHO 3 7 11 25 4 4 3 7 16 28 1 14 13 26 6 18 13 16 47 2 5 5,6 % 13,0 % 20,4 % 46,3 % 7,4 % 7,4 % 5,6 % 13,0 % 29,6 % 51,9 % 1,9 % 25,9 % 24,1 % 48,1 % 11,1 % 33,3 % 24,1 % 29,6 % 87,0 % 3,7 % 9,3 % Hasil pengukuran tekanan darah dan perhitungan nilai ABI serta penilaian status kognitif dengan menggunakan MMSE dapat dilihat pada tabel 2. 7

Tabel 5.2. Karakteristik nilai MMSE dan nilai ABI Karakteristik n Persentase (%) Nilai MMSE Gangguan Kognitif Berat Gangguan Kognitif Sedang Gangguan Kognitif Ringan Normal Nilai ABI Kanan PAD Berat PAD Sedang PAD Ringan Normal Nilai ABI Kiri PAD Berat PAD Sedang PAD Ringan Normal 0 4 5 45 0 0 10 44 0 1 7 46 0 % 7,4 % 9,3 % 83,3 % 0 % 0 % 18,5 % 81,5 % 0% 1,9 % 13,0 % 85,2 % Subyek penelitian yang memiliki nilai ABI maupun nilai MMSE dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3. Subyek Penelitian dengan Gangguan Kognitif dan PAD Kanan Klasifikasi PAD Klasifikasi MMSE Gangguan Gangguan Normal Kognitif Kognitif Total Sedang Ringan 3 1 6 10 ABI Kanan Ringan Normal 1 4 39 44 Total 4 5 45 54 8

Tabel 5.4. Subyek Penelitian dengan Gangguan Kognitif dan PAD Kiri Klasifikasi ABI Kiri PAD Sedang PAD Klasifikasi MMSE Gangguan Gangguan Normal Kognitif Kognitif Sedang Ringan 0 1 0 1 2 2 3 7 Ringan Normal 2 2 42 46 Total 4 5 45 54 Total Hasil dari analisis non parametrik Spearman didapatkan nilai p < 0,05 yaitu terdapat korelasi yang bermakna antara kategori nilai MMSE dengan nilai Ankle Brachial Index baik kanan maupun kiri. Kekuatan korelasi antara nilai ABI Kiri dan nilai MMSE bernilai 0,511 menunjukkan korelasi yang sedang, sedangkan korelasi antara nilai ABI Kanan dan nilai MMSE bernilai 0,323 menunjukkan korelasi yang lemah. Arah korelasi antara nilai ABI baik kanan maupun kiri dengan nilai MMSE menunjukkan korelasi yang positif atau searah sehingga semakin besar nilai suatu variabel semakin besar nilai variabel lainnya begitu pula sebaliknya. Tabel 5.5. Hasil Uji Non-Parametrik Spearman Nilai ABI dan MMSE Korelasi MMSE dan ABI Kiri MMSE dan ABI Kanan Kekuatan korelasi 0,511 0,323 Nilai p 0,000 0,017 Arah korelasi + + PEMBAHASAN Hasil penelitian sesuai pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara nilai ABI baik kanan maupun kiri dengan nilai MMSE dengan arah korelasi yang positif/searah. Korelasi yang positif ini sesuai dengan hipotesis yang telah disebutkan pada bab 3 yaitu nilai ABI yang rendah menunjukkan status 9

kognitif yang rendah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya yaitu nilai ABI yang tinggi menunjukkan status kognitif yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Luhu Avianto Tapiheru tahun 2008 mengenai hubungan antara nilai ABI dengan nilai MMSE pada penderita PAD. Pada penelitian tersebut, didapatkan hasil p = 0,0001 dengan r = 0,926 sehingga menunjukkan korelasi positif antara nilai ABI dengan nilai MMSE. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat sembilan orang yang mengalami gangguan kognitif yang terdiri dari empat orang dengan gangguan kognitif sedang dan lima orang dengan gangguan kognitif ringan. Subyek yang mengalami gangguan kognitif sedang tersebut, tiga orang mengalami PAD ringan dan satu orang memiliki nilai ABI normal. Sedangkan subyek yang mengalami gangguan kognitif ringan, dua orang mengalami PAD ringan, satu orang mengalami PAD ringan dan sedang, dan satu orang memiliki nilai ABI yang normal. Berdasarkan deskripsi tersebut, seorang penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia yang memiliki nilai ABI yang rendah memiliki kemungkinan terjadi gangguan kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan penderita yang memiliki nilai ABI yang normal. Oleh sebab itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu proses deteksi dini gangguan kognitif penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 lanjut usia. Nilai ABI dapat mencerminkan tingkat keparahan PAD sehingga sejak dini dapat dilakukan pencegahan terhadap komplikasi yang lebih lanjut dari diabetes mellitus tipe 2. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya subyek penelitian yang mengalami Peripheral Arterial Disease (PAD) yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai ABI serta subyek penelitian yang mengalami gangguan kognitif yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai MMSE. Hasil tersebut menunjukkan adanya korelasi yang positif antara nilai ABI dengan status kognitif (nilai MMSE) penderita diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia sehingga dapat menjawab hipotesis penelitian bahwa semakin rendah nilai ABI semakin rendah pula status kognitifnya (nilai MMSE) dan begitu pula sebaliknya, semakin tinggi nilai ABI semakin tinggi pula status kognitifnya 10

(nilai MMSE). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu dengan subyek penelitian yang berbeda. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan alat ukur yang sesuai standar diperlukan untuk menganalisis lebih dalam mengenai PAD yang terkait dengan ABI sebagai alat ukur yang mudah dan kaitannya dengan status kognitif. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan subyek penelitian yang telah terjadi PAD ataupun gangguan kognitif sehingga dapat menganalisis penyebab-penyebab lain dari PAD maupun gangguan kognitif. Selain itu, perlu dilakukan analisis terkait perbedaan ABI kanan dan kiri yang belum dianalisis pada penelitian ini. Pemantauan kondisi pasien diabetes mellitus tipe 2 lanjut usia perlu terus dilakukan dengan baik agar penderita dapat memperoleh ketenangan dalam menjalani hidupnya dengan kondisi fungsional yang baik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Bambang Joni, Sp.PD.KGER sebagai Kepala Instalasi Geriatri yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian di poliklinik geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. Rasa terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan bimbingan dan arahan keseluruhan proses pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Neni Susilaningsih, M.Si.Med yang telah memberikan masukan kepada penulis terkait penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. Dwi Pudjonarko, Sp.S dan dr. K. Heri Nugroho, Sp.PD.KEMD selaku reviewer atas masukan yang diberikan. Tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada subyek penelitian dan keluarga serta petugas di poliklinik geriatri RSUP Dr. Kariadi yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan penuh dalam penelitian ini. 11

DAFTAR PUSTAKA 1. Soejono CH. Pengkajian paripurna pada pasien geriatri. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006; hal. 1415. 2. Martono H, Pranarka K, Rahayu RA, Joni B, Huda IS, Murti Y. Diabetes Mellitus pada lanjut usia. Dalam: Darmono, Suhartono T, Pemayun TGD, Padmomartono FS. Naskah lengkap Diabetes Mellitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit dalam. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007; hal.301. 3. Schteingart DE, Pankreas: Metabolisme glukosa dan Diabetes Mellitus. Dalam: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 2 (terjemahan dari pathophysiology: clinical concepts of disease processes). Jakarta: EGC, 2005; hal. 1262. 4. Stephenson TJ. Sistem endokrin endokrin pankreas: Diabetes Mellitus. Dalam: Sarjadi. Patologi Umum dan Sistematik (terjemahan dari: General and Systematic Pathology). Jakarta: EGC, 2000; hal. 537-539. 5. Suryadi. Penelitian mengenai hubungan antara tingkat gangguan kognitif dengan stadium retinopati diabetika pada diabetes mellitus tipe 2. Tesis. Semarang: Fakultas Kedokteran Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2004. 6. Tapiheru LA. Penelitian mengenai hubungan nilai ankle brachial indexs (ABI) dengan skor mini mental state examination (MMSE) dan clock drawing test (CDT) pada penderita peripheral arterial disease (PAD). Tesis. Medan: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran USU / RSUP H. Adam Malik; 2008. 12